Persepsi Masyarakat Petani Dan Pedagang Terhadap Keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA) Harangan Sidua-Dua (Studi Kasus: Nagori Saribudolok, Kecamatan Silimakuta, Kab.Simalungun)

(1)

PERSEPSI MASYARAKAT PETANI DAN PEDAGANG

TERHADAP KEBERADAAN SUB TERMINAL

AGRIBISNIS (STA) HARANGAN SIDUA-DUA

(Studi Kasus: Nagori Saribudolok, Kecamatan Silimakuta, Kab.Simalungun)

SKRIPSI

FREDDY H SIBURIAN 040304062

SEP – AGRIBISNIS

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

PERSEPSI MASYARAKAT PETANI DAN PEDAGANG

TERHADAP KEBERADAAN SUB TERMINAL

AGRIBISNIS (STA) HARANGAN SIDUA-DUA

(Studi Kasus: Nagori Saribudolok, Kecamatan Silimakuta, Kab.Simalungun)

SKRIPSI

FREDDY H SIBURIAN 040304062

SEP – AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh, Komisi Pembimbing

(Ir. Luhut Sihombing, MP) (Ir. Thomson Sebayang, MT)

Ketua Anggota

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

RINGKASAN

Freddy Harianto Siburian ( 040304062) dengan judul skripsi PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN SUB TERMINAL

AFRIBISNIS (STA) HARANGAN SIDUA – DUA NAGORI SARIBUDOLOK . Penelitian ini di bimbing oleh Bapak Ir.Luhut Sihombing, MP sebagai ketua komisi pembimbing dan Bapak Ir. Thomson Sebayang, MT sebagai anggota komisi pembimbing.Tujuan penelitian ini adalah :Untuk mengetahui Mengetahui perkembangan Sub Terminal Agribisnis diHarangan Sidua – dua Nagori

Saribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun,mengetahui persepsi masyarakat terhadap keberadaan Sub Terminal Agribisnis di Harangan Sidua – dua nagori Saribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun dan mengetahui harapan masyarakat terhadap keberadaan Sub Terminal Agribisnis nagori Harangan Sidua-dua Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun Mteode yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling dengan jumlah sample petani sebanyak 86 petani dan sample pedagang sebanyak 10 orang. Metode analisis yang digunakan adalah tehnik penskalaan skala linkert dan metode deskriptif. Adapun hasil penelitian yang diperoleh sebagai berikut:

1. Perkembangan Sub Terminal Agribisnis (STA) harangan Sidua – dua Nagori Saribudolok adalh berkembang sangat lambat dengan kondisi STA yang belum berjalan sesuai dengan fungsinya.

2. Persepsi masyarakat petani terhadap keberadaan Sub Terminal Agribisnis ( STA) Harangan Sidua – dua Nagori Saribudolok Kecamatan Silimakuta adalah negatif dimana dari jumlah sampel sebanyak 86 sampel,50 sampel mempunyai persepsi negatif terhadap keberadaan Sub Terminal


(4)

(STA)Agribisnis,dan sebanyak 30 sampel memiliki persepsi positif terhadap keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA) dan persepsi masyarakat pedangang terhadap keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA) adalah ragu – ragu dimana dari jumlah sampel sebanyak 10 sampel, sebanyak 5 sampel memiliki persepsi negatif dan sebanyak 5 sampel memiliki persepsi positif terhadap keberadaan Sub Terminal Agribisnis ( STA)

3. Harapan masyarakat terhadap keberadaan Sub Terminal Agribisnis adalah sebagai berikut

a) gar pemerintah Kabupaten Simalungun memperhatikan konsidi Sub Terminal Agribisnis baik dari segi pengelolaan

manajemen,fungsi Sub Terminal Agribisnisdan Infrastruktur Agribisnis dimana Sub Terminal Agribisnis (STA) ini ke depan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani Simalungun yang secara umum masyarkatnya hidup dari mata pencaharian sebagai petani

b) PD Agromadear sebagai Perusahaan Daerah yang di hunjuk oleh Pemerintah Kabupaten Simalungun diharapkan oleh

masyarakat mampu menjalankan fungsi sesuai dengan tanggung jawab yang di embankan kepada PD. Agromadear di dalam pengembangan kawasan Sub Terminal Agribisnis ( STA) Harangan Sidua Dua Nagori Saribudolok


(5)

Dan mampu menjalin kerjasama dengan masyarakat di dalam pengembangannya


(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Laksa kecamtan Pakkat Kabupaten Humbanghasundutan,pada tanggal 11 April 1986 .Anak dari Bapak J.Siburian dan Ibu B. Br. Marbun.penulis merupakan anak pertama dari lima bersaudara

Pendidikan yang di tempuh penulis adalah sebagai berikut:

1. Tahun 1992 masuk Sekolah Dasar negeri (SDN) No.173483 Laksa dan pada tahun 1997 pindah ke Sekolah Dasar (SD) Parulian B medan dan tamat pada tahun 19198

2. Pada tahun 1998 masuk di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTPN 8 Medan,dan tamat pada 2001

3. Pada tahun 2001 masuk ke Sekolah Menengah Umum di SMUN 14 Medan dan tamat pada tahun 2004

4. Pada tahun 2004 di terima di Universitas Sumatera Utara di Fakultas Pertanian Program Studi Agribisnis melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB)

5. Bulan Juli – Agustus 2008 melakukan Praktek kerja Lapangan di Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten Simalungun

6. Bulan November 2010 melakukan Penelitian di Nagori Saribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih Tuhan Yesus Kristus ,karena kasih dan AnugerahNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul skripsi ini adalah PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN SUB TERMINAL AFRIBISNIS (STA) HARANGAN SIDUA – DUA

NAGORI SARIBUDOLOK

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Ir. Luhut Sihombing,MP sebagai ketua komisi pembimbing 2. Bapak Ir.Thomson Sebayang sebagai anggota komisi pembimbing 3. Seluruh dosen, staff dan pegawai di Departemen Agribisnis

4. Bapak camat dan staff di kecamatan Silimakuta,Bapak Lurah dan staff nagori Saribudolok,BAPPEDA Simalungun

5. Seluruh masyarakat nagori Saribudolok yang bersedia meluangkan waktu untuk membantu penulis selama penelitian

6. Kepada teman – teman seperjuangan yang tetap memberikan motivasi kepada penulis ( Jhon Riaman Purba,SP, Horja Sihombing, Riduan M Rumapea, Julpri P.A, Perdinand Markos Sinaga.Spd ,Febri Andre Sihombing,.Rambo Panjaitan,Liza Meuthia )

Dan secara khusus penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besaranya kepada: Kedua orang tua saya J Siburian dan B br. Marbun atas dukungan dan pengorbanaanya yang tak terhingga, saudara/ri saya Eva yanti,Evi


(8)

Sulastri,fitri Lisya dan Donal Siburian yang mendukung untuk tetap semangat dan terus berjuang untuk boleh menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari kekurangan dan keterbatasan dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu masukan dan kritikan yang membangun sangat diharapkan untuk dapat meningkatkan kualitas skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan dan untuk kepentingan penelitian selanjutnya.

Medan, Desember 2008


(9)

DAFTAR ISI

RINGKASAN ... i

RIWAYAT HIDUP ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ... ix

DAFTAR GAMBAR ... ....x

DAFTAR LAMPIRAN ... ....xi

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Kegunaan Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 7

2.1 Tinjauan Pustaka ... 7

2.2 Landasan Teori ... 12

2.3 Kerangka Pemikiran ... 20

2.4 Hipotesis Penelitian ... 23

III. METODE PENELITIAN ... 24

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 24

3.2 Metode Pengambilan Sampel ... 24

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 25

3.4 Metode Analisis Data ... 26

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional ... 27

3.5.1 Defenisi ... 27

3.5.2 Batasan Operasional ... 28

IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ... 29

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ... 29

4.1.1 Luas Daerah dan Tpografi Desa ... 29

4.1.2 Tata Guna Lahan ... 29

4.1.3 Keadaan Penduduk ... 30

4.1.4 Sosial Ekonomi ... 33


(10)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35 5.1 Mengetahui Perkembangan Sub Terminal Agribisnis

(STA) Harangan Sidua- dua Nagori Saribudolok... 35 5.2 Persepsi Petani Dan Pedagang Terhadap Sub

Terminal Agribisnis (STA)...40 5.3 Harapan Masyarakat Terhadap Pengembangan

STA Harangan Sidua – dua Nagori Saribudolok ...42

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... 44 6.2 Saran ... 44 DAFTAR PUSTAKA


(11)

DAFTAR TABEL

N0 JUDUL Hal

1. Data jumlah sampel...25

2. Luas Lahan Berdasarkan Penggunaan Lahan...30

3. Distribusi penduduk menurut usia di Kelurahan Saribudolok...31

4. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal di Kelurahan Saribudolok...32

5. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasakan Mata Pencaharian...21

6. Karakteristik Sampel...33

7. Persepsi petani terhadap keberadaan Sub terminal Agribisnis...41


(12)

DAFTAR GAMBAR

NO JUDUL Hal


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

NO JUDUL

1. Karakteristik petani sampel di Nagori Saribudolok 2. Karakteristik pedagang sampel di Nagori Saribudolok 3. Daftar kuisioner petani sampel

4. Daftar kuisioner pedagang sampel

5. Jawaban / persepsi petani sampel terhadap keberadaan STA Saribudolok ( dalam huruf )

6. Jawaban / persepsi pedagang sampel terhadap keberadaan STA Saribudolok ( dalam huruf)

7. Jawaban / Persepsi Petani Sampel Terhadap Keberadaan STA Saribudolok ( Dalam Angka )

8. Jawaban / Persepsi Pedagang Sampel Terhadap Keberadaan STA di Saribudolok ( dalam Angka )

9. Total Skor Pernyataan Petani Sampel terhadap Keberadaan STA Saribudolok

10. Total Skor Pernyataan Pedagang Sampel terhadap Keberadaan STA Saribudolok.

11. Nilai Skala Katagori Jawaban Persepsi Petani dan Pedagang Sampel Terhadap Keberadaan STA Saribudolok

12. Total Nilai Skala Katagori Jawaban / Persepsi Pernyataan Petani dan Pedagang Sampel Terhadap Keberadaan STA Saribudolok

13. Skor Persepsi Petani sampel dan interpretasi terhadap Kebradaan STA Saribudolok

14. Skor Persepsi Pedagang sampel dan interpretasi terhadap Keberadaan STA Saribudolok


(14)

RINGKASAN

Freddy Harianto Siburian ( 040304062) dengan judul skripsi PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN SUB TERMINAL

AFRIBISNIS (STA) HARANGAN SIDUA – DUA NAGORI SARIBUDOLOK . Penelitian ini di bimbing oleh Bapak Ir.Luhut Sihombing, MP sebagai ketua komisi pembimbing dan Bapak Ir. Thomson Sebayang, MT sebagai anggota komisi pembimbing.Tujuan penelitian ini adalah :Untuk mengetahui Mengetahui perkembangan Sub Terminal Agribisnis diHarangan Sidua – dua Nagori

Saribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun,mengetahui persepsi masyarakat terhadap keberadaan Sub Terminal Agribisnis di Harangan Sidua – dua nagori Saribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun dan mengetahui harapan masyarakat terhadap keberadaan Sub Terminal Agribisnis nagori Harangan Sidua-dua Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun Mteode yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling dengan jumlah sample petani sebanyak 86 petani dan sample pedagang sebanyak 10 orang. Metode analisis yang digunakan adalah tehnik penskalaan skala linkert dan metode deskriptif. Adapun hasil penelitian yang diperoleh sebagai berikut:

1. Perkembangan Sub Terminal Agribisnis (STA) harangan Sidua – dua Nagori Saribudolok adalh berkembang sangat lambat dengan kondisi STA yang belum berjalan sesuai dengan fungsinya.

2. Persepsi masyarakat petani terhadap keberadaan Sub Terminal Agribisnis ( STA) Harangan Sidua – dua Nagori Saribudolok Kecamatan Silimakuta adalah negatif dimana dari jumlah sampel sebanyak 86 sampel,50 sampel mempunyai persepsi negatif terhadap keberadaan Sub Terminal


(15)

(STA)Agribisnis,dan sebanyak 30 sampel memiliki persepsi positif terhadap keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA) dan persepsi masyarakat pedangang terhadap keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA) adalah ragu – ragu dimana dari jumlah sampel sebanyak 10 sampel, sebanyak 5 sampel memiliki persepsi negatif dan sebanyak 5 sampel memiliki persepsi positif terhadap keberadaan Sub Terminal Agribisnis ( STA)

3. Harapan masyarakat terhadap keberadaan Sub Terminal Agribisnis adalah sebagai berikut

a) gar pemerintah Kabupaten Simalungun memperhatikan konsidi Sub Terminal Agribisnis baik dari segi pengelolaan

manajemen,fungsi Sub Terminal Agribisnisdan Infrastruktur Agribisnis dimana Sub Terminal Agribisnis (STA) ini ke depan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani Simalungun yang secara umum masyarkatnya hidup dari mata pencaharian sebagai petani

b) PD Agromadear sebagai Perusahaan Daerah yang di hunjuk oleh Pemerintah Kabupaten Simalungun diharapkan oleh

masyarakat mampu menjalankan fungsi sesuai dengan tanggung jawab yang di embankan kepada PD. Agromadear di dalam pengembangan kawasan Sub Terminal Agribisnis ( STA) Harangan Sidua Dua Nagori Saribudolok


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang

Pertanian merupakan sektor terbesar dalam hampir setiap ekonomi negara berkembang. Sektor ini menyediakan pangan bagi sebagian besar penduduknya, memberi lapangan pekerjaan bagi hampir seluruh angkatan kerja yang ada, menghasilkan bahan mentah bahan baku atau penolong bagi industri dan menjadi sumber terbesar bagi penerimaan devisa negara.

(Sapuan dan Silitonga, 1994)

Indonesia telah lama dikenal sebagai negara agraris. Lebih dari 50% penduduk hidup dari kegiatan yang langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan pertanian di pedesaan. Dengan lahan yang luas, tingkat kesuburan yang tinggi serta jumlah tenaga kerja yang melimpah dapat diharapkan sektor pertanian menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi nasional kita

(Oudjeans, 2006)

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagain sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Dengan demikian sebagian besar penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Keadaan seperti ini menuntut kebijakan sektor pertanian yang disesuaikan dengan keadaan dan perkembangan yang terjadi dilapangan dalam mengatasi berbagai persoalan yang menyangkut kesejahteraan bangsa.


(17)

Pembangunan pertanian melalui kegiatan agribisnis terutama dalam kaitannya dengan perbaikan infrastruktur ekonomi masyarakat pasca krisis ekonomi sudah saatnya di implementasikan dalam kegiatan rill di tingkat petani maupun para pelaku agribisnis lainnya secara komprehensif.

(Anugerah, 2004)

Mengikuti analisis klasik dari Kuznets (1964) pertanian di negara – negara sedang berkembang (NSB) merupakan suatu sektor ekonomi yang sangat potensial dalam empat bentuk kontribusinya terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional yaitu sebagai berikut: Ekspansi dari sektor-sektor ekonomi non-pertanian sangat tergantung pada produk produk dari sektor non-pertanian bukan saja untuk kelangsungan pertumbuhan suplai makanan tetapi juga untuk penyediaan bahan-bahan baku untuk keperluan kegiatan produksi di sektor-sektor non-pertanian tersebut, terutama industri pengolahan seperti industri industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian jadi barang barang dari kulit dan farmasi, Kurnets menyebut ini kontribusi produk. Kesenjangan antara kawasan perkotaan dan perdesaan serta kemiskinan di perdesaan telah mendorong upaya-upaya pembangungan di kawasan perdesaan. Meskipun demikian, pendekatan pengembangan kawasan perdesaan seringkali dipisahkan dari kawasan perkotaan. Hal ini telah mengakibatkan terjadinya proses urban bias yaitu pengembangan kawasan perdesaan yang pada awalnya ditujukan untuk meningkatkan kawasan kesejahteraan masyarakat perdesaan malah berakibat sebaliknya yaitu tersedotnya potensi perdesaan ke perkotaan baik dari sisi sumber daya manusia, alam, bahkan modal (Sapuan dan Silitonga,1994).


(18)

Pertanian merupakan sektor terbesar dalam hampir setiap ekonomi negara berkembang. Sektor ini menyediakan pangan bagi sebagian besar penduduknya memberikan lapangan pekerjaan bagi hampir seluruh angkatan kerja yang ada, menghasilkan bahan mentah, bahan baku atau penolong bagi industri, dan menjadi sumber terbesar bagi penerimaan kas devisa Negara.

(Sapuan dan Silitonga, 1994)

Pembangunan pertanian merupakan langkah awal dalam strategi pembangunan jangka panjang. Sejalan dengan upaya-upaya praktis sebagai implementasi kebijaksanaan dan strategi pembangunan petanian, berkembang pula ragam ilmu di bidang pertanian. Pembangunan pertanian merupakan fenomena yang kompleks. Pertanian sebagai suatu industri biologis melibatkan makhluk hidup yang berinteraksi dengan lingkungannya dimana makhluk hidup tersebut maupun tanaman hewan maupun mikroorganisme memanfaatkan energi, hara mineral dan bahan lain yang disediakan alam semesta. Semakin besar peran pertanian sebagai sektor pemimpin. Konsep dasar dari pentingnya pertanian sebagai sektor pemimpin dalam pembangunan ekonomi nasional dapat di lihat dalam pernyataan Simatupang dan Syafa’at (2000) sebagai berikut: Sektor andalan perekonomian adalah sektor yang meniliki ketangguhan dan kemampauan tinggi. Sektor andalan meerupakan tulang punggung dan mesin penggerak perekonomian sehingga dapat pula disebut sebagai sektor kunci atau sektor pemimpin


(19)

Sub Terminal Agribisnis (STA) sebagai infrastruktur pemasaran bermanfaat untuk (1) memperlancar kegiatan dan meningkatkan efisiensi pemasaran komoditas agribisnis yang meliputi: sebagai pusat transaksi hasil–hasil agribisnis, memperbaiki struktur pasar, cara dan jaringan pemasaran, sebagai pusat informasi pertanian, serta sebagai sarana promosi produk pertanian (2) mempermudah pembinaan mutu hasil–hasil agribisnis yang meliputi: penyediaan air bersih, es, gudang, melatih para petani dan pedagang dalam penanganan dan pengemasan hasil – hasil pertanian (3) sebagai wadah bagi pelaku agribisnis untuk merancang bangun pengembangan agribisnis, mengsinkronkan kebutuhan /permintaan pasar dengan manajemen lahan, pola tanam, kebutuhan saprodi, dan permodalan serta peningkatan SDM pemasaran (4) peningkatan pendapatan daerah melalui jasa pelayanan pemasaran, dan (5) pengembangan agribisnis dan wilayah


(20)

1. 2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dirumuskan beberapa permasalahan penelitian dalam bentuk pertanyaan sebagi berikut:

1) Bagaimana perkembangan Sub Terminal Agribisnis (STA) di nagori Harangan Sidua-dua kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun ?

2) Bagaimana persepsi masyarakat terhadap keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA) di Harangan Sidua – dua Nagori Saribudolok Kecamatan Silimakuta ?

3) Bagaimana harapan masyarakat terhadap keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA) di Harangan Sidua – dua Nagori Saribudolok Kecamatan Silimakuta ?

1. 3. Tujuan Penelitian

1) Mengetahui perkembangan Sub Terminal Agribisnis (STA) di Harangan Sidua – dua Nagori Saribudolok Kecamatan Silimakuta ?

2) Mengetahui persepsi masyarakat terhadap keberadaan Sub Terminal Agribisnis(STA) di Harangan Sidua – dua Nagori Saribudolok Kecamatan Silimakuta ?

3) Mengetahui harapan masyarakat terhadap keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA) di Harangan Sidua – dua Nagori Saribudolok Kecamatan Silimakuta


(21)

1. 4. Kegunaan Penelitan

Adapun kegunaan penelitian ini adalah :

1) Sebagai bahan informasi dan bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dan kebijaksanaan dalam pengembangan Sub Terminal Agribisnis (STA)

2) Sebagai bahan informasi atau referensi bagi pihak – pihak yang membutuhkan.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI , KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2. 1. Tinjauan Pustaka

Banyak ahli yang mencoba membuat definisi dari ‘persepsi’. Beberapa di antaranya adalah:

1. Persepsi merupakan proses yang terjadi di dalam diri individu yang dimulai dengan diterimanya rangsang, sampai rangsang itu disadari dan dimengerti oleh individu sehingga individu dapat mengenali dirinya sendiri dan keadaan di sekitarnya (Bimo Walgito).

2. Persepsi merupakan proses pengorganisasian dan penginterpretasian terhadap stimulus oleh organisme atau individu sehingga didapat sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu (Davidoff).

3. Persepsi ialah interpretasi tentang apa yang diinderakan atau dirasakan individu (Bower).

4. Persepsi merupakan suatu proses pengenalan maupun proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu (Gibson).

5. Persepsi juga mencakup konteks kehidupan sosial, sehingga dikenallah persepsi sosial. Persepsi sosial merupakan suatu proses yang terjadi dalam diri seseorang yang bertujuan untuk mengetahui, menginterpretasi, dan mengevaluasi orang lain yang dipersepsi, baik mengenai sifatnya,


(23)

kualitasnya, ataupun keadaan lain yang ada dalam diri orang yang dipersepsi sehingga terbentuk gambaran mengenai orang lain sebagai objek persepsi tersebut (Lindzey & Aronson).

6. Persepsi merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang individu (Krech).

7. Persepsi merupakan suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya.

Persepsi pada hakikatnya adalah merupakan proses penilaian seseorang terhadap obyek tertentu. Menurut Young (1956) persepsi merupakan aktivitas mengindera, mengintegrasikan dan memberikan penilaian pada obyek-obyek fisik maupun obyek sosial, dan penginderaan tersebut tergantung pada stimulus fisik dan stimulus sosial yang ada di lingkungannya. Sensasi-sensasi dari lingkungan akan diolah bersama-sama dengan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya baik hal itu berupa harapan-harapan, nilai-nilai, sikap, ingatan dan lain-lain. Branca (1965) mengemukakan: Perceptions are orientative reactions to stimuli. They have in past been determined by the past history and the present attitude of the perceiver. Sedangkan menurut Wagito (1981) menyatakan bahwa persepsi merupakan proses psikologis dan hasil dari penginderaan serta proses terakhir dari kesadaran, sehingga membentuk proses berpikir.(Azwar,1997)


(24)

Persepsi adalah suatu proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian, pendapat, merasakan dan menginterpretasikan sesuatu berdasarkan informasi yang ditampilkan dari sumber lain (yang dipersepsi). Melalui persepsi kita dapat mengenali dunia sekitar kita, yaitu seluruh dunia yang terdiri dari benda serta manusia dengan segala kejadian-kejadiannya. (Meider, 1958). Dengan persepsi kita dapat berinteraksi dengan dunia sekeliling kita, khususnya antar manusia. Dalam kehidupan sosial di kelas tidak lepas dari interaksi antara mahasiswa dengan mahasiswa, antara mahasiswa dengan dosen. Adanya interaksi antar komponen yang ada di dalam kelas menjadikan masing-masing komponen (mahasiswa dan dosen) akan saling memberikan tanggapan, penilaian dan persepsinya. Adanya persepsi ini adalah penting agar dapat menumbuhkan komunikasi aktif, sehingga dapat meningkatkan kapasitas belajar di kelas.

(Anugerah, 2004)

Keberadaan STA dibutuhkan berdasarkan pada pertimbangan spesialisasi komoditas hasil – hasil pertanian yang ditangani dalam arti luas, terutama terhadap transaksi yang dilakukan atas keragaman komoditas yang ditangani seperti komoditi tanaman pangan dan hortikultura, peternakan, perkebunan, dan perikanan dimana penanganan dan dukungan sarana prasarana pemasaran yang diperlukan serta penanganan mutu terhadap jenis-jenis produk di atas sangat berbeda. Begitu pula berdasarkan lokasi maupun waktu penanagannya seperti yang telah dicoba dilakukan oleh Badan Agribisnis Departemen Pertanian di beberapa tempat. Perkembangan lebih lanjut dari permbentukan STA saat ini lebih dicoba pada beberapa lokasi saja. Nampaknya dorongan dari konsep


(25)

otonomisasi dan desentralisasi pembangunan serta adanya pencapaian target Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari kegiatan STA cenderung pembuat kebijakan di tingkat makro belum sepenuhnya menjabarkan arti dari pertumbuhan ekonomi sektor pertanian yang positif tesebut secara dalam bentuk tindakan riil yang meberikan perubahan positip bagi para pelaku kegiatan usaha pertanian di tingkat produsen. Pertumbuhan positip sektor pertanian yang cukup di banggakan oleh para petinggi di sektor pertanian belum menjadi kebangaan nyata di tingkat petani.Tingkat kesejahteraan petani terus menurun sejalan dengan persoalan persoalan klasik di dalamnya sekaligus menjadi bagian dan dilema dari sebuah kegiatan agribisnis di tingkat produsen pertanian. Tingkat keuntungan kegiatan agribisnis selama ini lebih banyak di nikmati oleh para –pedagang dan pelaku agtribisnis lainnya di hilir (Anugerah, 2004)

Pemasaran hasil sebagai faktor penentu keberhasilan sebuah usaha masih menjadi kendala utama bagi petani kita. Posisi petani dalam rantai tata niaga (pemasaran) sangat lemah. Beberapa sebab yang menjadikan lemahnya posisi petani dalam rantai tata niaga adalah pertama, market share (pangsa pasar) petani relatif terbatas, sehingga petani hanya akan bertindak sebagai penerima harga, bukan penentu harga. Kedua, komoditas yang dihasilkan umumnya cepat rusak, sehingga mengharuskan untuk menjualnya secepat mungkin. Ketiga, lokasi produksi yang relatif terpencil sehingga kesulitan akses transportasi pengangkutan hasil produksi. Faktor keempat adalah kurangnya informasi harga, kualitas dan kuantitas yang diinginkan oleh konsumen, sehingga membuat petani dengan mudah diperdaya oleh lembaga-lembaga pemasaran yang berhubungan langsung


(26)

dengan petani. Kelima, kebijakan pemerintah masih jauh dari menguntungkan petani. Kebijakan-kebijakan yang ada lebih menguntungkan mereka-mereka yang terlibat dalam rantai tata niaga ketimbang petani. Dan faktor kelima inilah yang selalu dipandang menjadi biang keladi miskinnya kaum tani. Melihat hal demikian itu, banyak kalangan yang terus mendesak pemerintah agar membuat kebijakan yang dapat menguntungkan petani. Dan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, pendekatan kebijakan berupa kelembagaan pasar lelang mulai digunakan sebagai sebuah upaya pengembangan produsen (petani), yakni dengan Sub Terminal Agribisnis (STA). Pemasaran yang terjadi di STA diharapkan lebih efisien dibandingkan dengan pemasaran di pasar-pasar biasa. Kegiatan jual beli yang berlangsung di STA terjadi antara penjual produk hortikultura sayuran dataran tinggi dalam hal ini produsen (petani) atau pedagang pengumpul dengan pembeli baik pedagang besar maupun konsumen dengan cara negosiasi (tawar menawar) dengan patokan harga dari petani, sehingga diharapkan petani tidak dirugikan. Pola pendekatan kebijakan ini memang cukup signifikan bagi pengembangan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan petani. Kebutuhan pasar bagi produk-produk pertanian (holtikultura) akan tertampung dan terpasarkan. Lokasi STA yang relatif strategis dan dapat dijangkau dengan mudah bagi penjual (petani) dan pembeli. Dengan sistem pengelolaan yang sederhana dan tanpa campur tangan pihak luar, menjadikan mata rantai birokrasi menjadi efisien. Selain itu, dengan model STA ini petani selaku penjual dapat membuat margin (patokan) harga terhadap produk mereka. Sehingga, kesejahteraan petani akan lebih meningkat


(27)

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menjembatani persoalan di atas, baik melalui program internal sektoral maupun dalam kegiatan memperdayakan ekonomi lokal secara otonom dengan kebijakan kebijakan daerah salah satu upaya yang telah di kembangkan dalam rangkaian kegiatan agribinis di tempat produsen, adalah melalui pemasaran komoditas pertanian dengan pendekatan kelembagaan pasar lelang, Sub Terminal Agribisnis (STA) maupun Terminal Agribisnis (TA). Sejak di sosialisasikan konsep tersebut beberapa waktu yang lalu, telah dibangun tidak kurang dari 25 TA/STA, baik melalui dana APBD serta dengan bantuan APBN sektor pertanian, walaupun belum sepenuhnya berfungsi seperti yang diharapkan (Anugerah, 2004)

2.1

. Landasan Teori

Persepsi adalah suatu proses yang kompleks dimana kita menerima dan menyadap informasi dari lingkungan (Fleming & Levie, 1978). Persepsi juga merupakan proses psikologis sebagai hasil penginderaan serta proses terakhir dari kesadaran, sehingga membentuk proses berpikir. Persepsi seseorang akan mempengaruhi proses belajar (minat) dan mendorong mahasiswa untuk melaksanakan sesuatu (motivasi) belajar. Oleh karena itu menurut Walgito (1981), persepsi merupakan kesan yang pertama untuk mencapai suatu keberhasilan. .

(Azwar,1997)

Sikap adalah suatu hal yang menentukan sifat, hahikat, baik perbuatan sekarang maupun yang akan datang. Sikap adalah suatu predisposisi (keadaan mudah terpengaruh terhadap seseorang) ide atau objek yang berisi komponen- komponen


(28)

cognitive, affective dan behavior (Zimbardo dan Ebbesen). Sikap adalah organisasi yang tetap dari proses motivasi, emosi, persepsi atau pengamatan atas suatu aspek dari kehidupan individu (D. Krech and RS. Crutchfield). Sikap adalah predisposisi yang dipelajari yang mempengaruhi tingkah laku, berubah dalam hal intensitasnya, biasanya konsisten sepanjang waktu dalam situasi yang sama dan komposisinya hampir selalu kompleks.

Tiap- tiap sikap memiliki tiga aspek yaitu :

a. Aspek Kognitif: yaitu yang berhubungan dengan gejala mengenal pikiran. Hal ini berarti berwujud pengolahan, pengalaman dan keyakinan serta harapan individu tentang objek atau kelompok objek tertentu.

b. Aspek Afektif: yaitu berwujud proses yang menyangkut perasaan- perasaan tertentu seperti ketakutan, kedengkian, simpatik, antipati, dan sebagainya yang ditujukan kepada objek- objek tertentu.

c. Aspek Konatif (Behavior): yaitu berwujud proses tendensi/ kecenderungan untuk berbuat sesuatu objek.

Sikap memiliki beberapa fungsi yakni: a. Sebagai alat untuk menyesuaikan diri b. Sebagai alat pengatur tingkah laku

c. Sebagai alat pengatur pengalaman- pengalaman d. Sebagai pernyataan kepribadian

(Ahmadi Abu, 2007).

Sub Terminal Agribisnis (STA) sebagai infrastruktur pemasaran bermanfaat untuk (1) memperlancar kegiatan dan meningkatkan efisiensi pemasaran komoditas


(29)

agribisnis yang meliputi: sebagai pusat transaksi hasil–hasil agribisnis, memperbaiki struktur pasar, cara dan jaringan pemasaran, sebagai pusat informasi pertanian, serta sebagai sarana promosi produk pertanian (2) mempermudah pembinaan mutu hasil–hasil agribisnis yang meliputi: penyediaan air bersih, es, gudang, melatih para petani dan pedagang dalam penanganan dan pengemasan hasil – hasil pertanian (3) sebagai wadah bagi pelaku agribisnis untuk merancang bangun pengembangan agribisnis, mengsinkronkan kebutuhan /permintaan pasar dengan manajemen lahan, pola tanam, kebutuhan saprodi, dan permodalan serta peningkatan SDM pemasaran (4) peningkatan pendapatan daerah melalui jasa pelayanan pemasaran, dan (5) pengembangan agribisnis dan wilayah

(Anugerah, 2004 )

Menurut Badan Agribisnis Departemen Pertanian (2000) STA merupakan infrastruktur pemasaran untuk transaksi jual beli hasil – hasil pertanian baik untuk transaksi fisik (lelang, langganan, pasar spot) maupun non fisik (kontrak, pesanan, future market). STA berfungsi pula untuk pembinaan peningkatan mutu produksi sesuai dengan permintaan pasar, pusat informasi, promosi dan tempat latihan atau magang dalam upaya pengembangan peningkatan sumber daya manusia (Anugerah, 2004)

Sasaran utama pembangunan Sub Teminal Agribisnis pada dasarnya adalah untuk meningkatkan nilai tambah bagi petani pelaku pasar, disamping untuk mendidik petani untuk memperbaiki kualitas produknya sekalihus mengubah pola pikir ke


(30)

arah agribisnis serta menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah di samping untuk mengembangkan akses pasar

(Badan Agribisnis Departemen Pertanian, 2000)

Sub Terminal Agribisnis (STA),menurut Badan Agribisnis Departemen Pertanian (2000) merupakan perwujudan atas fenomena yang selama ini berkembang dalam pemasaran komoditas pertanian dan sekaligus sebagai bagian dari rangkaian kegiatan agribisnis. Pemasaran komoditas pertanian selama ini, pada umumnya mempunyai mata rantai yang panjang ,mulai dari petani produsen, pedagang pengumpul, pedagang besar hingga ke konsumen, sehingga mengakibatkan kecilnya keuntungan yang di peroleh petani. Konsumen membayar lebih mahal dari harga yang selayaknya ditawarkan sehingga biaya pemasaran (marketing cost) dari produsen ke konsumen menjadi tinggi. Fenomena lain menunjukkan bahwa jaminan pasar merupakan pra-syarat utama yang menentukan tingkat keuntungan suatu komoditas, termasuk di dalamnya indikasi tentang daya tampung dan potensi pengembangan pasar, tingkat efisiensi distribusi, kesesuaian agroekosistem, ketersediaan dan peluang pengembangan teknologi pertanian. Di sisi lain pola pemasaran tidak mampu menunjang upaya pengembangan berbagai jenis komoditas. Lemahnya posisi rebut tawar petani serta semakin banyaknya produksi pesaing dari impor komoditas yang sama di pasar dalam negeri, menuntut upaya peningkatan efisiensi pemasaran dengan mengembangkan infrastruktur pemasaran (Anugerah, 2004).


(31)

STA menurut Tanjung (2001) merupakan infrastruktur pemasaran sebagai tempat transaksi jual beli hasil – hasil pertanian baik transaksi fisik maupun non fisik yang terletak di sentra produksi. Dengan demikian penekanannya adalah bahwa STA merupakan sarana pemasaran yang dilakukan pada sentra produsen (Anugerah, 2004)

Sub Terminal Agribisnis merupakan perwujudan atas fenomena yang selama ini berkembang dalam tatanan pemasaran komoditas pertanian dan sekaligus sebagi bagian dari rangkaian kegiatan agribisnis di mana selama ini pemasaran komoditas komoditas pertanian pada umumnya mempunyai mata rantai yang panjang mulai dari petani –produsen, pedagang pengumpul, pedagang besar hingga mengakibatkan kecilnya keuntungan di peroleh petani serta konsumen membayar lebih mahal dari harga selayaknya ditawarkan, sehingga biaya pemasaran (marketing cost) dari produsen ke konsumen menjadi cukup tinggi. Dengan demikian konsep membangun dan mengembangkan STA sebagai suatu infrastruktur pasar yang tidak saja merupakan tempat transaksi jual beli namun juga merupakan wadah yang dapat mengkoordinasi berbagai kepentingan pelaku agribisnis seperti sarana dan prasarana pengemaasan, sortasi, grading, penyimpanan, ruang pamer (operation room), transportasi, pelatihan serta merupakan tempat untuk saling berkomunikasi bagi para pelaku agribisnis di dalam mengantisipasi berbagai permasalahan yang dihadapi (Anugerah, 2004)


(32)

Ada tiga tipe fungsi pemasaran : a. Fungsi Pertukaran.

Fungsi pertukaran melibatkan kegiatan yang menyangkut pengalihan hak pemilikan dalam sistem pemasaran. Analisis permintaan dan penawaran dapat diterapkan secara langsung dalam bidang ini. Pihak- pihak yang terlibat dalam proses itu antara lain adalah pedagang (broker) dan agen yang mendapat komisi karena mempertemukan pembeli dan penjual. Fungsi penjualan mencakup dua hal, yaitu :

1. Usaha Pembelian.

Usaha pembelian melibatkan interaksi antara produsen atau agen produsen dengan pemroses, penjual borongan atau kadang- kadang dengan konsumen. Kegiatan pembelian dari sistem pemasaran melibatkan pembelian bahan baku oleh para pemroses dari produsen utama, pembelian produk jadi oleh penjual borongan dari pabrik pemroses barang, pembelian barang oleh penjual eceran dari penjual borongan, dan akhirnya pembelian oleh konsumen dari pengecer. Jadi keberhasilan seluruh proses pemasaran akhirnya ditentukan oleh tingkah laku konsumen dalam melakukan pembelian.

2. Usaha Penjualan.

Seseorang baru dapat membeli sesuatu jika orang lain menjualnya. Karena itu usaha penjualan merupakan bagian integral dari fungsi pertukaran.


(33)

b. Fungsi Fisis.

Kegunaan waktu, tempat, dan bentuk ditambahkan pada produk ketika produk diangkut, disimpan, dan diproses untuk memenuhi keinginan konsumen. Fungsi fisis mencakup tiga hal, yaitu :

1. Pengangkutan.

Kemampuan pengangkutan dalam memenuhi permintaan yang semakin meningkat harus lebih diperhatikan. Pengangkutan dewasa ini menjadi masalah serius bagi usaha tani karena jaringan transportasi belum mencapai daerah pedesaan, padahal hasil- hasil pertanian kebanyakan berasal dari daerah tersebut.

2. Penyimpanan.

Usaha pergudangan dalam sistem pemasaran menangani penyimpan produk. Penyimpanan ini juga sangat penting bagi agribisnis yang memasok (menyediakan perbekalan) bagi pengusaha tani.

3. Pemrosesan.

Pemrosesan dapat melibatkan hanya satu perusahaan dalam saluran pemasaran, tetapi dapat juga melibatkan tiga atau empat perusahaan, yang masing- masing secara bergantian menambah bentuk lain dari kegunaan bentuk.

c. Fungsi Penyediaan Sarana

Fungsi penyediaan sarana adalah kegiatan- kegiatan yang menolong sistem pasar untuk beroperasi lebih lancar. Fungsi ini mencakup dua hal, yaitu :


(34)

1. Informasi Pasar.

Informasi pasar dapat diperoleh dari berbagai sumber. Penelitian pasar oleh perusahaan pribadi dan lembaga pendidikan merupakan bagian dari bidang informasi pasar.

2. Penanggung Risiko.

Perubahan harga merupakan salah satu risiko pasar yang sangat penting bagi produsen dan agribisnis. Pada dasarnya ada empat teknik untuk membantu para produsen dan pemasar dalam mengalihkan atau mengurangi risiko pasar, yaitu : (1) diversifikasi, (2) integrasi vertikal, (3) pengadaan kontrak terlebih dahulu, dan (4) hedging serta pasar mendatang.(Downey dan Erikson, 1992)


(35)

2.3. Kerangka Pemikiran

Pembangunan pertanian melalui kegiatan agribisnisnya, membutuhkan fasilitas yang mendukung dalam memperlancar kegiatan pemasaran hasil produksi pertanian, perikanan dan perkebunan. Pemasaran menyangkut masalah persoalan yang terjadi di tingkat petani yaitu panjangnya rantai tata niaga yang menyebabkan rendahnya pendapatan yang diperoleh petani, karena lebih banyak dinikmati oleh pedagang dan pelaku agribisnis yang lainnya.

Berbagai upaya telah diadakan untuk menjembatani permasalahan ini, baik melalui program internal sektoral maupun dalam kegiatan pemberdayaan ekonomi lokal secara otonomi dengan kebijakan-kebijakan daerah. Salah satu yang telah dikembangkan Pemerintah Kabupaten Simalungun dalam rangka kegiatan agribisnis ditingkat produsen adalah melalui pemasaran komoditas pertanian melalui pendekatan kelembagaan yaitu STA (Sub Terminal Agribisnis) yang dimana diatas 5 Ha terletak di Harangan Sidua-dua, Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun.

Sub terminal Agribisnis (STA) pada hakikatnya merupakan pasar tempat kegiatan transaksi hasil-hasil pertanian (tanaman pangan hortikultura, peternakan maupun perikanan) dari para produsen kepada pedagang di dalam pasar modern yang dilengkapi dengan mutu produk, sistem informasi, promosi, perlakuan sortasi, grading dan packing, eksportir untk selanjutnya di distribusikan kepada konsumen.


(36)

Kehadiran Sub terminal Agribisnis (STA) akan menjadi pusat transaksi bisnis yang diharapkan mampu meningkatkan taraf hidup petani. Disamping itu akan memperpendek rantai pemasaran karena para pengumpul akhirnya menjadi pedagang biasa. Dan fungsi Sub Terminal Agribisnis (STA) terus berkembang sesuai dengan prinsipnya, jika ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung baik masyarakat sekitar, petani dan lembaga yang terkait baik pemerintah maupun swasta. Sub terminal Agribisnis (STA) ini tetap mengalami perkembangan dan pembenahan untuk menjadi lembaga pemasaran yang mendukung petani dalam pemasaran hasil pertaniannya.

Kehadiran Sub Terminal Agribisnis (STA) membutuhkan dukungan masyarakat baik petani, pedagang dan masyarakat yang ada disekitar lokasi, karenan tanpa pandangan yang baik mengenai kehadiran Sub Terminal Agribisnis (STA) ini, akan hanya menjadi bangunan mati tanpa memberi manfaat terhadap orang disekitar. Jadi, masukan yang terus perlu diberikan dalam meningkatkan urgensinya Sub Terminal Agribisnis (STA) jika semua pihak mengambil peran, baik memberi masukan maupun terlibat dalam mendukung kegiatan STA.


(37)

Skema Kerangka Pemikiran

Keterangan : : Menyatakan hubungan :Menyatakan pengaruh Persepsi

Petani Masyarakat

Pedagang

SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA)

Perkembangan STA

Positif Negatif


(38)

2. 4. Hipotesis penelitian

Adapun hipotesis penelitian ini adalah: Persepsi masyarakat petani dan pedagang terhadap keberadaan STA (Sub Terminal Agribisnis ) di daerah penelitian adalah positif


(39)

BAB.III

METODOLOGI PENELITIAN

3. 1. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara Purposive yaitu di STA (Sub Terminal Agribisnis) Harangan Sidua-Dua Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun, dikarenakan STA Harangan Sidua-Dua merupakan salah satu STA yang ada di Sumatera Utara yang dibangun dalam rangka pengembangan kawasan agropolitan di Propinsi Sumatera Utara. STA ini dibangun di atas lahan 5 Ha guna mendukung program agropolitan Sumatera Utara yang diresmikan pada Februari 2008 oleh Gubernur Sumatera Utara Drs. M.Rudolf Pardede, dimana sudah hampir 2 Tahun beroperasi dan saat ini dikelola oleh BUMD Kabupaten Simalungun yakni PD. Agromadear (Sugiyono, 2006)

3. 2. Metode Penentuan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam hal ini adalah adalah petani dan pedagang. Metode yang digunakan dalam penentuan sampel adalah metode Simple Random Sampling (penarikan sampel secara acak sederhana) dari setiap kategori, dimana petani dan pedagang mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.


(40)

Untuk menentukan banyaknya sampel yang akan diteliti digunakan rumus

1

.

2

+

=

d

N

N

n

n : Sampel N: Populasi

d: Tingkat kepercayaan 90 % atau tingkat kesalahan (10 %) (Nanawi,1991)

Tabel 1. Data Jumlah Sampel

No Kelompok Populasi Sampel

1 Petani 2262 86

2 Pedagang 254 10

Jumlah 2516 96

Sumber: Hasil Olahan dari BPS Sumatera Utara 2009

3. 3. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan wawancara dengan pedagang dan petani disekitar STA dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah dipersiapkan terlebih dahalu. Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi yang terkait dengan penelitian ini seperti Biro Pusat Stastik Sumatera Utara, Pemkab Simalungun, Kecamatan Silimakuta serta literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian.


(41)

3. 4. Metode Analasis Data

Adapun metode analisis yang dipergunakan untuk setiap tujuan adalah sebagai berikut:

Untuk Tujuan 1, menggunakan Analisis Deskriptif, dimana perkembangan yang dilihat ((mutu produk, sistem informasi, promosi, perlakuan sortasi, grading dan packing, eksportir) yang disediakan STA)

Untuk Tujuan 2, dianalisis dengan teknik penskalaan Likert yaitu dengan pemberian skor pada setiap pilihan jawaban.

Jawaban pertanyaan:

Sangat Setuju (SS) = 5

Setuju (S) = 4

Ragu-ragu (R) = 3

Tidak setuju( ST = 2 Sangat tidak setuju (STS) = 1 (Sugiyono, 2008)

Mengukur skala persepsi digunakan pengukuran skala likert dengan rumus :

)

(

10

50

XSX

T

=

+

Keterangan:

T = Skor Standar X = Skor Sampel

X = Rata rata Skor kelompok S = Deviasi Standar Kelompok

Kriteria uji.apabila:

T > 50 Persepsi Positif T ≤ 50 Persepsi Negatif


(42)

Hipotesis :Persepsi masyarakat petani dan pedagang terhadap keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA) Harangan Sidua dua Nagori Saribidolok

H0 : Persepsi masyarakat Petani dan pedagang adalah Positif ( Ppo) H1 : Persepsi masyarakat petani dan pedagang adalah negatif ( Ppn) Jika T > 50.maka H0 diterima, dan H1 ditolak

Jika T ≤ 50 , maka H0 ditolak,dan H1 diterima

Tujuan 3, menggunakan analisis deskriptif, dimana menanyakan langsung kepada responden tengtang harapan kepada STA

3.5. Defenisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahan pemahaman dan kekeliruan atas pengertian dalam penelitian ini, maka diberikan beberapa defenisi dan batasan operasional

3.5.1. Defenisi

o Persepsi petani dan pedagang adalah pencerminan dorongan-dorongan yang datang dari dalam diri petani dan pedagang, serta reaksinya terhadap stimulus yang menghasilkan pengaruh atau penolakan, peniliaan suka atau tidak suka, kepositifan atau kenegatifan terhadap suatu objek.

o Persepsi positif adalah sikap yang cendrung menyukai, mendekati, menerima bahkan mangharapkan kejadian objek tertentu

o Persepsi negatif adalah sikap yang cenrdrung menjauhi, membenci, menghindari ataupun tidak menyukai keberadaan objek tertentu

o Petani sampel adalah petani melakukan yang melakukan transaksi di STA Harangan Sidua-Dua

o Pedagang sampel adalah pedagang yang melakukan transaksi di STA Harangan Sidua-Dua dan berada disekitar STA


(43)

o Sub Terminal Agribisnis adalah infrastruktur pemasaran untuk transaksi jual beli hasil-hasil pertanian baik untuk transaksi fisik maupun non fisik dan dalam pembinaan peningkatan mutu produksi sesuai dengan permintaan pasar

3.5.2.Batasan Operasional

o STA (Sub Terminal Agribisnis) adalah Sub Terminal Agribisnis (STA) Harangan Sidua-dua, Nagori Saribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun

o Sampel penelitian adalah petani dan pedagang

1. Petani adalah orang yang melakukan usahatani yang berdomisili di sekitar STA dan menghasilkan produksi yang menjual hasilnya di STA.

2. Pedagang adalah orang yang melakukan pembelian / trannsaksi di STA.


(44)

BAB.1V

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

4.1.1. Luas Daerah dan Topografi Nagori

Nagori Saribu Dolok Kecamatan Silimakuta terletak 64 km dari Raya Kabupaten Simalungun. Nagori Saribu Dolok mempunyai luas Wilayah 2060 Ha (20.600.000 m2) dan berada pada ketinggian 1400 m dpl dengan topografi datar, bergelombang, dan berbukit

Secara administrasi Nagori Saribu Dolok mempunyai batas – batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Purba Sebelah brarat berbatasan dengan Nagori Sibangun MeriahSebelah Utara berbatasan dengan Nagori Purba Tua

Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Pematang Silimahuta

4.1.2.Tata Guna Lahan

Nagori Saribu Dolok mempunyai luas wilayah 2060 ha.Penggunaan lahan di Nagori Saribu Dolok menurut fungsinya terdiri atas usaha lahan tani kering, lahan sawah, halaman pekarangan dan lainnya. jenis lahan terdiri atas tanah andosol,grumosol, latosol, podsoloid merah,kuning,podsoloid coklat kemerahan,dan kekuning kuningan yang membutuhkan penambahan unsur hara untuk mendapatkan unsur tanah yang lebih baik

Gambaran luas wilayah Nagori Saribu Dolok berdasarkan jenis penggunaan lahan dapat dilihat pada tabel 2


(45)

Tabel 2. Luas Lahan Berdasarkan Penggunaan Lahan

No Jenis Lahan Luas ( Ha) Persentase (% )

1 Lahan Kering 2030 98,54

2 Lahan Sawah 5 0,24

3 Halaman Pekarangan 15 0,73

4 Lainnya 10 0,49

Jumlah 2060 100,00 Sumber : Kepala Nagori Saribudolok tahun 2010

dari Tabel 2 diatas dapat diketahui sebanyak 2030 Ha ( 98,54 % ) penggunaan lahan di nagori Saribu Dolok lebih banyak digunakan sebagai hortikultra dan tanaman keras seperti kopi. Mata pencaharian masyarakat nagori Saribudolok yang dominan bekerja sebagai petani dimana dalam satu lahan milik petani terdapat berbagai jenis tanaman hortikulututa yang di tanam. Lahan seluas 5 Ha (0,24 % ) digunakan untuk pertanian sawah (pengairan non teknis). Lahan pertanian sawah di nagori Saribudolok menggunakan sumber mata air dari pegunungan sebagai sarana pengairan sehinnga masyarakat Saribudolok belum menggunakan sistem pengairan teknis. Lahan seluas 15 Ha dan 10 Ha berfungsi sebagai lahan non pertanian yaitu digunakan pemukiman penduduk , perkantoran, pertokoan,sekolah,dan pekarangan

4.1.3. Keadaan Penduduk

Penduduk nagori Saribu Dolok berjumlah 6535 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 1365 KK . Jumlah penduduk laki laki adalah sebanyak 3280 jiwa ( 50,18 % ) dan jumlah penduduk wanita sebanyak 3256 jiwa ( 49,82 % )


(46)

Penduduk di nagori Saribu dolok memiliki kelompok umur yang bervariasi. Secara terperinci keadaan penduduk menurut kelompok umur dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. Distribusi penduduk menurut usia di nagori Saribudolok

No Golongan umur Jumlah ( jiwa ) Persentase ( % )

1 0 -14 tahun 2362 36.16

2 15 - 64 tahun 3965 60.66

3 64+ 208 3.18

JUMLAH 6535 100

Sumber : Kepala Nagori Saribudolok tahun 2010

Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk terbanyak di nagori saribudolok menurut kelompok umur pada golomgan 15 – 64 tahun yaitu sebanyak 3965 jiwa (60,66%). Jumlah penduduk terkecil terdapat pada kelompok umur golongan umur 64 tahun keatas yaitu sebanyak208 jiwa

(3,18%). Jumlah penduduk pada golongan umur 15 – 64 tahun merupakan kelompok penduduk yang produktif dan dapat bekerja sehingga dapat menghidupi kebutuhan keluarga.

Pendidikan merupakan faktor yang utama bagi penduduk untuk mengembangkan pengetahuan dan sumber daya manusia. Dalam proses pendidikan dapat diperoleh terapan dari nilai – nilai moral dan etika serta pengetahuan dalam mencapai tujuan pembangunan.Pendidikan terdiri atas 2 bagian yakni pendidikan formal dan pendidikan non-formal. Dapat dilihat pada tabel berikut tingkat pendidikan formal di kelurahan saribudolok


(47)

Tabel 4. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal di nagori Saribudolok

No Tingkat pendikan Normal Jumlah Penduduk ( jiwa ) Persentase (% )

1 Tidak / belum sekolah 1033 16.26

2 Tidak tamat SD 1032 16.23

3 Tamat SD 1382 21.74

4 TAMAT SLTP 1262 19.86

5 Tamat SLTA 1357 21.36

6 Tamat Dioploma I - II 78 1.23

7 Tamat Dioploma III 81 1.27

8 Tamat Diploma IV - S1 130 2.05

9 Tamat S2 - S3 0 0

Jumlah 6354 100

Sumber : Kepala Nagori Saribudolok tahun 2010

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa pendidikan penduduk secara formal sangat bervariasi. Namun distribusi penduduk paling banyak yaitu penduduk pada tingkat pendidikan SD. Penduduk yang tamat SD dengan jumlah 1381 jiwa ( 21,74 % ) dan yang tidak tamat SD sejumlah 1031 jiwa ( 16,23 % ) Sebahagian besar penduduk sudah menamatkan pendidikan SLTP dan SMA ,dapat dilihat dari jumlah penduduk yang tamat SMP senayak 1262 jiwa ( 19,86% ) tamat SMA sebanyak 1357 jiwa ( 21,36% )

4.1.4.Sosial Ekonomi

Pada umumnya sumber mata pencaharian penduduk di nagori Saribu dolok adalah sektor pertanian. Komposisi penduduk nagori Saribudolok menurut mata pencaharian dapat di lihat pada tabel 5

Tabel 5. Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata pencaharian di nagori Saribidolok

No Mata Pencaharian Jumlah ( jiwa ) Persentase ( % )

1 Petani 1059 48.1


(48)

3 Pengusaha Ternak 3 0.1

4 Buruh tsni 415 18.8

5 PNS 471 21.4

Jumlah 2202 100

Sumber : Kepala Nagori Saribudolok tahun 2010

4.2. Karakteristik Sampel

Karakteristik sampel meliputi: umur, tingkat pendidikan dan pengalamaan bertani dan berdagang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Tabel 6.

Tabel 6. Karakteristik Sampel di Daerah Penelitian

No Karakteristik Sampel Satuan Range Rataan

1 Umur Tahun 24-60 39

2 Tingkat Pendidikan Tahun 5-12 12

3 Pengalamaan Bertani atau berdagang

Tahun 4-30 17

Sumber Pengolahan lampiran 1

Berdasarkan tabel 6 umur responden berkisar antara 24 tahun sampai 60 dengan rataan 39 Tahun. Hal ini menunjukkan bahwa sebahagian besar petani masih dalam usia produktif; Tingkat pendidikan petani jeruk antara 5-12tahun dengan rataan 12 Tahun

atau setara tingkat SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden rendah.

Lamanya petani responden berkisar antara 1-40 tahun dengan rataan 17 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman responden di dalam bertani sudah cukup lama


(49)

BAB.V

HASIL DAN PEMBAHASAAN

Daerah penelitian ditentukan secara Purposive yaitu di STA (Sub Terminal Agribisnis) Harangan Sidua-Dua Nagori Saribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun, dikarenakan STA Harangan Sidua-Dua merupakan STA yang tetap berjalan di Sumatera Utara. Pada penelitian ini ditetapkan 86 sampel petani dan 10 sampel dari pedagang. Jumlah keseluruhan sampel adalah 96 orang. Penelitian diadakan pada Nopember 2010.

5.1.Perkembangan Sub Terminal Agribisnis (STA) di Harangan Sidua – dua Nagori Saribudolok Kecamatan Silimakuta

Sub Terminal Agribisnis Harangan Sidua Dua Nagori Saribudolok diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara dengan dasar pelaksanaan:

 Keputusan Menteri Pertanian No.467/Kpts/OT.160/8/2006 tanggal Agusuts 2006 tentang pembentukan Kelompok Kerja Pengembangan Kawasan Agropolitan

 Surat menteri Pertanian RI No.144/OT.210/A/V/2002 tanggal 6 mei 2002 perihal pengembangan Kawasan Agropolitan

 Surat Kepala Badan Pengembangan SDM Pertanian /ketua Kelompok Kerja Pengembangan Kawasan Agropolitan No.: K/OT.210?VIII/2002 tanggal 30 Agustus 2002,perihal pedoman operasional pengembangan kawasan agropolitan

 Nota kesepakatan bersama pemerintah Kabupaten Karo, Dairi, Simalungun, Toba Samosir dan Tapanuli Utara pada tanggal 28 September


(50)

2002 tentang Penetapan Pengembangan Kawaswan Agropolitan Dataran Tinggi Bukit Barisan Sumatera Utara

 Pernyataan kesepakatan bersama Sekretaris Daerah Kabupaten Karo, Sairi, Simalungun, Tapanuli Utara.Pakpak Barat, Toba Samosir, Humbang Hasundutan dan Samosir dengan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara pada tanggal 11 April 2005 tentang pengembangan Kawasan Agropolitan Dataran Tinggi Bukit Barisan Sumatera Utara

 Keputusan Gubernur Sumatera Utara No. : 050/1637.K Tahun 2006 tentang pembentukan Dewan Pembina , Dewan Pakar, Badan Koordinasi dan Tim Teknis Program Pengembangan Kawasan Agropolitan Dataran Tinggi Bukit bArisan Dan Agromarinpolitan Pesisir, pulau pulau kecil dan pulau p-ulau terluar Sumatera Utara

 Keputusan Bupati Simalungun : 188.5/ 2185-Bppd Tahun 2009 tentang pembntukan Tim Koordinasi Program Pengembangan Kawasan Datran Tinggi Bukit Barisan Kabupaten Simalungun

 Hasil rancang bangun desa lokalitas se Kawasan Agropolitan DTBBSU .

Sub Terminal Agribisnis ( STA) ini berada di Harangan sidua-dua Nagori Saribudolok Kecamatan Silimakuta. Pada awalnya dibangun pada Tahun 2004 yang didanai oleh pemerintah Pusat dimana pada tahap pertama membangun fasilitas lost 2 unit, kantor STA dan pematangan lahan sedangkan lahan adalah merupakan sumbangan masyarakat.


(51)

Pada tahun 2005 sejalan telah selesainya penyusunan detail plan pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten Simalungun, Kecamatan Silimakuta ditetapkan menjadi pusat kawasan agropolitan Kabupaten Simalungun, maka mulai tahun ini juga dilakukan pembenahan STA melalui alokasi dana APBD Kabupaten Simalungun yang merupakan bagian prioritas dari program pengembangan kawasan agropolitan Kabupaten Simalungun sebagai pusat kawasan.

Pada tahun 2006 kemudian dilaksanakan pembangunan STA tahap kedua yang didanai dari APBD Kabupaten Simalungun dan pada tahun yang sama juga mendapat bantuan dari APBN dan APBD Provinsi untuk pembangunan jalan poros di sekitar lokasi STA tepatnya di nagori Saribu Jandi. Kemudian pada tahun 2007 dibangun lagi fasilitas loods sayur dan buah-buahan, fasilitas gudang, cold storage, peningkatan jalan poros dan pembangunan akses jalan menuju STA.

Sub Terminal Agribisnis (STA) Saribudolok resmi beroperasional setelah diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara yang pada waktu itu adalah Drs. Rudolf Pardede pada Tahun 2008, dimana pada awalnya dikelola oleh kelompok tani yang ada disekitar lokasi STA yang dalam operasionalnya juga difasilitasi oleh pemerintah Kabupaten Simalungun. Kemudian setelah di resmikan, dibentuk Perusahaan Daerah Agromadear, maka pengelolaan STA ini kemudian dikelola oleh PD. Agromadear. Sampai saat ini pengoperasian STA masih sebagai tempat transaksi/pertemuan antara petani dan pembeli yang berasal dari daerah sekitar STA maupun yang berasal dari luar kabupaten simalungun yang terlaksana sekali dalam satu minggu (setiap hari rabu). Sedangkan diluar itu masih sebagian kecil petani yang memanfaatkan fasilitas STA seperti menyimpan atau pengolahan


(52)

pasca panen (seperti memanfaatkan pengupas kopi atau jagung). Direncanakan bahwa pemanfaatan STA akan dikembangkan termasuk menambah volume transaksi dari satu kali seminggu (setiap hari rabu) menjadi dua kali atau lebih akan tetapi hal ini dapat diakukan secara bertahap karena masalahnya bukan hanya kepada kesiapan petani tetapi juga para para pembeli yang berasal dari luar kabupaten simalungun. Penamabahan volume transaksi di STA tentu akan sangat menguntungkan petani dimana para petani akan bisa mmengatur masa panen tidak lagi menunggu selama satu minggu untuk memanen kemudian untuk dijual di STA (secara tidak langsung juga akan terhindar dari tengkulak).

Dalam rangka pengembangan Sub Terminal Agribisnis (STA) melalui koordinasi Bakor Agropolitan Kabupaten Simalungun telah melakukan kegiatan – kegiatan dalam rangka pengembangan kawasan agropolitan kabupaten simalungun melalui pelaksanaan kegiatan oleh SKPD teknis seperti Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Dinas Peternakan dan Perikanan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi, BP4KP dan melalui pelaksanaan kegiatan di kawasan STA Saribudolok seperti pendistribusian bibit kopi, sayuran dan buah-buahan, pupuk, pengolahan pasca panen (seperti pengupas jagung, kopi), sarana jalan dan kegiatan lainya yang secara langsung diharapkan dapat mendukung pengoptimalan fungsi STA. Dengan bantuan ini diharapkan aktivitas pertanian di sekitar STA yang merupakan bagian dari Pusat Kawasan Agropolitan Kabupaten Simalungun dapat ditingkatkan dan secara bertahap juga akan dilakukan pembinaan agar hasil produksi pertanian dapat mengarah pada perbaikan kualitas produksi(non pestisida) sehingga kedepan dapat memenuhi standart investor


(53)

khususnya investor luar negeri yang diharapkan menjadi salah satu jawaban masalah petani di kabupaten simalungun pada saat ini yaitu masalah fluktuasi harga, dimana pada saat panen harga akan turun.

Beberapa hambatan yang menyebabkan Sub Terminal Agribisnis (STA) ini belum bisa dioperasikan secara otimal antara lain:

• Luasnya wilayah kawasan agropolitan simalungun dimana terdapat 17 Kecamatan membutuhkan sistem transportasi yang memadai sehingga produksi pertanian dari 17 kecamatan yang termasuk dalam kawasan agropolitan kabupaten Simalungun dapat diarahkan ke STA, hal ini berkaitan dengan upaya tersedianya produk pertanian dan terpusatnya transaksi produk pertanian secara berkelanjutan.

• Belum adanya investor, yang diharapkan dapat menyerap jumlah produksi dalam jumlah besar, terkait dengan belum adanya investor ini juga terkait dengan mutu produksi pertanian yang pada umumnya masih tinggi pestisida apabila mengikuti standar luar negeri, seperti pernah dikunjungi oleh calon investor dari jepang. Sejalan dengan kondisi ini masih dibuthkan penyuluhan teknis kepada petani sehingga produk yang dihasilakn sudah bisa menyesuaikan dengan standart internasional, dengan demikian akan mempermudah masuknya investor.

• Belum optimalnya koordinasi antara pemerintah kabupaten, provinsi dan pusat dalam upaya pengembangan fasilitas yang sudah terbangun termasuk juga dengan 9 Kabupten / Kota dalam wadah kerja sama


(54)

pemkab se-kawasan agropolitan Sumatera Utara.

• Peran Tim Pakar Agropolitan belum terlihat dalam upaya mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh pemerintah kabupaten terkait dengan pengembangan kawasan agropolitan

Kondisi dari Sub Terminal Agribisnis ( STA) Harangan Sidua- dua Nagori Saribu dolok yang saat ini masih belum menjalankan fungsinya didalam peningkatan kesejahteraan petani agar kiranya menjadi bahan perhatian Pemerintah Kabupaten dan lembaga yang di hunjuk dalam menjalankannya.

5.2.Persepsi Petani Dan Pedagang Terhadap Sub Terminal Agribisnis (STA)

Sub Terminal Agribisnis merupakan perwujudan atas fenomena yang selama ini berkembang dalam tatanan pemasaran komoditas pertanian dan sekaligus sebagi bagian dari rangkaian kegiatan agribisnis di mana selama ini pemasaran komoditas komoditas pertanian pada umumnya mempunyai mata rantai yang panjang mulai dari petani –produsen, pedagang pengumpul, pedagang besar hingga mengakibatkan kecilnya keuntungan di peroleh petani serta konsumen membayar lebih mahal dari harga selayaknya ditawarkan, sehingga biaya pemasaran (marketing cost) dari produsen ke konsumen menjadi cukup tinggi. Dengan demikian konsep membangun dan mengembangkan STA sebagai suatu infrastruktur pasar yang tidak saja merupakan tempat transaksi jual beli namun juga merupakan wadah yang dapat mengkoordinasi berbagai kepentingan pelaku agribisnis seperti sarana dan prasarana pengemaasan, sortasi, grading, penyimpanan, ruang pamer (operation room), transportasi, pelatihan serta


(55)

merupakan tempat untuk saling berkomunikasi bagi para pelaku agribisnis di dalam mengantisipasi berbagai permasalahan yang dihadapi.

Persepsi petani dan pedagang adalah pencerminan dorongan-dorongan yang datang dari dalam diri petani dan pedagang, serta reaksinya terhadap stimulus yang menghasilkan pengaruh atau penolakan, peniliaan suka atau tidak suka, kepositifan atau kenegatifan terhadap suatu objek.

Persepsi positif adalah sikap yang cendrung menyukai, mendekati, menerima bahkan mangharapkan kejadian objek tertentu. Persepsi negatif adalah sikap yang cenrdrung menjauhi, membenci, menghindari ataupun tidak menyukai keberadaan objek tertentu

Persepsi petani sampel dapat diperoleh dari jawaban responden terhadap setiap pertanyaan, akan diperoleh distribusi frekuensi responden bagi setiap kategori, yang kemudian secara kumulatif akan dilihat deviasinya menurut distribusi normal. Pernyataan positif STS diberi 0, jawaban TS diberi nilai 1, jawaban R diberi nilai 2, jawaban S diberi 3 dan SS diberi nilai 4. Sebaliknya bagi pernyataan negatif sampel, STS diberi nilai 4, TS diberi nilai 3, R diberi nilai 2, S diberi nilai 1 dan sampel SS diberi nilai 0.

petani sampel pada penelitian ini merupakan petani yang terlibat menjual hasil pertanian mereka di Sub Terminal Agribisnis (STA) Harangan Sidua – dua Nagori Saribudolok kecamatan Silimakuta. Pendapat petani sampel terhadap setiap pernyataan diperoleh distribusi frekwensi sampel bagi setiap kategori, kemudian


(56)

secara komulatif di lihat deviasinya menurut deviasi normal, hingga di peroleh nilai skor ( nilai skala untuk masing – masing kategori jawaban) kemudian skor untuk tiap pernyataan di jumlahkan Adapun hasil yang diperoleh dari hasil pengolahan terhadap pernyataan petani sampel melalui pemberian kuesioner terhadap 86 petani sampel yang memiliki tingkat pendidikan rata – rata 11,27 tahun dan dengan pengalaman bertani rata – rata 16,65 tahun adalah sebagai berikut; Untuk petani yang menjawab positif yaitu 36 sampel ( 41,86 %), sedangkan petani sampel yang menjawab negatif adalah 50 sampel ( 58,14%) Dapat dilihat dari tabel 6. berikut yang diperoleh dari hasil olahan lampiran.

Tabel 7. Persepsi petani terhadap keberadaan Sub terminal Agribisnis (STA) nagori Saribudolok

No. Kategori Jumlah Persentase ( 100 %)

1 Positif 36 41.86

2 Negatif 50 58.14

Jumlah 86 100%

Sumber: Data dari hasil olahan lampiran11

Dari hasil tabel tersebut diketahui bahwa persepsi masyarakat petani sampel di sekitar Sub terminal Agribisnis (STA) sebanyak 50 sampel ( 58,14 % ) meberikan persepsi negatif terhadap keberadaan Sub Terminal Agribisnis dan sebanyak 36 sampel ( 41,86 % ) memberikan persepsi positif terhadap keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA) Harangan Sidua – dua Nagori Saribudolok Dengan demikian maka diketahui bahwa keberadaan Sub Terminal Agribisnis di Harangan Sidua – dua Nagori Saribu dolok adalah negatif ( H0 di tolak dan H1 diterima)

Hipotesis yang menyatakan persepsi masyarakat petani di Nagori Saribudolok terhadap keberadaan Sub Terminal Agribisnis adalah positif tidak dapat diterima


(57)

dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima ( Persepsi masyarakat petani adalah negatif), yang dapat di katakan bahwa petan sampel cenderung belum merasakan fungsi keberadaan Sub Terminal Agribisnis bagi petani di dalam memasarkan produk pertanian, di dalam penentuan harga produk pertanian dan fungsi lainnya dari Sub Terminal Agribisnis (STA).

Pedagang sampel merupakan pedagang yang melakukakan transaksi jual – beli di Sub Terminal Agribisnis (STA) Harangan Sidua – dua Nagori Saribudolok, dimana pedagang sampel memiliki rataan usia 40 tahun, rataan tingkat pendidikan 11 tahun dan pengalaman berdagang 12,6 tahun.

Persepsi pedagang sampel dapat diperoleh dari jawaban responden terhadap setiap pertanyaan, akan diperoleh distribusi frekuensi responden bagi setiap kategori, yang kemudian secara kumulatif akan dilihat deviasinya menurut distribusi normal. Pernyataan positif STS diberi 0, jawaban TS diberi nilai 1, jawaban R diberi nilai 2, jawaban S diberi 3 dan SS diberi nilai 4. Sebaliknya bagi pernyataan negatif sampel, STS diberi nilai 4, TS diberi nilai 3, R diberi nilai 2, S diberi nilai 1, dan sampel SS diberi nilai 0.Dapat dilihat pada tabel 7. berikut yang diperoleh dari pengolahan lampiran.

Tabel 8. Persepsi pedagang terhadap STA

No kategori Jumlah Persentase (100%)

1 Positf 5 50

2 Negatif 5 50

Jumlah 10 100


(58)

Dari tabel 7. dapat diketahui bahwa persepsi pedagang terhadap keberadaan sub terminal Agribisnis masing – masing kategori memiliki jumlah yang sama dan nilai yang sama terhaadap cara mereka memberikan persepsi terhadap keberadaan Sub Terminal Agribisnis yakni dengan masing masing kategori 5 sampel (50%) dari tiap kategori

Dan dari hal ini dapat diketahui bahwa pedagang sampel memiliki persepsi yang negatif terhadap keberadaan Sub Retminal Agribisnis di Harangan Sidua – dua Nagori Saribudolok, dengan demikian H0 di tolak dan H1 diterima (Persepsi masyarakat Pedagang adalah Negatif),yang dapat diartikan bahwa pedagang sampel belum merasakan fungsi Sub Terminal Agribisnis (STA) di dalam memudahkan memperoleh produk pertanian dari petani,sebab pedagang masih bertransaksi langsung dengan petani.

5.3.Harapan – Harapan Masyarakat Terhadap Pengembangan Sub Terminal Agribisnis ( STA) Harangan Sidua – dua Nagori Saaribudolok

Masyarakat kabupaten Simalungun yang secara umum hidup dari bertani sangat mengharapkan pengembangan kawasan Sub Terminal Agribisnis di dalam meningkatkan kesejahteraan hidup mereka

Dengan kondisi saat ini yang belum mampu melaksanakan fungsi sebagaimana mestinya masyarakat kabupaten Simalungun khusunya masyarakat di sektar Sub Terminal Agribisnis (STA)mengharapkan instansi – instansi terkait agar mengambil peran masing masing di dalam pengembangan Sub Terminal Agribisnis ( STA ) Harangan Sidua-dua nagori Saribudolok


(59)

5.3.1. Untuk Pemerintah Kabupaten Simalungun

Harapan kepada pemmerintah Kabupaten simalungun dengan melihat keberadaan Sub Terminal Agribisnis ( STA ) Harangan Sidua – dua Nagori Saribudolok Kecamatan Silimakuta agar pemerintah Kabupaten Simalungun memperhatikan konsidi Sub Terminal Agribisnis baik dari segi pengelolaan manajemen,fungsi Sub Terminal Agribisnisdan Infrastruktur Agribisnis

Yang mana Sub Terminal Agribisnis ini ke depan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani Simalungun yang secara umum masyarkatnya hidup dari matapencaharian sebagai petani

5.3.2. PD. Agromadear

PD Agromadear sebagai Perusahaan Daerah yang di hunjuk oleh Pemerintah Kabupaten Simalungun diharapkan oleh masyarakat mampu menjalankan fungsi sesuai dengan tanggung jawab yang di embankan kepada PD. Agromadear di dalam pengembangan kawasan Sub Terminal Agribisnis ( STA) Harangan Sidua Dua Nagori Saribudolok dan mampu menjalin kerjasama dengan masyarakat di dalam pengembangannya


(60)

BAB VI

KESIMPULAN DAN DARAN

6.I.Kesimpulan

 Persepsi masyarakat petani terhadap keberadaan Sub Terminal Agribisnis  ( STA ) harangan Sidua dua Nagori Saribudolok adalah negatif.

 Persepsi masyarakat pedagang terhadap keberadaan Sub Terminal Agribisnis ( STA ) harangan Sidua dua Nagori Saribudolok adalah negatif.  Sub Terminal Agribisnis ( STA) Harangan Sidua dua Nagori Saribudolok

berkembang relatif lambat dalam kurun waktu 2 tahun ini.

 Sub Terminal Agribisnis belum berfungsi sampai saat ini di dalam peningkatan Kesejahteraan masyarakat petani di kabupaten Simalungun,khususnya masyarakat di sekitar STA

 Masyarakat nagori Saribudolok ( pedagang dan petani) berharap agar Sub Terminal Agribisnis ke depan lebih dikembangkan pemerintah Kabupaten dan lembaga yang bertanggung jawab terhadap STA.

6.2.Saran

 Pemerintah Kabupaten Simalungun agar kiranya lebih memperhatikan STA Harangan Sidua dua ke depan dalam pengembangan STA tersebut  Pemerintah kiranya mampu mendatangkan investor guna pengembangan

STA Harangan Sidua-dua nagori Saribudolok menjadi STA yang mampu mengembangkan kawasan Agropolitan Sumatera Utara

 Pemerintah Kabupaten Simalungun kiranya mampu bekerjasama dengan petani dalam pengembangan STA ke depannya


(61)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu.H.Drs.2007.Psikologi Sosial.Jakarta:PT.Rineka cipta.

Anugerah, I. Setiaji.2004. Pengembangan Sub Terminal Agribisnis (STA) dan Pasar Lelang Komoditas Pertanian dan Permasalahannya. Forum Penelitian Agro Ekonomi.Volume 22 No 2. Desember 2004 ; 102-112 .

Azwar, A.1997.Sikap Manusia dan Pengukurannya. Yogyakarta: Leberty Downey David.W dan Erikson P.Steven.1992.Manajemen

Agribisnis.Jakarta:Erlangga

.Shvoong.com/social-sciences/psychology/1837978-definisi-persepsi/.

Nanawi,H.1991.Metode penelitian social.Yogyakarta:Yasaguna Oudjeans,JAN H.M.2006.Perkembangan Pertanian di Indonesia.

Yogyakarta;Gajah Mada University Press.

Sugiyono, 2006.Statistika Untuk Penelitian, IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia); Bandung.

Sapuan dan Chrisman Silitonga, 1994. Prosiding Seminar Pembangunan Pertanian Dalam Menanggulangi Kemiskinan, PERHEPI (Perhimpunan Ekonomi Pertanian ).


(62)

(63)

(64)

(65)

(66)

(67)

(68)

(69)

(70)

(71)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)