2.9 Konsepsi Agribisnis
2.9.1 Definisi Agribisnis Prospek bisnis di bidang pertanian, perkebunan, kehutanan, maupun perikanan
menjadi prioritas di dunia bisnis. Keuntungan yang bisa didapat dari usaha di bidang agribisnis sangat menggiurkan dan semakin banyak investor yang tertarik untuk
berinvestasi di bidang agribisnis ini. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya permintaan atas produk-produk agrikultur tersebut baik untuk konsumsi lokal maupun
diekspor. Menurut Sjarkowi dan Sufri 2004, menyatakan:
“Pengertian agribisnis menurut suku katanya berasal dari kata Agri agriculture dan bisnis business. Agri adalah Pertanian sedangkan
bisnis adalah usaha yang menghasilkan uang. Dengan demikian pengertian agribisnis adalah setiap usaha yang berkaitan dengan
kegiatan produksi pertanian, yang meliputi pengusahaan input pertanian dan atau pengusahaan produksi itu sendiri atau pun juga
pengusahaan pengelolaan hasil pertanian
”. Pada hakikatnya ada beberapa definisi agribisnis yang telah dikemukakan
secara umum. Berdasarkan pandangan Firdaus dalam bukunya berjudul Manajemen Agribisnis 2010:7 mengemukakan bahwa:
a. Sering pula ditemukan bahwa agribisnis diartikan sebagai perdagangan atau
pemasaran hasil pertanian. b.
Agribisnis mencakup semua kegiatan mulai dari pengadaan sarana produksi pertanian
farm supplies sampai dengan tata niaga produk pertanian yang dihasilkan usaha tani atau hasil olahannya.
c. Menurut Arsyad, dkk. 1885, yang dimaksud dengan agribisnis adalah suatu
kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang ada hubungannya dengan
pertanian dalam arti luas. Pertanian dalam arti luas adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan
pertanian.
Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Agribisnis adalah seluruh kegiatan bisnis yang ada hubungannya dengan komoditi pertanian,
dimana dalam suatu sistem mulai dari bisnis yang berkaitan dengan pra produksi, berproduksi, pasca produksi termasuk pengolahan dan industri hasil, serta bisnis yang
berkaitan dengan komoditi lainnya yang berasal dari kegiatan pengolahan dan industri hasil sampai ke konsumen.
2.9.2 Sifat-Sifat Kegiatan Agribisnis Menurut Siagian 2003:2, agribisnis bertujuan untuk memanfaatkan sumber
alam untuk pembudidayaan ternal atau tanaman yang kemudian diolah menjadi makanan atau dapat juga disebut sebagai produk agro industri. Agribisnis meliputi
beberapa jenis usaha dan kegiatan dari mulai agribisnis jamur sampai minyak kelapa, dari mulai budidaya sutera sampai padi, atau dari mulai agribisnis nenas sampai
tembakau. Menurut buku Siagian ini lebih memprioritaskan kepada manajemen agribisnis dan perkebunan dimana perkebunan menjadi salah satu jenis dari
manajemen agribisnis. Pada zaman sekarang, kegiatan agribisnis bidang perkebunan menjadi sasaran bank secara komersial, akuntan, dan para penjual jasa. Potensi alam
terbesar dalam sektor perkebunan di Indonesia salah satunya adalah tembakau. Tembakau di Indonesia merupakan salah satu tanaman komersial
commercial crop yang juga dikenal sebagai tanaman industri
industrial crop. Keberhasilan agribisnis untuk mencapai tujuannya sangat ditentukan oleh
faktor manajemen. Manajemen dalam agribisnis mempunyai sifat yang unik karena sifat produk pertanian yang sangat bergantung pada musim, mudah rusak, dan
produksinya melibatkan banyak petani yang berlahan sempit dan bermodal sangat terbatas.
2.9.3 Tanaman Tembakau Tembakau merupakan tanaman yang menghasilkan daun sebagai hasil utama
produksinya. Tanaman ini sangat baik hidup di daerah tropis dengan penyinaran matahari yang cukup lama serta menginginkan kondisi tanah yang remah untuk
pertumbuhannya. Tanaman tembakau Nicotianae tabacum L termasuk genus
Nicotinae, serta familia Solanaceae. Pada awalnya, tanaman tembakau ini hanya digunakan untuk keperluan dekorasi dan kedokteran serta medis saja. Setelah
masuknya tembakau ke Eropa, tembakau semakin populer sebagai barang dagangan sehingga tanaman tembakau menyebar dengan sangat cepat di seluruh Eropa, Afrika,
Asia, dan Australia. Tanaman tembakau sering disebut tanaman komersial karena jenis tanaman
semusim ini jika diusahakan dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan pasar diharapkan memberikan keuntungan tinggi kepada pelaku bisnis petani, pedagang,
pabrikanpengusaha rokok, eksportir, dan perusahaan jasa pendukung lainnya Kabul Santono, 2013:1. Berbagai jenis tembakau dengan berbagai kegunaannya
diusahakan di Indonesia, baik oleh rakyat maupun oleh perusahaan. Secara garis besar jenis tembakau berdasarkan iklim tembakau yang di produksi di Indonesia
dapat dibagi antara lain Matnawi, 2006:13: a.
Tembakau Na-Oogts NO, yakni jenis tembakau yang ditanam pada musim kemarau dan dipanen pada musim hujan. Jadi untuk
mendapatkan daun yang berkualitas baik, maka tembakau ini sebelum dipanen harus mendapatkan hujan. Jenis tembakau ini
merupakan jenis tembakau cerutu.
b. Tembakau Voor-Oogts VO, yakni jenis tembakau yang ditanam
pada musim hujan dan dipanen pada musim kemarau. Jadi untuk mendapatkan kualitas yang baik, maka menjelang panen tembakau
ini tidak boleh mendapatkan hujan. Jenis tembakau ini merupakan tembakau jenis sigaretrokok.
Indonesia termasuk negara penghasil tembakau untuk kepentingan dalam negeri dan kepentingan dunia. Menurut Kabul Santoso 2013:21, untuk tembakau
Voor-Oogst di Indonesia mempunyai beberapa jenis, diantaranya: tembakau Virginia,
Tembakau Rakyat, antara lain: Kasturi, Rajang Jawa, Rengganis, Madura Prancak dan Cangkring, Lumajang, Temanggung, dan tembakau
White Burley. Sedangkan tembakau
Na-Oogst di Indonesia mempunyai tiga jenis yaitu: tembakau Deli, tembakau
Vorstenlanden, dan tembakau Besuki Na-Oogst. Adapun kekurangan dan kelebihan pada kedua jenis tembakau tersebut, diantaranya:
1. Tembakau Na-Oogst. Kelebihannya terletak pada nilai jual yang tinggi dan
produktivitas tinggi jika pengolahan optimum. Tanaman ini juga dapat berkembang dengan baik pada spesifik lokasi yang sesuai dengan daerahnya.
Sedangkan kekurangannya terletak pada biaya yang mahal dan memerlukan teknologi yang cukup tinggi, perluasan perkembangannya juga sempit.
2. Tembakau Voor-Oogst. Kelebihannya yakni mudah dibudidaya, biaya sedang,
dan banyak dibutuhkan di masyarakat. Sedangkan kekurangannya yaitu harga yang relatif rendah jika dibandingkan dengan tembakau
Na-Oogst. Proses pembelian tembakau menuntut ketelitian yang tinggi dan penghayatan
yang mendalam dari para ahli tembakau grader, baik tentang aroma, rasa maupun
ciri-ciri fisiknya. Daun tembakau kering sebelum siap untuk dijadikan bahan baku rokok, memerlukan proses pengolahan yang panjang dan rumit, yaitu dimulai dari
pemisahan gagang-gagang, pembersihan benda-benda asing, perajangan untuk menjaga aspek hygienisnya hingga akhirnya dikemas dalam kemasan khusus untuk
disimpan dalam gudang dengan suhu dan kelembaban tertentu. Keberhasilan usaha penanaman tembakau sangat dipengaruhi oleh keadaan
iklim dan keadaan tanah saat pertumbuhannya. Iklim tersebut dipengaruhi oleh curah hujan, kelembaban, dan suhu. Sedangkan keadaan tanah disini dapat dilihat dari
kandungan pH-nya. Adapun hasil tembakau dari keadaan tanah tersebut meliputi: tanah yang berstruktur remah ringan cocok untuk bahan
dekblad pembalut luar cerutu dan tanah yang berstruktur berat baik dimanfaatkan sebagai
omblad pembalut dalam karena lebih cenderung menghasilkan daun yang tebal Matnawi, 2006:15.
Dalam penanganan bahkan pengolahan daun tembakau tersebut juga terdapat hambatan yang biasanya menyerang daun tembakau dalam gudang, misalnya:
Lasioderma serricorne dan Setomorpha margalaestriata. Untuk mengatasi hal diatas, maka perlu adanya penanganan secara benar dan berkala sehingga hal tersebut tidak
menurunkan kualitas dan kuantitas hasil daun tembakaunya.
2.10 Tinjauan Penelitian Terdahulu