7
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rumah Sakit
2.1.1 Pengertian Rumah Sakit
Menurut Undang-undang No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Menurut WHO dalam Supriyanto 2007, Rumah
sakit adalah bagian integral dari organisasi sosial dan medis yang mempunyai fungsi perbaikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat baik
kuratif maupun preventif, dimana pelayanan keluarnya menjangkau keluarga dan lingkungan rumah sakit. Rumah sakit juga merupakan pusat untuk latihan tenaga
kesehatan dan untuk penelitian bio-psiko-sosioekonomi-budaya. Menurut American Hospital Association dalam Adisasmito 2007, batasan
rumah sakit adalah suatu organisasi tenaga medis profesional yang terorganisasi serta sarana kedokteran yang permanen dalam menyelenggarakan pelayanan
kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa rumah sakit adalah suatu tempat yang terorganisasi dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, baik yang bersifat dasar,
spesialistik, maupun subspesialistik. selain itu, rumah sakit juga dapat digunakan sebagai lembaga pendidikan bagi tenaga profesi kesehatan Adisasmito, 2007.
2.1.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Rumah sakit mempunyai tugas untuk melaksanakan pelayanan kesehatan dengan mengutamakan kegiatan penyembuhan penderita dan pemulihan keadaan
cacat badan dan jiwa yang dilaksanakan secara terpadu dengan upaya peningkatan
promotif dan pencegahan preventif serta melakukan upaya rujukan. Rumah
sakit merupakan institusi yang bersifat sosio ekonomis yang mempunyai fungsi dan tugas memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara paripurna
Pudjianto, 2002.
Berdasarkan Undang-undang no 44 tahun 2009 tentang rumah sakit dalam pasal 4, disebutkan bahwa rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna. Untuk menjelaskan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 4, rumah sakit mempunyai fungsi:
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit; b.
Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;
c. Penyelenggaraa pendidikan dan pelatian sumber daya manusia dalam rangka
peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan dan; d.
Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
2.1.3 Klasifikasi Rumah Sakit
Berdasarkan Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah sakit dapat dibagi berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannya.
Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, rumah sakit dikategorikan dalam rumah sakit umum dan rumah sakit khusus, yaitu:
a. Rumah sakit umum
Rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit
b. Rumah sakit khusus
Rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis
penyakit, atau kekhususan lainnya. Berdasarkan pengelolaannya rumah sakit dapat dibagi menjadi rumah sakit
publik dan rumah sakit privat, yaitu: a.
Rumah sakit publik, Rumah sakit yang dapat dikelolan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan
badan hukum yang bersifat nirlaba.
b. Rumah sakit privat
Rumah sakit yang dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero.
Rumah sakit dapat ditetapkan menjadi rumah sakit pendidikan setelah memenuhi persyaratan dan standar rumah sakit pendidikan yang ditetapkan oleh
Menteri setelah berkoordinasi dengan Menteri yang membidangi urusan pendidikan.
Rumah sakit
pendidikan merupakan
rumah sakit
yang menyelenggarakan pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam bidang
pendidikan profesi kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan, dan pendidikan tenaga kesehatan lainnya.
Berdasarkan Permenkes No. 340 Tahun 2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit, rumah sakit umum dan rumah sakit khusus diklasifikasikan berdasarkan
fasilitas dan kemampuan pelayanan rumah sakit. Adapun klasifikasi rumah sakit umum terdiri atas :
a. Rumah sakit umum kelas A
Rumah sakit umum kelas A adalah rumah sakit umum yang harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 empat pelayanan
medik spesialis dasar, 5 lima pelayanan spesialis penunjang medik, 12 dua belas pelayanan medik spesialis lain dan 13 tiga belas pelayanan medik sub
spesialis. b.
Rumah sakit umum kelas B Rumah sakit umum kelas B adalah rumah sakit umum yang harus mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 empat pelayanan medik spesialis dasar, 4 empat pelayanan spesialis penunjang medik, 8
delapan pelayanan medik spesialis lainnya dan 2 dua pelayanan medik subspesialis dasar.
c. Rumah sakit umum kelas C
Rumah sakit umum kelas C adalah rumah sakit umum yang harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 empat pelayanan
medik spesialis dasar dan 4 empat pelayanan spesialis penunjang medik.
d. Rumah sakit umum kelas D
Rumah sakit umum kelas D adalah rumah sakit umum yang harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2 dua pelayanan
medik spesialis dasar. Adapun klasifikasi rumah sakit khusus diantaranya :
a. Rumah sakit khusus kelas A
Rumah sakit khusus kelas A adalah rumah sakit khusus yang mempunyai fasilitas dan kemampuan paling sedikit pelayanan medik spesialis dan
pelayanan medik subspesialis sesuai kekhususan yang lengkap b.
Rumah sakit khusus kelas B Rumah sakit khusus kelas B adalah rumah sakit khusus yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan paling sedikit pelayanan medik spesialis dan pelayanan medik subspesialis sesuai kekhususan yang terbatas
c. Rumah sakit khusus kelas C
Rumah sakit khusus kelas C adalah rumah sakit khusus yang mempunyai fasilitas dan kemampuan paling sedikit pelayanan medik spesialis dan
pelayanan medik subspesialis sesuai kekhususan yang minimal.
2.2 Linen