Beban Kerja TINJAUAN PUSTAKA

12

BAB 2.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Beban Kerja

2.1.1 Definisi Beban Kerja Beban kerja merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk menyelesaikan suatu tuntutan pekerjaan yang harus diselesaikan pada waktu tertentu. Beban kerja ini tergantung pada besar tuntutan kerja, kemampuan fisik, dan kognitif yang dimiliki individu. Setiap beban kerja yang diterima oleh individu harus sesuai dan seimbang baik terhadap kemampuan fisik, kemampuan kognitif maupun keterbatasan individu untuk menerima beban tersebut Winarsunu, 2008. Beban kerja dapat dibagi menjadi beban kerja fisik dan mental. Beban kerja mental merupakan tingkattaraf kesulitan dalam melaksanakan tugas yang berhubungan dengan kemampuan pekerja. Beban kerja mental yang tinggi menunjukan bahwa pekerja tidak mampu untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dikarenakan melampaui dari kemampuan yang dimiliki oleh pekerja. Beban kerja fisik menggambarkan jumlah pekerjaan yang haris diselesaikan oleh pekerja. Beban kerja fisik yang tinggi berarti pekerja harus menyelesaikan pekerjaan dalam jumlah yang terlalu banyak Efendi, 2009. 2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja Beban kerja dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal, yaitu: a Faktor eksternal Faktor eksternal yang berasal dari luar tubuh pekerja yang meliputi: 1 Organisasi Kerja Organisasi kerja meliputi jam kerja, waktu untuk istirahat, sift kerja, dan sistem kerja yang diterapkan di tempat kerja. 2 Lingkungan Kerja Lingkungan kerja juga dapat mempengaruhi beban kerja pekerja. Lingkungan kerja dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu lingkungan kerja fisik, kimiawi, dan psikologis. b Faktor internal Faktor internal berasal dari reaksi tubuh yang terjadi terhadap stimulus yang diterima dan berpotensi menjadi stresor. Faktor internal meliputi: 1 Faktor somatis Faktor somatis ini meliputi jenis kelamin, status kesehatan, kepribadian, dan usia. 2 Faktor psikologi Faktor psikologis berhubungan dengan kemampuan kognitif, motivasi kerja, persepsi, kepercayaan, kepuasan kerja, dan pengalaman kerja Tarwaka, 2004. 2.1.3 Indikator pengukuran Beban Kerja Indikator pengukuran variabel beban kerja merupakan landasan yang digunakan dalam mengukur beban kerja. Indikator beban kerja, antara lain: a Sikap kerja Indikator lama kerja dapat menunjukan wujud dari sikap yang ditunjukan dalam menyelesaikan pekerjaanya. b Waktu kerja dan istirahat Indikator ini menunjukan pengorganisasian waktu untuk melakukan dan menyelesaikan pekerjaan yang dimiliki. Organisasi waktu yang baik ditunjukan dengan waktu kerja dan waktu istirahat seimbang. Hal ini berdampak baik bagi kesehatan pekerja, terutama petani lansia. c Faktor somatis Indikator ini menunjukan faktor yang menitikberatkan pada fungsi organ tubuh petani lansia. Faktor ini menentukan kapasitas kemampuan yang dimiliki oleh petani lansia untuk menyelesaikan pekerjaanya Harrington, 2003. 2.1.4 Dampak Beban Kerja Dampak dari beban kerja dapat dilihat dari dua faktor, yaitu faktor yang berhubungan dengan pekerjaan dan faktor yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Faktor yang berhubungan dengan pekerjaan, yaitu bahaya kesehatan di tempat kerja dan lingkungan kerja. Faktor yang tidak berhubungan dengan beban kerja, yaitu pelayanan kesehatan kerja dan perilaku kerja Efendi, 2009. Mayoritas penyebab munculnya dampak beban kerja adalah perilaku dari pekerja yang kurang memperhatikan ergonomi pengaturan situasi dalam lingkungan kerja. Faktor yang perlu diperhatikan dalam perencanaan ergonomi yang berhubungan dengan manusia adalah keterbatasan baik fisik ataupun mental yang dimiliki oleh manusia dan perbedaan keadaan fisik tiap orang berbeda. Jika faktor-faktor tersebut diabaikan dapat berdampak negatif pada kesehatan pekerja yang berupa keluhan-keluhan symptom sebagai indikasi keadaan sakit Nurmianto, 2004. Keluhan symptom merupakan indikasi keadaan sakit dalam diri pekerja yang berhubungan dengan kondisi tempat kerja. Keluhan ini juga bisa menjadi manifestasi dari stres pada tubuh maupun pikiran pekerja. Manifestasi yang ditimbulkan oleh tiap orang berbeda Winarsunu, 2008. Keluhan symptom dapat dibagi menjadi dua, yaitu keluhan fisik dan mental. Keluhan fisik berkaitan dengan keadaan sakit pada bagian tubuh tertentu yang meliputi leher, bahu, siku, tangan, punggung atas, punggung bawah, pinggul, lutut, pergelangan kaki dan kaki. Keluhan mental berkaitan dengan psikis pekerja yang dapat berupa merasa lelah yang berlebihan, tidak bergairah setelah mendapatkan krisis, merasa tertekan, sulit tidur, gelisah, sakit kepala, denyut jantung meningkat dan gangguan pencernaan Tarwaka, 2004. Keluhan mental yang diakibatkan karena beban kerja yang berlebihan dan kejenuhan kerja dapat memicu stres pada pekerja. Keadaan stres pada pekerja dapat mengakibatkan beberapa respon fisik dan sosial pada pekerja. Respon tersebut, yaitu keletihan dan penurunan interaksi sosial Jeyaratnam, 2010. Keletihan merupakan salah satu respon fisik yang muncul ketika tubuh mendapatkan beban kerja yang melebihi kapasitas. Keletihan ini dapat mempengaruhi faktor kognitif. Hal ini dapat menyebabkan pekerja tidak dapat berkonsentrasi pada pekerjaan yang dimilikinya. akibat lain adalah dapat menurunkan kemampuan untuk mengambil keputusan Hariandja, 2003. 2.1.5 Penilaian Beban Kerja Pengukuran beban kerja mental berhubungan dengan tiga komponen denyut nadi yang berhubungan langsung mekanisme pengendalian dalam tubuh individu. Mekanisme tersebut meliputi mekanisme pengaturan temperatur, tekanan darah dan respirasi. Komponen tersebut akan meningkat bersamaan dengan beban kerja mental yang dirasakan oleh pekerja Manuaba, 2000. Pengukuran beban mental dapat diukur dengan cara objektif dan subjektif. Pengukuran secara objektif dapat dilakukan dengan mengukur denyut nadi pekerja. Pengukuran secara subjektif dapat dilakukan dengan cara mengamati dan mengobservasi kondisi psikologis pekerja Manuaba, 2000. Pengukuran beban fisik pekerja dapat diukur melalui denyut jantung. Hal ini bisa mengetahui berat ringannya beban kerja fisik yang dirasakan oleh pekerja. Pengukuran ini dapat menilai cardiovaskuler strain. Pembuluh darah yang dipakai untuk pengukuran ini adalah arteri radialis pada pergelangan tangan Tarwaka, 2004. 2.2 Stres Lansia 2.2.1 Lansia