BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN
A. Bagi Hasil Pada Bank Syariah Mandiri
28 B.
Deposito Pada Bank Syariah Mandiri 37
C. Pengaruh Bagi Hasil Terhadap Jumlah Dana Deposito
Syariah Mudharabah Pada Bank Syariah Mandiri 42
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
49 B.
Saran 51
Daftar Pustaka 53
Lampiran 56
iv
DAFTAR TABEL
1. Tabel 2.1 Perbedaan Bagi Hasil dengan Sistem Bunga
19 2.
Tabel 4.1 Nisbah Pada Deposito BSM 34
3. Tabel 4.2 Data Bagi Hasil Deposan Tahun 2007-2009
35 4.
Tabel 4.3 Syarat dan Prosedur Bagi Nasabah Deposan 38
5. Tabel 4.4 Data Rata-rata Saldo Deposan BSM
40 6.
Tabel 4.5 Descriptive Statistics 42
7. Tabel
4.6 Correlations
42 8.
Tabel 4.7 Variabel Entered Removed 43
9. Tabel 4.8 Model Summary b
43 10.
Tabel 4.9 ANNOVA b 44
11. Tabel
4.10 Coefficients
44 12.
Tabel 4.11 Tingkat Hubungan Korelasi 45
13. Tabel 4.12 Residual Statistics
46
v
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 4.1
Konsep Bagi Hasil Bank Syariah Mandiri 28
2. Gambar 4.2
Tahapan Perhitungan Bagi Hasil Bank Syariah Mandiri 31
3. Gambar 4.3
Tingkat Pertumbuhan Bagi Hasil Bank Syariah Mandiri 36
4. Ganabar 4.4 Tingkat Pertumbuhan Saldo Rata-rata Deposan
Bank Syariah
Mandiri 41
5. Gambar
4.5 Histogram
47 6.
Gambar 4.6 Normal P-Plot of Regression Standardized Residual
48
vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi keuntunganbagi hasil merupakan ciri utama bagi lembaga keuangan tanpa bungaBank Islam. Dinamakan lembaga keuangan bagi hasil oleh karena sesungguhnya
lembaga ini memperoleh keuntungan dari apa yang dihasilkan dari upayanya mengelola dana pihak ketiga.
Nisbah bagi hasil merupakan faktor penting dalam menentukan bagi hasil di bank syariah. Sebab aspek nisbah merupakan aspek yang disepakati bersama antara
kedua belah pihak yang melakukan transaksi.
1
Dalam hal melakukan pengelolaan dana milik nasabah Deposito, Dewan Syariah Nasional MUI telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa deposito
yang dibenarkan adalah deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah
2
. Dimana Bank Syariah bertindak sebagai mudharib pengelola dana sedangkan nasabah
Bertindak sebagai shahibul maal pemilik dana dalam kapasitasnya sebagai mudharib
, bank syariah dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah serta mengembangkanya, termasuk melakukan
akad mudharabah pada dana dari pihak ketiga. Dengan demikian, Bank Syariah dalam kapasitasnya sebagai mudharib
memiliki sifat sebagai seorang wali amanah trustee, yakni harus berhati-hati atau bijaksana serta beritikad baik dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang timbul
akibat kesalahan atau kelalainnya. Di samping itu bank syariah juga bertindak sebagai
1
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Yogyakarta: Ekonesia, 2004, h. 123.
2
Fatwa Dewan Syariah Nasional, No. 03DSN-MUIIV2000.
kuasa dari usaha bisnis pemilik dana yang diharapkan dapat memperoleh keuntungan seoptimal mungkin tanpa melanggar batas syariah
Pembiayaan memiliki peranan penting dalam mengelola dana Deposito, karena pembiayaan merupakan bagian terbesar dari pendapatan bank dan tentunya pula
berpengaruh terhadap bagi hasil yang diterima nasabah pemilik dana. Apabila bank syariah tidak mampu menyalurkan pembiayaannya, sementara dana yang terhimpun
dari shahibul maal dana pihak ke tiga terus bertambah, maka akan terdapat banyak dana idle menganggur, yang dapat berpengaruh terhadap pendapatan dari margin bagi
hasil. Hal ini pula yang akan menyebabkan penurunan dana pihak ke tiga DPK pada Bank Syariah.
Dari hasil pembiayaan, Bank syariah akan membagi hasilkan kepada pemilik dana atau pemilik deposito sesuai dengan nisbah yang telah disepakati dan telah
dituangkan dalam akad pembukuan rekening. Dalam mengelola dana tersebut, bank tidak bertanggung jawab terhadap kerugian yang bukan disebabkan oleh kelalaianya.
Namun, apabila terjadi itu adalah miss management salah urus, oleh karena itu bank bertanggung jawab penuh atas kerugian tersebut.
Deposito merupakan investment account atau salah satu instrumen keuangan utama bank islam dalam mengerahkan dana masyarakat, Investment account tersebut
juga dianggap sebagai instrumen keuangan yang utama untuk menarik dana pihak ketiga bagi sistem perbankan islam.
3
Oleh karena itu bank harus lebih giat untuk mengembangkan kegiatan oprasionalnya dalam hal untuk menarik minat masyarakat
3
Sjahdeini Sutan Remy, Perbankan islam kedudukan dalam tata hokum Indonesia, Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti. 1999, h. 108.