Revenue Sharing. Menurut Pengertian Umum
Berbeda dengan revenue yang dimaksud didalam arti perbankan. konvensional adalah jumlah dari penghasilan bunga bank yang diterima dari
penyaluran dananya atau jasa atas pinjaman maupun titipan yang diberikan oleh bank. Jadi, revenue dalam bank konvensional merupakan total bunga
keseluruhan dari setiap penyaluran dana yang dilakukannya. Revenue
pada perbankan Syariah adalah hasil yang diterima oleh bank dari penyaluran dana investasi ke dalam bentuk aktiva produktif, yaitu
penempatan dana bank pada pihak lain. Hal ini merupakan selisih atau angka lebih dari aktiva produktif dengan hasil penerimaan bank
9
. Lebih jelasnya Revenue sharing dalam arti perbankan adalah
perhitungan bagi hasil didasarkan kepada total seluruh pendapatan yang diterima sebelum dikurangi dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk
memperoleh pendapatan tersebut. Sistem revenue sharing berlaku pada pendapatan bank yang akan dibagikan dihitung berdasarkan pendapatan kotor
gross sales, yang digunakan dalam menghitung bagi hasil untuk produk
pendanaan bank. Sedangkan Nisbah adalah pembagian keuntungan yang ditetapkan pada awal
terbentuknya akad yang terbentuk dalam persentasi yang disepakati oleh kedua belah pihak yakni pada pihak bank dan pihak nasabah. Nisbah bagi hasil
merupakan faktor penting dalam menentukan bagi hasil di bank syariah, sebab aspek nisbah merupakan aspek yang disepakati bersama antara kedua belah pihak
yang melakukan transaksi.
10
9
Akmal Yahya, “Profit Distribution”, artikel diakses pada 5 juli 2010 dari httpwww.ifibank.go.id
10
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Yogyakarta: Ekonesia, cet-1, 2004, h. 123.
Bagi hasil menurut terminology asing dikenal sebagai profit sharing. Profit sharing
dalan kamus ekonomi sering disebut sebagai pembagian laba. Secara definitif profit sharing diartikan sebagai “Distribusi dari berbagai bagian laba pada
para pegawai dari suatu perusahaan”
11
Lebih lanjut dikatakan, bahwa hal itu dapat berbentuk suatu bonus uang tunai tahunan yang didasarkan pada laba yang
diperoleh pada tahun-tahun sebelumnya, atau dapat berbentuk pembayaran mingguan dan bulanan.
Pada mekanisme bank syariah pendapatan bagi hasil ini berlaku untuk produk-produk penyertaan, baik penyertaan menyeluruh, sebagian-sebagian
maupum bentuk bisnis koorporasi kerjasama. Pihak-pihak yang terlibat dalam kepentingan bisnis yang disevbutkan tadi, harus melakukan transparasi dan
kemitraan secara baik dan ideal. Sebab semua pengeluaran dan pemasukan rutin yang berkaitan dengan bisnis penyertaan bukan untuk kepentingan pribadi yang
menjalankan proyek. Bagi hasil atau profit sharing ini dapat juga diartikan sebagai sebuah bentuk
kerjasama antara pihak investor dengan pihak pengelola dana. Istilahnya dalam perbankan syariah shahibul maal dengan pihak mudharib, dan nantinya akan ada
pembagian hasil sesuai dengan persentase jatah bagi hasil nisbah sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.
Contohnya adalah nasabah bank tersebut menaruh uangnya sebagai bentuk investasi untuk dikelola oleh mudharib yakni pihak bank dengan nilai Nisbah 60
bagi pengelola dan 40 bagi investor. Dari penjelasan tersebut maka dapat
11
Muhammad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil di Bank Syari’ah, Yogyakarta: UII Press, 2001, h. 28.
dikatakan bahwa nilai nisbah bersifat tetap, dan hanya bagi hasilnya yang bersifat fluktuatif.
Jadi inti dari investasi bagi hasil pada dasarnya adalah terletak pada kerjasama yang baik antara shahibul mal dengan mudharib
12
. Kerjasama atau partnership adalah karakter dalam perekonomian masyarakat islam.
Pembagian keuntungan dalam wujud bagi hasil dapat dilihat melalui dua akad
13
, yaitu dengan akad mudharabah dan musyarakah, dimana akad mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama pemilik
dana menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua pengelola dana bertindak sebagai pengelola, dan keuntungan dibagi diantara mereka sesuai dengan
kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung oleh pemilik dana
14
. Sedangkan akad musyarakah adalah akad kerjasama antara kedua belah pihak atau
lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan konstribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan
kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan porsi konstribusi dana.
15
Jika bank konvensional membayar bunga kepada nasabahnya, maka bank syariah membayar bagi hasil keuntungan sesuai dengan kesepakatan. Kesepakatan
bagi hasil ini ditetapkan dengan suatu angka nisbah. Nisbah antara bank dengan nasabahnya ditentukan di awal, misalnya ditentukan porsi masing-masing pihak
60:40, yang berarti hasil usaha yang diperolah akan didisitribusikan sebesar 60 bagi nasabah dan 40 bagi bank. Angka nisbah ini dengan mudah akan bisa
12
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMPYKPN, 2003, h. 106.
13
Deskraining, BSM Basic Training, Jakarta: PT. Bank Syariah Mandiri, 2010, h. 249.
14
PSAK No 105 paragraph 4.
15
PSAK, No. 106, paragraph 4.
didapatkan informasinya dengan bertanya ke customer service atau datang langsung dan melihat papan display “Perhitugan dan Distribusi Bagi Hasil” yang
ada di cabang bank syariah.