Latar Belakang Respon masyarakat terhadap ceramah ustadz salman dalam pembinaa keagamaan masyarakt kampung utan ciputat timur. Tangerang selatan

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap muslim dan muslimat, memiliki kewajiban dalam menuntut ilmu, terutama ilmu agama. Kewajiban ini merupakan kewajiban yang dibebankan kepada setiap individu, sehingga tidak ada lagi ummat muslim yang tidak mengerti ilmu agama. Meskipun kondisi ini belum tercapai, namun ada upaya-upaya yang dilakukan oleh mereka yang sudah mengerti ilmu agama dalam menyampaikan apa yang mereka ketahui kepada orang lain. Dalam masyarakat kebanyakan, mereka menyebut orang-orang yang mensyiarkan ajaran agama Islam dengan da’i atau muballigh. Seorang mubaligh memiliki tugas yang sangat suci yaitu berdakwah. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia dakwah dapat pula diartikan sebagai penyiar agama di semua kalangan masyarakat dan sekaligus sebagai pengembangan masyarakat. 1 Perlu kita ketahui bersama bahwa, kegiatan berdakwah ini telah berlangsung seumur sejarah kehidupan manusia. Sejak bapak manusia pertama Adam hingga ummat Nabi Muhammad SAW sekarang ini. Pada awal masa kenabian para rasul berdakwah tidak aecara terang-terangan untuk ummatnya akan tetapi secara sembunyi-sembunyi. Masalah dakwah dewasa ini sangatlah penting bagi perkembangan ajaran Islam. Pada hakikatnya dakwah adalah realisasi dari amr ma’rûf nahy 1 Departemen pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 1990. Cet. Ke-3, hal. munkar, yakin mengajak manusia kepada kebajikan dan mencegah manusia dari kemungkaran. Bila demikian maka dakwah Islam merupakan kewajiban bagi setiap pribadi manusia. Dakwah berjalan tanpa mengenal kurun waktu selama di dunia masih ada manusia yang berjalan di luar syari’at Ilahi maka dakwah Islam tetap diperlukan. Dalam bahasa Arab, dakwah bisa digunakan dalam arti undangan, ajakan dan seruan yang kesemuanya itu menunjukkan adanya komunikasi antara dua pihak dan upaya mempengaruhi orang lain agar mereka bersikap dan bertingkah laku Islam. 2 Berdasarkan arti dakwah itu sendiri, maka dalam pelaksanaannya diperlukan metode-metode penyampaian yang tepat agar tujuan itu tercapai. Para da’i harus mengidentifikasikan wilayah sasarannya sebelum menerapkan dakwah yang disampaikannya. Adapun pengertian metode dakwah adalah suatu cara yang ditempuh dalam berdakwah untuk mencapai tujuan dakwah yang efektif dan efisien, yaitu mengajak manusia kejalan yang benar, agar manusia tunduk sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. 3 Amin Ahsan Islahi, dalam bukunya menjelaskan bahwa seorang juru dakwah yang menyeru kepada kebenaran harus memperhatikan metode – metode yang dikenal pada masanya, sehingga dakwah lebih mengena dan berpengaruh didalam hati dan jiwa. Hal ini karena sang mubaligh tersebut berkumpul dengan orang-orang, berbicara dengan mereka dan di dalam berhadapan dengan mereka itu harus 2 Akhmad Mubarok, Psikologi Dakwah Jakarta: Pustaka Pirdaus, 2002, Cet. Ke-3, hal. 19 3 Rafiuddin dan Maman Abdul Djalil, Prinsip dan Strategi Dakwah Bandung: Pustaka Setia, 1997, Cet. Ke-5, hal. 32 memperhatikan metode – metode yang sesuai dengan tradisi, prilaku, dan cara hidup mereka. 4 Seorang juru dakwah atau da’i dalam upaya menyebarkan ajaran- ajaran Islam harus memperhatikan kondisi sekelilingnya. Seorang sarjana psikologi bernama Woodworth mengungkapkan dakwah manusia sebagai makhluk individu memiliki empat jenis hubungan dengan lingkungan: “Individu dapat bertantangan, menggunakan, berpartisipasi, atau menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya”. 5 Sebagai perbuatan atau aktivitas, dakwah adalah kegiatan komunikasi, dan komunikasi menyebabkan terjadinya hubungan interaksi sosial. Menurut H. Bonner yang secara garis besarnya interaksi sosial dirumuskan sebagai suatu hubungan antara dua individu atau lebih individu manusia, di mana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki individu lain, atau sebaliknya. 6 Maka dalam rangka dakwah da’i harus memiliki budi pekerti yang baik atau akhlak karimah serta wawasan keilmuan yang luas dalam uapaya mempengaruhi atau memperbaiki masyarakat malalui pesan-pesan dakwah ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Interaksi yang dilakukan manusia sebagai individu di dalam masyarakat dapat dipengaruhi oleh fator imitasi, simpati, sugesti, maupun faktor identifikasi. 4 Amin Ahsan Ilahi, Metode Dakwah Menuju Jalan Allah Jakarta: Litera Antarnusa, 1985, Cet. Ke-1, hal. 69 5 W. A Gerungan, Psikologi Bandung: Eresco, 1999, Cet. Ke-12, hal. 6 6 W. A Gerungan, Psikologi, hal. 57 Imitasi adalah suatu proses di mana seseorang meniru tingkah laku, maupun ide-ide tertentu dari orang lain sehingga orang tersebut menerima dengan tanpa melakukan kritik. Sugesti adalah situasi dimana seseorang memberikan pandangan dari dirinya sendiri kepada orang lain tanpa melakukan kritik. Identifikasi adalah sebagai situasi dimana seseorang mempunyai kecendrungan untuk mengajikan indentik dengan orang lain yang dianggapnya ideal atau tokoh tertentu dalam lapangan tertentu. Simpati adalah suatu proses dimana seseorang merasa begitu tertarik akan keseluruhan pola tingkah laku orang lain, sehingga dengan perasaan ini pada dirinya untuk memahami atau mengerti lebih mendalam, untuk belajar dan kemudian bersedia untuk melakukan kerjasama. 7 Dari faktor-faktor diatas yang mempengaruhi masyarakat dalam berintraksi dengan lingkungan, seorang da’i yang sarat akan makna keteladanan dalam kehidupan sehari-hari berusaha agar pesan-pesan dakwah yang disampaikannya dapat direspon masyarakat sekitar. Kegiatan dakwah merupakan komunikasi antara da’i dan mad’u karena komunikasi adalah suatu proses penyampaian ideal dan pesan kepada komunikasi agar dapat berbuat sesuai dengan tujuan, harapan dan isi pesan yang disampaikannya. 8 Sehingga terjadi proses saling mempengaruhi natara satu dengan yang lainnya untuk menyampaikan keinginannya. Dalam menyampaikan pesan tersebut, haruslah seorang da’i memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, bertujuan agar pesan-pesan yang disampaikan oleh 7 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah Jakarta: Gaya Media Pratama, Cet. Ke-2, hal. 1 8 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, hal. 2 da’i dapat diterima mad’u secara utuh, jelas, dan tidak menimbulkan kesimpangsiuran dalam penafsiran. Agar dakwah dapat bersifat komunikatif, seseorang memerlukan pengetahuan tentang gejala-gejala sosial atau tingkah laku manusia dalam lingkungan sosio-kulturnya. Kemampuan berkomunikasi yang baik dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah tidaklah dimiliki oleh setiap orang, hanyalah orang tertentu saja memiliki kemampuan dan sengaja mengkonsentrasikan dirinya dalam tugas menggali mutiara-mutiara keilmuan untuk disampaikan keorang lain. Thomas W. Arnold dalam bukunya sejarah dakwah menjelaskan: “Tersebar agama Islam ke berbagai penjuru dunia disebabkan oleh berbagai faktor, baik sosial, politik, budaya maupun agama, akan tetapi di samping itu, faktor yang paling kuat dan menentukan adalah kemauan dan kegiatan yang tidak kenal lebih dari para da’i yang dengan Nabi Muhammad SAW sendiri sebagai contoh utamanya, telah berjuang mengajak orang-orang kafir masuk Islam.” 9 Maka dalam rangka ini Islam, sebagai agama dakwah harus disebar luaskan, sebab tanpa usaha yang sungguh dari para pemeluknya untuk menyebar luaskan Islam itu, mustahil Islam akan dengan segera menyebar dan dipeluk oleh hampir di seluruh penjuru dunia. 10 Berdasarkan hal diatas, kita sebagai pribadi muslim harus menegakkan agama Allah dan menjalankan amr ma’rûf nahy munkar serta mengajak manusia kejalan yang benar yaitu jalan yang di ridhai Allah SWT. Sebagaimana firmannya Surat Al-Nahl ayat 125 yaitu : 9 Thomas W. Arnold. Sejarah Dakwah terj Nawai Rambe Jakarta: Wijaya, 1979, hal. 27 10 Thomas, W. Arnold, Sejarah Dakwah, hal. 1 äí÷Š 4’nÎ È≅‹Î6y™ y7Înu‘ Ïπyϑõ3Ïtø:Î ÏπsàÏãöθyϑø9uρ ÏπuΖ|¡ptø: Οßγø9ω≈y_uρ ©ÉL©9Î }‘Ïδ ß⎯|¡ômr 4 ¨βÎ y7−u‘ uθèδ ÞΟn=ôãr ⎯yϑÎ ¨≅|Ê ⎯tã ⎯Ï΋Î6y™ uθèδuρ ÞΟn=ôãr t⎦⎪ωtGôγßϑø9Î ا ل نل 16 : 125 Artinya: Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. QS. Al-Nahl 16: 125 Dalam pembahasan ini, penulis tertarik dengan judul skripsi ini karena pada jaman era globalisasi dan informasi, perubahan masyarakat lebih cepat bila dibandingkan dengan kegiatan dakwah. Manusia dewasa ini mulai disibukkan oleh kebutuhan yang semakin beraneka ragam sehingga banyak manusia yang mengalami krisis moral, dengan meninggalkan ibadah serta amal kebajikan lainnya. Dan juga karena dakwah dipahami oleh masyarakat awam yang identik dengan ceramah di podium atau di mimbar-mimbar masjid. Dakwah tidaklah hanya diartikan sebagai ceramah sementara sekalipun unsur ceramah tidak dapat dipisahkan, tetapi diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan mengajak dan meningkatkan manusia kembali kepada ajaran Islam. Dengan demikian umat Islam mempunyai berbagai metode dakwah yaitu yang dipakai untuk menyampaikan pesan dakwah. Semua cara dan upaya maupun dalam strategi dakwah Islam tidaklah kaku atau statistik, akan tetapi dalam kenyataan sejarah ia senantiasa mengalami kemajuan, dan dengan kemajuan peradaban manusia itu sendiri yang semakin berkembang dan mengalami kemajuan. Bermula dari sikap, kemudian tutur bahasa secara lisan, tulisan, dan penggunaan alat elektronik yang mana sikap seperti ini harus dimiliki da’i dengan baik. Salah satu muballigh yang penulis anggap memenuhi kriteria tersebut di atas adalah Ustadz Salman, seorang da’i yang mensyiarkan ajaran agama Islam di daerah Ciputat Timur Tangerang Selatan. Sebagai seorang da’i, Ustadz Salman berupaya untuk mensyiarkan ajaran agama Islam dengan cara yang sebaik-baiknya, tanpa mengenal batas usia maupun profesi. Dakwah yang dijalankan Ustadz Salman juga dilakukan dengan cara mempraktikkan apa yang diajarkan oleh ajaran agama, salah satunya untuk berperilaku santun terhadap semua orang. Inilah salah satu faktor yang menjadikan Ustadz Salman disenangi oleh masyarakat sekitar. Dengan fenomena dakwah seperti yang diatas maka peneliti mengangkat penelitian ini dengan judul: “Respon Masyarakat Terhadap Ceramah Ustadz Salman Dalam Pembinaan Keagamaan Masyarakat Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan” .

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah