Pengaruh Jus Buah Stroberi (Fragaria X Ananassa) Terhadap Diskolorasi Gigi Yang Disebabkan Oleh Kopi

(1)

PENGARUH JUS BUAH STROBERI (FRAGARIA X

ANANASSA) TERHADAP DISKOLORASI GIGI

YANG DISEBABKAN OLEH KOPI

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Disusun oleh: Lulu Marinda NIM: 090600110

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Konservasi Gigi

Tahun 2013

Lulu Marinda

Pengaruh Jus Buah

S

troberi (

Fragaria X Ananassa

) Terhadap Diskolorasi

Gigi Yang Disebabkan Oleh Kopi

xi

+ 57 Halaman

Carbamide peroxide 15% merupakan bahan bleaching yang sering digunakan saat ini. Bahan bleaching ini ternyata memiliki efek samping. Gigi sensitif dan iritasi mukosa adalah efek negatif yang sering ditemukan setelah penggunaan bahan tersebut. Stroberi adalah elternatif lain yang dapat digunakan sebagai bahan alami bleaching yang telah dibuktikan beberapa penelitian dengan sampel gigi yang didiskolorisasi dengan teh hitam. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan jus buah stroberi dalam memutihkan gigi yang telah didiskolorisasi dengan kopi.

Penelitian dilakukan dengan 27 sampel gigi premolar post-ekstraksi. Seluruh akar gigi diolesi cat kuku bening dan direndam dalam kopi selama 12 hari lalu direndam dalam larutan saline. Sampel dibagi dalam tiga kelompok, kelompok A direndam dalam jus buah stroberi konsentrasi 100% selama 5 menit setiap 8 jam selama 2 minggu, kelompok B direndam dalam jus buah stroberi konsentrasi 50% selama 5 menit setiap 8 jam selama 2 minggu dan kelompok C diaplikasikan gel carbamide peroxide 15% selama 2 jam setiap hari selama 2 minggu.

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata perubahan warna gigi 2 sampai 3 tingkat lebih gelap setelah direndam kopi dan 4 sampai 6 tingkat lebih putih setelah bleaching. Hasil uji kruskall-wallis menunjukkan perbedaan bermakna antara ketiga kelompok pada nilai signifikansi 0,014. Uji mann-whitney menunjukkan perbedaan tidak bermakna antara


(3)

kelompok yang direndam jus stroberi konsentrasi 100% dan konsentrasi 50% (0,148), kelompok yang direndam jus stroberi 100% dan carbamide peroxide 15% (0,109), dan perbedaan bermakna antara kelompok yang direndam jus stroberi konsentrasi 50% dan carbamide peroxide 15% (0,005). Maka dapat dikatakan jus buah strawberry memiliki efektifitas yang sama dengan carbamide peroxide 15% dalam memutihkan gigi yang telah diskolorasi karena kopi.

Kata kunci : jus buah strawberry, diskolorasi gigi, kopi, bleaching


(4)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 17 Juli 2013

Pembimbing Tanda tangan

1. Darwis Aswal, drg.

NIP. 195605161983031003 --- 2. Widi Prasetia, drg.


(5)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 17 Juli 2013

TIM PENGUJI

KETUA : Darwis Aswal, drg. ANGGOTA: 1. Widi Prasetia, drg.

2. Prof. Trimurni Abidin, drg.,M.Kes.,Sp.KG(K) 3. Nevi Yanti,drg.,M.Kes


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa Telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatra Utara.

Skripsi ini didedikasikan untuk kedua orang tua saya, Bapak Edo Hasan dan Ibu Surijati tercinta sebagai tanda hormat, rasa sayang dan terima kasih yang tak terhingga atas kasih sayang, perhatian, dukungan, kesabaran, semangat, kerja keras dan doanya selama ini.

Dalam penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati dan penghargaan yang tulus, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatra Utara.

2. Cut Nurliza, drg., M.Kes selaku Ketua Departemen Ilmu Konsevasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatra Utara.

3. Darwis Aswal, drg., selaku dosen pembimbung skripsi yang telah meluangan waktu, tenaga, pemikiran, dukungan, bimbingan dan semangat kepada penulis.

4. Widi Prasetia, drg., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, pemikiran, dukungan, kesabaran, bimbingan dan semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Seluruh staf pengajar dan tenaga administrasi FKG USU terutama Departemen Ilmu Konservasi Gigi yang telah memberikan bantuan, saran dan bimbingan kepada penulis.

6. Ami Angela Harahap, drg., Msc., Sp.KGA., selaku dosen penasihat akademik yang telah membimbing dan mengarahkan penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi USU.


(7)

7. Drs. Awaluddin Saragih, Apt., selaku kepala Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi USU atas bimbingan, masukan, informasi yang diberikan. 8. Maya Fitria, SKM., M.Kes., selaku staf pengajar di Departemen

Kependudukan dan Biostatistik FKM USU yang telah memberikan bimbingan mengenai analisa statistika kepada penulis.

9. Keluarga tercinta, Dedi Agus, Shandy Theisalia, Andrew, yang selalu memberikan dukungan, semangat, doa dan bantuan dokumentasi dalam melancarkan penulisan skripsi ini.

10.Sahabat-sahabat terbaik penulis, Anita, Witta, Olivia, Jumeg serta teman-teman angkatan 2009 yang telah memberikan dukungan, semangat, doa, harapan dan kebersamaan selama penulis mendapatkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi USU.

11.Semua pihak yang telah banyak membantu penulisan skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah turut membantu dan memohon maaf apabila ada kesalahan selama melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa materi serta pembahasan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan sumbangsih dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi semua. Akhirnya penulis panjatkan doa kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, semoga melimpah rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua.

Medan, 15 May 2013 Penulis,

Lulu Marinda NIM. 090600110


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...

HALAMAN PENGESAHAN JUDUL...

HALAMAN PERSETUJUAN...

KATA PENGANTAR...

iv

DAFTAR ISI...

vi

DAFTAR TABEL...

ix

DAFTAR GAMBAR...

x

DAFTAR LAMPIRAN...

xi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah... 3

1.3 Tujuan Penelitian... 3

1.4 Hipotesis Penelitian... 3

1.5 Manfaat Penelitian... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perubahan Warna Gigi... 4

2.1.1 Definisi Perubahan Warna Gigi... 4

2.1.2 Klasifikasi dan Etiologi Perubahan Warna Gigi... 5

2.1.2.1 Perubahan Warna Ekstrinsik... 5


(9)

2.2 Perawatan Perubahan Warna Gigi dengan Bleaching... 7

2.2.1 Reaksi Kimia bleaching... 8

2.2.2 Bahan Bleaching... 9

2.2.2.1 Hidrogen Peroksid... 10

2.2.2.2 Sodium Perborat... 10

2.2.2.3 Karbamid Peroksid... 11

2.2.3 Kontra indikasi bleaching... 12

2.2.3 Efek Samping Bleaching... 12

2.3 Metode Evaluasi Stabilitas Warna... 13

2.4 Strawberry... 15

2.4.1 Klasifikasi Tanaman Strawberry... 15

2.4.2 Manfaat Buah Strawberry... 16

2.4.3 Kandungan Senyawa Fitokimia Buah Strawberry... 17

2.5 Kopi... 17

2.5.1 Kopi Arabika... 18

2.5.2 Kopi Robusta... 19

2.6 Kerangka konsep... 21

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian... 22

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian... 22

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian... 22

3.4 Variabel dan Definisi Operasional... 24

3.5 Alat dan Bahan Penelitian... 27

3.6 Metode Pengumpulan Data/Pelaksanaan Penelitian... 28

3.7 Penyusunan hasil data... 32

3.8 Pengelolaan dan Analisis Data... 33

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian... 34


(10)

4.2 Analisis Hasil Penelitian... 38

4.2.1 Tingkat Penurunan Perubahan Warna Gigi Setelah Direndam Kopi... 38

4.2.2 Tingkat Kenaikan Perubahan Warna Gigi Setelah Bleaching.. 38

4.2.3 Uji Kruskal-Wallis setelah direndam larutan kopi... 39

4.2.4 Uji Kruskal-Wallis setelah bleaching... 39

4.2.5 Uji Mann-Whitney... 40

BAB 5 PEMBAHASAN... 41

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan... 45

6.2 Saran... 45

DAFTAR PUSTAKA...

46


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Nilai Perubahan Warna Enamel Gigi Kelompok A... 34

2. Nilai Perubahan Warna Enamel Gigi Kelompok B... 35

3. Nilai Perubahan Warna Enamel Gigi Kelompok C... 36

4. Jumlah Penurunan Warna Gigi Setelah Direndam Kopi ... 38


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Hubungan proses oksidasi dengan bleaching sampai dengan titik saturasi.... 9

2. Buah Strawberry... 15

3. a. Shade guide Vita Standar... 27

b. juicer... 27

4. Coffee Maker... 27

5. a. Sampel diprofilaksis dengan pasta profilaksis... 31

b. akar gigi sampel ditutup dengan cat kuku bening... 31

6. a. Seluruh sampel direndam dalam larutan koip... 31

b. Sampel dipertahankan dalam suhu 400C... 31

7. a. Penanaman sampel kelompok C (kontrol positif) kedalam gyps... 31

b. Tray untuk aplikasi carbamide peroxide 15% pada sampel kelompok C.... 31

8. Perendaman sampel kelompok A dan B kedalam jus buah strawberry... 32

9. Contoh warna sampel gigi sebelum mendapat perlakuan... 37

10. Contoh Warna sampel gigi sesudah direndam kopi... 37

11. a. Warna gigi setelah direndam dalam jus buah strawberry dalam keadaan basah... 37

b.Warna sampel gigi setelah direndam dalam jus buah strawberry dalam keadaan kering... 37

12. a. Warna sampel gigi sebelum diaplikasikan bahan carbamide peroxide 15%... 38

b. Warna sampel gigi sesudah diaplikasikan bahan carbamide peroxide 15%... 38


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Alur Pikir... 49

2. Alur Penelitian... 51

3. Kruskal-Wallis Test... 52

4. Mann-Whitney Test... 54


(14)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Konservasi Gigi

Tahun 2013

Lulu Marinda

Pengaruh Jus Buah

S

troberi (

Fragaria X Ananassa

) Terhadap Diskolorasi

Gigi Yang Disebabkan Oleh Kopi

xi

+ 57 Halaman

Carbamide peroxide 15% merupakan bahan bleaching yang sering digunakan saat ini. Bahan bleaching ini ternyata memiliki efek samping. Gigi sensitif dan iritasi mukosa adalah efek negatif yang sering ditemukan setelah penggunaan bahan tersebut. Stroberi adalah elternatif lain yang dapat digunakan sebagai bahan alami bleaching yang telah dibuktikan beberapa penelitian dengan sampel gigi yang didiskolorisasi dengan teh hitam. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan jus buah stroberi dalam memutihkan gigi yang telah didiskolorisasi dengan kopi.

Penelitian dilakukan dengan 27 sampel gigi premolar post-ekstraksi. Seluruh akar gigi diolesi cat kuku bening dan direndam dalam kopi selama 12 hari lalu direndam dalam larutan saline. Sampel dibagi dalam tiga kelompok, kelompok A direndam dalam jus buah stroberi konsentrasi 100% selama 5 menit setiap 8 jam selama 2 minggu, kelompok B direndam dalam jus buah stroberi konsentrasi 50% selama 5 menit setiap 8 jam selama 2 minggu dan kelompok C diaplikasikan gel carbamide peroxide 15% selama 2 jam setiap hari selama 2 minggu.

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata perubahan warna gigi 2 sampai 3 tingkat lebih gelap setelah direndam kopi dan 4 sampai 6 tingkat lebih putih setelah bleaching. Hasil uji kruskall-wallis menunjukkan perbedaan bermakna antara ketiga kelompok pada nilai signifikansi 0,014. Uji mann-whitney menunjukkan perbedaan tidak bermakna antara


(15)

kelompok yang direndam jus stroberi konsentrasi 100% dan konsentrasi 50% (0,148), kelompok yang direndam jus stroberi 100% dan carbamide peroxide 15% (0,109), dan perbedaan bermakna antara kelompok yang direndam jus stroberi konsentrasi 50% dan carbamide peroxide 15% (0,005). Maka dapat dikatakan jus buah strawberry memiliki efektifitas yang sama dengan carbamide peroxide 15% dalam memutihkan gigi yang telah diskolorasi karena kopi.

Kata kunci : jus buah strawberry, diskolorasi gigi, kopi, bleaching


(16)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Estetik gigi merupakan hal yang sangat penting oleh pasien, termasuk warna gigi. Gigi putih adalah salah satu syarat utama dari estetik tersebut. Gigi yang putih secara alami dapat diperoleh apabila seseorang rajin merawat giginya dengan cara menyikat gigi setelah makan dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung baking soda, memeriksakan giginya secara rutin ke dokter gigi, dan mengatur pola dietnya.1 Warna dari gigi dipengaruhi oleh kombinasi warna intrinsik dan kehadiran noda ekstrinsik yang bisa terbentuk pada permukaan gigi. Noda ekstrinsik cenderung terbentuk di daerah gigi yang kurang dapat diakses oleh menyikat gigi dan sifat abrasif pasta gigi dan yang paling sering didorong oleh karena merokok, asupan makanan kaya tanin (misalnya teh, kopi & anggur merah) dan penggunaan agen kationik tertentu seperti chlorhexidine, atau garam logam seperti timah dan besi.2

Minum kopi di kafe-kafe sudah menjadi gaya hidup. Kopi bukan lagi sekedar kafein, melainkan energi, semangat, sekaligus sebagai asupan tubuh. Kopi dengan kandungan kafein, protein, mineral dan kandungan lainnya terbukti menjadi minuman kesehatan dalam dosis tertentu. Bila diasumsikan 10% saja orang meminum kopi dari total jumlah penduduk Indonesia, diperkirakan ada 1 milyar cangkir kopi yang diseduh setiap harinya.3Pola diet sangat mempengaruhi perubahan warna gigi, terlalu sering meminum kopi juga dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi. Kopi dapat meninggalkan noda pada gigi bahkan penetrasi kedalam permukaan enamel dan dentin.Noda pada gigi biasanya dikisaran warna kuning-coklat.4

Penambahan gula dan creamer kedalam teh dan kopi akan meningkatkan perubahan warna, perbedaan ditemukan signifikan. Kopi ditemukan merupakan kromatogen yang paling kuat daripada teh atau cola.5Penelitian lain menemukan bahwa kopi lebih menyebabkan noda daripada teh.6nodadari kopi lebih permanen dibandingkan


(17)

tembakau. Potensi noda pada gigi lebih besar dikarenakan oleh kopi dibandingkan oleh tembakau.7

Pada saat ini, perkembangan cosmetic dentistry sangat menonjol dalam menanggulangi hal tersebut yaitu dengan cara restoratif misalnya pelapisan mahkota atau dengan cara bleaching.Bleaching adalah suatu cara pemutihan kembali gigi yang berubah warna sampai mendekati warna gigi asli dengan proses perbaikan secara kimiawi yang tujuan utamanya adalah mengembalikan estetika pada seseorang.1 Tehnik bleaching ini memiliki beberapa keuntungan, antara lain lebih baik dari segi estetik karena tidak mengambil jaringan keras gigi dan tehnik perawatan relatif lebih mudah.8 Bahan yang umum digunakan adalah hidrogen peroksid dan karbamid peroksid. Disamping itu ternyata banyak penderita yang sensitif terhadap bahan bleaching dan besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan perawatan ini membuat banyak peneliti baik diluar maupun di dalam negeri untuk mencari bahan alternatif lain yang lebih aman dan lebih murah untuk digunakan sebagai bahan bleaching. 1 Dahl dan Pallesen pada tahun 2003 melaporkan beberapa efek samping dari penggunaan hidrogen peroksida seperti gigi sensitif, iritasi mukosa, dan perubahan dari permukaan enamel.9

Stroberiadalah salah satu bahan alami yang saat ini dapat digunakan untuk memutihkan kembali gigi yang telah berubah warna. Buah ini memiliki kandungan asam elagat (ellagic acid) dan asam malat (malic acid) yang dapat memutihkan gigi.1 Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dwi Windu pada tahun 2012 yang menggunakan sampel gigi yang telah direndam dalam larutan teh hitam dan kemudian dilakukan proses pemutihan dengan merendam sampel gigi tersebut kedalam ekstrak buah stroberimenunjukkan adanya perbedaan yang signifikan.10Hasil penelitian Sucipada tahun 2012 juga menunjukkan adanya perbedaan efektifitas perubahan warna email gigi yang telah didiskolorasi setelah pemberian ekstrak buah stroberi.11Pada tahun 2009 Juwita dkk. juga menyebutkan bahwa kelompok sampel gigi yang direndam pada pasta buah stroberi menghasilkan warna lebih putih yang mengkilap dibandingkan dengan kelompok yang direndam dengan gel carbamide peroxide 10%.1


(18)

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian kembali dengan menggunakan jus buah stroberi. Seperti yang telah dinyatakan sebelumnya bahwa kopi merupakan kromatogen yang paling kuat dan mempengaruhi warna gigi, peneliti ingin meneliti apakah jus buah stroberi juga berpengaruh dalam memutihkan warna enamel gigi yang disebabkan oleh nodakopi.

1.2RUMUSAN MASALAH

Permasalahan pada penelitian ini adalah apakah ada pengaruh penggunaan jus buah stroberi( Fragaria x ananassa) sebagai bahan bleaching pada perubahan warna enamel gigi yang disebabkan oleh kopi.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jus buah stroberi(Fragaria x ananassa) terhadap diskolorasi gigi disebabkan oleh kopi.

1.4 Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh penggunaan jus buah stroberi( Fragaria x ananassa) terhadap diskolorasi gigi disebabkan oleh kopi.

1.5 Mafaat Penelitian

Memberikan informasi mengenai bahan alami yang efektif, aman dan ekonomis dalam memutihkan gigi yang berubah warna akibat sering minum kopi.


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Perubahan warna gigi merupakan faktor yang sangat merugikan bagi penderitanya apalagi jika terjadi pada gigi anterior yang menarik perhatian sabagai titik pandang pertama ketika seseorang membuka mulut atau berbicara. Gigi putih sangat menarik untuk dilihat, tetapi tidak banyak orang beruntung memiliki warna gigi sempurna. Perubahan warna dapat mengenai satu gigi, beberapa gigi atau semua gigi. Perubahan warna gigi dapat hanya melibatkan permukaan saja atau sampai melibatkan struktur gigi.12

2.1Perubahan warna gigi

Umumnya noda pada gigi dikategorikan menjadi tiga, yaitu ekstrinsik, intrinsik dan oleh umur. Noda ekstrinsik paling sering dan paling mudah diatasi. Berada pada permukaan superfisial dan dapat disebabkan oleh kopi, teh, makanan dengan pewarnaan tinggi, penggunaan tembakau atau proses metabolik dari pasien itu sendiri. Noda intrinsik adalah diskolorasi yang berpenetrasi kedalam stuktur gigi. Terjadi selama perkembangan gigi akibat konsumsi obat tertentu atau jumlah floride yang berlebihan. Noda ini tidak dapat hilang dengan tindakan profilaksis, tetapi dapat memberikan respon dengan tindakan bleaching tergantung pada warna dan intensitas dari noda itu sendiri. Noda oleh karena perubahan umur adalah kombinasi dari noda ekstrinsik yang telah berpenetrasi kedalam struktur gigi dalam jangka waktu yang sudah sangat lama, penipisan enamel dan penggelapan warna dentin.4

2.1.1 Definisi perubahan warna gigi

Perubahan warna gigi terjadi selama atau sesudah pembentukan email dan dentin. Ada perubahan warna yang tampak setelah gigi erupsi dan ada yang timbul akibat prosedur perawatan.13Perubahan warna pada gigi dapat terjadi oleh banyak faktor, tetapi secara umum perubahan dibagi menjadi dua kategori utama yaitu noda intrinsik


(20)

dannoda ekstrinsik.14Perubahan warna ini dapat hanya mengenai satu gigi, beberapa gigi atau semua gigi.12

2.1.2Klasifikasi dan etiologi perubahan warna gigi

Bagian koronal gigi terdiri dari enamel, dentin dan pulpa. Setiap perubahan terhadap struktur kemungkinan akan menghasilkan perubahan pada penampilan luar gigi disebabkan oleh transmisi cahaya dan mencerminkan sifat. Munculnya warna gigi tergantung pada kualitas cahaya yang dipantulkan. Secara historis, perubahan warna gigi telah diklasifikasikan menurut lokasi noda, yang dapat berupa intrinsik atau ekstrinsik.15

2.1.2.1 Perubahan warna ekstrinsik

Panjang rantai dari polisakarida dan materi protein membentuk suatu lapisan yang erat pada seluruh permukaan gigi yang disebut pelikel. Dimana pelikel ini sangat mudah ternodai.14Perubahan warna ekstrinsik didefinisikan sebagai perubahan warna yang terletak pada permukaan luar dari struktur gigi dan disebabkan oleh agen topikal atau ekstrinsik. Hal ini dapat dibagi menjadi dua kelompok, langsung dan tidak langsung. Pewarnaan langsung disebabkan oleh senyawa-senyawa yang bergabung ke dalam lapisan pelikel dan noda adalah hasil warna dasar dari kromogen. Pewarnaan langsung memiliki multi-faktorial etiologi dengan kromogen berasal baik dari diet atau zat biasa ditempatkan di mulut. Pewarnaan tidak langsung di sisi lain adalah disebabkan oleh interaksi kimia di permukaan gigi. Biasanya berhubungan dengan antiseptik kationik dan garam logam. Secara tradisional, perubahan warna gigi ekstrinsik juga dapat diklasifikasikan sesuai dengan asalnya, seperti logam ataunon-logam.15, 16

Faktor yang bertanggung jawab untuk perubahan warna ekstrinsik :

a. Diet: noda cokelat pada permukaan gigi bisa disebabkan oleh pengendapan tanin yang ditemukan dalam teh dan kopi, wine, cola, kunyit dan beberapa makanan dan minuman lainnya juga dapat menyebabkan perubahan warna gigi.


(21)

b. Kebersihan rongga mulut: Akumulasi plak gigi, kalkulus dan partikel makanan menyebabkan noda cokelat atau hitam. Bakteri kromogenik juga telah diusulkan sebagai faktor etiologi dalam produksi noda biasanya pada margin gingiva gigi.

c. Kebiasaan: Tembakau dari rokok, cerutu, pipa, dan mengunyah tembakau menyebabkan noda cokelat dan hitam gelap yang menutupi sepertiga tengah servikal gigi.

d. Faktor Obat: antiseptik kationik seperti chlorhexidine, cetylpyridinium chloride dan obat kumur lainnya dapat menyebabkan noda setelah penggunaan jangka panjang. Chlorhexidine, misalnya, menghasilkan perubahan warna cokelat sampai hitam. Bukti yang paling menunjukkan bahwa penyebab kemungkinan pewarnaan adalah pengendapan makanan anionik kromogens ke kation teradsorpsi.

e. Pekerjaan dan faktor lingkungan: paparan Industri besi, mangan, dan perak dapat menodai gigi hitam. Merkuri dan debu timbal dapat menyebabkan noda biru-hijau; tembaga dan nikel, noda hijau ke hijaubiruan dan asap asam kromat dapat menyebabkan noda oranye yang pekat.15, 17, 20.

2.1.2.2Perubahan warna intrinsik

Penyebab perubahan warna gigi berasal dari gigi itu sendiri:

1. Dekomposisi jaringan pulpa atau sisa makanan. Adanya gas yang dihasilkan oleh pulpa nekrosis dapat membentuk ion sulfida yang berwarna hitam.

2. Pemakaian antibiotik, misalnya tetrasiklin. Tetrasiklin merupakan penyebab paling sering dari perubahan warna gigi yang bersifat intrinsik. Pemakaian obat golongan tetrasiklin selama proses pertumbuhan gigi dapat menyebabkan perubahan warna gigi yang permanen.

Periode waktu pemberian tetrasiklin yang menyebabkan perubahan warna pada gigi: a. Semasa dalam kandungan pada usia kehamilan ibu lebih dari 4 bulan,molekul tetrasiklin dapat melewati pertahanan plasenta gigi sulung yang sedang terbentuk.

b. Masa bayi sesudah lahir sampai usia 5 tahun, pada periode ini terjadi pembentukan mahkota gigi insisivus permanen.


(22)

Mekanismenya adalah tetrasiklin akan terikat dengan kalsium dan membentuk senyawa kompleks berupa tetrasiklin kalsium ortofosfat . Jaringan gigi yang sedang dalam proses mineralisasi itu tidak hanya memperoleh kalsium, tetapi juga molekul tetrasiklin yang kemudian tertimbun di dalam jaringan dentin dan email.

3. Penyakit metabolik yang berat selama fase pertumbuhan gigi. Misalnya alkaptonuria yang menyebabkan warna cokelat, endemikfluorosis yang menyebabkan bercak cokelat pada gigi.

4. Pendarahan dalam kamar pulpa. Ini disebabkabkan oleh terjadinya trauma, aplikasi bahan devitalisasi arsen ataupun eksterpasi pulpa yang masi vital.

5. Medikamentasi saluran akar. Obat terapeutik yang digunakan dalam endodonti dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi, misalnya perak nitrat.

6. Bahan pengisi saluran akar. Di antara bahan pengisi saluran akar gigi yang dapat mewarnai dentin adalah iodoform dan semen saluran akar yang mengandung perak atau minyak esensial.12

7. Proses penuaan. Dengan bertambahnya umur, enamel menjadi lebih tipis karena abrasi/erosi dan dentin menjadi lebih tebal karena deposisi dentin sekunder dan dentin reparatif yang menghasilkan perubahan warna pada gigi selama hidup seseorang. Gigi orangtua biasanya lebih kuning keabu-abuan dari gigi orang muda.17 2.2Perawatan perubahan warna gigi dengan bleaching

Bleaching merupakan salah satu usaha memperbaiki perubahan warna pada gigi. Teknik pemutihan ini dapat dilakukan oleh dokter gigi di tempat praktek (office bleaching)dan dapat dilakukan oleh pasien sendiri dirumah dibawah pengawasan dokter gigi (home bleaching).17Pemutih gigi umumnya dikenal sebagai bleaching vital, adalah metode noninvasif dalam mencerahkan warna gelap atau gigi yang berubah warna. Tiga indikasi untuk dapat melakukan prosedur bleaching adalah disebabkan oleh (1) noda ekstrinsik dari makanan, menghisap rokok, kopi atau teh, (2) usia gigi, (3) noda intrinsik seperti noda tetrasiklin dan flourosis ringan. Tipe perawatan bleaching biasanya lebih sering dipilih oleh pasien sendiri. Pasien harus siap bahwa hasilnya tidak ada garansi dan tidak permanen.20


(23)

2.2.1 Reaksi kimia bleaching

Oksidasi adalah proses kimia dimana bahan organik yang akhirnya dikonversi menjadi CO2 dan air. Kayu terbakar di perapian adalah contoh dari proses oksidasi,

dan itu adalah bahwa proses kimia yang sama untuk memutihkan gigi. Perbedaan antara pembakaran kayu dan pemutihan gigi adalah tingkat dari proses oksidasi. Akhirnya, kedua proses akan menghasilkan CO2 dan air.Bleaching adalah proses

oksidasi-reduksi atau reaksi redoks. Dalam reaksi redoks, bahan oksidator (seperti hidrogen peroksid) memiliki radikal bebas dengan elektron yang tidak berpasangan yang akan tereduksi, sedangkan bahan reduktor (bahan yang akan diputihkan) menerima elektron dan teroksidasi. 4

Hidrogen peroksida adalah agen pengoksidasi yang menghasilkan dua radikal bebas, HO2 dan oksigen. PH larutan ini mempengaruhi kekuatannya. Hidrogen peroksida

bersifat asam lemah dan menghasilkan lebih dari oksigen lemah radikal bebas. Larutan buffer ini memiliki pH 9,5-10,8 untuk mendorong produksi dari persentase yang lebih tinggi dari HO2 radikal bebas yang kuat. Bahan organik dapat

mengganggu reaksi pemutihan. Kehadiran dekomposisi katalis dan enzim dapat mengubah reaksi sehingga tidak ada radikal bebas diproduksi. Oleh karena itu sangat penting bahwa gigi harus kering dan dibersihkan dari kotoran sebelum agen bleaching diaplikasikan.4


(24)

Gambar 1. Hubungan proses oksidasi dengan bleaching sampai dengan titik saturasi.21

Larutannya harus menembus permukaan gigi. Dalam memutihan gigi, hidrogen peroksida berdifusi melalui matriks organik enamel dan dentin, memancarkan radikal bebasnya. Radikal ini bereaksi sampai menjadi molekul-molekul sederhana yang merefleksikan sedikit cahaya terbentuk. Ada titik yang disebut saturasi atau titik jenuh, dimana pencerahan berhenti dan penghancuran struktur gigi dimulai. Selama pemutihan berlangsung dan proses pencerahan melambat secara dramatis, titik jenuh telah tercapai. Pada titik ini, kehilangan enamel menjadi cepat. Pemutihan harus berhenti di titik jenuh untuk meminimalkan kerapuhan gigi dan peningkatan porositas. Optimal bleach mencapai pemutihan yang maksimal. Over bleach dapat merusak enamel dan tidak akan menginduksi pencerahan lebih lanjut.4

2.2.2Bahan bleaching

Bahan-bahan yang digunakan sebagai bleaching menurut Walton dan Torabinayed (2002) antara lain hidrogen peroksid, natrium perborat, natrium hipoklorit, karbamid peroksid dan bahan oksidator lain seperti natrium oksiborat. Untuk intracoronal bleaching yang sering digunakan adalah natrium perborat dan hidrogen peroksid.


(25)

Sedangkan untuk extracoronal bleaching adalah karbamid peroksid dan hidrogen peroksid.17

2.2.2.1 Hidrogen peroksid

Hidrogen peroksid dengan dengan konsentrasi 30-35% disebut juga superoksol yang banyak digunakan pada extracoronal maupun intracoronal bleaching. Superoksol ini harus disimpan ditempat yang dingin dan dapat bertahan sampai 3 bulan. Sebagai bahan bleaching dapat dicampur dengan natrium perborat menjadi pasta atau juga dapat digunakan tanpa dicampur dengan natrium perborat. Efek pemutihan pada gigi terjadi karena berat molekul yang kecil dapat berdifusi ke enamel dan dentin. Jadi proses oksidasi secara langsung pada substansi pembentuk warna.17 perubahan yang terjadi pada lapisan gigi yang disebabkan oleh reaksi dari H2O2 30% dengan molekul

apatit, dengan proses pemanasan akan terjadi reaksi sebagai berikut : H2O2 --- H2O2 + On

Ca10(PO4)6(OH)2 + On --- 10 CaO + 3 P2O5 + H2O

Hidroksi apatit putih

Hidroksi apatit ini bereaksi dengan superoxol dan menyebabkan pengendapan CaO. CaO inilah yang menimbulkan warna putih pada gigi.12

2.2.2.2Sodium perborat

Bahan oksidator sodium perborat dapat diperoleh dalam bentuk bubuk. Sodium perborat merupakan bahan kimia yang sedikit demi sedikit akan mengalami degradasi dan melepaskan sedikit hidrogen peroksid. Jika bahan masih baru, bahan ini mengandung 95% perborat dalam 9,9% oksigen. Sodium perborat stabil bila dalam keadaan kering, tetapi bila dicampur dengan asam atau air akan berubah menjadi sodium metaborat, hidrogen peroksid dan oksigen bentuk onasen. 17 Sodium perborat lebih gampang untuk dikontrol dan aman bila dibandingkan dengan konsentrasi larutan higrogen peroksid. Untuk itu menjadi material yang lebih sesuai untuk internal bleaching.23


(26)

2.2.2.3Karbamid peroksid

Karbamid peroksid yang ada dipasaran tidak hanya mengandung karbamid peroksid, tetapi juga mengandung bahan tambahan misalnya polimer karboksi polimetilen (karbopol), fenasitin, trietanolamin, gliserol dan anhidrida. Karbopol berfungsi untuk menambah kekentalan dan daya lekat, memperlambat proses pelepasan oksigen karbamid peroksid, serta bereaksi lebih lama. Konsentrasi yang aman dan efektif dalam penggunaan karbamid peroksid adalah 10-15%, dianjurkan pemakaian bahan tersebut dilakukan dibawah pengawasan dokter gigi. Karbamid peroksid 10% sama efektifnya dengan hidrogen peroksid 3%.17,22

Pada dasarnya mekanisme dasar karbamid peroksid adalah sama. Karbamid peroksid terurai menjadi hidrogen peroksid dan urea ketika berkontak dengan jaringan lunak atau saliva pada temperatur mulut. Hidrogen peroksid yang dihasilkan akan terionisasi dengan reaksi seperti berikut21 :

Karbamid peroksid Hidrogen peroksid + Urea (CH2N2OH2O2) (H2O2) (CH2N2O)

Hidrogen peroksida Air + Oksigen

(H2O2) (H2O) (O2)

Urea Amonia + Karbon dioksida

(CH2N2O) NH3 (CO2)

Urea dalam karbamid peroksid berperan sebagai penstabil agar efek bahan tersebut lebih panjang dan berperan memperlambat pelepasan hidrogen peroksid. Agar efek karbamid peroksid maksimal dibutuhkan waktu yang lama untuk kontak dengan gigi. Sementara urea dalam karbamid peroksid dapat bergerak bebas kedalam enamel dan dentin pada proses degradasi amonia selanjutnya karbondioksida akan dilepas serta menigkatkan pH.21


(27)

2.2.3 Kontra indikasi bleaching

1. Diskolorisasi karena amalgam

2. Diskolorisasi berat akibat tetrasiklin (derajat III & IV) 3. Restorasi atau karies yang luas

4. Enamel loss atau deep pitting

5. Kelainan Temporomandibuar joint (TMJ) 6. Wanita hamil dan sedang menyusui 7. Pasien dengan dentin hipersensitif17

2.2.4 Efek samping bleaching

Faktor keamanan pasien merupakan faktor yang menjadi perhatian utama untuk setiap tindakan.17Kasus efek samping dari vital dan nonvital bleaching telah banyak dilaporkan.24

a. Gigi sensitif. Merupakan efek samping yang paling sering terjadi setelah melakukan external bleaching. Data dari penelitian sebelumnya oleh Haywood dkk. 10% penggunaan karbamid peroksid dari 15-65% pasien melaporkan meningkatnya gigi sensitif.9

b. Iritasi mukosa. Konsentrasi hidrogen peroksida yang tinggi (dari 30-35%) menyebabkan rasa pedas pada membran mukosa dan dapat menyebabkan luka bakar dan bercak putih pada gingiva.9Oleh karena itu, pada saat pemakaian larutan tersebut, jaringan lunak hendaknya selalu dilindung dengan mengolesi vaselin.23

c. Resopsi akar. Laporan klinikal dan histologi menunjukkan bahwa intracoronal bleaching dapat menyebabkan resorpsi akar eksternal. Ini mungkin dikarenakan oleh agen oksidasi, khususnya 30-35% hidrogen peroksida. Mekanisme bleaching menyebabkan rusaknya jaringan periodonsium atau sementum belum dapat dijelaskan. Sepertinya, zat kimia yang mengiritasi masuk berdifusi melalui tubulus dan cacat sementum dan akibat nekrosis sementum tersebut terjadi inflamasi pada ligamen priodontal dan akhirnya terjadilah resorpsi akar.23

d. Merusak tambalan. Bleaching dengan hidrogen peroksida dapat menyebabkan efek pada ikatan antara resin komposit dan jaringan keras gigi. Foto mikroskopi


(28)

elektron menunjukkan adanya interaksi antara keduanya dan menyebabkan inhibisi polimerisasi dan meningkatkan porositas resin dan celah marginal sehingga tambalan menjadi lepas.23,24

2.3 Metode evaluasi stabilitas warna

Hal ini jelas melalui tinjauan literatur, stabilitas bahan warna dapat dievaluasi dengan berbagai metode. Ini melibatkan pewarnaan pada spesimen dan dievaluasi perubahan warnanya selama periode waktu tartentu. Evaluasi warna dapat dilakukan baik oleh penilaian visual atau metode instrumental.

1. Metode visual. Banyak metode penilaian visual yang telah digunakan oleh berbagai peneliti. Dalam satu metode, pengamat mengevaluasi perubahan warna dari spesimen terhadap latar yang berwarna putih. Perubahan warna tersebut kemudian dihitung sebagai sedikit, sedang, atau berat. Penilaian visual juga dapat dilakukan dengan mengambil foto dari spesimen dan kemudian mengukur perubahan warnanya.

Albert Munsell menggambarkan warna dalam fenomenal tiga dimensi. Dia menggambarkan tiga dimensi sebagai hue, value(kecerahan) dan chroma( saturasi).

Hue. Hue adalah kualitas warna yang membedakan satu warna dengan warna lain, yang dispesifikasikan dalam rentang dominan suatu panjang gelombang dalam spektrum tampak yang menghasilkan warna. Hue adalah sebuah interpretasi fisiologis dan psikologis dari sejumlah panjang gelombang. Dalam hal gigi, hue diwakili oleh A, B,C atau D dalam shade guide Vita Classic yang sering digunakan.

Chroma. Chroma adalah saturasi, intensitas atau kekuatan dari hue. Bayangkan ketika pewarna merah makanan diteteskan kedalam segelas air. Setiap kali pewarna makanan itu ditambahkan, intensitas akan meningkat, tapi itu adalah warna merah yang sama (hue). Seiring dengan pertambahan pewarna, campuran juga akan terlihat lebih gelap, sehingga peningkatan chroma memberikan perubahan terhadap value.Bila chroma meningkat maka value akan menurun, chroma dan value berbanding terbalik. Nomor tertinggi yang terdapat pada shade guideVita Classic mewakili warna dari chroma.25


(29)

Value. Value atau kecerahan adalah sejumlah cahaya kembali dari suatu objek. Munsell menggambarkan value sebagai warna putih-hitam dalam skala abu-abu. Benda yang cerah memiliki jumlah abu-abu yang lebih rendah, sedangkan benda yang kurang cerah memiliki jumlah abu-abu yang lebih banyak dan akan menjadi lebih gelap.25Urutan contoh warna yang digunakan pada perawatan Dental Whitening menggunakan dasar value yang paling rendah yaitu C4 diletakkan pada sisi paling kanan contoh dan warna dengan value paling tinggi yaitu warna B1 diletakkan disisi kiri dari urutan contoh warna.

2. Metode Instrumental. Variabilitas hasil dengan penilaian visual dapat timbul karena beberapa faktor termasuk obyek yang diamati, posisi cahaya terhadap pengamat relatif dan sama, karakteristik lain warna cahaya tersebut, metamerism, kelelahan, penuaan dan keadaan emosional dari pengamat. Sejak pengukuran instrumen dapat menghilangkan penafsiran subjektif dari perbandingan warna visual, spektrofotometer dan colorimeter lebih banyak digunakan saat ini. Instrumen ini menggunakan CIE L*a*b* (CIELAB) sistem warna, yang dikembangkan pada tahun 1978 oleh Komisi Internationale de L'Eclairage untuk karakteristik warna untuk persepsi manusia.

CIE L*a*b* (CIELAB) ruang warna adalah tiga dimensi warna sistem order. Koordinat ∆L menunjukkan kecerahah, sejalan dengan value dari sistem Munsell. Koordinat ∆a menunjukkan kemerahan atau kehijauan dan koordinat ∆b menunjukkan kekuningan atau kebiruan. Perbedaan warna ∆E adalah jarak aljabar antara dua titik dalam ruang warna. Ini merupakan perubahan warna relatif yang diamati untuk material setelah diberi perlakuan atau antara periode waktu. Perbedaan warna dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: ∆E = ( ∆L 2 + ∆a2 +

∆b2)½, di mana ∆L, ∆a, ∆b adalah perbedaan dalam L, a, b nilai sampel sebelum dan sesudah perendaman dalam pewarna. Um dan Ruyter menyarankan bahwa perubahan warna yang jelas harus disebut sebagai nilai yang diterima • � = 33, dimana Guller menyatakan bahwa nilai dari 3,7 harus dianggap sebagai visual yang jelas.5


(30)

2.4Stroberi

Stroberidikenal dengan nama arbei yang berasal dari bahasa Belanda, aardbei yaitu sebuah genus tumbuhan dalam keluarga Rosaceae. Di indonesia, buah ini disebut “stroberi”. Ada kurang lebih 20 spesies stroberi. Spesies paling umum di tanam untuk dijual adalah hasil dari penyilangan Fragaria x ananassa. Stroberi merupakan berry yang paling terkenal dari semua berry dan termasuk tanaman semak.26

Gambar 2. Buah stroberi

2.4.1Klasifikasi tanamanstroberi

Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman stroberi di klasifikasikanadalah sebagai berikut :

Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledonae Keluarga : Rosaceae Genus : Fragaria Spesies : Fragaria spp.

Stroberi yang kita temukan di pasar swalayan adalah hibrida yang dihasilkan dari persilangan F. virgiana L. var Duchesne asal Amerika Utara dengan F. chiloensis L. var Duchesne asal Chili. Persilangan itu menghasilkan hibrid yang merupakan stroberi modern (komersil) Fragaria x annanassa var Duchesne. Varitas stroberi introduksi yang dapat ditanam di Indonesia adalah Osogrande, Pajero, Selva, Ostara, Tenira, Robunda, Bogota, Elvira, Grella dan Red Gantlet. Di Cianjur ditanam varitas Hokowaze asal Jepang yang cepat berbuah. Petani Lembang (Bandung) yang sejak


(31)

lama menanam stroberi, menggunakan varitas lokal Benggala dan Nenas yang cocok untuk membuat makanan olahan dari stroberi seperti selai.26

2.4.2 Manfaat buahstroberi

Buah stroberimemiliki aktivitas antioksidan yang tinggi. Sehingga stroberi dijadikan alternatif untuk meningkatkan kesehatan dan mengurangi beberapa resiko penyakit, antara lain;

1. Stroberi sebagai Pencegah Kanker. Di dalam buah stroberi ada dua kandungan yang bernama antioksidan dan anti-inflamasi. Dengan kombinasi dua kandungan tersebut maka buah stroberi dapat mencegah tumbuhnya penyakit kanker.26

2. Stroberi Baik Untuk Tulang. Stroberi sangat baik dan bermanfaat untuk memelihara tulang. Karena di dalamnya terkandung senyawa mangan sehingga dapat membantu membangun dan memilihara tulang dan sendi.26

3. Stroberi Bermanfaat untuk Diet Sehat. Dalam secangkir stroberi memiliki banyak kandungan serat. Tapi kalorinya sedikit hanya sekitar 43. Dengan adanya serat yang terkandung di dalam buah stroberi dapat membuat pencernaan menjadi lancar.26

4. Stroberi sebagai sumber Vitamin C. Menurut penelitian di dalam satu gelas Strawberry terkandung 136% RDA vitamin C. Kita tahu bahwa vitamin C mempunyai manfaat yang luar biasa untuk membuat kekebalan tubuh semakin meningkat dan dapat mencegah degenerasi manula. Di samping manfaat dari vitamin C adalah untuk mengatasi hipertensi atau tekanan darah tinggi.26

5. Memutihkan gigi. Stroberi adalah salah satu bahan alami yang dapat memutihkan kembali gigi yang telah berubah warna.26Tanaman ini mengandung asam elagat dan asam malat yang dapat memutihkan gigi.1


(32)

2.4.3 Kandungan senyawa fitokimia buah stroberi Kandungan senyawa fitokimia buah stroberi antara lain:

1. Ellagic Acid

Buah stroberiterdapat ellagic acid, yang terkandung didalamellegitanin yang dapat memutihkan gigi. Kandungannya berkisar antara 0,43-4,64 mg per gram berat kering.26 Reaksi yang terdapat pada senyawa ini adalah reaksi oksidasi dimana ellagic acid melepaskan elektron yang dapat berikatan dengan zat yang menyebabkan perubahan warna pada enamel. Adanya perbedaan keelektronegatifan diantara O dan H+ pada gugus OH- yang lebih besar dibandingkan CO- dan OH- pada gugus COOH menyebabkan gugus OH- akan lebih mudah putus dan menghasilkan radikal H+. Radikal H+ yang terbentuk akan berikatan dengan 3 molekul C tersier yang terdapat pada enamel gigi yang mengalami diskolorasi. Ikatan ini menyebabkan terjadinya ganguan konjugasi elektron dan perubahan penyerapan energi pada molekul organik enamel sehingga terbentuk molekul organik enamel dengan struktur tidak jenuh. Setelah radikal H+ dilepaskan, ellagic acid melepaskan 4 radikal OH- yang dapat mengganggu struktur tidak jenuh dari enamel tersebut menjadi struktur jenuh dengan warna lebih terang.1

2. Anthocyanin

Anthocyanin tergolong dalam komponen flavonoid. Senyawa ini merupakan pigmen pemberi warna merah pada stroberi.26

3. Catechin, Quercetin dan Kaempferol Memiliki aktivitas sebagai antioksidan.26

2.5 Kopi

Kopi merupakan biji-bijian dari pohon jenis coffea. Buah kopi terdiri dari 4 bagian yaitu lapisan kulit luar (exocarp), daging buah (mesocarp), kulit tanduk ( parchment) dan biji (endosperm). Senyawa terpenting yang terdapat dalam kopi adalah kafein. Kafein dapat bereaksi dengan asam, basa dan logam berat dalam asam. Kafein disintesis dalam perikarp. Kafein dapat larut dalam air, mempunyai aroma wangi


(33)

tetapi rasanya sangat pahit. Kafein bersifat mono-cidic yang lemah dan dapat memisah dengan penguapan air. Dengan asam, kafein akan bereaksi dan membentuk garam yang stabil. Sedangkan dengan basa akan membentuk garan yang stabil.27 Kopi yang kita konsumsi sehari-hari berasal dari bagian biji yang terdapat pada buah kopi. Setelah dilepaskan dari daging buah, biji kopi selanjutnya dikeringkan. Biji kopi mengandung protein, minyak aromatis dan asam-asam organik. Biji kopi kering ini tidak mempunyai aroma sama sekali, karena aroma baru timbul setelah proses sangrai. Setelah disangrai biji kopi kemudian dihaluskan, baik secara manual dengan alu maupun mesin. Kasar atau halusnya bubuk kopi disesuaikan dengan selera masing-masing. Bubuk kopi inilah yang selanjutnya disuguhkan dengan seduhan air panas dengan tambahan gula atau krim sesuai selera. Penambahan gula jangan berlebihan, karena akan menghilangkan cita rasa dari kopi itu sendiri.

Secara umum, dikenal 4 jenis kopi, yaitu kopi arabika, kopi robusta, kopi liberika dan kopi excelsa. Diantara keempatnya, kopi liberika adalah juaranya. Pohon kopinya mencapai 30 meter menghasilkan biji kopi terbesar didunia yang tumbuh di hutan pedalaman Kalimantan dan merupakan bahan minuman tradisional suku Dayak. Kebanyakan kopi yang beredar didunia adalah arabika yang menguasai 70% pasar dan robusta 30%. 28

2.5.1 Kopi arabika

Kopi arabika tumbuh sesepanjang Amerika Latin, Afrika Tengah dan Timur, india dan Indonesia. Kopi arabika merupakan kopi tradisional yang rasanya dianggap paling enak oleh para penikmat kopi. Biji kopi arabika memiliki ciri-ciri ukuran biji yang lebih kecil bila dibandingkan biji jenis robusta, kandungan kafeinnya lebih rendah, rasa dan aroma lebih nikmat harga yang lebih mahal. Contoh kopi arabika adalah kopi Toraja atau kopi Jawa.28

Klasifikasi kopi arabika ( Coffea arabica L). Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae


(34)

Bangsa : Rubiales Suku : Rubiaceae Marga : Coffea

Spesies : Coffea arabica L.

Jenis ini secara genetik berbeda-beda dari spesies kopi lainnya, mempunyai empat set kromosom. Buahnya berbentuk oval dan masak dalam waktu 7-9 bulan. Daun, buah dan akar kopi mengandung saponin, flavonoida dan polifenol, disamping itu buahnya juga mengandung alkaloida. 28

2.5.2 Kopi robusta

Kopi robusta biasa tumbuh di Afrika Barat dan Tengah, sepanjang Asia Tenggara dan Brazil. Kopi robusta memiliki ukuran biji kopi yang besar, bentuknya oval, tinggi kafein dan memiliki aroma yang kurang harum. Robusta dapat dikembangkan dalam lingkungan dimana arabika tidak akan tumbuh, dam membuatnya menjadi pengganti arabika yang murah dan rasanya pahit dan asam. Contoh kopi jenis robusta adalah kopi Lampung dan kopi Bali.28

Klasifikasi kopi robusta ( Coffea robusta Lindl ex DeWild L). Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Bangsa : Rubiales Suku : Rubiaceae Marga : Coffea

Spesies : Coffea robusta Lindl ex DeWild

Buah kopi ini berbentuk bulat dan membutuhkan 11 bulan untuk menjadi matang; biji kopinya lebih kecil dibandingkan C. Arabica. Daun kopi ini mengandung alkaloid saponin, flavonoida dan polifenil.28

Tak selamanya kafein yang terkadung dalam kopi berefek negatif, apalagi dikonsumsi dalam jumlah wajar. Hal ini sesuai dengan hasil studi Dr. Murdoch Ritchie, dalam “ The Pharmacological Basic of Therapeutics”, yaitu kafein dalam 1-2 cangkir kopi


(35)

dapat menambah kecepatan berpikir dan inspirasi, membuat badan lebih segar, serta mengobati rasa kantuk dan lelah. Namun dapat berefek racun jika dikonsumsi dalam jumpal besar (10 cangkir) berturut-turut menyebabkan kecemasan, gelisah, insomnia dan diare hingga kematian.28 Dari beberapa hasil penelitian juga mengatakan bahwa kopi dapat mempengaruhi warna gigi menjadi lebih kuning. Kopi ditemukan memiliki kromatogen yang lebih kuat jika dibandingkan dengan teh atau cola.5,28.


(36)

2.6 Kerangka konsep

Konsumsi kopi

Perubahan warna gigi

Bleaching

Jus buah stroberi 100%

Ellagic acid

Mengubah struktur tidak jenuh organik enamel yang berubah warna menjadi struktur yang jenuh yang lebih terang.

Jus buah stroberi 50% Carbamide peroxide 15%

Pemutihan

gigi

Perubahan warna menjadi

lebih putih

?


(37)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian : Eksperimental labolatorium in vitro Rancangan penelitian : Serial design sama subjek

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Klinik Konservasi Fakultas Kedokteran Gigi USU. 3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan. 3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi yang digunakan adalah gigi premolar rahang atas. 3.3.2 Sampel

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah gigi premolar rahang atasyang diekstraksi untuk mendapatkan perawatan orthodonti dengan kriteria inklusi sebagai berikut;

Kriteria inklusi:

a. Mahkota masih utuh dan akar sudah terbentuk sempurna b. Tidak karies dan tidak anomali

c. Usia gigi ±6 bulan dari masa pencabutan d. Tidak ada bonding pada mahkota gigi


(38)

3.3.3 Besar Sampel

Jumlah besar sampel pada penelitian eksperimen secara sederhana dapat dihitung dengan rumus Frederer sebagai berikut :

(t-1) (r-1) ≥ 15

Dimana ; t = jumlah perlakuan dalam penelitian r = jumlah perlakuan ulang (sampel)

Dalam penelitian ini terdapat 3 kelompok sampel yang diberi perlakuan. Berdasarkan rumus diatas, maka jumlah sampel tiap kelompok dapat ditentukan sebagai berikut :

(3 – 1) (r – 1) ≥ 15 ( 2 ) ( r – 1) ≥ 15 ( 2 r - 2 )≥ 15

2r≥ 17 r≥8,5

Jumlah perlakuan ulang (r) yang digunakan dalam penelitian ini adalah 9 kali pengulangan.

Kelompok A : sampel direndam dalam jus buah strawberry100% = 9 gigi Kelompok B :sampel direndam dalam jus buah strawberry 50% =9 gigi Kelompok C : kontrol positif

sampel diolesi dengan gel karbamid peroksid 15% = 9 gigi Jadi, total jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 27 gigi.


(39)

3.1 Variabel dan Definisi operasional

3.4.1 Variabel Variabel bebas

-Gigi dengan perubahan warna yang disebabkan oleh kopi.

-Jus buah stroberi dengan konsentrasi 100% & 50%

Variabel tergantung

Perubahan warna gigi

Variabel terkendali

1. Jenis gigi (premolar rahang atas) 2. Jangka waktu pencabutan sampai

digunakan sebagai sampel ±6 bulan 3. Larutan untuk perubahan warna gigi yaitu

larutan kopi arabika.

4. Lama perendaman gigi dalam larutan kopi selama 12 hari dengan suhu perendaman 400C.

5. Lama perendaman gigi dalam jus buah stroberi yaitu 5 menit. Dilakukan 3 kali sehari setiap 8 jam selama 2 minggu. 6. Konsentrasi jus buah stroberi 100% dan

50%.

7. Penggunaan carbamide peroxide 15% sesuai dengan petunjuk pabrik.

8. Waktu pengamatan perubahan warna gigi setiap pukul 10 pagi diruang terbuka. 9. Merek shade guide yang digunakan yaitu

Vita Standart.

10.Pengamatan perubahan warna dibaca oleh

Variabel tidak terkendali

1. Lingkungan (kondisi PH tanah dan iklim) tempat tumbuh buah stroberi.

2. Usia buah stroberi.

3. Perlakuan terhadap buah stroberi selama tumbuh.

4. Ketebalan enamel / struktur enamel 5. Penyerapan warna kopi pada enamel 6. Penetrasi bahan bleaching ke dalam


(40)

a. Variabel bebas :

- Gigi dengan perubahan warna yang disebabkan oleh kopi

- Proses bleaching dengan jus buah stroberi dengan konsentrasi 100% & 50%

b. Variabel tergantung : - Perubahan warna gigi

c. Variabel terkendali :

1) Jenis gigi (premolar rahang atas)

2) Usia gigi ( ±6 bulan setelah pencabutan)

3) Larutan untuk perubahan warna gigi yaitu larutan kopi hitam arabika. 4) Lama perendaman gigi dalam larutan kopi selama 12 hari dengan suhu

perendaman 400C.

5) Lama perendaman gigi dalam jus buah stroberi yaitu 5 menit. Dilakukan 3 kali sehari setiap 8 jam selama 2 minggu.

6) Konsentrasi jus buah stroberi 100% dan 50%.

7) Penggunaan karbamid peroksid15% sesuai dengan petunjuk pabrik. 8) Waktu pengamatan perubahan warna gigi setiap pukul 10 pagi diruang terbuka.

9) Merek shade guide yang digunakan yaitu Vita Standart. 10)Pengamatan perubahan warna dibaca oleh 2 operator.

d. Variabel tak terkendali :

1) Lingkungan (kondisi PH tanah dan iklim) tempat tumbuh buah stroberi.

2) Usiabuah stroberi.

3) Perlakuan terhadap buah stroberi selama tumbuh. 4) Ketebalan enamel / struktur enamel


(41)

6) Penetrasi bahan bleaching ke dalam permukaan enamel

3.4.2 Definisi Operasional

NO. VARIABEL DEFENISI

OPERASIONAL CARA UKUR

SKALA

UKUR ALAT UKUR

Variabel Bebas

1

Gigi dengan perubahan warna yang

disebabkan oleh kopi

Gigi yang direndam dalam larutan kopi

arabika selama 14 hari dalam suhu

400C.

Tingkat perubahan warna

diukur dengan shade guide& diamati oleh 2

pengamat

Ordinal Shade Guide Vita standart

2

Jus buah stroberi dengan konsentrasi

100% & 50%

Perendaman gigi yang telah diskolorasi kedalam

jus

buahstroberidengan konsentrasi 100% &

50%

Sesuai SOP di Laboratorium

Obat Tradiosional

USU

Ordinal Gelas ukur

NO. VARIABEL DEFENISI

OPERASIONAL HASIL UKUR

SKALA

UKUR ALAT UKUR

Variabel Tergantung

1 Perubahan warna gigi

Perubahan warna gigi yang diharapkan menjadi lebih putih sebelum dan sesudah

diberi

perlakuanbleaching.

Tingkat perubahan warna gigi

Ordinal Shade guideVita standart


(42)

3.5 Alat dan Bahan penelitian

3.5.1 Alat penelitian

1. Shade guide Vita standart 2.Pinset

3. Alat tulis 4. Wadah plastik 5. Coffee maker

6.Juicer (National, Japan) 7. Gelas ukur

8. Tisu

9. Penghangat kopi (Crown, China) 10. Mikromotor ( Strong, Korea)

11. indikator pH ( Machery-Nagel, USA)

(a) (b)


(43)

3.5.2 Bahan penelitian

1. Jus buah stroberi100% dan 50% (230 gram) 2. Karbamid peroksid15% ( Opalescence, USA) 3. Air mineral (Aqua)

4.Larutan kopi hitam arabika (Schibello, Sydney) 5. Cat kuku

6. Larutan saline

3.6 Metode pengumpulan data/ pelaksanaan penelitian 3.6.1 Persiapan sampel

Sampel yang digunakan adalah gigi premolar rahang atas yang dicabut karena alasan perawatan ortodonti sesuai dengan kriteria inklusi dan disimpan dalam larutan saline sampai sampel digunakan untuk proses penelitian.

Pertama-tama semua sampel gigi dibersihkan dengan pasta profilaksis menggunakan mikromotor dan bur brush, lalu bagian akar gigi sampel ditutup dengan cat kuku untuk mencegah masuknya larutan kopi ataupun jusbuah stroberimelalui tubulus dentin dan bagian apikal gigi.Masing-masing gigi diukur warnanya oleh dua pengamat yang telah melakukan kalibrasi sebelumnya dengan shade guide Vita standart. Gigi direndam dalam larutan kopi dalam wadahnya masing-masing yang telah diberi kode dan dipertahankan suhunya didalam penghangat kopi dengan suhu 40oC selama 12 hari.Kopi yang digunakan adalah kopi hitam jenis arabika yangdibuat menggunakan uap panas pada tekanan tinggi dengan menggunakan air bersuhu lebih dari 1000C (dipanaskan melalui tekanan tinggi dengan alat khusus) yang dialirkan ke bubuk kopi yang ditaruh di saringan kopi. Jadi, air panas hanya melewati kopi untukmengaluarkan rasa dan aroma kopi tanpa harus membawa ampas kopinya. Perendaman selama 12 hari dilakukan berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Juwita dkk. pada tahun 2009. Setelah itu, gigi dikeluarkan dan dicuci di bawah air mengalir, keringkan dengan tisu. Kemudian perubahan warna diukur kembali menggunakan shade guideVita standart. Dilakukan pencatatan dari hasil perubahan pada masing-masing gigi. Seluruh gigi yang telah didiskolorasi disimpan didalam wadah plastik


(44)

yang telah diberi kode sesuai dengan kelompoknya masing-masing yang berisi larutan saline selama 24 jam sebelum diberi perlakuan. Untuk kelompok C (kontrol) dibuat tray untuk pengaplikasian bahan bleaching.

3.6.2 Perlakuan terhadap sampel

Bahan alami bleaching yang digunakan untuk membuat jus adalah buah stroberi(Fragaria x ananassa) yang diperoleh dari pasar Buah Brastagi, Medan. Buah stroberi yang dipilih adalah buah stroberiyang masih segar dan sudah masak. Dimana yang diharapkan adalah kandungan ellagic acidnya yang dapat memutihkan gigi. Pembuatan jus buah stroberi dengan cara buah stroberi di hancurkan dengan juicer dan dihasilkan jus buah stroberidengan konsentrasi 100%. Jus tersebut dibagi menjadi dua yaitu, wadah pertama jus buah strawberry 100% tanpa ditambah airyang akan digunakan untuk sampel kelompok A danwadah kedua jus buah stroberi 50%yang akan digunakan untuk sampel kelompok B. Jus buah stroberidengan konsentrasi 50% dilakukan dengan cara penambahan air dimana perbandingan jus buah stroberi dan air mineral adalah 1:1. Setiap hari jus buah stroberi dalam tabung percobaan diganti. Proses aplikasi bahan bleachingpada kelompok A dan Byaitu dengan cara gigi setiap kelompok perlakuan dikeluarkan dari wadahnya masing-masing yang berisi larutan saline, dicuci dibawah air mengalir dan dikeringkan dengan tisu. Lalu gigi direndam dalam wadah yang sesuai dengan kelompok perlakuannya masing-masing. Kelompok sampel terbagi menjadikelompok A: 9 gigi direndam didalam jus buah strawberry 100%, kelompok B: 9 gigi direndam didalam jus buah strawberry 50%. Gigi kemudian dicuci dibawah air mengalir, keringkan dengan tisu dan direndam kembali kedalam larutan saline. Setiap hari larutan saline dalam wadah diganti. Prosedur ini diulang 3 kali sehari setiap 8 jam sekali selama 2 minggu.

Pada kelompok C ( kontrol): 9 gigi ditanam berurutan dalam gyps putih untuk diaplikasikan

carbamide peroxide 15%. Carbamide peroxide dioleskan pada seluruh bagian bukal tray lalu diletakkan pada sampel gigi percobaan dan didiamkan selama 2 jam, setelah


(45)

itu di cuci kembali dibawah air mengalir, keringkan dengan tisu dan rendam dalam larutan saline. Aplikasi selama 2 sesuai dengan petunjuk pabrik selama 2 minggu. Setelah 2 minggu, gigi dikeluarkan dari wadahnya masing-masing, dicuci dibawah air mengalir dan dikeringkan dengan tisu lalu dilakukan pengukuran warna dengan menggunakan shade guide oleh 2 operator.Pengukuran dilakukan pada pukul 10 pagi hari diruangan terbuka dengan menggunakanshade guide. Hasil pengukuran pada masing-masing gigi dicatat dan tingkat perubahan warna dari masing-masing kelompok perlakuan akan dibandingkan. Urutan perubahan warna pada shade guide Vita standart dimulai dari yang paling terang hingga paling gelap (kiri -> kanan) yaitu sebagai berikut BW, B1, A1, B2, D2, A2, C1, C2, D4, A3, D3, B3, A3,5, B4, C3, A4, C4.


(46)

(a) (b)

Gambar 5. (a) Sampel diprofilaksis dengan pasta profilaksi, (b) akar sampel ditutup dengan cat kuku bening

(a) (b)

Gambar 6. (a) Seluruh sampel direndam dalam larutan kopi, (b) Sampel dipertahankan dalam suhu 40oC

(a) (b)

Gambar 7. (a) Penanaman sampel kelompok C (kontrol positif) kedalam gyp (b) Tray untuk aplikasi carbamide peroxide 15% pada sampel kelompok C


(47)

Gambar 8. Perendaman sampel kelompok A dan B kedalam jus buah stroberi

3.7 Penyusunan hasil data

Pengukuran perubahan warna tiap sampel gigi akan diukur dengan menggunakan shade guide yang disusun terlebih dahulu berdasarkanvalue,yaitu denganurutan paling terang hingga paling gelap (kiri -> kanan) yaitu sebagai berikutBW, B1, A1,

B2, D2, A2, C1, C2, D4, A3, D3, B3, A3,5, B4, C3, A4, C4. Setelah data hasil penelitian

dikumpulkan, data disusun sesuai kelompoknya masing-masing dan dihitung tingkat perubahan warnanya yang selanjutnya akan di uji analisis statistik.

Seluruh penurunan dan peningkatan perubahan warna juga akan dihitung sesuai dengan skor yang telah ditentukan sebagai berikut ;

Skor 0 = tidak ada perubahan warna.

Skor 1 = peningkatan/ penurunan warna 1 sampai 3 tingkat. Skor 2 = peningkatan / penurunan warna 4 sampai 6 tingkat. Skor 3 = peningkatan / penurunan warna 7 sampai 9 tingkat. Skor 4= peningkatan / penurunan warna diatas 9 tingkat.


(48)

3.8Pengelolaan dan Analisis Data

Data dari setiap pemeriksan dianalisis dengan memakai uji statistik yaitu:

1.Uji analisis Kruskal-Wallis untuk membandingkan hasil perubahan warna antara kelompok A, B & C setelah direndam dalam larutan kopi.

2. Uji analisis Kruskal-Wallis untuk membandingkan hasil perubahan warna antara kelompok A, B & C setelah diberi perlakuan bleaching.

3. Bila hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan perbedaan maka akan dilanjutkan dengan uji analisis Mann-Whitney untuk melihat perbedaan antar kelompok.


(49)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Pengukuran warna sampel

Kelompok A merupakan kelompok sampel yang akan diberi perlakuan sebanyak dua kali secara berurutan, yaitu perendaman didalam larutan kopi dan jus buah stroberi konsentrasi 100%. Perubahan warna sampel diukur sebanyak tiga kali yaitu;(1)sebelum mendapat perlakuan, (2)setelah direndam dalam larutan kopi dan (3)setelah direndam dalam jus buah stroberikonsentrasi100% dan diukur dengan menggunakan shade guide Vita standart yang telah disusun berurutan mulai dari BW, B1, A1, B2, D2, A2, C1, C2, D4, A3, D3, B3, A3,5, B4, C3, A4, C4.

Tabel 1. Nilai perubahan warna enamel gigi kelompok A

Sampel Pengukuran (1) Pengukuran (2) Pengukuran (3)

1 B1 B2 B1

2 B1 D3 BW

3 A1 D2 A1

4 C2 C2 D2

5 A1 A3 B2

6 B1 D2 B1

7 B3 B3 B2

8 B1 C1 B1

9 A1 C1 A1

Keterangan :

-Pengukuran (1) : Sampel kelompok A sebelum mendapat perlakuan -Pengukuran (2) : Sampel kelompok A setelah direndam larutan kopi -Pengukuran (3) : Sampel kelompok A setelah direndam jus


(50)

Kelompok B merupakan kelompok sampel yang akan diberi perlakuan sebanyak dua kali secara berurutan, yaitu perendaman didalam larutan kopi dan jus buah stroberi konsentrasi 50%. Perubahan warna sampel diukur sebanyak tiga kali yaitu; (1)sebelum mendapat perlakuan, (2)setelah direndam dalam larutan kopi dan (3)setelah direndam dalam jus buah stroberikonsentrasi50% dan diukur dengan menggunakan shade guide Vita standart.

Tabel 2. Nilai perubahan warna enamel gigi kelompok B

Sampel Pengukuran (1) Pengukuran (2) Pengukuran (3)

1 A3 A3 A2

2 A2 A2 A2

3 A1 C2 A1

4 C4 C4 C3

5 A1 D2 A1

6 A2 A2 BW

7 B3 B3 C2

8 B1 A1 BW

9 B1 B1 B1

Keterangan :

- Pengukuran (1) : Sampel kelompok B sebelum mendapat perlakuan - Pengukuran (2) : Sampel kelompok B setelah direndam larutan kopi

- Pengukuran (3) : Sampel kelompok B setelah direndam jus stroberikonsentrasi 50%


(51)

Kelompok C merupakan kelompok kontrol positif yang akan diberi perlakuan sebanyak dua kali secara berurutan, yaitu perendaman didalam larutan kopi dan diaplikasikan bahan bleaching carbamide peroxide 15%. Perubahan warna sampel diukur sebanyak tiga kali yaitu; (1)sebelum mendapat perlakuan, (2)setelah direndam dalam larutan kopi dan (3)setelah diaplikasikan carbamide peroxide 15%dan diukur dengan menggunakan shade guide Vita standart.

Tabel 3.Nilai perubahan warna enamel gigi kelompok C (kontrol positif) Sampel Pengukuran (1) Pengukuran (2) Pengukuran (3)

1 B3 D3 B2

2 A3 A3 B1

3 B1 A1 B1

4 B3 B3 B2

5 A2 D3 A2

6 A2 D3 A1

7 A3 A3 A1

8 B2 C1 B1

9 C3 C3 D2

Keterangan :

- Pengukuran (1) : Sampel kelompok C sebelum mendapat perlakuan - Pengukuran (2) : Sampel kelompok C setelah direndam larutan kopi

- Pengukuran (3) : Sampel kelompok C setelah diaplikasikan carbamide peroxide 15%

4.1.2 Kualitas perubahan warna

Hasil perubahan warna enamel gigi menjadi lebih putih setelah direndam dengan jus buah stroberi ternyata tidak jauh berbeda dengan hasil perubahan enamel setelah diaplikasian carbamid peroxide 15%. Tetapi kelompok sampel yang diaplikasikan carbamide peroxide 15% menghasilkan warna putih yang lebih cerah dibandingkan jus buah stroberi. Kelompok sampel yang direndam jus buah stroberi memiliki warna putih yang berbeda bila dalam keadaan kering dan basah, dimana dalam keadaan kering warna putihnya terlihat lebih opak sedangkan ketika dalam keadaan basah enamel gigi terlihat warna putih yang cerah mengkilap.


(52)

Gambar 9. Contoh warna sampel gigisebelum

mendapat perlakuan

Gambar 10. Contoh warna sampel gigi sesudah direndam kopi

Gambar 11. (a) warna gigi setelah direndam jus buah stroberi dalam keadaan basah

(b) warna gigi setelah direndam Jus buah stroberi dalam


(53)

(a) (b)

Gambar 12. (a) Warna sampel gigi sebelum diaplikasikan bahan carbamide peroxide 15%,

(b) Warna sampel gigi sesudah diaplikasikan bahan carbamide peroxide 15%. 4.2 Analisis hasil penelitian

4.2.1 Tingkat penurunan perubahanwarna gigi setelah direndam kopi

Dari hasil pengukuran warna sampel setelah direndam kopi maka dihitung tingkat penurunan masing-masing warna gigi sesuai dengan skor yang telah ditentukan sebagai berikut :

Skor 0 = tidak ada perubahan warna.

Skor 1 = penurunan warna 1 sampai 3 tingkat. Skor 2 = penurunan warna 4 sampai 6 tingkat. Skor 3 = penurunan warna 7 sampai 9 tingkat. Skor 4 = penurunan warna diatas 9 tingkat.

Tabel 4. Tabel jumlah penurunan warna gigi setelah direndam kopi

Kelompok Keterangan Skor tingkat penurunan warna

0 1 2 3 4

I Setelah perendaman kopi 2 3 3 1 0

II Setelah perendaman kopi 6 2 1 0 0

III Setelahperendaman kopi 5 2 2 0 0

4.2.2 Tingkat kenaikan perubahan warna gigi setelah bleaching

Dari hasil pengukuran warna sampel setelah bleaching maka dihitung tingkat kenaikan masing-masing warna gigi sesuai dengan skor yang telah ditentukan sebagai berikut :

Skor 0 = tidak ada perubahan warna.


(54)

Skor 2 = kenaikan warna 4 sampai 6 tingkat. Skor 3 = kenaikan warna 7 sampai 9 tingkat. Skor 4 = kenaikan warna diatas 9 tingkat.

Tabel 5. Tabel jumlah kenaikan warna gigi setelah bleaching

Kelompok Keterangan Skor tingkat kenaikan warna

0 1 2 3 4

I Setelah perendaman stroberi 100% 0 4 4 0 1 II Setelah perendaman stroberi 50% 2 3 4 0 0 III Setelah aplikasi carbamide peroxide

15% 0 1 3 4 1

4.2.3 Uji Kruskal-Wallis setelah direndam larutan kopi

Uji Kruskal-Wallis yang pertama untuk membandingkan tiga kelompok yang berbeda yaitu melihat perbedaan tingkat perubahan warna setelah dilakukanperendaman kopipada kelompok A, kelompok B dan kelompok C. Hasil uji kruskal-wallis menunjukkan bahwa nilai signifikansinya adalah0,086(p>0,05) yang berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok A , kelompok B dan kelompok C (kontrol positif) setelah sama-sama direndam dalam larutan kopi arabika. 4.2.4 Uji Krukal-Wallis setelah bleaching

Uji Kruskal-Wallis yang kedua untuk melihat perbedaan antara tingkat perubahan warna pada kelompok A yang direndam dalam jus buah stroberi konsentrasi 100%, kelompok B yang direndam dalam jus buah stroberi 50% dan kelompok C (kontrol positif) yang diaplikasikan carbamide peroxide 15%. Hasil uji kruskal-wallis menunjukkan nilai signifikansi0,014 (p<0,05) yang berarti Ho ditolak, artinya bahwa ada perbedaan yang bermakna antara kelompok A yang direndam jus buah stroberi konsentrasi 100%, kelompok B yang direndam jus buah stroberi konsentrasi 50%dan kelompok C yang diaplikasikan carbamide peroxide 15%. Oleh karena terdapat perbedaan, maka dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney untuk melihat perbedaan antar kelompok perlakuan.


(55)

4.2.5Uji Mann-Whitney

Uji Mann-Whitney dilakukan bila hasil uji Krukal-Wallis menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hasil uji mann-whitney antara kelompok A yang direndam dalam jus buah stroberikonsentrasi 100% dan kelompok B yang direndam jus buah stroberikonsentrasi50% menunjukkan nilai signifikansi 0,148 (p>0,05) bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompokyang direndam jus buah stroberi dengan konsentrasi 100% dan 50%.

Hasil uji mann-whitney antara kelompok A dan kelompok C setelah bleachingmenunjukkan nilai signifikansi 0,109 (p>0,05) bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok yang direndam jus buah stroberi konsentrasi 100% dan kelompok yang diaplikasikan carbamide proxide 15%.

Hasil uji mann-whitney antara kelompok B dan kelompok C setelah bleachingmenunjukkan nilai signifikansi 0,005 (p<0,05) bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok yang direndam jus buah stroberikonsentrasi 50% dengan kelompok yang diaplikasikan carbamide peroxide 15%.


(56)

BAB 5

PEMBAHASAN

Pola diet merupakan salah satu faktor utama dalam perubahan warna gigi dan bleaching adalah suatu cara pemutihan kembali gigi yang berubah warna sampai mendekati warna gigi asli dengan proses perbaikan secara kimiawi.1Salah satu bahan yang biasanya digunakan adalahcarbamide peroxide yang dipakai dibawah pengawasan dokter gigi pada konsentrasi yang aman yaitu 10-15%.21Selain carbamide peroxide, ditemukan bahan alami yang mampu memutihkan gigi yaitu buah stroberi. Penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa pemakaian bahan alami jus buah stroberi maupun pemakaian bahan bleaching carbamide peroxide tidak memiliki perbedaan yang bermakna pada sampel gigi yang didiskolorasi dengan larutan teh hitam.

Pola diet sering meminum teh, kopi, cola dan merokok yang dapat merubah warna enamel gigi menjadi lebih kuning hingga coklat. Hasil penelitian Bazzi dkk., kopi ditemukan merupakan kromatogen yang paling kuat dalam mempengaruhi warna gigi dibandingkan teh dan cola.5 Potensi noda pada gigi juga lebih besar oleh karena kopi bila dibandingkan dengan tembakau.7

Untuk mengetahui apakah bahan alami bleaching jus buah stroberi juga mampu memutihkan enamel gigi yang telah mengalami diskolorasi akibat noda kopi dilakukan penelitian dengan menggunakan sampel gigi premolar post ekstraksi. Dimana sampel gigi direndam didalam larutan kopi selama 12hari dalam suhu 400Cagar terjadi perubahan warna. Dari hasil penelitian didapat rata-rata perubahan warna dua sampai tiga tingkat lebih gelap dari warna awal gigi.

Lalu dilakukan proses bleaching dengan merendam sampel gigi kedalam jus buah stroberi dengan kelompok konsentrasi 100% dan 50% selama 5 menit setiap 8 jam selama 2 minggu. Lamanya perendaman hanya 5 menit karena mempertimbangkan pH asam pada jus buah stroberi yang mencapai pH 3 yang dapat menyebabkan


(57)

demineralisasipada enamel gigi bila perendaman terlalu lama dan berdasarkan metode penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.1

Setelah perendaman selama 2 minggu didapatkan hasil bahwa bahan alami bleaching jus buah stroberi mampu memutihkan kembali gigi yang telah diskolorasi yang disebabkan oleh kopi. Rata-rata perubahan warna dua sampai lima tingkat lebih putih.

Hasil uji kruskal-wallis untuk melihat perbedaan antara kelompok sampel yang direndam jus buah stroberi konsentrasi 100%, kelompok yang direndam jus buah stroberi konsentrasi 50% dan kelompok C (kontrol positif) yang diaplikasikan carbamide peroxide 15% menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Hal ini mungkin dikarenakan kandungan ellagic acid yang terkandung ellagitanin pada buah stroberi dapat memutihkan gigi. Reaksi yang terdapat pada senyawa ini adalah reaksi oksidasi dimana ellagic acid melepaskan elektron yang dapat berikatan dengan zat yang menyebabkan perubahan warna pada enamel.

Adanya perbedaan keelektronegatifan diantara O dan H+ pada gugus OH- yang lebih besar dibandingkan CO- dan OH- pada gugus COOH menyebabkan gugus OH- akan lebih mudah putus dan menghasilkan radikal H+. Radikal H+ yang terbentuk akan berikatan dengan 3 molekul C tersier yang terdapat pada enamel gigi yang mengalami diskolorasi. Ikatan ini menyebabkan terjadinya ganguan konjugasi elektron dan perubahan penyerapan energi pada molekul organik enamel sehingga terbentuk molekul organik enamel dengan struktur tidak jenuh. Setelah radikal H+ dilepaskan, ellagic acid melepaskan 4 radikal OH- yang dapat mengganggu struktur tidak jenuh dari enamel tersebut menjadi struktur jenuh dengan warna lebih terang. Hasil uji mann-whitney menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok jus buah stroberi konsentrasi 100% dan kelompok jus buah stroberikonsentrasi 50%.Ini mungkin dikarenakan hasil uji pH asam pada kedua konsentrasi jus buah stroberi ini tidak berbeda yaitu berada pada pH 3 sehingga memiliki efektifitas yang hampir sama.

Perbandingan antara kelompok jus buah stroberikonsentrasi 100% dan kelompok carbamide peroxide 15% juga tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Dari


(58)

hasil ini dapat dilihat bahwa jus buah stroberi tidak kalah efektif dengan bahan bleaching carbamide peroxide 15% dalam memutihkan gigi.

Perbedaan yang signifikan terletak antara kelompok jus buah stroberi konsentrasi 50% dan kelompok carbamide peroxide 15%. Kemungkinan perbedaan ini disebabkan oleh konsentrasi jus buah stroberi tersebut, semakin rendah konsentrasi maka semakin sedikit pula kandungan ellagic acid didalam jus buahstroberi. Perbedaan pH antara jus buah stroberikonsentrasi 100% dan 50% juga mungkin mempengaruhi walaupun perbedaan pH tidak terlalu signifikan.

Warna putih pada enamel yang dihasilkan setelah perendaman didalam jus buah stroberi sedikit lebih opak bila gigi dalam kondisi kering, sedangkan bila dalam keadaan basah warna putih pada enamel menyerupai warna gigi asli,putih mengkilap. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Juwita dkk yang menyatakan warna putih yang dihasilkan jus buah stroberi lebih putih mengkilap dibandingkan dengan warna putih yang dihasilkan gel carbamide peroxide, sedangkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa warna putih yang dihasilkan carbamide peroxide 15% lebih mengkilap dan tingkat kecerahan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan warna putih yang dihasilkan jus buah stroberi. Hal ini mungkin dikarenakan tidak adanya proses remineralisasi yang terjadi sehingga terjadi demineralisasi yang menyebabkan warna gigi sedikit lebih opak dalam keadaan kering akibat asam dari jus buah stroberi. Kemungkinan lain juga pemutihan telah mencapai titik saturasi sehingga mengalami penghancuran struktur enamel sehingga perlu diperhatikan jangka waktu pemakaiannya. Pada penelitian juwita dkk, sampel penelitian direndam didalam saliva sehingga sampel gigi menyerupai kondisi didalam rongga mulut dan memungkinkan dapat terjadinya proses remineralisasi setelah direndam jus buah stroberidan menghasilkan warna putih yang mengkilap. Jadi bila diasumsikan sampel penelitian ini berada didalam kondisi rongga mulut, warna putih yang dihasilkan juga akan putih mengkilap karena adanya proses remineralisasi. Tidak menutup kemungkinan sampel hasil perendaman jus buah stroberi lebih putih dibandingkan sampel hasil aplikasi carbamide peroxide 15% selama 2 minggu.


(59)

Jadi buah stroberi adalah bahan alami yang dapat digunakan sebagai alternatif lain pengganti bahan bleaching buatan pabrik pada perubahan warna gigi karena kopi (faktor eksternal). Tetapi perlu diperhatikan penggunaannya karena mengingat asam buah stroberi dapat menyebabkan demineralisasi permukaan enamel sehingga syarat penggunaannya struktur gigi harus dalam keadaan baik dan tidak merupakan kontraindikasi perawatan bleaching.Buah stroberi juga aman dan efektif digunakan pada pasien yang mengalami kontra indikasi dari perawatan bleaching seperti ibu hamil, enamel loss ataupun pasien yang mengalami kelainan TMJ.


(60)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Adanya pengaruh penggunaan jus buah stroberi( Fragaria x ananassa) sebagai bahan bleaching pada diskolorasi gigi yang disebabkan oleh kopi. Jus buah stroberi konsentrasi 100% dan konsentrasi 50% sama-sama menunjukkan efektifitas dalam memutihkan enamel gigi. Hasil statistik menunjukkan jus buah stroberi konsentrasi 100% memiliki efektifitas yang sama dengan bahan bleaching carbamide peroxide 15%.

6.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya untuk melihat hasil perubahan warna putih pada enamel gigi yang dihasilkan bahan alami bleaching jus buah stroberi bila melakukan perendaman pada saliva.

2. Perlu diperhatikan sampel penelitian dengan memilih warna sampel yang homogen dengan jumlah sampel yang lebih banyak.

3. Diharapkan penelitian lanjutan untuk melihat hasil perubahan warna putih pada enamel gigi yang dihasilkan bahan alami bleaching jus buah stroberi didalam rongga mulut.

4. Menggunakan shade guide Vita Bleaching System untuk mengukur perubahan warna gigi.

5. Perlu dilakukan uji kekerasan permukaan setelah sampel dibleaching dengan jus buah stroberi.


(61)

DAFTAR PUSTAKA

1. Margaretha J, Rianti D, Meizarini A. Perubahan warna enamel gigi setelah aplikasi pasta buah stroberi dan gel karbamid peroksida 10%. Mater Dent J 2009; 1 (1): 16-20.

2. Joiner Andrew. The bleaching of teeth; A riview of the literature. J Dent 2006; 34: 412-419.

3. Panggabean E. The Secret of Barista. Jakarta: WahyuMedia, 2012 : 3.

4. Anonymous. Whiter Teeth, Brighter Smiles. Special Supplemental Issue-Access 1999: 3-6.

5. Padiyar N, Kaurani P. Colour Stability :An important physical property of esthetic restorative materials. Int J Clin Dent Sci 2010; 1 (1) : 81-84.

6. Yazici AR, Celik C, Daygacak B, Ozgunaltay G. The effect of curing units and staining solutions on the colour stability of resin composites. Op Dent J 2007 ; 32-6 : 616-622.

7. Bazzi JZ, Bindo MJF, Rached RN, Mazur RF, Vierira S, de Souza EM. The effect of at-home bleaching and toothbrushung on removal of coffee and cigarette smoke stains and colour stability of enamel. J Calif Dent Assoc 2012 ; 40 : 555.

8. Armilia M. Bleaching (pemutihan) pada gigi yang mengalami perubahan warna. Makalah. Bandung : Universitas Padjadjaran, 2002 : 8.

9. Dahl JE, Pallesen U. Tooth Bleaching – A Review of the Biologycal Aspects. Crit Rev Oral Biol Med 2003 ; 14 (4) : 292-304.

10.Arti DWK. Efektifitas penggunaan ekstrak buah strawberry ( Fragaria x ananassa) sebagai bahan untuk pemutihan gigi (bleaching) berdasarkan perbedaan konsentrasi. Tesis. Yogyakarta : Universitas Muhammadiyah, 2012.

11.Ramadhani SC. Perbedaan efektifitas antara ekstrak buah strawberry (Fragaria x ananassa) dengan gel hidrogen peroksida 6% dalam proses


(62)

pemutihan gigi (bleaching). Tesis.Yogyakarta : Universitas Muhammadiyah, 2012.

12.Tarigan Rasinta. Perawatan pulpa gigi. Ed 2. Jakarta : EGC, 2004 : 207-217. 13.Walton RE, Torabinejad M. Prinsip & Praktik Ilmu Endodonsia. Ed 3. Alih

Bahasa. Narlan S.Jakarta : EGC, 1997 : 454-473.

14.McLaughlin G, Freedman G A. Colour Atlas of Tooth Whitening. Tokyo : Ishiyau EuroAmerica Inc, 1991 : 15.

15.Watts A, Addy M. Tooth discolouration and staining : a riview of the literature. J Brit Dent 2001 : 190 : 309-316.

16.ST Manuel, P Abhishek, M Kundabala. Etiology of tooth discolouration – a riview. Nig Dent J 2010 ; 8 : 56-63.

17.Halim HS. Perawatan Diskolorisasi Gigi dengan Teknik Bleaching. Jakarta : Universitas Trisakti, 2006 : 1-75.

18.Rondon N, Dudney TE. Tooth Discoloration: Causes and Treatment of

Yellow Teeth and Staining

19.Colombia University College of Dental Medicine. Tooth Discoloration.

20.Robinson Bird.Modern Dental Assisting. 9th Ed. China : Saunder Elsevier, 2009 : 790-793.

21. Goldstein RE, Garber DA. Complete Dental Bleaching. Hongkong : Quintessence books, 1995 : 30.

22.Walton RE, Torabinejad M. Endodontics Principles and Practice. 4th Ed. China : Saunder Elsevier, 2009 : 391-404.

23.Rotstein Ilan. Tooth Discoloration and Bleaching in Endodontics. 5th Ed. Canada : B.C Decker, 2002.

24.Oral Health Policies . Policy on the Use of Dental Bleaching for Child and AdolescentPatients. American Academy of Pediatric Dentistry. 2009.


(63)

25.Fonderiest James. Shade Matching in Restorative Dentistry: The Science and Strategies. Int J Periodontics & Restorative Dentistry. Volume 5. Florida. 2013.

26.Tim Karya Tani Mandiri. Pedoman Bertanam Stroberi. Bandung : Nuansa Aulia, 2010.

27.Simajuntak Ruth E V. Artikel Ilmu Bahan makanan Bahan Penyegar. Semarang : Universitas Diponegoro. 2011.

28.Redaksi Health Secret. Khasiat Bombastis Kopi. Jakarta : PT Alex Media Komputindo, 2012.


(64)

LAMPIRAN 1

Alur pikir

-

Estetik gigi merupakan hal yang sangat penting. Gigi putih adalah salah satu syarat utama dari estetik tersebut. (Margaretha, 2009).

-

Warna gigi dipengaruhi oleh kombinasi warna intrinsik dan kehadiran noda ekstrinsik. Noda ekstriksik cenderung terbentuk di daerah gigi yang kurang dapat diakses oleh sikat gigi dan paling sering didorong oleh karena merokok, asupan makanan kaya tanin (kopi, teh & anggur merah) dan penggunaan agen ketionik seperti chlorhexidine. (Andrew, 2006).

-

Minum kopi di kafe-kafe sudah menjadi gaya hidup. Terlalu sering meminum kopi dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi. Kopi dapat meninggalkan noda pada gigi bahkan penetrasi kedalam permukaan enamel dan dentin. (Edy P, 2012 ).

-

Kopi ditemukan merupakan kromatogen paling kuat daripada teh atau cola. (Padiyar dkk., 2010).

- Bleaching adalah suatu cara pemutihan kembali gigi yang berubah warna samp[ai mendekati warna gigi asli dengan proses perbaikan secara kimiawi. Bahan yang umum digunakan adalah hidrogen peroksid dan

karbamid peroksid. (Margaretha, 2009).

- Beberapa kasus

dilaporkannya efek samping dari penggunaan hidrogen peroksid seperti gigi sensitif, iritasi mukosa dan perubahan dari permukaan enamel. (Dahl & Pallesen, 2003).

- Stroberiadalah salah satu bahan alami yang saat ini dapat digunakan untuk memutihkan kembali gigi yang telah berubah warna. Terdapat kandungan ellagic


(1)

LAMPIRAN 3

Kruskal-Wallis Test

Ranks

Kelompok N Mean Rank

Kopi 1 9 18.33

2 9 10.78

3 9 12.89

Total 27

Test Statisticsa,b Kopi

Chi-Square 4.912

Df 2

Asymp. Sig. .086

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Kelompok

Kruskal-Wallis Test

Ranks

Kelompok N Mean Rank

bleaching Straw.100% 9 13.78

Straw.50% 9 8.72

CP.15% 9 19.50

Total 27

Test Statisticsa,b Bleaching

Chi-Square 8.481

Df 2

Asymp. Sig. .014

a. Kruskal Wallis Test


(2)

Test Statisticsa,b Bleaching

Chi-Square 8.481

Df 2

Asymp. Sig. .014

a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Kelompok


(3)

Lampiran 4

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

bleaching Straw.100% 9 11.28 101.50

Straw.50% 9 7.72 69.50

Total 18

Test Statisticsb

bleaching

Mann-Whitney U 24.500

Wilcoxon W 69.500

Z -1.447

Asymp. Sig. (2-tailed) .148

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .161a a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kelompok Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

bleaching Straw.100% 9 7.50 67.50

CP.15% 9 11.50 103.50

Total 18

Test Statisticsb

bleaching

Mann-Whitney U 22.500

Wilcoxon W 67.500

Z -1.602

Asymp. Sig. (2-tailed) .109


(4)

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .113a a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kelompok

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

bleaching Straw.50% 9 6.00 54.00

CP.15% 9 13.00 117.00

Total 18

Test Statisticsb

bleaching

Mann-Whitney U 9.000

Wilcoxon W 54.000

Z -2.808

Asymp. Sig. (2-tailed) .005

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .004a a. Not corrected for ties.


(5)

LAMPIRAN 5

Tabel frekuensi

Kelompok I Kopi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 2 22.2 22.2 22.2

1-3 3 33.3 33.3 55.6

4-6 3 33.3 33.3 88.9

7-9 1 11.1 11.1 100.0

Total 9 100.0 100.0

Kelompok I Straw.100%

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1-3 4 44.4 44.4 44.4

4-6 4 44.4 44.4 88.9

>9 1 11.1 11.1 100.0

Total 9 100.0 100.0

Kelompok II Kopi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 6 66.7 66.7 66.7

1-3 2 22.2 22.2 88.9

4-6 1 11.1 11.1 100.0

Total 9 100.0 100.0


(6)

Kelompok II. Straw.50%

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 2 22.2 22.2 22.2

1-3 3 33.3 33.3 55.6

4-6 4 44.4 44.4 100.0

Total 9 100.0 100.0

Kelompok III Kopi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 5 55.6 55.6 55.6

1-3 2 22.2 22.2 77.8

4-6 2 22.2 22.2 100.0

Total 9 100.0 100.0

Kelompok III. Carbamide Peroxide 15%

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1-3 1 11.1 11.1 11.1

4-6 3 33.3 33.3 44.4

7-9 4 44.4 44.4 88.9

>9 1 11.1 11.1 100.0


Dokumen yang terkait

Perbedaan Kekasaran Permukaan Enamel Gigi Pada Penggunaan Karbamid Peroksida 16% Dan Jus Buah Stroberi (Fragaria x ananassa) sebagai Bahan Pemutih Gigi

7 89 63

Formulasi Krim Anti-Aging dari Konsentrat Sari Buah Stroberi (Fragaria x ananassa Duchesne ex Weston)

14 105 99

AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI POLAR EKSTRAK ETANOL BUAH STROBERI (Fragaria x ananassa) TERHADAP AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI POLAR EKSTRAK ETANOL BUAH STROBERI (Fragaria x ananassa) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus MULTIRESISTEN

0 2 18

AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI SEMIPOLAR EKSTRAK ETANOL BUAH STROBERI (Fragaria x ananassa) TERHADAP AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI SEMIPOLAR EKSTRAK ETANOL BUAH STROBERI (Fragaria x ananassa) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus MULTI

0 0 16

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUAH STROBERI (Fragaria x ananassa) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUAH STROBERI (Fragaria x ananassa) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus MULTIRESIS

1 3 15

PENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan Judul : Pengaruh Jus Stroberi (Fragaria x ananassa) terhadap Kerusakan Histologis Paru Mencit (Mus musculus) yang Dipapar Asap Rokok

0 1 61

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Jus Buah Stroberi (Fragaria X Ananassa) Terhadap Diskolorasi Gigi Yang Disebabkan Oleh Kopi

0 0 18

Pengaruh Jus Buah Stroberi (Fragaria X Ananassa) Terhadap Diskolorasi Gigi Yang Disebabkan Oleh Kopi

0 2 13

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Perbedaan Kekasaran Permukaan Enamel Gigi Pada Penggunaan Karbamid Peroksida 16% Dan Jus Buah Stroberi (Fragaria x ananassa) sebagai Bahan Pemutih Gigi

0 0 16

PERBEDAAN KEKASARAN PERMUKAAN ENAMEL GIGI PADA PENGGUNAAN KARBAMID PEROKSIDA 16 DENGAN JUS BUAH STROBERI (Fragaria x ananassa) SEBAGAI BAHAN PEMUTIH GIGI

0 0 14