1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah Country of Origin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Perceived Value
pada konsumen produk televisi Samsung di Kota Medan ? 2. Apakah Consumer Ethnocentrism merupakan variabel moderator yang
memperkuat atau memperlemah hubungan Country of Origin dengan Perceived Value
pada produk televisi Samsung di Kota Medan ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh Country of Origin terhadap Perceived Value pada konsumen produk televisi Samsung di Kota Medan.
2. Untuk menyimpulkan apakah Consumer Ethnocentrism merupakan variabel moderator yang memperkuat atau memperlemah hubungan Country of Origin
dengan Perceived Value pada produk televisi Samsung di Kota Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai teori serta peran Country of Origin, Perceived Value, dan Consumer
Ethnocentrism , yang dalam hal ini pada konsumen televisi merek Samsung di
Kota Medan. 2. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi maupun pertimbangan bagi pemerintah dan pebisnis perusahaan domestik maupun global
dalam menyusun strategi pemasaran yang sesuai di Kota Medan. 3. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi serta menjadi referensi dan bahan perbandingan bagi peneliti berikutnya dalam melakukan
penelitian yang berkaitan dengan topik dan masalah diatas.
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Perceived Value
Sanchez et al 2004 Perceived Value persepsi nilai adalah sebuah konstruk subyektif pada beberapa perasaan yang beragam diantara pelanggan
Wikstom dan Normann, 1994; Parasuraman, 1997, diantara budaya Assael, 1995, dan pada waktu yang berbeda-beda Ravald dan Gronroos, 1996.
Zheitaml 1988 dalam jurnalnya yang berjudul “Consumer perceptions of price, quality, and value: a means-end model and synthesis of evidence”
memahami model nilai model of value melibatkan banyak makna yang bersifat implisit pada ekspresi konsumen terhadap nilai itu sendiri. Namun setidaknya ada
empat definisi umum atas nilai yang dipersepsikan konsumen, yaitu nilai adalah sesuatu dengan harga yang murah value is low price, nilai adalah segala sesuatu
yang saya inginkan dari produk, nilai adalah kualitas yang saya dapatkan dari harga yang saya bayarkan, nilai adalah sesuatu yang saya peroleh dari apa yang
saya berikan. Kotler et al 2005:7 mengatakan customer atau pelanggan membentuk
ekspektasi tentang nilai dari tawaran pemasaran yang beragam berdasarkan pengalaman pembelian pada masa lampau, pendapat rekannya, serta informasi dan
janji dari pemasar dan pesaing.
11
Kotler dan Keller 2009:136 berpendapat bahwa nilai yang dipersepsikan pelanggan adalah selisih antara penilaian pelanggan prospektif atas semua
manfaat dan biaya dari suatu penawaran terhadap alternatifnya. Jadi, konsumen mempersepsikan nilai suatu produk berdasarkan apa yang didapatkan dan apa
yang mereka berikan. Pemasar dapat meningkatkan nilai penawaran pelanggan melalui beberapa kombinasi peningkatan manfaat ekonomi, fungsional,
emosional, dan atau mengurangi satu jenis biaya atau lebih.
Gambar 2.1 Determinan nilai yang dipersepsikan pelanggan
Sumber: Kotler dan Keller 2009:136 Nilai yang
dipersepsikan Pelanggan
Total Manfaat
Pelanggan Total
Biaya Pelanggan
Manfaat Produk
Biaya Moneter
Manfaat Jasa
Biaya Waktu
Biaya Energi
Manfaat Personel
Manfaat Citra
Biaya Psikologis
Kotler dan Keller 2009:137 menyatakan bahwa nilai yang dipersepsikan pelanggan Customer Perceived Value merupakan kerangka kerja berguna yang
diterapkan dalam banyak situasi dan menghasilkan pandangan yang kaya. Implikasinya :
1. Penjual harus menilai total manfaat pelanggan dan total biaya pelanggan
yang berhubungan dengan tawaran tiap pesaing untuk mengetahui bagaimana peringkat tawaran penjual dalam pikiran pembeli
2. Penjual yang berada pada keadaan nilai yang dipersepsikan pelanggan
yang tidak menguntungkan mempunyai dua alternatif, yaitu meningkatkan total manfaat pelanggan atau mengurangi total biaya pelanggan.
Fernández dan Bonillo 2007 menyimpulkan bahwa karakteristik utama yang menonjol dari Perceived Value diungkapkan oleh penelitian saat ini adalah :
a. Konsep Perceived Value melibatkan interaksi diantara subyek konsumen
atau pelanggan dan sebuah obyekproduk Holbrook, 1994, 1999; Payne dan Holt, 2001;
b. Nilai tersebut bersifat relatif berdasarkan sifat dari perbandingan, pribadi,
dan keadaan alamiahnya Holbrook, 1994, 1999; c.
Nilai bersifat preferensial Holbrook, 1994, 1999; Zeithaml, 1988, perceptual
Day and Crask, 2000, dan afektif-kognitif Babin et al., 1994; Park, 2004
Dalam Tjiptono 2004:141 Sweeney dan Soutar 2001 berusaha mengembangkan 19 item ukuran Customer Perceived Value. Skala yang
dinamakan PERVAL Perceived Value tersebut dimaksudkan untuk menilai persepsi pelanggan terhadap nilai suatu produk konsumen tahan lama pada level
merek. Skala ini dikembangkan berdasarkan konteks situasi pembelian ritel untuk menentukan nilai-nilai konsumsi yang mengarah pada sikap dan perilaku
pembelian. Menurut Sweeney dan Soutar, dimensi nilai terdiri dari empat aspek utama berikut:
1. Emotional Value, yaitu utilitas yang berasal dari perasaan atau afektif emosi positif yang ditimbulkan dari mengkonsumsi produk.
2. Social Value, yaitu utilitas yang didapatkan dari kemampuan produk untuk meningkatkan konsep diri-sosial konsumen.
3. Functional Value, yaitu kegunaan yang berasal dari kualitas produk atau product performance
. 4. PriceValue of Money, yakni utilitas yang diperoleh dari persepsi terhadap
kualitas dan kinerja yang diharapkan atas produk. Cateora dan Graham 2007:45 menekankan bahwa sebuah produk lebih
dari sekedar barang fisik, namun produk merupakan sekumpulan kepuasan atau kegunaanutilitas yang diterima pembeli. Kepuasaan atau kegunaan itu meliputi
bagaimana produk berfungsi ketika digunakan, keyakinan dan kebanggan yang ditawarkan, dan kegunaan simbolis lainnya yang diterima akibat kepemilikan atau
penggunaan produk tersebut.
Langkah-langkah yang bisa dilakukan perusahaan dalam menganalisis nilai pelanggan demi menghasilkan kepuasan diatas menurut Kotler dan Keller
2009:137 yaitu : 1.
Mengidentifikasi atribut dan manfaat utama yang dinilai pelanggan 2.
Menilai arti penting kuantitatif dari atribut dan manfaat yang berbeda 3.
Menilai kinerja perusahaan dan pesaing berdasarkan nilai pelanggan yang berbeda dan membandingkannya dengan peringkat arti pentingnya
4. Mempelajari bagaimana pelanggan dalam segmen tertentu menentukan
peringkat kinerja perusahaan terhadap pesaing utama berdasarkan suatu atribut atau manfaat
5. Mengamati nilai pelanggan sepanjang waktu
2.2 Country Of Origin