Tabel 1. Etiologi, Klasifikasi, dan Ciri Klinik Diabetes Melitus. Gustaviani, 2006
1.1.4 Patogenesis
Peran insulin sebagai mengatur glukosa dalam darah sangat dipengaruhui fungsi hepar, pankreas, adenohipofisis dan adrenal. Kecuali itu fungsi tiroid, kerja
fisik, faktor imunologik dan genetik dapat berpengaruh pada kadar glukosa darah. Suherman, 2007.
Hepar, glukosa yang berasal dari absorbsi makanan di intestin dialirkan ke hepar melalui vena porta, sebagian glukosa akan disimpan sebagai glikogen. Pada saat
ini kadar glukosa di vena porta lebih tinggi dari di vena hepatika. Setelah absorbsi selesai glikogen hepar dipecah lagi menjadi glukosa, sehingga kadar glukosa di vena
hepatika lebih tinggi dari di vena porta. Jadi, hepar berperan sebagai glukosa gambar 1.1. Pada keadaan normal, glikogen di hepar cukup untuk mempertahankan kadar
glukosa dalam beberapa hari, tetapi bila fungsi hepar terganggu akan mudah terjadi hipoglikemia atau hiperglikemia. Suherman, 2007.
Pankreas, Peran insulin dan glukagon penting pada metabolisme karbohidrat. Glukagon menyebabkan glikogenolisis dengan merangsang adenilsiklase, enzim yang
sindrom lain. preparat yang mengandung estrogen menyandang
diabetes. Bergantung pada kemampuan pancreas untuk
menghasilkan insulin; pasien mungkin memerlukan terapi dengan obat oral atau insulin.
Diabetes gestasional Awitan selama kehamilan, biasanya terjadi pada trimester
kedua atau ketiga. Disebabkan oleh hormon yang disekresikan plasenta dan
menghambat kerja insulin. Resiko terjadi komplikasi perinatal diatas normal,
khususnya makrosomia bayi yang secara abnormal berukuran besar. Diatasi dengan diet, dan insulin jika
diperlukan. Untuk mempertahankan secara ketat kadar glukosa darah normal.
Terjadi pada sekitar 2-5 dari seluruh kehamilan.
Universitas Sumatera Utara
dibutuhkan untuk mengaktifkan fosforilase. Enzim fosforilase penting untuk glikogenolisis. Bila cadangan glikogen hepar menurun maka glukoneogenesis akan
lebih aktif. Suherman, 2007.
1.1.5 Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan diabetes melitus adalah secara konsisten menormalkan kadar glukosa darah dengan variasi minimum. Penelitian-penelitian terakhir
mengisyaratkan bahwa mempertahankan kadar glukosa darah senormal dan sesering mungkin dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian. Tujuan ini dicapai melalui
berbagai cara, yang masing-masing disesuaikan secara individual. Corwin, 2000.
1.1.6 Komplikasi Jangka Panjang