BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Retinopati akibat diabetes disebabkan terjadinya gangguan metabolisme tubuh secara umum dan retina khususnya, sehingga mengakibatkan kelainan retina dan
pembuluh-pembuluh darahnya. Ilyas, 2008. Retinopati diabetik merupakan penyebab utama kebutaan pada penderita diabetes di seluruh dunia, disusul katarak.
Bila kerusakan retina sangat berat, seorang penderita diabetes dapat menjadi buta permanen sekalipun dilakukan usaha pengobatan. Victor, 2008.
Organisasi Kesehatan Dunia WHO tahun 2004 melaporkan 4,8 persen penduduk di seluruh dunia menjadi buta akibat retinopati diabetik. Dalam urutan
penyebab kebutaan secara global, retinopati diabetik menempati urutan ke-4 setelah katarak, glaukoma, dan degenerasi makula. Victor, 2008.
Diestimasi bahwa jumlah penderita diabetes di seluruh dunia akan meningkat dari 117 juta pada tahun 2000 menjadi 366 juta tahun 2030. Di Asia diramalkan
diabetes akan menjadi ”epidemi”, disebabkan pola makan masyarakat Asia yang tinggi karbohidrat dan lemak disertai kurangnya berolahraga. Akibatnya, kebutaan
akibat retinopati diabetik juga diperkirakan meningkat secara dramatis. Victor, 2008.
Pasien diabetes memiliki resiko 25 kali lebih mudah mengalami kebutaan dibandingkan non diabetes. Resiko mengalami retinopati pada pasien diabetes
meningkat sejalan lamanya diabetes. Pada waktu diagnosis diabetes tipe 1 ditegakkan, retinopati diabetes hanya ditemukan pada kurang dari 5 pasien. Setelah 10 tahun,
prevalensi meningkat menjadi 40-50 dan sesudah 20 tahun lebih dari 90 pasien sudah menderita retinopati diabetik. Pada diabetes tipe 2 ketika diagnosis diabetes
ditegakkan sekitar 25 sudah menderita retinopati diabetik non-proliferatif background retinopathy. Setelah 20 tahun, prevalensi retinopati diabetik meningkat
menjadi lebih dari 60. Di Amerika Utara, 3,6 pasien diabetes tipe 1 dan 1,6 pasien diabetes tipe 2 mengalami kebutaan total. Di Inggris dan Wales, sekitar 1000
pasien diabetes tercatat mengalami kebutaan sebagian dan total setiap tahun. Metode pengobatan retinopati diabetik dewasa ini telah mengalami perkembangan yang
sangat pesat sehingga resiko kebutaan banyak berkurang. Namun demikian, karena
Universitas Sumatera Utara
angka kejadian diabetes di seluruh dunia cenderung meningkat maka retinopati diabetik masih tetap menjadi masalah penting. Pandelaki, 2006.
Dengan perubahan pola kehidupan ke arah modern diperkirakan pada tahun- tahun mendatang penyakit diabetes melitus juga sebagai penyebab utama kebutaan di
negara sedang berkembang termasuk di Indonesia. Berbeda dengan kebutaan yang disebabkan oleh katarak yang dapat ditanggulangi, kebutaan yang disebabkan oleh
komplikasi diabetes melitus retinopati diabetik tidak dapat ditingkatkan tajam penglihatannya dengan upaya apapun, terjadi buta permanen. Wilardjo, 2001.
Data Poliklinik Mata RS Cipto Mangunkusumo RSCM yang tidak dipublikasikan menunjukkan bahwa retinopati diabetik merupakan kasus terbanyak
yang dilayani di Klinik Vitreo-Retina. Dari seluruh kunjungan pasien Poliklinik Mata RSCM, jumlah kunjungan pasien dengan retinopati diabetik meningkat dari 2,4
persen tahun 2005 menjadi 3,9 persen tahun 2006. Victor, 2008.
1.2 Rumusan Masalah