Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia usaha perfilman saat ini berkembang sangat pesat, yang ditandai dengan semakin ketatnya persaingan antar produser. Persaingan yang ketat mendorong perusahaan melakukan langkah-langkah strategis agar produksi filmnya bermutu baik dan laku di pasar. Hal ini merupakan tindakan yang harus dilakukan oleh perusahaan perfilman, mengingat perusahaan perfilman tersebut butuh untuk tetap hidup dan mampu bersaing di pasaran. Untuk itu perusahaan perfilman harus melakukan strategi pemasaran yang tepat sehingga kebutuhan dan keinginan dari konsumen dapat terpenuhi. Kemajuan perkembangan teknologi informasi saat ini ternyata juga sangat berpengaruh terhadap kemajuan usaha di segala bidang, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dampak yang secara langsung dapat dirasakan adalah semakin mudahnya masyarakat untuk mendapatkan berbagai macam informasi film tanpa ada lagi kendala jarak, ruang dan waktu. Hal ini tentu saja menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan oleh para pengusaha perfilman untuk dapat meningkatkan penjualan produksi fimnya baik dengan cara yang efektif dan efisien. Saat ini konsumen dihadapkan pada banyak pilihan film untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Tindakan dalam pemilihan film apa yg akan ditonton dan pembelian suatu film yang digemari tersebut tidak hanya didasarkan Universitas Sumatera Utara untuk memenuhi kebutuhannya, akan tetapi juga dipengaruhi oleh banyak fakor lain yang mendorong konsumen untuk mengambil keputusan pembelian. Setiap konsumen mempunyai pertimbangan yang berbeda-beda dan tidak jarang konsumen memutuskan membeli suatu produksi film tertentu karena terpengaruh oleh kehidupan nyata yang dialami setiap hari. Tidak dapat dipungkiri, segala kecanggihan media saat ini juga turut andil dalam menyebarkan banyak “kesaksian” tentang cinta, seperti cerita ‘MY NAME IS KHAN’, yang penulis peroleh dari artikel di internet. Buku-buku yang beredar di pasaran, artikel-artikel di media cetak dan internet, program-program acara televisi, dan bahkan film-film layar lebar sangat banyak yang mengangkat tema cinta kasih; lewat bahasa dan tanda yang berbeda-beda, yang secara spesifik dimiliki masing-masing media. Film sendiri merupakan terminologi gambar yang bergerak. Berbeda dengan foto, film bisa menghadirkan unsur dinamis dari obyek yang ditampilkanya. Sebagai media audio visual, film mempunyai karakteristik yang berbeda dengan format tanda yang lain yang hanya bersifat tekstual atau visual saja, misalnya bahasa dan lukisan. 1 Salah satu film yang mengusung tema tentang cinta kasih adalah My Name Is Khan. Film yang diproduksi oleh Dharma Productions dengan skenario oleh Shibani Bathija, dan diproduksi oleh Yash Hiroo Johar dan Gauri Khan. Hal ini diawasi oleh Dharma Productions dan akan didistribusikan oleh FOX Bintang Entertainment merupakan sebuah film dengan mengangkat tema tentang isu warga 1 www.relawan.net 10 Maret 2006 Universitas Sumatera Utara Muslim di Amerika seringkali dikaitkan dengan terorisme. Berkisah mengenai perjalanan hidup seorang Muslim Amerika yang menderita gejala autis, Asperger Sindrome. Kehidupan warga muslim di Amerika menjadi tidak nyaman pasca peristiwa 11 September serangan WTC. Khan berjuang untuk mengatakan bahwa orang Islam bukanlah teroris. Menyinggung My Name Is Khan yang pada minggu pertamanya sanggup menembus Box Office Inggris tak lama setelah film ini dirilis, memang film ini banyak yang merekomendasikan dan saya sendiri tidak puas hanya menonton di bioskop saja, tetapi dengan membeli dvd walaupun masih bajakan dan belum ada yang original. Dengan demikian film ini memang patut menjadi salah satu pilihan untuk anda tonton. Pengaruh Film My Name Is Khan terhadap pengetahuan dan sikap mahasiswa, inilah yang menjadi obyek dari penelitian ini. Pengetahuan dan sikap serta nilai cinta kasih menjadi penting karena selain alasan yang dikemukakan di awal tadi, juga merupakan modal dasar untuk dapat memahami dan menjalani kehidupan kita sebagai makhluk sosial yang akan selalu berhubungan satu dengan yang lain. 2 Bagi orang dewasa, kisah dalam film ini akan terasa begitu menarik. Karena latar belakang yang amat religius, maka ia pun menyelipkan alur cerita dan beberapa unsur yang mewakili apa yang ada di dalam kitab Injil, tentunya dengan cara tersendiri agar mudah dipahami oleh orang dewasa apalagi anak- anak. Karakter Rizwan khan yang benar-benar bertanggungjawab walaupun dia 2 David O. Sears, Jonathan L. Freedman, Laetitia A. Peplau, Psikologi Sosial, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1999, hal. 264 Universitas Sumatera Utara mengidap penyakit Sindrom Asperger, kebijaksanaannya terlihat pada saat Rizwan memutuskan untuk menikahi Mandira yang diperankan oleh Kajol, digambarkan menyerupai Kristus, dan masih banyak lagi. 3 Situasi-situasi memikat mengenai bentuk-bentuk cinta kasih, seperti makna persaudaraan dan persahabatan, arti penting memenuhi janji, dan keyakinan bahwa kebenaran tidak akan pernah bisa dikalahkan oleh kejahatan tersaji lewat karakter tokoh, diaolg, situasi, dan setting adegan dalam keseluruhan film. 4 Shahrukh Khan Hal ini tentu saja sesuai dengan tujuan Karan Johar yang tidak sekedar ingin menghibur, tapi juga ingin mengajarkan pesan moral bagi setiap umat beragama melalui filmnya. Karan Johar pun mampu menampilkan Amerika dari sisi pandang imigran asal India dan sepertinya itulah kunci sukses Karan saat membuat film ini. Isu yang disampaikan memang bukan isu baru. Diskriminasi, ketakutan, cinta, kebaikan semuanya diramu dengan baik oleh Karan dalam sebuah film berdurasi 161 menit ini. Campur tangan dan Kajol pun tak boleh disepelekan karena dua orang ini mampu bermain cemerlang tanpa harus terlihat berlebihan. Layak mendapat acungan jempol. Karena pesan tentang nilai cinta kasih tidak hanya tersaji secara eksplisit, tetapi juga implisit, melalui karakter tokoh, dialog, dan setting situasi, kepekaan untuk dapat menangkap makna yang sebenarnya ingin disampaikan mutlak diperlukan. Perlu diingat pula bahwa pesan yang terkandung dalam film tidak akan diterima dengan persepsi yang seragam oleh semua komunikan. Perbedaan pengalaman, pengetahuan, budaya, dan keyakinan akan menyebabkan perbedaan 3 Majalah Cinemags, 76 th Edition, November 2005, hal. 32 4 www.sinarharapan.com Universitas Sumatera Utara persepsi dan pemahaman akan makna film. Demikian pula belum tentu makna dalam setiap simbol tokoh, dialog, dan situasinya akan sama dengan yang dimaksudkan oleh sang kreator film. Mengingat semakin banyak tayangan film yang disajikan lewat layar lebar dan televisi akhir-akhir ini, bahkan yang dibuat untuk konsumsi anak, disadari atau tidak, menyajikan adegan-adegan kekerasan dan fenomena-fenomena lain secara berlebihan vulgar, film ini memang layak menjadi media pembelajaran nilai moral bagi seluruh umat beragama. Fakta yang turut mendukung pernyataan ini adalah bahwa walaupun menampilkan adegan dimana saat itu terjadi pengebooman WTC dan bencana alam, film ini tidak memperlihatkannya secara berlebihan. Karena berbagai alasan itulah maka penulis tertarik untuk mengangkat tema penelitian ini. Penulis akan mencari, baik tanda verbal maupun nonverbal seperti apa yang digunakan untuk mengetahui pengaruh film My Name Is Khan terhadap pengetahuan dan sikap mahasiswa. Dari situ, dapat pula dimengerti pesan apa yang sesungguhnya ingin disampaikan melalui film tersebut. Selain jalan cerita menarik, cerita ini mengajarkan toleransi antar umat beragama, cinta kasih antar keluarga dan pengorbanan untuk bertemu dengan orang yang dicintai.

1.2 Perumusan Masalah