Latar Belakang Masalah Al-Qur’an merupakan kitab Allah yang diturunkan melalui malaikat

x BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Al-Qur’an merupakan kitab Allah yang diturunkan melalui malaikat

Jibril kepada Nabi Muhammad Saw. sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Firman Allah SWT, ☺ . ةﺮ ا : 2 Sebagaimana firman Allah SWT di atas, kebenaran Al-Qur’an tidak dapat diragukan lagi karena ajaran-ajaran yang ada di dalamnya memberikan petunjuk kepada umatnya untuk hidup bahagia di dunia dan akhirat. Allah Swt menurunkan Al-Qur’an dengan bahasa Rasul yaitu bahasa Arab al: Q.S. 16:103, 12:2. Masyarakat penerima Al-Qur’an adalah masyarakat Quraisy. Atas dasar antropologis, cukup beralasan jika pengertian bahasa Arab adalah bahasa Quraisy. Sebagai pedoman hidup manusia khususnya umat Islam, maka banyak umat Islam yang mempelajari dan memahami Al-Qur’an dengan perhatian penuh. Namun sebagian umat Islam belum bisa memahami bahasa Al-Qur’an disebabkan oleh kesulitan perbedaan bahasa dan arti secara konstektual. Sebagian ulama dan ahli tafsir berusaha menerjemahkan dalam bahasa xi selain Arab. “Sebab terjemahan merupakan salah satu cara memberi jalan pada umat Islam yang belum memahami Al-Qur’an dikarenakan kesulitan bahasa.” 1 Kegiatan menerjemahkan tidaklah semudah apa yang diperkirakan orang. Menerjemahkan identik dengan mengkomunikasikan keterangan, pesan atau gagasan yang ditulis pengarang asli di dalam bahasa terjemahan. Setiap penerjemah memiliki metode penerjemahan dan seni yang berbeda sesuai dengan penguasaan mereka dalam menyikapi teks yang akan diterjemahkan. Sebagai suatu seni dalam menyampaikan pesan, baik makna maupun gaya bahasanya, penerjemah hendaknya membekali diri dengan kemampuan estetis, begitu pula penyusunan kata dan kalimat memerlukan kompetensi yang serba estetis. 2 Kemahiran mengolah kata sangat berkaitan dengan pemilihan diksi, arti kata dan perolehan makna. Berdasarkan pilihan kata, diksi mempersoalkan kata mana yang paling tepat dan sesuai untuk posisi-posisi tertentu dalam kalimat, serta tepat tidaknya penggunaan kata- kata dilihat dari lapisan pemakaian bahasa dalam masyarakat. 3 Dengan kata lain, diksi mempersoalkan ketepatan dan kesesuaian dalam menghadapi kalimat, kata dan makna agar para pembaca dapat mengetahui maksud dan tujuan seorang penerjemah BSa. . 1 Manna ‘al-Qatthan , Mabahits fi ‘ulum AL-Qur’an, Riyadh: Mansyurat al-Ashr al-Hadits, Tt 2 Nurrohman Hanafi, Teori dan Seni Menerjemahkan, Ende: Nusa Indah, 1986, Cet-1, h. 22 3 Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006, Cet. XVI, h.117 xii Dalam kamus bahasa Indonesia diksi berarti pemilihan kata yang bermakna tepat dan selaras cocok padanannya untuk mengungkapkan gagasan dengan pokok pembicaraan, peristiwa, dan khalayak pembaca atau pendengar. 4 Diksi adalah pilihan kata, maksudnya kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Pilihan kata merupakan satu unsur yang sangat penting dalam dunia tulis menulis maupun tutur kata sehari-hari. 5 Beberapa jenis kata dan bentuk kata yang ditulis oleh penerjemah sangat bervariasi dalam menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia. Penulis memberi contoh dari buku yang akan diteliti dari sisi ketepatan diksi. Dalam bahasa sumber ditulis ثرﺎ ا راﺮ ﺪ ﻰ ا ﺔ اﺰﺧ رﺪ ﺎ ﻮ و باﺮ ﻷا بﺮ لﻮ ر ﷲا ﻰّ ﷲا ّ و , رﺎ ﻰّ ﷲا ّ و ﻰ 2 نﺎ 5 هـ ﺔﺋﺎ ر ﺮ ﺎ ثرﺎ ا ﺪ و ءﺎ ﺮ ا نﺎآ ءﺎ ا ، مﺰهو ثرﺎ ا و “Al-Harits bin Dhirar, pemuka Bani Musthaliq dari kabilah Khuza’ah sempat berhasil mengumpulkan beberapa orang dari kaumnya dan orang- orang Arab, untuk memerangi Rasulullah saw. melakukan perjalanan pada tanggal 2 Sya’ban 5 H dengan 700 orang untuk memecah belah orang-orang 4 P. Salim dan Yenny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modern English Press, 2002, h. 109 5 E. Zaenal dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Akademika Pressindo,1995, cet. Ke-1, h.73 xiii yang telah berhasil dikumpulkan oleh al –Harits bin Dhirar. Pertemuan berlangsung di sumber air Muraisi’. Hingga akhirnya al-Harits dan para pendukungnya berhasil dikalahkan.” 6 Pada terjemahan di atas ditemukan ketidaktepatan dalam penempatan kata menurut kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dari terjemahan di atas, menurut Penulis terdapat kerancuan makna yang terdapat kata pada kata “Hingga akhirnya” menurut Penulis merupakan kalimat yang tidak baku sebaiknya diganti dengan “sehingga”. Pada kata ءﺎ ا diterjemahkan “pertemuan”. Dalam bahasa Arab terdapat isim ma’rifat dan isim nakirah, maka pada kata ءﺎ ا merupakan isim marifat yang sudah diketahui maksudnya yaitu pertemuan antara pasukan Rasulullah Saw dan pasukan Al- Harits. Jadi menurut Penulis, terjemahan tersebut sangat baik bila diterjemahkan sebagai berikut Pertemuan itu berlangsung di sumber air Muraisi’ sehingga Al-Harits dan para pendukungnya berhasil dikalahkan.” Buku Atlas Al-Qur’an memberikan informasi atau pesan yang berisikan kisah-kisah Al-Qur’an, tokoh dan kelompok manusia yang dikisahkan sebelum umat manusia saat ini hidup dari Nabi Adam hingga perjalanan Rasulullah Saw, dan nama-nama tempat yang menjadi sejarah. Kisah-kisah di dalam Al-Qur’an menyangkut kisah yang berpautan dengan peristiwa- peristiwa yang telah terjadi dan orang-orang yang tidak dapat dipastikan kenabiannya, seperti kisah orang-orang yang pergi dari kampung 6 M. Abdul Ghoffar, Atlas Al-Qur’an, Jakarta: Almahira, 2005, cet. Ke-2, h. 282 xiv halamannya, yang beribu-ribu jumlahnya karena takut mati dan seperti kisah Thalut dan Jalut, dua putra Adam, Ashabul Kahfi, Zulkarnain, Qarun, dan Ashabus Sabti, Maryam, Ashabul Ukhdud, Ashabul Fil dan lain-lain. Kisah yang berpautan dengan peristiwa-peristiwa terjadi di masa Rasul saw. Seperti: peperangan badar dan Uhud yang diterangkan di dalam surat Ali- Imran. 7 Sebagai Rasul yang diutus oleh Allah Swt. sebagai pembawa rahmat untuk umat manusia tidak pernah memulai peperangan dan beliau berusaha untuk menghindari peperangan agar tidak terjadi pertumpahan darah di antara manusia. Tapi, jika peperangan tidak mungkin dihindari, maka beliau akan menempatkan diri paling depan dan tidak pernah gentar menghadapi musuh. Oleh karena itu, Penulis sangat tertarik untuk membahas skripsi ini dengan judul pembahasan “Analisis Diksi dalam buku terjemahan Atlas Al-qur’an karya Syauqi Abu Khalil Versi M. Abdul Ghoffar”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Untuk memudahkan penelitian dan menghindari terlalu melebarnya