Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Penerimaan negara bersumber dari sektor migas minyak dan gas bumi dan non-migas, serta penerimaan lain yang bersumber dari luar negeri. Penerimaan dari sektor migas sangat besar, tetapi proporsi penerimaan migas terus menurun. Sedangkan tugas-tugas, fungsi-fungsi, dan aktivitas-aktivitas kenegaraan semakin bertambah kompleks dan banyak. Hal inilah yang mendorong pemerintah untuk menggalakkan sumber penerimaan lainnya, khususnya penerimaan yang bersumber dari dalam negeri, yaitu pajak. Dengan tersedianya penerimaan pajak dalam APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara membuat tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan dapat berjalan baik sesuai dengan rencana dan program yang dilakukan oleh setiap unit pemerintahan departemen, kementerian, badan dan lembaga negara lainnya setiap tahun Pandiangan, 2008:69. Dana dari penerimaan pajak sebagai sumber utama APBN dialokasikan untuk mendanai berbagai sendi kehidupan bangsa, seperti sektor pertanian, perdagangan, industri, kesehatan, dan pendidikan. Dapat dilihat bahwa sektor pajak sangat berperan dalam memenuhi kebutuhan pembangunan suatu Negara. Oleh karena itu, pajak harus dikelola dengan baik agar tujuan dari pajak itu sendiri dapat tercapai Resmi, 2007:14. 2 Dalam upaya meningkatkan penerimaan negara sektor pajak, maka kebijakan perpajakan lebih diarahkan kepada upaya meningkatkan penerimaan khususnya melalui berbagai program Intensifikasi dan Ekstensifikasi pajak. Dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No. SE- 06Pj.92001 Tentang Pelaksanaan Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pajak. Intensifikasi pajak adalah kegiatan optimalisasi penggalian penerimaan pajak terhadap objek serta subjek pajak yang telah tercatat atau terdaftar dalam administrasi Direktorat Jendral Pajak. Intensifikasi pajak dilaksanakan dengan berorientasi pada peningkatan kepatuhan dan kesadaran wajib pajak, misalnya dengan cara pengadaan penyuluhan langsung pada masyarakat. Sedangkan Ekstensifikasi Pajak adalah kegiatan yang berkaitan dengan penambahan jumlah wajib pajak terdaftar dan perluasan objek pajak dalam administrasi Direktorat Jenderal Pajak. Kebijakan pemerintah yang lain dalam meningkatkan penerimaan dalam negeri dari sektor pajak yaitu melalui perubahan sistem pemungutan pajak dari official assessment system menjadi self assessment system pada tahun 1983. Self assessment system memberikan kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan sendiri pajak yang terutang dan melunasinya, serta melaporkannya sesuai peraturan perpajakan. Self assessment system ini diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak, yang ditandai dengan pelaksanaan kewajiban perpajakannya oleh wajib pajak secara sukarela dan sesuai dengan Ketentuan Undang-Undang dan Peraturan Perpajakan yang berlaku. Oleh karena itu, peran serta masyarakat menjadi 3 sangat penting dan sebagai penentu didalam menopang pembiayaan pembangunan melalui pajak Hutagaol, 2005:24. Dalam sistem pelaporan pajak, dapat dikatakan unsur yang paling utama adalah untuk mendapatkan dan menjaga kepatuhan wajib pajak. Dengan kata lain, dalam sistem tersebut wajib pajak seperti pemeran utama, dan dinas pajak adalah pendukung atau orang yang bekerja di balik layar, sedangkan sistemnya adalah skenario yang menentukan jalan ceritanya. Bagaimanapun juga, gerakan aktif dan kerjasama para wajib pajak adalah hal yang paling penting, dan tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa misi dinas pajak adalah untuk memberikan dukungan kepada para wajib pajak Toshiyuki Fushimi:2001. Perubahan yang dilakukan Direktorat Jenderal Pajak dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak dan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak adalah dengan diterapkannya e-system e-Registrasi, e-SPT dan e-Filing sejak tahun pajak 2005. Namun demikian sebaik-baik sistem perpajakan dibuat, se-modern apapun administrasi pajak disajikan, pada akhirnya kembali kepada manusia yang melaksanakan sistem dan modernisasi administrasi itu sendiri. Untuk itu, tidak hanya pegawai pajak semata yang harus berperan, namun juga sangat diharapkan peran serta wajib pajak Arniati, 2009. Damayanti 2004 meyebutkan bahwa penerapan self assessment system akan efektif apabila kondisi kepatuhan sukarela voluntary compliance pada masyarakat telah terbentuk. Pada kenyataannya dalam pelaksanaan masih 4 terdapat banyak kendala yang harus dihadapi oleh fiskus untuk meningkatkan penerimaan pajak. Salah satu kendalanya adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Penyebab lainnya adalah karena persepsi masyarakat yang negatif, pajak dianggap membebani dan memaksa, belum dianggap sebagai bentuk pengabdian, dukungan atau partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Salah satu upaya untuk memperbaiki image tersebut adalah persepsi yang baik atau positif dari wajib pajak terhadap self assessment system yang diterapkan dalam sistem perpajakan nasional. Selain itu, kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor pengalaman, faktor intelegensi, faktor kepribadian, faktor motivasi, faktor kecemasan, dan faktor pengharapan Harvey dan Smith, 1977 dalam Prasetio dkk., 2006:5. Peran dan partisipasi seluruh masyarakat tanpa memandang dari golongan manapun sangatlah dibutuhkan demi kelancaran reformasi perpajakan. Titik berat dalam keberhasilan reformasi perpajakan ini adalah menumbuhkan tingkat kesadaran masyarakat sebagai wajib pajak untuk melakukan perwujudan dari pengabdian dan peran serta wajib pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakannya, bertanggung jawab atas kewajiban pelaksanaan pajak sebagai pencerminan kewajiban serta melaksanakan kegotongroyongan nasional melalui sistem menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang Admino:2008. 5 Tidak dipungkiri bahwa masih ada perusahaan ataupun orang pribadi yang menganggap pajak sebagai biaya yang dapat merugikan ataupun mengurangkan pendapatan. Data yang penulis peroleh dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kebayoran Lama tempat penulis melakukan penelitian diketahui bahwa terjadi peningkatan kecenderungan ketidakpatuhan pajak yakni jumlah wajib pajak yang terlambat melakukan pembayaran PPh Masa Pasal 25 Orang Pribadi Tahun Pajak 2007 berjumlah 2.494 orang, Tahun Pajak 2008 berjumlah 2.615 orang, dan Tahun Pajak 2009 berjumlah 3.816 orang. Kecenderungan ketidakpatuhan pajak tersebut jelas merupakan persoalan serius bagi pemerintah, khususnya Direkotrat Jenderal Pajak. Ketidakpatuhan Wajib Pajak jelas akan berdampak terhadap penerimaan negara dari sektor pajak negara yang berkurang, sehingga secara otomatis juga berdampak pada masalah APBN. Hal ini mengingat cukup besarnya kontribusi penerimaan pajak dalam APBN, sehingga jika target-target penerimaan pajak tidak terealisasi, akan menyulitkan dalam menyusun APBN. Masalah tersebut akhirnya akan menjadi kendala yang besar dalam proses pembangunan bangsa Adji Rukmana, 2007. Salman 2009 melakukan penelitian mengenai kepatuhan wajib pajak. Variabel yang digunakan adalah sikap dan moral wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa moral wajib pajak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, sedangkan sikap wajib pajak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. 6 Penelitian Strivedi, Shehata dan Mestelman 2005, menguji Theory of Planned Behaviour untuk menjelaskan kepatuhan pajak dengan menambahkan variabel etika. Penelitian ini melakukan dua cara yaitu melalui eksperimen dan dengan mengajukan kuesioner yang berupa hypotetical situation compliance. Eksperimen dan hypotetical situation compliance, merupakan upaya mendeteksi kepatuhan pajak, melalui eksperimen dilihat dari kemungkinan wajib pajak melaporkan pajaknya dengan tepat dengan dimanipulasi oleh kemungkinan diperiksa dan tidak diperiksa yang menyebabkan akan diberikan sanksi jika diperiksa sehingga akan berdampak pada berkurangnya penghasilan wajib pajak. Sedangkan melalui kuesioner wajib pajak menyatakan kepatuhannya dengan diberikan pertanyaan mengenai kepatuhan dalam beberapa hal yaitu kepatuhan dilihat dari kemungkinan diperiksa dan tidak diperiksa, kepatuhan dilihat dari respon terhadap kasus dan kepatuhan dilihat dari pelaporan yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya dan pada tahun sekarang. Selanjutnya Arniati 2009 meneliti mengenai peran Theory of Planed Behavior dan etika terhadap ketaatan pajak. Hasil penelitian menunjukkan hanya variabel norma subyektif dan pengawasan prilaku yang diterima yang terbukti mempengaruhi niat kepatuhan pajak dari dimensi niat untuk patuh. Sedangkan dari dimensi niat untuk melaporkan pendapatan dengan benar hanya variabel norma subyektif yang terbukti mempengaruhi niat kepatuhan pajak. Pengujian faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan berupa niat kepatuhan pajak, pengawasan prilaku yang diterima dan etika hanya variabel 7 kontrol perilaku yang dapat membuktikan model prediksi untuk kepatuhan pada saat terdapat kemungkinan diperiksa. Pengujian analisis path untuk menguji hubungan tidak langsung melalui niat terhadap kepatuhan ketika ada kemungkinan diperiksa, tidak membuktikan adanya hubungan faktor sikap, norma subyektif, kontrol perilaku, dan etika berpengaruh terhadap kepatuhan melalui variabel niat. Tarjo 2009 meneliti mengenai faktor-faktor apakah yang mempengaruhi perilaku ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi yang berada di wilayah Bangkalan . Hasil penelitian menunjukkan: sikap tentang ketidakpatuhan pajak, norma subyektif, dan kewajiban moral berpengaruh signifikan terhadap niat berperilaku tidak patuh; kontrol keperilakuan yang dipersepsikan tidak berpengaruh signifikan baik terhadap niat berperilaku tidak patuh maupun terhadap ketidakpatuhan pajak, dan niat berperilaku tidak patuh berpengaruh signifikan terhadap ketidakpatuhan pajak. Berdasarkan latar belakang dan temuan penelitian terdahulu yang dijelaskan di atas, maka penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan konsep tentang kepatuhan pajak. Penelitan ini mengangkat tentang perilaku ketidakpatuhan khususnya pada Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Kebayoran Lama. Berdasarkan hal tersebut penulis mencoba untuk menelitinya dalam bentuk skripsi dengan judul “Analisis Faktor- faktor yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Studi Kasus Pada KPP Pratama Kebayoran Lama” . 8 Penelitian ini pada dasarnya merupakan replikasi dari penelitian Tarjo 2009 yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Ketidakpatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Bangkalan”. Adapun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian terebut adalah: 1. Variabel yang digunakan dalam penelitian sebelumnya adalah sikap, norma subyektif, kewajiban moral, kontrol keperilakuan yang dipersepsikan, niat berperilaku tidak patuh, dan ketidakpatuhan pajak, sedangkan pada penelitian ini mengembangkan penelitian tersebut dengan menambahkan satu variabel yaitu etika Arniati, 2009. 2. Responden dan tempat penelitian sebelumnya adalah wajib pajak orang pribadi yang berada di Bangkalan, sedangkan penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Lama. 3. Metode pengujian hipotesis penelitian sebelumnya menggunakan analisis Structural Equation Modeling SEM dengan alat bantu program AMOS versi 5. Sedangkan penelitian ini menggunakan metode analisis faktor dengan bantuan program SPSS versi 17.0.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KETIDAKPATUHAN PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG TERDAFTAR PADA KPP PRATAMA JEMBER

0 5 19

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANGMEMPENGARUHI PERILAKU KETIDAKPATUHAN PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG TERDAFTAR PADA KPP PRATAMA JEMBER

0 13 19

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan wajib pajak dalam penyampaian surat pemberitahuan (SPT) tahunan wajib pajak badan (Studi kasus pada KPP Pratama Kebayoran Lama)

2 11 202

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus Pada KPP Pratama Surakarta)

0 2 6

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Surakarta

0 4 7

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKPATUHAN WAJIB PAJAK YANG TERDAFTAR PADA KPP PRATAMA SUKOHARJO Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan Wajib Pajak yang Terdaftar Pada KPP Pratama Sukoharjo.

0 2 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKPATUHAN WAJIB PAJAK YANG TERDAFTAR PADA KPP Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan Wajib Pajak yang Terdaftar Pada KPP Pratama Sukoharjo.

0 2 18

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan Wajib Pajak yang Terdaftar Pada KPP Pratama Sukoharjo.

0 2 11

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus Pada KPP Pratama Surakarta).

0 2 14

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus Pada KPP Pratama Surakarta).

0 2 6