space dengan syarat jangkauan dibatasi kekuatan pancaran sinyal radio dari masing-masing komputer. Priyambodo, 2005:1.
Chanel pada wireless merupakan Pembagian lebar pita frekuensi pada jaringan wireless atau untuk mudahnya chanel itu ibarat pembagian
lajur lalu lintas jalan raya misalnya ada lajur khusus pejalan kaki, lajur pengendara sepeda motor, lajur mobil, lajur busway dan lainnya agar tidak
terjadi keruwetan lalu lintas. Berikut tabel Chanel jaringan wireless 2.4 GHz, ditunjukkan pada tabel 2.3 Wahidin, 2008:31
Tabel 2.1 Chanel Jaringan Wireless 2.4 GHz
Sumber: Wahidin, 2008:31
2.6 Teknologi Jaringan Wi-Fi
Wi-Fi atau Wireless Fidelity adalah satu standar Wireless Networking tanpa kabel, hanya dengan komponen yang sesuai dapat
terkoneksi ke jaringan. Teknologi Wi-Fi memiliki standar, yang ditetapkan oleh sebuah institusi internasional yang bernama Institute of Electrical and
Electronic Engineers IEEE, yang secara umum sebagai berikut:
a. Standar IEEE 802.11a yaitu Wi-fi dengan frekuensi 5 GHz yang
memiliki kecepatan 54 Mbps dan jangkauan jaringan 300 m. Chanel
Frekuensi Mhz Chanel
Frekuensi Mhz 1 2412 8
2447 2 2417 9
2452 3 2422 10
2457 4 2427 11
2462 5 2432 12
2467 6 2437 13
2472 7 2442
b. Standar IEEE 802.11b yaitu Wi-fi dengan frekuensi 2.4 GHz yang
memiliki kecepatan 11 Mbps dan jangkauan jaringan 100 m. c.
Standar IEEE 802.11g yaitu Wi-fi dengan frekuensi 2.4 GHz yang memiliki kecepatan 54 Mbps dan jangkauan jaringan 300 m.
Teknologi Wi-fi yang Akan diimplementasikan adalah standar IEEE 802.11g karena standar tersebut lebih cepat untuk proses transfer
data dengan jangkauan jaringan yang lebih jauh serta dukungan vendor perusahaan pembuat hardware. Perangkat tersebut bekerja di frekuensi
2.4 GHz atau di sebut sebagai pita frekuensi ISM Industrial, Scientific, and Medical yang juga digunakan oleh peralatan lain, seperti microwave
open, cordless phone, dan bluetooth. Priyambodo, 2005:2.
2.7 Sinyal Propagasi
Sinyal yang meninggalkan antena, maka akan merambat dan menghilang di udara. Pemilihan antena akan menentukan bagaimana jenis
rambatan yang akan terjadi. Pada 2,4 GHz sangat penting jika kita memasang kedua perangkat pada jalur yang bebas dari halangan. Jika
rambatan sinyal terganggu, maka penurunan kwalitas sinyal akan terjadi dan mengganggu komunikasinya. Pohon, gedung, tanki air, dan tower
adalah perangkat yang sering mengganggu rambatan sinyal. Kehilangan daya terbesar dalam sistem wireless adalah free space
propagation loss. Free space loss dihitung dengan rumus. FSL dB = 32.45 + 20 Log10 FMhz + 20 Log10 DKm.
Jadi free space loss pada jarak 1 km yang menggunakan frekuensi 2.4 GHz :
FSL dB = 32.45 + 20 Log10 2400 + 20 Log10 1 = 32.45 + 67.6 + 0
= 100.05 dB Sunggiardi, 2006:49.
2.7.1 Line of Sight
Menerapkan Line of Sight LOS antara antena radio pengirim dan penerima merupakan hal paling penting, ada dua
jenis LOS yaitu: a.
Optical LOS – kemampuan untuk saling melihat antara satu tempat dengan tempat lainnya
b. Radio LOS – kemampuan radio penerima untuk ‘melihat’ sinyal
yang dipancarkan Untuk menentukan Line of Sight, teori Fresnel Zone harus
diterapkan. Fresnel Zone adalah bentuk bola rugby yang berada diantara dua titik yang membentuk jalur sinyal RF.
WaveRider masih dapat bekerja pada kondisi Line of Sight minimal 60 dari Fresnel Zone pertama ditambah 3 meter yang
bebas dari gangguan atau halangan.
Gambar 2.3. Line of sight Sumber : Sunggiardi, 2006:53.
2.7.2 Fresnel Zones
Gambar 2.4. Fresnel zone Sumber : Sunggiardi, 2006:54.
Pada saat terjadi gangguan di Fresnel Zone pertama, akan banyak terjadi berbagai masalah yang akan berakibat di menurun-nya
unjuk kerja, Masalah utamanya adalah :
1. Reflection
a. gelombang yang merambat diluar kurva
b. Multipath fading terjadi pada saat gelombang yang
kedua tiba yang menyebabkan penurunan kwalitas sinyal
2. Refraction
a. gelombang yang merambat di dalam kurva bergerak membentuk sudut
b. frequency yang kurang dari 10GHz tidak berpengaruh terhadap hujan besar atau kabut.
c. Pada 2,4 GHz, redamannya 0.01 dBKm untuk keadaan hujan 150mmhr
3. Diffraction
a. gelombang merambat disekitar gangguan menuju ke bagian bayang-bayang
2.7.3 Perhitungan Link Budget
Perhitungan link budget
merupakan perhitungan level daya yang dilakukan untuk memastikan bahwa level daya penerimaan
lebih besar atau sama dengan level daya threshold RSL ≥ Rth.
Tujuannya untuk menjaga keseimbangan gain dan loss guna mencapai SNR yang diinginkan di receiver. Parameter-parameter
yang mempengaruhi kondisi propagasi suatu kanal wireless adalah sebagai berikut :
a. Lingkungan propagasi Kondisi lingkungan sangat mempengaruhi gelombang radio.
Gelombang radio dapat diredam, dipantulkan, atau dipengaruhi oleh noise dan interferensi. Tingkat peredaman tergantung
frekuensi, dimana semakin tinggi frekuensi redaman juga semakin besar. Parameter yang mempengaruhi kondisi propagasi
yaitu rugi-rugi propagasi, fading, delay spread, noise, dan interferensi
. b. Rugi-rugi propagasi
Dalam lingkungan radio, konfigurasi alam yang tidak beraturan, bangunan, dan perubahan cuaca membuat perhitungan rugi-rugi
propagasi sulit. Kombinasi statistik dan teori elektromagnetik membantu meramalkan rugi-rugi propagasi dengan lebih teliti.
c. Fading Fading
adalah fluktuasi amplituda sinyal. Fading margin adalah level daya yang harus dicadangkan yang besarnya merupakan
selisih antara daya rata-rata yang sampai di penerima dan level sensitivitas penerima. Nilai fading margin biasanya sama dengan
peluang level fading yang terjadi., yang nilainya tergantung pada
kondisi lingkungan dan sistem yang digunakan. Nilai fading margin minimum agar sistem bekerja dengan baik sebesar 15
dBm. d. Noise
Noise dihasilkan dari proses alami seperti petir, noise thermal
pada sistem penerima, dll. Disisi lain sinyal transmisi yang mengganggu dan tidak diinginkan dikelompokkan sebagai
interferensi.
2.8 Antena
Antena dapat didefinisikan sebagai konduktor elektrik atau suatu sistem konduktor elektrik yang digunakan baik untuk meradiasikan energi
elektromagnetik atau untuk mengumpulkan energi elektromagnetik. Untuk transmisi suatu sinyal, energi listrik frekuensi radio dari pemancar diubah
menjadi energi elektromagnetik oleh antena dan diradiasikan ke lingkungan sekeliling atmosfer, ruang ankasa, air untuk penerimaan
sinyal, energi elektromagnetik yang menjalari antena diubah menjadi energi elektrik frekuensi radio dan dimasukkan ke penerima. Stallings,
2007:102. Pada komunikasi dua arah, antena yang sama dapat dan sering
digunakan baik untuk transmisi dan penerimaan. Hal ini dapat dilakukan karena antena apapun memindahkan energi dari lingkungan sekeliling ke
terminal penerima masukan dengan efisiensi yang sama saat antena
memindahkan energi dari terminal pemancar keluar ke lingkungan sekeliling, dengan anggapan frekuensi yang sama digunakan pada kedua
arah. Dengan kata lain, ciri-ciri antena pada dasarnya sama baik antena sedang mengirim ataupun menerima energi elektromagnetik.
Antena mengubah getaran listrik dari radio menjadi getaran elektromagnetik yang disalurkan melalui udara. Ukuran fisik dari
radiasinya akan setara dengan panjang gelombangnya. Semakin tinggi frekwensinya, antena-nya akan semakin kecil, Kedua perangkat radio
harus bekerja di frekwensi yang sama, dan antena akan melakukan dua pekerjaan sekaligus, mengirim dan menerima sinyal.
Jenis antena yang akan dipasang harus sesuai dengan sistem yang akan kita bangun, juga disesuaikan dengan kebutuhan penyebaran sinyalnya.
Ada dua jenis antena secara umum:
2.8.1 Antena Directional
Antena jenis ini merupakan jenis antena dengan narrow beamwidth
, yaitu punya sudut pemancaran yang kecil dengan daya lebih terarah, jaraknya jauh dan tidak bisa menjangkau area yang
luas, contohnya : antena Yagi, Panel, Sektoral dan antena Parabolik 802.11b yang dipakai sebagai Station atau Master bisa
menggunakan jenis antena ini di kedua titik, baik untuk Point to Point atau Point to Multipoint.
Gambar 2.5 Jangkauan area antena directional Sumber : Siwacak, 2008
2.8.2 Antena Omni Directional
Antena ini mempunyai sudut pancaran yang besar wide beamwidth yaitu 3600 dengan daya lebih meluas, jarak yang lebih
pendek tetapi dapat melayani area yang luas, Omni antena tidak dianjurkan pemakaian-nya, karena sifatnya yang terlalu luas
sehingga ada kemungkinan mengumpulkan sinyal lain yang akan menyebabkan interferensi.
Gambar 2.6 Jangkauan area Antena omnidirectional Sumber : Siwacak, 2008
Dalam hal ini penulis menggunakan antena Directional yang terdapat pada access point yang digunakan.
2.9 Topologi Jaringan Wireless
Kaidah atau aturan untuk menghubungkan unsur-unsur penyusun jaringan atau dikenal dengan istilah topologi pada jaringan wireless terdiri
atas:
2.9.1 Topologi Ad-Hoc Mode Ad-Hoc
Dalam topologi ini komputer dihubungkan secara langsung tanpa melalui perantara atau untuk lebih mudahnya topologi ini
mirip dengan model koneksi peer to peer pada jaringan konvensional.
Gambar 2.7. Ad Hoc
2.9.2 Topologi Infrastruktur Mode Infrastruktur
Komunikasi antar client anggota jaringan dalam topologi ini di jembatani oleh alat yang bernama access point.
Gambar 2.8. Infrastruktur Penulis menggunakan topologi infrastruktur untuk melakukan
pengujian interferensi.
2.10 Komponen Utama Jaringan Wireless
Terdapat empat komponen utama untuk membangun jaringan wireless:
2.10.1 Access Point
komponen yang berfungsi menerima dan mengirimkan data dari adapter wireless. Access Point mengonversi sinyal frekuensi
radio menjadi sinyal digital atau sebaliknya. Komponen tersebut bertindak layaknya sebuah hubswitch pada jaringan Ethernet. Satu
Access Point secara teori mampu menampung beberapa sampai
ratusan klien. Walaupun demikian, Access point direkomendasikan
dapat menampung maksimal 40-an klien.
Gambar 2.9. Access Point dari produk, Symaster,Linksys, D-link Sumber : S’To, 2007 : 39
2.10.2 Wireless LAN Device
komponen yang dipasangkan di MobileDesktop PC.
2.10.3 MobileDesktop PC
komponen akses untuk klien, mobile PC pada umumnya sudah terpasang port PCMCIA Personal Computer Memory Card
International Association, sedangkan Desktop PC harus ditambahkan PCI Peripheral Componen Interconnect Card, serta
USB Universal Serial Bus Adapter.
Gambar 2.10. WLAN Card Sumber : Thomas Kuther, 2006
2.10.4 Ethernet LAN
Jaringan kabel yang sudah ada bila perlu. Pada Komponen utama jaringan wireless penulis hanya
menggunakan access point sebagai media pedukung pada proses penelitian.
2.11 Keamanan Jaringan Wi-Fi
Pancaran sinyal yang ditransmisikan pada jaringan Wi-Fi menggunakan frekuensi secara bebas sehingga dapat di tangkap oleh
komputer lain sesama user Wi-fi. Untuk mencegah user yang tidak berhak masuk kedalam jaringan, ditambahkan system pengamanan, misalnya
WEP Wired Equivalent Privacy. Jadi, user tertentu yang telah memiliki otorisasi saja yang dapat menggunakan sumber daya jaringan Wi-Fi.
Keamanan jaringan Wi-Fi secara umum terdiri dari NonSecure dan Share key Secure.
a. Non Secure Open: computer yang memiliki Wi-Fi dapat menangkap
transmisi pancaran dari sebuah Wi-Fi dan langsung dapat masuk ke dalam jaringan tersebut.
b. Share Key: untuk dapat masuk ke jaringan Wi-Fi diperlukan kunci atau
password, contohnya sebuah network yang menggunakan WEP. Selain pengamanan yang telah dituliskan diatas, masih terdapat cara lain
agar jaringan Wi-Fi dapat berjalan dengan baik dan aman, antara lain: a. Membeli access point dengan fasilitas password bagi administrator-nya
sehingga user dapat dengan mudah mengacak-acak jaringan. b.
Selain menggunakan WEP, dapat ditambahkan WPA Wi-Fi Protected Access.
c. Membatasi akses dengan mendaftarkan MAC Address dari computer
klien yang berhak mengakses jaringan. Pada Keamanan dari wireless tersebut penulis menggunakan Wired
Equivalent Privacy WEP yang sudah di setting pada access point tersebut.
2.12 Keunggulan dan Kelemahan Jaringan Wi-Fi 2.12.1 Keunggulan jaringan Wi-Fi :