membuat landasan teori, metodologi penelitian, dan pembahasan yang terkait pada judul yang penulis ambil. Dan referensi-referensi apa saja
yang digunakan oleh penulis dapat dilihat pada Daftar Pustaka. Berdasarkan hasil pengamatan, penulis belum pernah menemukan
penelitian yang mengambil objek yang sama dengan yang penulis lakukan. Banyak sistem-sistem yang dikembangkan dengan menggunakan
Wireless, namun tidak mengambil objek Pengukuran Interferensi. Penelitian tersebut antara lain pembuatan antena wajanbolic untuk Line of
Sight LoS yang bekerja pada frekuensi 2,4 GHz untuk jaringan wireless LAN dan Aplikasi Set Colouring untuk Alokasi Channel Wireless LAN
oleh Molin Adiyanto, Institut Teknologi Surabaya 2008. Sedangkan untuk penelitian mengenai pengukuran interferensi, belum pernah penulis
temukan sebelumnya.
3.2 Metode Operasional of Construct
Metode Operational of Construct adalah metode yang akan dilakukan untuk mengembangkan sebuah sitsem informasi, dalam hal ini
metode Operational of Construct yang di gunakan adalah Design Framework Methodology, berikut ini adalah gambaran dari methodology
tersebut
Gambar 3.1. Design Framework Methodology
Interferensi adalah dari sinyal-sinyal yang berkompetisi dalam band frekuensi yang saling tumpang tindih dapat mengubah atau
menghapuskan sinyal. Interferensi menjadi perhatian khusus untuk media kabel, namun bagi media tanpa kabel interferensi juga menjadi masalah
yang cukup besar. Access Point AP merupakan titik akses yang bertugas
menghubungkan komputer client yang telah dilengkapi dengan wireless adapter untuk membentuk sebuah jaringan tanpa kabel.
Interferensi pada Access Point merupakan gangguan yang terjadi pada access point dalam melakukan tugasnya.
Pada pengukuran interferensi ini dilihat dari Quality of Service QoS, pada kesempatan ini penulis mengukur QoS menggunakan
Bandwidth, Signal, dan Noise berdasarkan standar ITU dan IEEE 802. Pengukuran Interferensi tersebut dilakukan pada enam buah
percobaan, dan dilakukan sebuah perancangan infrastruktur sebelum dilakukan sebuah percobaan. Dimana setiap percobaan dibedakan jarak
access point dengan client, pada penelitian ini client berupa netbook.
Interferensi Pada Access Point AP
Mengetahui Quality of Service
QoS Bandwidth
Signal Noise
3.3 Mekanisme Kerja Penelitian
Pembuatan alurproses penelitian dari tahap awal hingga selesai dengan menggunakan metode Operational of Construct, sehingga
memudahkan proses perancangan system agar mudah untuk menganalisis, berikut ini adalah tahap-tahap yang dilakukan penulis selama dalam masa
penyusunan skripsi.
Gambar 3.2. Tahapan Penyusunan Penelitian
START
Metode Pengumpulan Data
Studi Lapangan Studi Literatur
Perumusan Kesimpulan Pembuatan Laporan
Interferensi pada Access Point AP Penentuan Judul Penelitian
Menentukan Batasan Masalah dan Perumusan Masalah
Metode Operasional of Construct
Design Framework Object
Variabel
End Mengetahui Quality of Service QoS
Bandwidth Signal
Noise
46
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan secara terperinci mengenai proses pengukuran interferensi pada access point, pembahasan ini dilakukan sesuai
dengan metode pengembangan sistem yang digunakan, yaitu Design Framework.
Interferensi pada Access Point AP
Pada tahap ini penulis ingin mengidentifikasikan interferensi pada jaringan wireless, dengan menggunakan access point sebagai media dalam
wireless, dan menentukan parameter yang digunakan untuk menentukan Quality of Service meliputi pengujian Bandwidth, Noise, dan Signal.
Pada wireless access point yang digunakan secara bersamaan dengan menggunakan frekuensi dan channel yang sama dan di setting
dengan menggunakan keamanan yang sama juga yaitu Wired Equivalent Privacy WEP. yang dilettakkan di daerah yang sama, hanya di bedakan
saja tempat peletakkan ke dua access point tersebut pada jarak 30 meter antara ke dua access point tersebut, dan access point telah di setting
menggunakan PC, untuk melihat interferensi yang akan terjadi digunakan notebook yang telah di instalkan software Network Stumbler dan
Wirelessmon untuk menangkap access point tersebut.
Konsep yang diterapkan dalam penulisan ini mengacu pada interferensi yang terjadi pada jaringan wireless yang akan dimonitoring
menggunakan software NetStumbler dan WirelessMon.Untuk melihat Quality of Service QoS.
Kebutuhan sistem Analisis Perangkat merupakan aktor penunjang untuk memperoleh hasil dari sebuah penelitian yang diinginkan dalam
penulisan ini. Adapun peralatan atau perangkat yang digunakan dalam penelitian
dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu perangkat keras hardware dan perangkat lunak software yaitu :
a. Perangkat Keras
Perangkat Keras hardware yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini dapat dilihat pada tabel 4.1. berikut :
Tabel 4.1
. Perangkat Keras Hardware yang digunakan No Perangkat Jumlah
Keterangan 1
PC Server 2
Windows XP Sp 2: a.
CPU Pentium 3 Ghz b.
Hardisk 80 GB 7200 RPM c.
Monitor 14” d.
DVD RW 16x e.
RAM 512 Mbytes 2
Notebook Client 1
Windows XP Sp 2 : a.
Intel Core 2 duo T6500, 2.1 Ghz
b. 250 GB SATA with
shock absorbers c.
Monitor 14” d.
DVD Supermulti Double Layer Drive
e. 2GB DDR2 SDRAM
Memory 3. Router
Wireless 2 Spesifikasi Router Wireless :
D-Link DIR-615 a.
Operating Frequency :
2.4 GHz b.
Dimensions : 11.7 cm x
19.3 cm x 3.1 cm c.
Weight : 318 g
d.
Network Connection :
Wireless router + 4-port switch integrated
e.
Standards Protocol :
IEEE 802.3, IEEE 802.3u, IEEE 802.11b, IEEE
802.11g, IEEE 802.11n draft
f.
Features : Firewall
protection, NAT support, auto-uplink auto
MDIMDI-X, Stateful Packet Inspection SPI,
content filtering, VPN passthrough, parental
control, Wi-Fi Protected Setup WPS.
g.
Others : System
Requirements. Microsoft Windows 2000 SP4,
Microsoft Windows XP SP2, Apple MacOS X 10.4,
Microsoft Windows Vista.
b. Perangkat Lunak
Perangkat Lunak Software yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini dapat dilihat pada tabel 4.2. berikut :
Tabel 4.2. Perangkat Lunak Software yang digunakan
No Software Keterangan
1 Windows XP Sp 2
Sistem Operasi
yang digunakan oleh PC
Server dan Notebook Client
Perangkat Lunak Software Aplikasi yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini dapat dilihat pada tabel 4.3. berikut :
Tabel 4.3 . Perangkat Lunak Software Aplikasi
No Software Keterangan
1 Edraw Network
Program aplikasi untuk membuat sebuah design jaringan
2 Netstrumbler 0.4.0
SoftwareAplikasi pada jaringan wireless yang dapat melihat dan
menangkap aktivitas dari sebuah access point.
3 Wirelessmon 2.0
SoftwareAplikasi pada jaringan wireless untuk melihat dan menangkap
aktivitas dari sebuah access point.
Perancangan
Penulis menggunakan software edraw network untuk merancang design topologi jaringan infrastruktur, maksud dari rancangan tersebut
untuk memperlihatkan interferensi dari dua buah access point, topologi tersebut dapat dilihat pada gambar 4.1 dibawah ini.
Gambar 4.1. Design Topologi Jaringan Infrastruktur
Implementasi
Pada fase konstruksi penulis melakukan proses implementasi dan konfigurasi yang dilakukan pada sebuah ruangan dimana terdapat 2 buah
access point yang di beri nama Dlink01 dan Dlink02, berikut ini proses konfigurasi dari Dlink DIR-615
Gambar 4.2. Router Wireless D-Link DIR 615
Dengan Spesifikasi Sebagai Berikut:
Gambar 4.3. Spesifikasi D-Link DIR-615 Tampak Belakang
Gambar 4.4. Spesifikasi D-Link DIR-615 Tampak Depan
Tabel 4.4 . Spesifikasi D-Link DIR-615
Operating Frequency 2.4 GHz
Dimensions 11.7 cm x 19.3 cm x 3.1 cm
Weight 318 g
Network Connection Wireless router + 4-port switch integrated
Standards Protocol IEEE 802.3, IEEE 802.3u, IEEE 802.11b, IEEE
802.11g, IEEE 802.11n draft
Features Firewall protection, NAT support, auto-uplink
auto MDIMDI-X, Stateful Packet Inspection SPI, content filtering, VPN passthrough,
parental control, Wi-Fi Protected Setup WPS
Others System Requirements
Microsoft Windows 2000 SP4, Microsoft Windows XP SP2, Apple MacOS X 10.4,
Microsoft Windows Vista
Langkah awal setting LAN pada PC yang akan dihubungkan dengan Access Point, dapat dilihat pada gambar 4.5
Gambar 4.5 . Local Area Connection
Pilih Internet Protocol TCPIP, Isi Use the following IP address dengan default gateway 192.168.0.1 yang akan menjadi pembuka ke setting
Access Point Dlink DIR-615 yang akan di konfigurasi lebih dulu sebelum dapat dikoneksikan. Dapat dilihat pada gambar 4.6
Gambar 4.6. Mengisi Internet Protocol TCPIP
Setelah itu masuk ke browser mozilla isi address 192.168.0.1 maka akan keluar tampilan pada gambar 4.7
Gambar 4.7. Tampilan awal masuk ke konfigurasi D-Link
Tanpa menggunakan password, klik log in. Masuk ke tampilan awal setting internet untuk memulai melakukan sebuah konfigurasi. Dapat di
lihat pada gambar 4.8
Gambar 4.8. Masuk ke Internet Connection
Lalu pilih Manual Internet Connection Setup, di Setting menggunakan Dynamic IP DHCP, bukan IP Static untuk melakukan proses lebih lanjut.
Lihat pada gambar 4.9.
Gambar 4.9 . Setup DHCP
Setelah itu Setting Wireless, untuk menentukan SSID, Channel yang digunakan, dan standar IEEE, dapat di lihat pada gambar 4.10
Gambar 4.10 . Wireless Setting
Lalu pilih Manual Wireless Network Setup, agar kita dapat melakukan setting pada kedua buah access point tersebut, dimana pada penelitian ini
access point diberi nama Dlink01 dan Dlink02.
Gambar 4.12. Masukkan SSID dan WEP
Setting WEP hanya untuk menjaga keamanan pada wireless sequrity yang
Gambar 4.11 . Masukkan SSID dan WEP
Setting WEP hanya untuk menjaga keamanan pada wireless sequrity yang terdapat pada access point. Disini peneliti menggunakan 64 bit 10hex
digits. Dapat dilihat pada gambar 4.11
Setelah itu klik network setting, dapat dilihat pada gambar 4.12. pada tahap ini di setting range IP yang dapat digunakan oleh pengguna access
point.
Gambar 4.12 . Network Setting
Setelah semuanya di setting dengan benar, di cek status keseluruhan. Hasil akhir dapat dilihat pada gambar 4.13
Gambar 4.13 . Status Akhir Konfigurasi
Setelah proses setting selesai mulailah dilakukan proses pengambilan data untuk melakukan pengujian quality of service dengan menggunakan
parameter bandwidth, signal, dan noise.
Pngujian Pada Access Point
Pada tahap pengujian menggunakan Netstumbler 0.4.0 dan WirelessMon 2.1 yang dibuat dengan 6 Buah Percobaan. Berikut hasil
percobaan di tunjukkan pada Tabel 4.5
Tabel 4.5. Enam Buah Percobaan Percobaan Jarak
Kedua AP
Jarak Laptop ke AP
Channel Dlink01
Channel Dlink02
1 30 Meter
15 Meter 6
6 2
30 Meter 20 Meter
6 6
3 30 Meter
30 Meter 6
6 4
30 Meter 15 Meter
5 6
5 30 Meter
20 Meter 5
6 6
30 Meter 30 Meter
5 6
I. Dlink 01
Percobaan 1 : Jarak kedua Access Point 30 Meter dan Jarak Laptop ke Access Point 15 Meter, dan kedua Access point
Menggunakan Channel yang sama, yaitu channel 6 yang berada pada frekuensi 2437 Mhz. Berikut
datanya dapat dilihat pada 2 buah software yaitu Network Stumbler dan WirelessMon.
Gambar 4.14 . Percobaan 1
a. Network Stumbler
Gambar 4.15. Netstumbler menangkap Access Point pada Percobaan 1
Keterangan : Dari gambar 4.15 dapat dijelaskan bahwa speed yang dihasilkan
dari kedua access point tersebut adalah 54Mbps, dan pada nilai SNR atau Signal to Noise Ratio memiliki angkanilai yang sedikit
berbeda dimana pada Dlink01 SNR bernilai = 44, sedangkan pada Dlink02 bernilai = 35. dan terjadi juga perbedaan sinyal tersebut
yaitu pada Dlink01 bernilai = -50, sedangkan pada Dlink02 = -47. Gambar grafik 4.16 pada Dlink01 dan grafik 4.50 pada Dlink02
merupakan gambar yang diperoleh dari kedua access point tersebut. Berikut gambar grafik pada Dlink 01 yang ditunjukkan
pada gambar grafik 4.16
Gambar 4.16. Grafik Sinyal yang didapat oleh Dlink 01
Di saat yang bersamaan dilakukan pengambilan data pada percobaan 1 dengan menggunakan software WirelessMon.
b. WirelessMon
Gambar 4.17. Koneksi ke Dlink 01
Keterangan : Dalam WirelessMon didapatkan keterangan strenght sinyal dalam
bentuk dBm dan percentase kekuatan sinyal. Pada keterangan gambar 4.17. diatas yang dikoneksikan pada Dlink01 didapatkan
strenght signal = -56 dBm dan persentase signal 42. Gambar grafik yang diperoleh dari software WirelessMon pada gambar
4.18 dibawah ini :
Gambar 4.18 . Grafik Signal Strenght pada Dlink01
Pada WirelessMon jumlah bandwidth yang dihasilkan pada Dlink01 pada percobaan 1 dapat dilihat pada gambar 4.19. dibawah
ini :
Gambar 4.19 . Bandwidth di WirelessMon
Percobaan 2 : Jarak kedua Access Point 30 Meter dan Jarak Laptop ke Access Point 20 Meter, dan Menggunakan
Channel 6 yang berada pada frekuensi 2437 Mhz. Berikut datanya dapat dilihat pada 2 buah software
yaitu Network Stumbler dan WirelessMon.
Gambar 4.20 . Percobaan 2
a. Network Stumbler
Gambar 4.21.
Netstumbler menangkap Access Point pada Percobaan 2 Keterangan :
Dari gambar 4.21 dapat dijelaskan bahwa speed yang dihasilkan dari kedua access point tersebut adalah 54Mbps, dan pada nilai
SNR atau Signal to Noise Ratio memiliki angkanilai yang sedikit berbeda dimana pada Dlink01 SNR bernilai =19, sedangkan pada
Dlink02 bernilai = 36. dan terjadi juga perbedaan sinyal tersebut yaitu pada Dlink01 bernilai = 0, sedangkan pada Dlink02 = -64.
Gambar grafik 4.22 pada Dlink01 dan grafik 4.54 pada Dlink02 merupakan gambar yang diperoleh dari kedua access point
tersebut. Berikut gambar grafik pada Dlink 01 yang ditunjukkan pada gambar grafik 4.22
Gambar 4.22. Grafik Sinyal yang didapat oleh Dlink 01
Di saat yang bersamaan dilakukan pengambilan data pada
percobaan 2 dengan menggunakan software WirelessMon.
b. WirelessMon
Gambar 4.23
. Koneksi ke Dlink 01 Keterangan :
Dalam WirelessMon didapatkan keterangan strenght sinyal dalam bentuk dBm dan percentase kekuatan sinyal. Pada keterangan
gambar 4.23 diatas yang dikoneksikan pada Dlink01 didapatkan strenght signal = -82 dBm dan persentase signal 10. Gambar
grafik yang diperoleh dari software WirelessMon pada gambar 4.24 dibawah ini :
Gambar 4.24
. Grafik Signal Strenght pada Dlink01 Pada WirelessMon jumlah bandwidth yang dihasilkan pada
Dlink01 pada percobaan 2 dapat dilihat pada gambar 4.25
Gambar 4.25 . Bandwidth di WirelessMon
Percobaan 3 : Jarak kedua Access Point 30 Meter dan Jarak Laptop ke Access Point 30 Meter, dan Menggunakan
Channel 6 yang berada pada frekuensi 2437 Mhz. Berikut datanya dapat dilihat pada 2 buah software
yaitu Network Stumbler dan WirelessMon.
Gambar 4.26. Percobaan 3
a. Network Stumbler
Gambar 4.27
. Netstumbler menangkap Access Point pada Percobaan 3 Keterangan :
Dari gambar 4.27 dapat dijelaskan bahwa speed yang dihasilkan dari kedua access point tersebut adalah 54Mbps, dan pada nilai
SNR atau Signal to Noise Ratio memiliki angkanilai yang sedikit berbeda dimana pada Dlink01 SNR bernilai = 43, sedangkan pada
Dlink02 bernilai = 19. dan terjadi juga perbedaan sinyal tersebut yaitu pada Dlink01 bernilai = -39, sedangkan pada Dlink02 = -56.
Gambar grafik 4.28 pada Dlink01 dan grafik 4.58 pada Dlink02, merupakan gambar yang diperoleh dari kedua access point
tersebut. Berikut gambar grafik pada Dlink 01 yang ditunjukkan pada gambar grafik 4.28
Gambar 4.28 . Grafik Sinyal yang didapat oleh Dlink 01
Di saat yang bersamaan dilakukan pengambilan data pada percobaan 3 dengan menggunakan software WirelessMon.
b. WirelessMon
Gambar 4.29 . Koneksi ke Dlink 01
Keterangan : Dalam WirelessMon didapatkan keterangan strenght sinyal dalam
bentuk dBm dan percentase kekuatan sinyal. Pada keterangan gambar 4.29 diatas yang dikoneksikan pada Dlink01 didapatkan
strenght signal = -60 dBm dan persentase signal 37. Gambar grafik yang diperoleh dari software WirelessMon pada gambar
4.30 dibawah ini :
Gambar 4.30. Grafik Signal Strenght pada Dlink01
Pada WirelessMon jumlah bandwidth yang dihasilkan pada Dlink01 pada percobaan 3 dapat dilihat pada gambar 4.31
Gambar 4.31 . Bandwidth di WirelessMon
Percobaan 4 : Jarak kedua Access Point 30 Meter dan Jarak Laptop ke Access Point 15 Meter, dan Menggunakan
Channel 5 dan 6 yang berada pada frekuensi 2432 dan 2437 Mhz. Berikut datanya dapat dilihat pada 2
buah software yaitu Network Stumbler dan WirelessMon.
Gambar 4.32. Percobaan 4
a. Network Stumbler
Gambar 4.33 . Netstumbler menangkap Access Point pada
Percobaan 4 Keterangan :
Dari gambar 4.33. dapat dijelaskan bahwa speed yang dihasilkan dari kedua access point tersebut adalah 54Mbps, dan pada nilai
SNR atau Signal to Noise Ratio memiliki angkanilai yang sedikit berbeda dimana pada Dlink01 SNR bernilai = 48, sedangkan pada
Dlink02 bernilai = 47. dan terjadi juga perbedaan sinyal tersebut yaitu pada Dlink01 bernilai = -48, sedangkan pada Dlink02 = -51.
Gambar grafik 4.34 pada Dlink01 dan grafik 4.62 pada Dlink02, merupakan gambar yang diperoleh dari kedua access point
tersebut. Berikut gambar grafik pada Dlink 01 yang ditunjukkan pada gambar grafik 4.34
Gambar 4.34 . Grafik Sinyal yang didapat oleh Dlink 01
Di saat yang bersamaan dilakukan pengambilan data pada percobaan 4 dengan menggunakan software WirelessMon.
b. WirelessMon
Gambar 4.35 . Koneksi ke Dlink 01
Keterangan : Dalam WirelessMon didapatkan keterangan strenght sinyal dalam
bentuk dBm dan percentase kekuatan sinyal. Pada keterangan gambar 4.35. yang dikoneksikan pada Dlink01 didapatkan strenght
signal = -52 dBm dan persentase signal 47. Gambar grafik yang diperoleh dari software WirelessMon pada gambar 4.36. dibawah
ini :
Gambar 4.36
. Grafik Signal Strenght pada Dlink01 Pada WirelessMon jumlah bandwidth yang dihasilkan pada
Dlink01 pada percobaan 4 dapat dilihat pada gambar 4.37.
Gambar 4.37. Bandwidth di WirelessMon
Percobaan 5 : Jarak kedua Access Point 30 Meter dan Jarak Laptop ke Access Point 20 Meter, dan Menggunakan
Channel 5 dan 6 yang berada pada frekuensi 2432 dan 2437 Mhz. Berikut datanya dapat dilihat pada 2
buah software yaitu Network Stumbler dan WirelessMon.
Gambar 4.38 . Percobaan 5
a. Network Stumbler
Gambar 4.39. Netstumbler menangkap Access Point pada Percobaan 5
Keterangan : Dari gambar 4.39 dapat dijelaskan bahwa speed yang dihasilkan
dari kedua access point tersebut adalah 54Mbps, dan pada nilai SNR atau Signal to Noise Ratio memiliki angkanilai yang sedikit
berbeda dimana pada Dlink01 SNR bernilai = 16, sedangkan pada Dlink02 bernilai = 27. dan terjadi juga perbedaan sinyal tersebut
yaitu pada Dlink01 bernilai = -67, sedangkan pada Dlink02 = -64. Gambar grafik 4.40 pada Dlink01 dan grafik 4.66 pada Dlink02,
merupakan gambar yang diperoleh dari kedua access point tersebut. Berikut gambar grafik pada Dlink 01 yang ditunjukkan
pada gambar grafik 4.40
Gambar 4.40 . Grafik Sinyal yang didapat oleh Dlink 01
Di saat yang bersamaan dilakukan pengambilan data pada percobaan 5 dengan menggunakan software WirelessMon.
b. WirelessMon
Gambar 4.41 . Koneksi ke Dlink 01
Keterangan : Dalam WirelessMon didapatkan keterangan strenght sinyal dalam
bentuk dBm dan percentase kekuatan sinyal. Pada keterangan gambar 4.41 yang dikoneksikan pada Dlink01 didapatkan strenght
signal = -80 dBm dan persentase signal 12. Gambar grafik yang diperoleh dari software WirelessMon pada gambar 4.42 dibawah
ini :
Gambar 4.42 . Grafik Signal Strenght pada Dlink01
Pada WirelessMon jumlah bandwidth yang dihasilkan pada Dlink01 pada percobaan 5 dapat dilihat pada gambar 4.43
Gambar 4.43 . Bandwidth di WirelessMon
Percobaan 6 : Jarak kedua Access Point 30 Meter dan Jarak Laptop ke Access Point 30 Meter, dan Menggunakan
Channel 5 dan 6 yang berada pada frekuensi 2432 dan 2437 Mhz. Berikut datanya dapat dilihat pada 2
buah software yaitu Network Stumbler dan WirelessMon.
Gambar 4.44 . Perobaan 6
a. Network Stumbler
Gambar 4.45. Netstumbler menangkap Access Point pada Percobaan 6
Keterangan : Dari gambar 4.45 dapat dijelaskan bahwa speed yang dihasilkan
dari kedua access point tersebut adalah 54Mbps, dan pada nilai SNR atau Signal to Noise Ratio memiliki angkanilai yang sedikit
berbeda dimana pada Dlink01 SNR bernilai = 27, sedangkan pada Dlink02 bernilai = 17. dan terjadi juga perbedaan sinyal tersebut
yaitu pada Dlink01 bernilai = -70, sedangkan pada Dlink02 = -83. Gambar grafik 4.46 pada Dlink01 dan grafik 4.70 pada Dlink02,
merupakan gambar yang diperoleh dari kedua access point tersebut. Berikut gambar grafik pada Dlink 01 yang ditunjukkan
pada gambar grafik 4.46
Gambar 4.46
. Grafik Sinyal yang didapat oleh Dlink 01 Di saat yang bersamaan dilakukan pengambilan data pada
percobaan 6 dengan menggunakan software WirelessMon.
b. WirelessMon
Gambar 4.47. Koneksi ke Dlink 01
Keterangan : Dalam WirelessMon didapatkan keterangan strenght sinyal dalam
bentuk dBm dan percentase kekuatan sinyal. Pada keterangan gambar 4.47 yang dikoneksikan pada Dlink01 didapatkan strenght
signal = -78 dBm dan persentase signal 15. Gambar grafik yang diperoleh dari software WirelessMon pada gambar 4.48 dibawah
ini :
Gambar 4.48.
Grafik Signal Strenght pada Dlink01 Pada WirelessMon jumlah bandwidth yang dihasilkan pada
Dlink01 pada percobaan 6 dapat dilihat pada gambar 4.49
Gambar 4.49 . Bandwidth di WirelessMon
II. Dlink 02
Percobaan 1 : Jarak kedua Access Point 30 Meter dan Jarak Laptop ke Access Point 15 Meter, dan Menggunakan Channel
6 yang berada pada frekuensi 2437 Mhz. Berikut datanya dapat dilihat pada 2 buah software yaitu
Network Stumbler dan WirelessMon.
a. Network Stumbler
Gambar 4.50 . Grafik Sinyal yang didapat oleh Dlink02
Di saat yang bersamaan dilakukan pengambilan data pada percobaan 1 dengan menggunakan software WirelessMon.
b. WirelessMon
Gambar 4.51 . Koneksi ke Dlink02
Keterangan : Dalam WirelessMon didapatkan keterangan strenght sinyal dalam
bentuk dBm dan percentase kekuatan sinyal. Pada keterangan gambar 4.51 yang dikoneksikan pada Dlink02 didapatkan strenght
signal = -55 dBm dan persentase signal 43. Gambar grafik yang diperoleh dari software WirelessMon pada gambar 4.52 dibawah
ini :
Gambar 4.52
. Grafik Signal Strenght pada Dlink02 Pada WirelessMon jumlah bandwidth yang dihasilkan pada
Dlink02 pada percobaan 1 dapat dilihat pada gambar 4.53
Gambar 4.53. Bandwidth
di WirelessMon
Percobaan 2 : Jarak kedua Access Point 30 Meter dan Jarak Laptop ke Access Point 20 Meter, dan Menggunakan
Channel 6 yang berada pada frekuensi 2437 Mhz. Berikut datanya dapat dilihat pada 2 buah software
yaitu Network Stumbler dan WirelessMon.
a. Network Stumbler
Gambar 4.54. Grafik Sinyal yang didapat oleh Dlink 02
Di saat yang bersamaan dilakukan pengambilan data pada percobaan 2 dengan menggunakan software WirelessMon.
b. WirelessMon
Gambar 4.55 . Koneksi ke Dlink 02
Keterangan : Dalam WirelessMon didapatkan keterangan strenght sinyal dalam
bentuk dBm dan percentase kekuatan sinyal. Pada keterangan gambar 4.55 yang dikoneksikan pada Dlink02 didapatkan strenght
signal = -41 dBm dan persentase signal 61. Gambar grafik yang diperoleh dari software WirelessMon pada gambar 4.56 dibawah
ini :
Gambar 4.56 . Grafik Signal Strenght pada Dlink02
Pada WirelessMon jumlah bandwidth yang dihasilkan pada Dlink02 pada percobaan 2 dapat dilihat pada gambar 4.57
Gambar 4.57 . Bandwidth di WirelessMon
Percobaan 3 : Jarak kedua Access Point 30 Meter dan Jarak Laptop ke Access Point 30 Meter, dan Menggunakan
Channel 6 yang berada pada frekuensi 2437 Mhz. Berikut datanya dapat dilihat pada 2 buah software
yaitu Network Stumbler dan WirelessMon.
a. Network Stumbler
Gambar 4.58 . Grafik Sinyal yang didapat oleh Dlink 02
Di saat yang bersamaan dilakukan pengambilan data pada percobaan 3 dengan menggunakan software WirelessMon.
b. WirelessMon
Gambar 4.59 . Koneksi ke Dlink 02
Keterangan : Dalam WirelessMon didapatkan keterangan strenght sinyal dalam
bentuk dBm dan percentase kekuatan sinyal. Pada keterangan gambar 4.59 yang dikoneksikan pada Dlink02 didapatkan strenght
signal = -63 dBm dan persentase signal 33. Gambar grafik yang diperoleh dari software WirelessMon pada gambar 4.60 dibawah
ini :
Gambar 4.60.
Grafik Signal Strenght pada Dlink02 Pada WirelessMon jumlah bandwidth yang dihasilkan pada
Dlink02 pada percobaan 3 dapat dilihat pada gambar 4.61
Gambar 4.61 . Bandwidth di WirelessMon
Percobaan 4 : Jarak kedua Access Point 30 Meter dan Jarak Laptop ke Access Point 15 Meter, dan Menggunakan
Channel 5 dan 6 yang berada pada frekuensi 2432 dan 2437 Mhz. Berikut datanya dapat dilihat pada 2
buah software yaitu Network Stumbler dan WirelessMon.
a. Network Stumbler
Gambar 4.62 . Grafik Sinyal yang didapat oleh Dlink 02
Di saat yang bersamaan dilakukan pengambilan data pada percobaan 4 dengan menggunakan software WirelessMon.
b. WirelessMon
Gambar 4.63. Koneksi ke Dlink 02
Keterangan: Dalam WirelessMon didapatkan keterangan strenght sinyal dalam
bentuk dBm dan percentase kekuatan sinyal. Pada keterangan gambar 4.63 yang dikoneksikan pada Dlink02 didapatkan strenght
signal = -57 dBm dan persentase signal 41. Gambar grafik yang diperoleh dari software WirelessMoon pada gambar 4.64 dibawah
ini :
Gambar 4.64. Grafik Signal Strenght pada Dlink02
Pada WirelessMon jumlah bandwidth yang dihasilkan pada Dlink02 pada percobaan 4 dapat dilihat pada gambar 4.65
Gambar 4.65 . Bandwidth di WirelessMon
Percobaan 5 : Jarak kedua Access Point 30 Meter dan Jarak Laptop ke Access Point 20 Meter, dan Menggunakan
Channel 5 dan 6 yang berada pada frekuensi 2432 dan 2437 Mhz. Berikut datanya dapat dilihat pada 2
buah software yaitu Network Stumbler dan WirelessMon.
a. Network Stumbler
Gambar 4.66. Grafik Sinyal yang didapat oleh Dlink 02 Di saat yang bersamaan dilakukan pengambilan data pada
percobaan 5 dengan menggunakan software WirelessMon.
b. WirelessMon
Gambar 4.67 . Koneksi ke Dlink 02
Keterangan : Dalam WirelessMon didapatkan keterangan strenght sinyal dalam
bentuk dBm dan percentase kekuatan sinyal. Pada keterangan gambar 4.67 yang dikoneksikan pada Dlink02 didapatkan strenght
signal = -70 dBm dan persentase signal 25. Gambar grafik yang diperoleh dari software WirelessMoon pada gambar 4.68 dibawah
ini :
Gambar 4.68 . Grafik Signal Strenght pada Dlink02
Pada WirelessMon jumlah bandwidth yang dihasilkan pada Dlink02 pada percobaan 5 dapat dilihat pada gambar 4.69
Gambar 4.69 . Bandwidth di WirelessMon
Percobaan 6 : Jarak kedua Access Point 30 Meter dan Jarak Laptop ke Access Point 30 Meter, dan Menggunakan
Channel 5 dan 6 yang berada pada frekuensi 2437 Mhz. Berikut datanya dapat dilihat pada 2 buah
software yaitu Network Stumbler dan WirelessMon.
a. Network Stumbler
Gambar 4.70 . Grafik Sinyal yang didapat oleh Dlink 02
Di saat yang bersamaan dilakukan pengambilan data pada percobaan 6 dengan menggunakan software WirelessMon.
b. WirelessMon
Gambar 4.71. Koneksi ke Dlink 02
Keterangan : Dalam WirelessMon didapatkan keterangan strenght sinyal dalam
bentuk dBm dan percentase kekuatan sinyal. Pada keterangan gambar 4.71 diatas yang dikoneksikan pada Dlink02 didapatkan
strenght signal = -84 dBm dan persentase signal 7. Gambar grafik yang diperoleh dari software WirelessMon pada gambar
4.72 dibawah ini :
Gambar 4.72 . Grafik Signal Strenght pada Dlink02
Pada WirelessMon jumlah bandwidth yang dihasilkan pada Dlink02 pada percobaan 6 dapat dilihat pada gambar 4.73
Gambar 4.73 . Bandwidth di WirelessMon
III. Pengujian Bandwidth
Pengujian Bandwidth melalui data yang didapat pada software Network Stumbler. Dapat dilihat pada tabel 4.6 dan tabel 4.7
Tabel 4.6. Bandwidth Pada Dlink01 Pada Shannon Percobaan C
Kapasitas SNR B = C
Log
2
1+SNR 1
54 Mbps 44
8072.285 Hz
2 54 Mbps
19 3587.682 Hz
3
54 Mbps 43
7892.901 Hz
4 54 Mbps
48 8789.822 Hz
5
54 Mbps 16
3049.53 Hz
6 54 Mbps
27 5022.755 Hz
Tabel 4.7. Bandwidth Pada Dlink02 Pada Shannon Percobaan C
Kapasitas SNR B = C
Log
2
1+SNR 1
54 Mbps 35
6457.828 Hz
2 54 Mbps
36 6637.212 Hz
3 54 Mbps
19 3587.682 Hz
4 54 Mbps
47 8610.438 Hz
5 54 Mbps
27 5022.755 Hz
6 54 Mbps
17 3228.914 Hz
Tabel 4.8. Bandwidth yang di dapat dari WirelessMon
Bandwidth Dlink 01
Dlink 02 Percobaan 1
65 Mbit 65 Mbit
Percobaan 2 65 Mbit
65 Mbit
Percobaan 3 10 Mbit
10 Mbit
Percobaan 4 130 Mbit
130 Mbit
Percobaan 5
65 Mbit 65 Mbit
Percobaan 6 130 Mbit
29 Mbit
Keterangan : Jumlah Bandwidth yang dihasilkan oleh software
Network Stumbler penulis melakukan perhitungan menggunakan rumus shannon, dan
dihitung menggunakan MS. Excel. Sedangkan jumlah bandwidth yang dihasilkan oleh software
Wirelessmon penulis mendapatkan hasilnya tanpa dihitung, melainkan sudah terdapat pada
software tersebut.
IV. Pengujian Signal
Tabel 4.9. Pengujian Signal
Range Keterangan
0 – 40 Poor
40 - 60 Good
60 - 100 Excellent
Keterangan lain:
Apabila signal strenght yang diterima adalah 60 akan tetapi jika noise mencapai 20 maka kondisinya adalah poor
connection, maka sedapat mungkin signal strenght harus
mencapai 80. Tabel 4.10.
Pengujian Signal Dlink01
Percobaan dBm Persentase Keterangan
1 -56 42
Good 2 -82
10 Poor
3 -60 37
Poor 4 -52
47 Good
5 -80 12
Poor 6 -78
15 Poor
Tabel 4.11 .Pengujian Signal Dlink02
Percobaan dBm Persentase Keterangan
1 -55 43
Good 2 -41
61 Good
3 -63 33
Poor 4 -57
41 Good
5 -70 25
Poor 6 -84 7 Poor
Keterangan :
Pengujian Signal Dlink01 dan Dlink02 di dapatkan nilai dBm dan persentase melalui
software Wirelessmon. Tanpa dilakukan sebuah perhitungan oleh penulis. Karna hasilnya sudah
didapatkan pada software tersebut.
V. Pengujian Noise
Menggunakan Netstrumbler, Noise yang di dapatkan pada dlink01 maupun dlink02 adalah sama yaitu -100, Seperti yang
sudah dibahas pada landasan teori, pada pengujian noise pada point ke tiga yaitu : Perhatikan berapa tingkat noise, bila
mencapai lebih dari tingkat sensifitas radio biasanya adalah sekitar -83 dbm, baca spesifikasi radio, misalnya -100dbm
maka di titik station tersebut interferensinya cukup tinggi, tinggal apakah signal strenght yang diterima bisa melebihi
noise. Jadi pada pengujian Noise dapat di simpulkan, percobaan yang
dilakukan sebanyak 6 buah percobaan telah mengalami interferensi, berdasarkan data yang didapatkan oleh penulis.
119
BAB V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN