untuk semua anggota keluarga. Jumlah keluarga yang besar tentunya membutuhkan persediaan makanan dengan jumlah yang cukup banyak juga.
angan anak dengan baik. Dan, hal yang pen
butuhan zat giziny
2. Jumlah Balita dalam Keluarga
i bawah lima tahu
a dalam keluarga
gi, dan tingkat k
P h anak
lebih dar a ada 4 empat keluarga yang memiliki
jum G
ian ibu juga jadi
u. Ibu tidak bisa sepenuhnya me
dengan pekerjaan
kerjaan membant
rumah; Keluarga-keluarga miskin dengan anggota keluarga lebih sedikit jumlah anak
2 atau 3 orang, memiliki kemungkinan yang kecil anaknya menderita gizi buruk, karena perhatian ibu untuk memberi makan dapat dilakukan secara penuh. Ibu juga
lebih memperhatikan kesehatan serta perkemb ting, anak mendapat makanan dengan cukup sehingga dapat memenuhi ke
a setiap hari.
Jumlah balita dalam keluarga adalah terdapatnya anak yang berusia d n dengan jumlah lebih dari 2 dua orang. Banyaknya jumlah balit
mencerminkan suatu kebutuhan akan perhatian yang cukup ting elahiran yang cukup dekat.
ada penelitian ini, ditemukan 5 lima keluarga yang memiliki jumla i 4 empat orang, dan diantarany
lah balita 3 tiga orang, yaitu keluarga Bima, Aini, Syahnan dan Putra. izi buruk karena balita ‘kesundulan’ adiknya adalah benar. Perhat
terbagi-bagi, terutama oleh kelahiran adik bar mperhatikan kebutuhan balita tersebut, karena perhatian ibu tersita juga
-pekerjaan rumah tangga yang sudah rutin dan menyita waktu; pe u perekonomian keluarga, yang membuat ibu harus meninggalkan
dan kela k anak
lainnya y
Dalam hal ini, program KB dengan slogan ‘dua anak cukup’ ternyata tidak
aku KB pake pil. Tapi aku jadi sering kedinginan, mandi pun gak biar aku gak hamil lagi, capek kali punya anak kecil terus”, kata
sering pusing dan oyong lemas. Kemudian beralih ke KB dengan kedua terakhir, ibu pernah bertekad untuk steril. Izin suami untuk
becak, tetapi dokter mengetahuinya sehingga membatalkan operasi Aini, suaminya khawatir jika dia menjalani operasi, maka
kembali. Dia juga akan lebih gampang sakit, sehingga tidak dapat
mengaku menggunakan alat KB suntik, sekali tiga bulan ibu suntik mengeluh mestruasinya menjadi berkurang, seperti kering, serta
memasuki usia kehamilan 3 bulan. Walaupun ia sebenarnya tidak menggunakan KB suntik, tetapi mentruasinya jadi bertambah
nti, menyebabkan dia sakit. Ibu Syahnan kemudian beralih ke pil KB. Tetapi ibu merasa sering
kedinginan, suka lemas. Jika kerja berat sedikit langsung merasa hiran adik baru. Semuanya ini cukup membuat perhatian ibu untu
ang masih balita juga menjadi berkurang.
cukup ampuh ke masyarakat. Pada dasarnya, ibu-ibu ini tidak berkeinginan untuk punya bayi lagi, tetapi ada beberapa alasan yang disampaikan ibu sehingga mereka
tidak ber-KB seperti narasi-narasi berikut ini: I : “Sebenarnya bu, aku gak mau lagi punya bayi, karena itu saat ini
bisa sore kali, gak tahan aku dinginnya, tapi kutahan-tahankanlah, ibu Putra.
II : Ibu Dina dulu pernah ber-KB suntik, tetapi ia mengeluh menjadi pil, juga mengalami keluhan yang sama. Sebelum kelahiran anak
melakukan operasi steril dipalsukan oleh tanda tangan tukang steril tersebut. Mengapa suaminya tidak mengizinkan. Menurut Ibu
membutuhkan waktu istirahat yang lama baru bisa bekerja membantu suami mencari nafkah.
III : Ibu Bima juga sudah merasa jenuh memiliki bayi terus, saat ini ibu KB di bidan dengan tarif Rp.10.000kali suntik. Sejak KB ibu
jika mandi ibu jadi sering merasa kedinginan. IV : Ibu Syahnan sekarang sudah hamil lagi, menurut kader Ina sudah
ingin lagi punya anak. Tetapi ibu tampak pasrah. Dia pernah banyak, sampai sebulan belum berhe