Sudah begitu banyak program penanggulangan gizi buruk yang dilaksanakan, namun mengapa masih ada kasus gizi buruk. Bahkan kasus gizi kurang tetap tinggi,
ka tidak ditangani segera dapat menimbulkan “booming” gizi buruk. masalah tersebut belum dapat
ng dilakukan Pemerintah, ji
Apakah hal-hal yang terlewatkan, sehingga diatasi. Analisis sepintas menunjukkan banyak program yang bersifat “top down dan
instruktif”. Hal ini menyebabkan program-program tersebut tidak mempunyai pengaruh yang berkelanjutan. Indikator-indikator pencapaian program banyak yang
masih berorientasi jangka pendek, lebih fokus ke indikator-indikator fisik, bukan mendorong terjadinya perubahan perilaku.
Berbagai program penanggulangan gizi buruk ya kerapkali mengalami ketidakberhasilan ataupun program akan berhenti dengan
terhentinya aliran dana yang ada. Hal ini terjadi karena proses perencanaan dan pengambilan keputusan dalam program pembangunan kerapkali dilakukan dari atas
ke bawah top-down. Rencana program pengembangan masyarakat biasanya dibuat di tingkat pusat atas dan dilaksanakan oleh instansi propinsi dan kabupaten.
Masyarakat seringkali diikutkan tanpa diberikan pilihan dan kesempatan untuk memberi masukan. Dalam visi ini masyarakat ditempatkan pada posisi yang
membutuhkan bantuan dari luar Tim Deliveri, 2000: 1. Kebijakan
pemberdayaan masyarakat merupakan suatu usaha untuk
mengurangi upaya promosi kesehatan dengan pendekatan dari atas ke bawah top- down, yang telah terjadi selama ini. Pendekatan dari atas ke bawah ternyata tidak
memandirikan masyarakat dan memampukan untuk menjaga kesinambungan suatu
program penanggulangan gizi buruk. Pendekatan dari atas ke bawah ini pada akhirnya menimbulkan paradigma ketergantungan pada masyarakat.
2. Pemberdayaan Keluarga dan Masyarakat
Kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan. Perkembangan zaman dan perubahan lingkungan yang begitu cepat, mempengaruhi
kesehatan individu dan masyarakat, namun individu ataupun masyarakat tidak dapat dengan cepat melakukan penyesuaian untuk tetap dapat menjaga kesehatannya,
seperti kata “kesehatan” merup
4.
akan konsep yang kompleks, yang mempunyai arti
ingkatan kesadaran, kemauan, dan kemampuan serta
promosi kesehatan diperlukan “strategi kesehatan”. Berdasarkan rumusan WHO yang berbeda bagi orang yang berbeda Ewles, 1994: 18.
Untuk mengantisipasi hal tersebut maka dilakukan pendidikan kesehatan, yang dengan semakin berkembangnya zaman maka terjadi perubahan-perubahan
menjadi promosi kesehatan. Istilah promosi kesehatan sebenarnya sudah lama dikenal sebagai satu kesatuan pengertian tentang upaya kesehatan secara menyeluruh yaitu
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Promosi kesehatan adalah proses memberdayakan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatannya melalui pen pengembangan lingkungan yang sehat Depkes, 2002: 2.
Pendidikan kesehatan yang dilakukan selama ini hanya mencapai taraf “memaukan” willingness, sedangkan dengan promosi kesehatan maka masyarakat
“dimampukan” ability. Guna mewujudkan kata mampu tersebut maka dalam
1984 yang dikutip oleh Notoadmotjo 2005: 24, strategi promosi kesehatan secara global terdiri dari 3 hal yaitu advokasi advocacy, dukungan sosial social support,
dan pem
romosi kesehatan yang ditujukan kepada
t berdayaan masyarakat empowerment.
Pemberdayaan adalah upaya meningkatkan kemampuan kelompok sasaran sehingga kelompok sasaran mampu mengambil tindakan tepat atas berbagai
permasalahan yang dialami Notoatmodjo, 2005: 254. Sasaran utama pemberdayaan adalah masyarakat yang terpinggirkan, termasuk kaum perempuan, karena kaum
perempuan adalah orang yang paling menentukan dalam pola asuh dan pola pemberian makanan pada anak.
Pemberdayaan adalah strategi p masyarakat langsung. Tujuan pemberdayaan adalah membantu masyarakat
memperoleh kemampuan untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan dilakukan yang terkait dengan diri mereka. Pemberdayaan dilakukan melalui
peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan kemampuannya. Bentuk pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan, antara lain:
penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan masyaraka Notoadmotjo, 2005: 255.
Penggerakan dan pemberdayaan masyarakat merupakan proses pengorganisasian masyarakat yang dimulai dari mengidentifikasi masalah yang
dihadapi di masyarakat, kemudian menyusun urutan prioritas masalah. Setelah prioritas masalah diperoleh, lalu masyarakat mengupayakan untuk mencari sumber