6. Kebiasaan Minum Soft Drink
Konsumsi soft drink dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan kalsium karena mengandung tinggi fosfor Soekarti dan Kartono, 2004.
Rasio kalsium dan fosfor pada rata-rata soft drink seperti: coca-cola, pepesi, tea instant dan ogange drink carbonated adalah 1:3, sehingga
menyebabkan terhambatnya penyerapan kalsium meskipun dikonsumsi tidak secara regular Rrosvenor dan Smolin, 2002. Hal ini sejalan dengan
klasifikasi konsumsi soft drink yang dikemukakan oleh malik2006, yaitu sering jika mengkonsumsi soft drink lebih dari atau sama dengan 2 kali
dalam seminggu dan jarang jika mengkonsumi soft drink kurang dari 2 kali dalam seminggu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 52,4 anak dengan kebiasaan minum soft drink 2 botol dalam seminggu dan 47,6 memilki
kebiasaan minum ≥ 2 botol per minggu. Hal ini menunjukkan bahwa hampir sebagian besar anak memiliki kebiasaan minum soft drink kurang
dari 2 botol per minggu. Namun perbedaan kebiasaan minum soft drink 2 botol dalam seminggu dan kebiasaan minum ≥ 2 botol per minggu tidak
terlalu besar. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Miradwiyana
2007, yaitu terdapat 33,6 siswa dengan perilaku konsumsi soft drink dalam kategori sering dan 66,4 siswa dengan perilaku konsumsi soft
drink kategori jarang.
B. Hasil Analisis Bivariat
1. Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Obesitas pada Anak Usia
6-12 Tahun
Jenis kelamin dapat mempengaruhi obesitas pada seseorang. Kebutuhan zat gizi antara laki-laki dan perempuan berbeda. Perbedaan ini
disebabkan oleh jaringan penyusun tubuh dan aktivitasnya. Jaringan lemak pada perempuan cenderung lebih tinggi daripada laki-laki, sedangkan laki-
laki cenderung lebih banyak memiliki jaringan otot, sehingga menyebabkan lean body mass laki-laki menjadi lebih tinggi daripada
perempuan Sulistyoningsih 2011. Penelitian ini tidak sejalan dengan penjelasan diatas, penelitian ini
menunjukkan bahwa jenis kelamin tidak berhubungan dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun. Responden dengan jenis kelamin perempuan
dan laki-laki memiliki angka kejadian untuk obesitas yang sama besar yaitu 50. Dari hasil uji chi square didapatkan hubungan yang tidak
bermakna dengan nilai P value sebesar 1,00. Hal ini dimungkinkan pada usia ini adalah masa pertumbuhan bagi
anak baik laki-laki maupun perempuan. Menurut Wong 2000, pada anak usia 6-12 tahun anak usia sekolah merupakan masa pertengahan dimulai
dari masuknya anak di lingkungan sekolah yang memiliki dampak signifikan dalam perkembangan dan mengalami pertumbuhan fisik yang
sangat cepat.