Hubungan Antara Kebiasaan Minum Soft Drink dengan Obesitas

formal. Seperti pada pendidikan formal yang didapat ibu, dimana pendidikan akademis seseorang, ia tidak hanya diajarkan mengenai suatu ilmu tertentu, namun juga membantu ibu untuk mengembangkan pola pikir dan kecerdasannya Mubarak, 2007. Tingkat pendidikan ibu merupakan salah satu faktor yang menentukan mudah tidaknya seseorang memahami pengetahuan gizi yang mereka peroleh, sebab tingkat pendidikan ibu berpengaruh terhadap kalitas dan kuantitas makanan yang diberikan kepada anaknya.

4. Kebiasaan Makan Utama

Kebiasaan makan adalah ekspresi setiap individu dalam memilih makanan yang akan membentuk polaperilaku makan. Oleh karenaitu, ekspresi setiap individu dalam memilih makan akan berbeda satu dengan yang lain Khomsan dkk, 2004. Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 42 anak di Madrasah Ibtidaiyah Negari Pondok Pinang Jakarta sebagian besar memiliki kebiasaan makan utama ≥ 3x hari yaitu sebanyak 30 anak atau sekitar 71,4. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Efendi 2009, yang menyebutkan bahwa keluarga Indonesia pada umumnya makan tiga kali dalam sehari walaupun pada etnik tertentu ada yang mempunyai pola makan dua kali dalam sehari. Setiap keluarga mempunyai pola jenis makanan yang berbeda untuk setiap kali makan, yaitu sarapan pagi, makan siang, makan, dan makan malam. Pada penelitian ini besarnya freukuensi makan dalam sehari hanya didasarkan pada jumlah frekuensi tanpa dilakukan observasi. Penilaian kebiasaan makan utama juga hanya pada kuantitas tanpa melihat kualitas makanan.

5. Kebiasaan Makan Fast Food

Globalisasi perdagangan telah mendorong tumbuhnya bisnis asing secara pesat di Indonesia. Salah satu bentuk usaha dari luar negeri yang banyak dijumpai adalah banyaknya rumah makan siap saji fast food. Berbagai restoran fast food dari luar negeri dengan menu yang berbeda dari menu tradisional seperti hamburger, hot dog, pizza, teriyaki, tempura, kentang goreng berusaha memperluas pasarnya di luar negeri Istijanto, 2005. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 52,4 anak dengan kebiasaan makan fast food 3x minggu dan 47,6 memilki kebiasaan makan fast food ≥ 3x minggu. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar anak memiliki kebiasaan makan fast food 3x minggu. Namun perbedaan antara kebiasaan makan fast food 3x minggu dan kebiasaan makan fast food ≥ 3x minggu tidak terlalu besar. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hayati 2009, yang menunjukkan bahwa persentase obesitas lebih banyak terjadi pada anak yang sering makan fast food 61,5 daripada anak yang tidak sering makan fast food 25,8