b. Macam-Macam Respon
Macam-macam respon yang diartikan sebagai tanggapan dapat dibedakan berdasakan indera yang digunakan, respon atau tanggapan terbagi menjadi 5
macam menurut Abu Ahmadi, yaitu “Menurut indera yang digunakan, tanggapan pengadilan, tanggapan baru, tanggapan pengecap, tanggapan pendengaran dan
tanggapan peraba. Menurut ikatannya, tanggapan dapat dibagi menjadi dua macam, yaktu: tanggapan keberadaan dan tanggapan pengamatan.
16
Agus Sujanto mengemukakan macam-macam tanggapan sebagai berikut: 1
Tanggapan menurut indera yang mengamati, yaitu: a.
Tanggapan audit adalah tanggapan terhadapa apa-apa yang telah didengarnya, baik berupa suara, kutukan, dan lain-lain.
b. Tanggapan visual adalah tanggapan terhadap sesuatu yang dilihat.
c. Tanggapan perasaan adalah tanggapan sesuatu yang dialami oleh dirinya.
2 Tanggapan menurut terjadinya, yaitu:
a. Tanggapan ingatan adalah ingatan masa lampau, artinya tenggapan
terhadap kejadian yang telah lalu. b.
Tanggapan fantasi adalah tanggapan masa kini, artinya tanggapan terhadap sesuatu yang sedang terjadi.
c. Tanggapan dikiran adalah tanggapan masa datang atau tanggapan terhadap
sesuatu yang akan terjadi.
16
Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, Jakarta: reneka Cipta, 1992, h. 32
3 Tanggapan menurut lingkungannya, yaitu:
a. Tanggapan benda, yaitu tanggapan terhadap benda yang menghampirinya
atau berada didekatnya. b.
Tanggapan kata-kata, yaitu tanggapan terhadap kata-kata yang didengar atau dilihatnya.
17
c. Faktor-faktor Terbentuknya Stimulus Respon
Sejak manusia lahir, sejak itulah manusia langsung menerima stimulus, sekaligus dituntun untuk menjawab dan mengatasi semua pengaruh. Manusia
dalam pertumbuhannya menjawab dan mengatasi semua pengaruh dari dirinya, untuk mengembangkan fungsi alat inderanya sesuai fungsinya, terus
memperhatikan, menggali segala sesuatu disekitarnya, Allah SWT telah mengisyaratkan bahwa manusia harus berusaha menggunakan alat inderanya
dalam menggali lingkungan sekitar serta aspek eksternal yang mempengaruhi dari luar diri manusia seperti dikatakan Bimo Walgito, “Alat indera itu
penghubung antara individu dengan dunia luarnya.
18
Tanggapan yang dilakukan seseorang dapat terjadi kalau terpenuhi faktor penyebabnya. Hal ini perlu diketahui supaya individu yang bersangkutan dapat
menanggapi dengan baik, pada proses awalnya individu mengadakan tanggapan tidak hanya dari stumulus yang ditimbulkan oleh keadaan sekitar. Tidak semua
stimulus itu mendapat respon individu, sebab individu melakukan terhadap stimulus yang ada persesuaian atau yang menarik dirinya. Dengan demikian,
17
Sujanto, Piskologi Umum, h. 31-32.
18
Bimo Walgito, Pengaruh Psikologi Umum, Yogya:UGM, 1996, h.53
maka akan ditanggapi oleh individu selain tergantung pada stimulus juga bergantung pada keadaan individu itu sendiri. Dengan kata lain, stimulus akan
mendapatkan pemilihan dan individu akan bergantung pada dua faktor, yaitu: a.
Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu. Manusia itu terdiri dari dua unsur, yaitu jasmani dan rohani. Maka seseorang yang
mengadakan tanggapan terhadap sesuatu stimulus tetap dipengaruhi oleh eksistensi kedua unsur tersebut. Apabila tergantung salah satu unsur saja
maka akan melahirkan hasil tanggapan yang berbeda tanggapannya tersebut antara satu orang dengan orang lain. Unsur jasmani atau fisiologis
meliputi: keberadaan, kebutuhan dan cara bekerjanya alat indera, urat saraf dan bagian-bagian tertentu pada otak. Unsur-unsur rohani dan fisiologis
yang meliputi keberadaan, perasaan, akal, fantasi, pandangan jiwa, mental pikiran, motivasi dan sebagainya.
b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang ada pada lingkungan faktor pisis.
Faktor ini intensitas dan jenis benda perangsang atau orang menyebutnya dengan faktor stimulus. Menurut Bimo Walgito dalam bukunya,
menyatakan bahwa faktor pisis berhubungan dengan objek menimbulkan stimulus dan stimulus mengenai alat indera.
19
Seseorang yang melakukan tanggapan, satu waktu menerima bersama- sama stimulus supaya stimulus dapat disadari oleh individu. Stimulus harus cukup
kuat, apabila stimulus tidak cukup kuat bagaimanapun besarnya perhatian dari idividu, stumulus tidak akan ditanggapi atau disadari oleh individu yang
19
Ibid., h. 55
bersangkutan, dengan demikian ada batas kekuatan yang minimal dari stimulus, agar stimulus dapat memindahkan kesadaran pada individu. Bata kekuatan
minimal stimulus yang dapat menimbulkan kesadaran pada individu disebut ambang ablotut sebelah bawah atau juga disebut ambang stimulus. Kurang dari
kekuatan tersebut individu tidak akan menyadarinya.
20
B. Televisi dan Sinetron