Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung
sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal seperti
bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Dalam perkembangannya Risiko-risiko yang dibahas dalam manajemen
risiko dapat diklasifikasi menjadi 1. Risiko Operasional
2. Risiko Hazard 3. Risiko Finansial
4. Risiko Strategik Hal ini menimbulkan ide untuk menerapkan pelaksanaan Manajemen Risiko
Terintegrasi Korporasi Enterprise Risk Management. Manajemen Risiko dimulai dari proses identifikasi risiko, penilaian risiko,
mitigasi,monitoring dan evaluasi.Risiko dapat terjadi pada pelayanan, kinerja, dan reputasi dari institusi yang bersangkutan. Risiko yang terjadi dapat disebabkan oleh
berbagai faktor antara lain kejadian alam, operasional, manusia, politik, teknologi, pegawai, keuangan, hukum, dan manajemen dari organisasi.
Suatu risiko yang terjadi dapat berasal dari risiko lainnya, dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Risiko rendahnya kinerja suatu instansi berasal dari
risiko rendahnya mutu pelayanan kepada publik. Risiko terakhir disebabkan oleh faktor-faktor sumber daya manusia yang dimiliki organisasi dan operasional seperti
keterbatan fasilitas kantor. Risiko yang terjadi akan berdampak pada tidak
tercapainya misi dan tujuan dari instansi tersebut, dan timbulnya ketidakpercayaan dari publik.
Risiko diyakini tidak dapat dihindari. Berkenaan dengan sektor publik yang menuntut transparansi dan peningkatan kinerja dengan dana yang terbatas, risiko
yang dihadapi instansi Pemerintah akan semakin bertambah dan meningkat. Oleh karenanya, pemahaman terhadap risiko menjadi keniscayaan untuk dapat menentukan
prioritas strategi dan program dalam pencapaian tujuan organisasi. Risiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui manajemen risiko.
Peran dari manajemen risiko diharapkan dapat mengantisipasi lingkungan cepat berubah, mengembangkan corporate governance, mengoptimalkan penyusunan
strategic management , mengamankan sumber daya dan asset yang dimiliki
organisasi, dan mengurangi reactive decision making dari manajemen puncak.
b. Fungsi Pokok manajemen Risiko
Menurut Djojosoedarso 2003:14 fungsi manajemen risiko pada pokoknya mencakup :
1. Menemukan Kerugian Potensil
Artinya berupaya untuk menemukanmengidentifikasi seluruh risiko murni yang dihadapi oleh perusahaan, yang meliputi:
a. Kerusakan fisik dan harta kekayaan perusahaan
b. Kehilangan pendaapatan atau kerugian lainya akibat terganggunya operasi
perusahaan
c. Kerugian akibat adanya tuntutan hukum dari pihak lain
d. Kerugian-kerugian yang timbul karena: penipuan, tindakan-tindakan kriminal
lainya, tidak jujurnya karyawan, dan sebagainya. e.
Kerugian-kerugian yang timbul akibat karyawan kunci keymen meninggal dunia, sakit, atau cacat.
2. Mengevaluasi Kerugian Potensial
Artinya melakukan evaluasi dan penilaian terhadap semua kerugian potensil yang dihadapi oleh perusahaan. Evaluasi dan penilaian ini akan meliputi perkiraan
mengenai: a.
Besarnya kemungkinan frekuensi terjadinya kerugian artinya memperkirakan jumlah kemungkinan terjadinya kerugian selama satu periode tertentu biasanya 1
tahun. b.
Besarnya kegawatan dari tiap-tiap kerugian, artinya menilai besarnya kerugian yang diderita, yang biasanya dikaitkan dengan besarnya pengaruh kerugian
tersebut, terutama terhadap kondisi finansial perusahaan.
3. Memilih TeknikCara yang Tepat atau Menentukan suatu Kombinasi dari
Teknil-teknik yang Tepat Guna Menanggulangi Kerugian
Pada pokoknya ada empat cara yang dapat dipakai untuk menanggulangi risiko
yaitu: mengurangi kesempatan terjadinya kerugian, meretensi, mengasuransikan dan menghindari. Dimana tugas dari manajer risiko adalah memilih
salah satu cara yang paling tepat untuk menanggulangi suatu resiko atau memilih suatu kombinasi dari cara-cara yang paling tepat untuk menanggulangi risiko.
c. Manfaat Manajemen Risiko
Menurut Djodjosoedarso 2003:7 manfaat yang diperoleh dengan menerapkan manajemen resiko yaitu:
1. Seseorang sebagai anggota organisasi perusahaan, terutama seorang manajer akan dapat mengetahui cara-carametode yang tepat untuk menghindari atau mengurangi
besarnya kerugian yang diderita perusahaan, sebagai akibat ketidakpastian terjadinya suatu peristiwa yang merugikan peril
2. seseorang sebagai pribadi: a. Dapat menjadi seseorang manajer risiko yang profesional dalam jangka waktu
yang relatif lebih cepat daripada yang belum pernah mempelajarinya. b. Dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi manajer risiko dari
perusahaan di mana yang bersangkutan menjadi anggota c. Dapat menjadi knsultan manajemen risiko, agen asuransi, pedagang
perantara,penasihat penanaman modal, konsultan perusahaan yang tidak mempunyai manajer risiko dan sebagainya
d. Dapat menjadi manajer risiko yang profesional dari perusahaan asuransi, sehingga akan lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat melaluiprogram
asuransi yang disusun dengan tepat. e. Dapat lebih berhati-hati dalam mengatur kehidupan pribadinya sehari-hari.
d. Kedudukan Manajemen Risiko
Menurut Djojosoedarso 2003:16 di Indonesia pada saat sekarang ini dapat dikatakan memang belum ada perusahaan yang mempunyai manajer atau bagian yang
khusus menangani pengelolaan risiko secara keseluruhan yang dihadapi oleh perusahaan. Yang ada umumnya baru seorang manajer asuransi, yang fungsinya
hanya mengurus masalah-masalah yang berhubungan dengan asuransi, di mana perusahaan menjalin hubungan pertanggungan, yang meliputiantara lain mengurus
penutupan kontrak-kontrak asuransi, mengurus ganti rugi bila terjadi perildan sebagainya. Kedudukan manajer ini umumnya hanya setingkat Kepala Seksi
Manajer Tingkat Bawah Di negara-negara maju, terutama di Amerika Serikat, kurang lebih delan
puluh persen perusahaan-perusahaan besar, telah memiliki Manajer Risiko, dengan berbagai nama jabatan seperti: Manajer Risiko, Manajer Asuransi, Direktur
manajemen Risiko. Kedudukan mereka umumnya setingkat dengan “manajer tingkat menengah” tugas mereka antara laiin mengidentifikasi dan mengukur kerugian dari
exposures, menyelesaaikan klaim-klaim asuransi, merencanakan dan mengelola
jaminan tenaga kerja, ikut serta mengendalikan kerugian dan keselamatan kerja, dan lain-lain. Dengan demikian mereka merupakan bagian penting manajemen
perusahaan.
e. Hubungan Manajemen Risiko Dengan Fungsi-fungsi Lain Pada Perusahaan
Manajemen risiko berkaitan erat dengan fungsi perusahaan lainnya yaitu dengan fungsi: akunting, keuangan, marketing, produksi, personalia, engineering dan
maintenance , karena bagian-bagian itu ada yang menciptakan risiko dan ada yang
menjalankan sebagai fungsi manajemen risiko. Marilah kita analisi satu persatu di bawah ini.
1. Hubungan Dengan Fungsi Akunting
Bagian akunting menjalankan kegiatan manajemen risiko yang penting, yaitu:
1. Mengurangi kesempatan pegawai melakukan penggelapan, dengan jalan
melakukan internal control dan internal audit. 2.
Melalui rekening asset bagian akunting mengidentifikasikan dan mengukur exposure kerugian terhadap harta.
3. Melalui penilaian rekening seperti rekening piutang, bagian akunting
mengukur risiko piutang dan mengalokasikan cadangan dana exposure kerugian piutang.
2. Hubungan Dengan Fungsi Keuangan
Bagian keuangan melakukan banyak penetapan yang mempengaruhi manajemen risiko.
1. Pertama, manajer risiko biasanya bawahan Direktur Keuangan.
2. Kedua, bagian keuangan menganalisis pengaruh turunnya profit dan cash
flow. Karena menurun profit bias menghalangi tujuan perusahaan, maka kegiatan seprti itu juga tercantum dalam program manajemen risiko.
3. Ketiga, dalam menetapkan apakah perusahaan akan membeli peralatan yang
mahal ataugedung baru, maka manajer finansial seharusnya mempertimbangkan risiko murni yang tercipta karena tindakan itu.
3. Hubungan Dengan Marketing
Kegiatan marketing dapat menciptakan risiko, terutama risiko tanggung- gugat. Misalnya perusahaan dituntut oleh pihak luar berkenan dengan penggunaan
packaging yang tidak memenuhi syarat. Dalam mengangkut produk ke langganan, mengandung bermacam risiko yang perlu terlebih dahulu dianalisis oleh manajemen
risiko. Itulah sebabnya bagian marketing harus selalu awas terhadap risiko yang timbul pada setiap aktivitas marketing, dan bagian manajemen risiko seharusnya
diberi informasi secepatnya.
4. Hubungan Dengan Bagian Produksi
Kegiatan produksi juga banyak menciptakan risiko. Dalam mendesain atau membuat produk atau memberikan service, pekerja sering kali diekspos
padakecelakaan kerja. Demikian pula produk atau service yang dijualnya mungkin juga bisa menciptakan kerusakan atau kecelakaan badan bagi pemakainya; oleh
karena itu perusahaan harus selalu siap sedia menghadapi “tuntutan hukum” dari pihak ketiga.
5. Hubungan Dengan Engineering dan Maintenance
Bagian ini bertanggung jawab untuk desain pabrik, maintenance, dan melaksanakan fungsi perawatan gedung, pabrik, dan peralatan, yang semuanya sangat
vital untuk mencegah, mengurangi frekuensi dan keparahan kerugian
6. Hubungan Dengan Bagian Personalia
Bagian personalia mempunyai banyak tanggung jawab dibidang risiko. Contoh yang paling jelas adalah perancangan, instalasi, dan administrasi program-
program kesejahteraan pegawai. Bagian personalia biasanya bertugas mengadakan perundingan dengan serikat kerja, menetapkan hak dan kewajiban serta kesejahteraan.
Sedangkan Manajemen Risiko menseleksi asuransi dan merundingkan penutupan asuransi atau memanajeri aspek finansial daripada program penenggungan risiko.
C. Peranan Manajer Dalam Perusahaan a. Pengertian Manajer
Kata manajemen berasal dari bahasa perancis kuno “mé nagement”,yang berarti“seni melaksanakan dan mengatur”. Istilah manajemen juga berasal dari kata
“management ” Bahasa Inggris yang berasal dari kata “to manage” yang artinya
mengurus atau tata laksana. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI,Manajer adalah [n] 1 orang yg
mengatur pekerjaan atau kerja sama di antara berbagai kelompok atau sejumlah orang
untuk mencapai sasaran; 2 orang yg berwenang dan bertanggung jawab membuat rencana, mengatur, memimpin, dan mengendalikan pelaksanaannya untuk mencapai
sasaran tertentu. Menurut Wikipedia Indonesia, Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui
orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi.
Menurut Robbins 2009:6 Manajer adalah seseorang yang melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga sasaran-sasaran organisasi dapat dicapai.
Pekerjaan seorang manajer bukanlah menyelesaikan tugas-tugasnya pribadi, pekerjaan manajer adalah berupaya membantu orang lain menyelesaikan tugas-tugas
mereka dengan baik. Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenag formal untuk mengorganisasi, mengarahkan dan mengontrol para bawahan yang
bertanggungjawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi untuk mencapai tujuan perusahaan.
b. Fungsi, Tugas, Dan peran Manajer Fungsi Manajer :
Fungsi dari seorang manajer adalah: 1. Memahami visi dan misi perusahaan.
2. Harus menjabarkan visi dan misi tersebut kepada tujuan. Tujuan dirumuskan dengan dua dasar :
a Visi dan Misi
b Antisipasi memperkirakan tentang masa depan
Tujuan harus memenuhi empat syarat : a
Measurable dapat diukur, ada data-data dan angka-angka bChalenging menantang, tidak boleh mudah dicapai sehingga motivasi
kerja akan dapat dibangkitkan c Realistic dapat diwujudkan : Sesuai dengan kemampuan
dTime Frame jangka waktu. 3.Merumuskan tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
membuat rencana. 4.Melakukan usaha untuk menyediakan resources dalam melaksanakan rencana yang
telah dibuat. 5.Memimpin pelaksanaan rencana agar para pegawai depat bekerja dengan motivasi
yang tinggi. 6.Mengendalikan pelaksanaan kegiatan serta penggunaan resources agar rencana
yang dibuat dapat berjalan sebagaimana mestinya 7. Bersiap untuk menghadapi kontingensi bersiap untuk menghadapi hal-hal yang di
luar perkiraan.
Tugas Manajer
Tugas atau pekerjaan dari manajer itu adalah sebagai berikut : 1.Kepala dalam organisasi.
2.Pemimpin dalam organisasi. 3.Wakil organisasi dalam bertindak keluar.