Kegagalan penyerbukan dan pembuahan.

2.2.1. Kegagalan penyerbukan dan pembuahan.

Kegagalan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor: a. Rendahnya produksi tepung sari Pada jenis dioecious, rendahnya produksi tepungsari dapat disebabkan karena gugurnya bunga jantan hutan atau tanaman yang digunakan sebagai area produksi benih atau kebun benih. Kondisi cuaca dan terbukanya areal dapat mempengaruhi produksi tepungsari pada jenis-jenis monocious. Kekeringan, kondisi terbuka juga duketahui menguntukngkan bunga betina dan membatasi bunga jantan. b. Rendahnya transfer tepung sari. Kegagalan penyerbukan disebabkan oleh kurangnya agen penyerbukan atau kondisi yang tidak menguntungkan bagi penyerbukan pada masa reseptifitas bunga betina. Penyerbukan angin sangat tergantung pada kecepatan dan arah angin agar transfer tepungsari menjadi efesien. Kecepatan angin dapat merupakan faktor pembatas bagi penyerbukan jarak jauh, seperti: penyerbukan antar pohon dengan jarak yang berjauhan, tetapi mungkin tidak berlaku di dalam suatu tegakan. Penyerbukan dengan angin kemungkinan besar dihambat oleh kelembaban cuaca yang dapat membatasi penyebaran tepungsari. Cuaca dingin dan lembab juga dapat membatasi aktivitas hewan penyerbuk, terutama serangga. Terbatasnya agen penyerbuk dalam kasus tertentu dianggap sebagai pembatas. Contoh pada kelapa sawit, jumlah buah dan bijinya sangat tergantung ketersediaan jumlah kumbang penyerbuk. Hewan penyerbuk memerlukan perpindahan ke sumber makanan lain bila pembungaan dari suatu jenis mulai terhenti. Penyerbuk tersebut memerlukan jenis lainnya atau tumbuhan yang lebih muda atau lebih tua untuk berlindung, kawin, dan lain-lain. Dengan demikian populasi penyerbuk mungkin terbatas karena faktor-faktor luar. c. Bunga atau kerucut yang tertutup. Cuaca dingin dan lembab dapat menyebabkan bunga atau kerucut tetap tertutup pada saat harus diserbuki, dan penyerbukan akhirnya menjadi gagal. Budi Utomo : Ekologi Benih, 2006 USU Repository © 2006 d. Kawin kerabat inbreeding. Kebanyakan jenis memiliki mekanisme fisiologis untuk mengurangi terjadinya inbreeding. Inbreeding merupakan fenomena umum pada pohon. Inbreeding sering menyebabkan tekanan fisiologis dan bunga atau kerucut yang diserbuki sendiri sering gugur. Resiko inbreeding lebih tinggi pada tanaman yang terisolir dibandingkan dengan tanaman pada populasi campuran.

2.2.2. Kerusakan pada produksi awal