Perendaman dalam air Perlakuan hormon atau kimia 1. Zat pengatur tumbuh Asam giberellic GA adalah kelompok hormone tanaman yang ada secara

7. Dormansi gabungan

Bila dua atau lebih tipe dormansi ada dalam jenis yang sama, dormansi harus dipatahkan baik melalui metode beruntun yang bekerja pada tipe dormansi yang berbeda atau melalui metode dengan pengaruh ganda. Ini biasa diterapkan pada kombinasi dormansi fisik dan mekanis. Bila dua tipe dormansi terjadi bersama, beberapa metode yang bertujuan mematahkan dormansi fisik juga dijalankan pada dormansi mekanis. Fraxunis spp umumnya dikenal memiliki dua tipe dormansi yaitu dormansi embrio yang sedang berkembang dan dormansi suhu. Dormansi embrio dipatahkan dengan stratifikasi lembab panas, sedangkan dormansi suhu melalui serangkaian stratifikasi lembab dingin. Pada Tectona grandis, dormansi fisik bergabung dengan zat-zat penghambat dalam buah, selain itu benih memerlukan suatu periode setelah pematangan yang harus dilakukan sebelum benih bereaksi terhadap prosedur perlakuan lain. Jadi perlakuannya adalah perendaman dan pengeringan bergiliran di tambah pemanasan matahari dengan jumlah siklus yang bervariasi sebagai berikut: a. Empat kali perendaman dan tiga kali pengereingan, masing-masing 30-35 menit untuk benih yang diskarifikasi b. 5-10 siklus perendaman 1 hari dan penjemuran 3-5 hari c. Bergiliran perendaman 24 jam dan pengeringan 24 jam selama 2 minggu. Perendaman yang berlangsung lama dalam air mengalir berfungsi mencuci zat-zat penghambat dan melunakkan kulit biji.

a. Perendaman dalam air

Perendaman dalam air tergenang atau mengalir merupakan metode pencucian zat-zat yang menghambat dalam buah dan benih. Perendaman dalam air selama 6 hari ditemukan cocok untuk alternative perendaman dan pengeringan untuk mengatasi dormansi fisik dalam Tectona grandis. Meskipun perkecambahan tertunda setelah perendaman yang berlangsung lama, jumlah perkecambahan sendiri akan berimbang. Perendaman merupakan prosedur yang sangat lambat untuk mengatasi dormansi fisik, namun banyak jenis tanpa dormansi atau dormansinya telah dipatahkan memperoleh manfaat dari Budi Utomo : Ekologi Benih, 2006 USU Repository © 2006 perendaman dalam air 12-24 jam sebelum tanam. Perendaman lebih dari 1 hari sebaiknya dihindari karena dapat menyebabkan anoksia. Bila perlu perendaman lebih lama, air sebaiknya diganti teratur.

b. Perlakuan hormon atau kimia

b.1. Zat pengatur tumbuh Asam giberellic GA adalah kelompok hormone tanaman yang ada secara

alami. Ia berperan dalam proses awal perkecambahan melalui aktivitas produksi enzim dan pengangkutan cadangan makanan. Dalam hubungannya dengan dormansi GA mengatur pengaruh zat-zat penghambat seperti coumarin, atau ABA. Penggunaan asam giberelline biasanya GA 3 berpengaruh mengatasi dormansi suhu, dormansi cahaya dan dormansi yang diakibatkan oleh zat penghambat. GA juga berpengaruh positif dalam perkembangan tunas dan vigor. Benzyl adenine BA, adalah hormone tanaman sintetik dari kelompok sitokinin. Sitokinin penting dalam pembelahan sel. Interaksi antara sitokinin dan hormon tanaman lain, auksin berpengaruh bagi perbanyakan tanaman yaitu: ratio auksinsitokinin yang tinggi mendukung perkembangan akar dan perkembangan pucuk. Penggunaan sitokinin juga mendorong perkecambahan, namun karena pengaruh perkembangan pucuk sangat spesifik, perkecambahan dan pertumbuhan semai menjadi abnormal, di mana benih yang diberi perlakuan sitokinin kadang berkecambah dengan pucuk sebelum akar. Sitokinin juga mampu mengatasi dormansi suhu tanaman. Senyawa nitrogen. Potasium nitrat KNO 3 merupakan salah satu perangsang perkecambahan yang sering digunakan. KNO 3 digunakan baik dalam hubungannya dengan pengujian, dan dalam operasional perbanyakan tanaman. Thiourea, memiliki pengaruh merangsang terhadap pematahan dormansi melalui pengaktifan kembali pengaruh zat penghambat, contoh ABA. Thiourea efektif dalam mengatasi dormansi cahaya dalam sejumlah benih yang peka cahaya. Pada iklim sedang ia biasa digunakan untuk jenis Quercus, Larix dan Picea menggantikan stratifikasi. Budi Utomo : Ekologi Benih, 2006 USU Repository © 2006

b.2. Priming