Pengaruh skabies terhadap prestasi belajar Evaluasi prestasi belajar

terpusat kepada pelajaran berpindah ke perbuatan yang selalu dilakukan orang-orang disekitarnya. Faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar peserta didik yang meliputi strategi dan metode yang digunakan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. 35 31 Gambar 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan prestasi belajar. Dikutip dari kepustakaan 31.

2.2.2 Pengaruh skabies terhadap prestasi belajar

Gejala klinis utama pada skabies adalah rasa gatal yang hebat. 11-15 Pada awalnya gatal bersifat lokalisata dan ringan yang kemudian seiring bertambahnya penyebaran tungau melalui migrasi atau akibat garukan, rasa gatal menjadi generalisata. 16,17 Gatal biasanya semakin hebat pada malam hari dan menyebabkan gangguan tidur sehingga pada pagi harinya anak tampak lelah dan lesu. 6,7,13-15,18,19 Pada siang hari, rasa gatal biasanya menetap namun dapat ditoleransi. 20 PROSES DAN PRESTASI BELAJAR Faktor pendekatan belajar 1. strategi belajar 2. metode belajar Faktor internal 1. kondisi fisiologis 2. kondisi psikologis - inteligensi - bakat - minat - motivasi - perhatian Faktor eksternal 1. lingkungan keluarga 2. lingkungan sekolah 3. lingkungan masyarakat Pada penelitian yang dilakukan Jackson A dkk pada tahun 2007 di Alagoas, Brazil, diperoleh 196 9,8 penderita skabies dari 2005 orang. Seratus empat puluh dua 72,4 dari 196 penderita mengalami gangguan tidur, terutama disebabkan rasa gatal. Rasa gatal disebabkan oleh aktivitas tungau yang menimbulkan iritasi dan skibala tungau yang bersifat antigenik. 25 6,11,13,21,22 Terdapat bukti yang mendukung keterlibatan hipersensitivitas tipe segera dan tipe lambat pada skabies. 15 Pada anak sekolah, rasa gatal ini tentunya menganggu konsentrasi belajar anak karena adanya keinginan untuk menggaruk. 23 Rasa lelah dan lesu akibat gangguan tidur juga akan berpengaruh pada kegiatan yang dilakukan anak seperti proses belajar di sekolah. 24 Anak yang kurang sehat dapat mengalami kesulitan belajar sebab ia mudah capek, mengantuk, pusing, daya konsentrasinya hilang, dan kurang semangat. Karena hal-hal tersebut, penerimaan dan respon terhadap pelajaran berkurang, saraf otak tidak mampu bekerja secara optimal dalam memproses, mengelola, menginterpretasikan dan mengorganisasi materi pelajaran melalui inderanya sehingga ia tidak dapat memahami makna materi yang dipelajarinya. 33

2.2.3 Evaluasi prestasi belajar

Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Pada prinsipnya, evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan yang terencana dan berkesinambungan. Cara mengukur prestasi belajar yang selama ini digunakan adalah dengan mengukur tes-tes, yang biasa disebut dengan ulangan. Tes dibagi dua yaitu tes formatif dan tes sumatif. Tes formatif adalah tes yang diadakan sebelum atau selama pelajaran berlangsung, sedangkan tes sumatif ujian akhir semester adalah tes yang diadakan pada saat keseluruhan kegiatan belajar mengajar. 32 36 Prestasi belajar dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai raport, indeks prestasi studi, angka kelulusan, predikat keberhasilan, dan semacamnya. 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain penelitian

Penelitian ini merupakan studi potong lintang cross sectional study yang bersifat analitik.

3.2 Waktu dan tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari - Februari 2011, bertempat di Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Medan.

3.3 Populasi penelitian

3.3.1 Populasi Santri yang menderita skabies 3.3.2 Sampel Santri yang menderita skabies yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

3.4 Besar sampel

Untuk menghitung besar sampel penelitian, maka digunakan rumus berikut : Rumus : 37 dimana Z α = deviat baleu α. Jika α = 0,05  Z α = 1,64 Z β = deviat baleu β. Jika β = 0,10  Z β = 1,282 Sd = simpangan baku dari selisih rerata = 0,35 dari survei awal