2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Immunoglobulin Y IgY
Immunoglobulin  Y  atau  IgY  merupakan  antibodi  utama  pada  ayam  dan memiliki struktur yang homolog dengan IgG pada mamalia. Perbedaan antara IgY
dengan  IgG  terletak  pada  fungsi  region  konstan.  IgY  ayam  tidak  memiliki persamaan  imunologis  dengan  IgG  mamalia  dan  urutan  DNA  IgY  ayam  lebih
menyerupai  urutan  DNA  pada  IgE  manusia  Carlander  2002.    IgY  ditemukan oleh  Klemperer  tahun  pada 1893,  yang  menggambarkan  adanya  kekebalan  pasif
terhadap  toksin  tetanus  yang  diturunkan  dari  induk  ke  anak  ayam.  Selain  pada ayam,  IgY  juga  dapat  ditemukan  pada  serum  dan  kuning  telur  pada  reptil  dan
amphibi Larsson et al. 1993. IgY terdapat dalam kuning telur dan serum ayam dalam bentuk molekul immunoglobulin yang konsentrasinya sekitar 10-20 mgml
Patoja et al. 2000. IgY  ditransfer  melalui  dua  cara,  yaitu  melalui  epitel  folikel  dari  ovarium
selama  masa  oogenesis,  serupa  transfer  IgG  melalui  plasenta  pada  mamalia transplacenta, dan melalui kantung kuning telur selama masa embrio Rose dan
Orlans 1981; Gassman et al. 1990. Ig Y memiliki sifat biologik yang merupakan gabungan dari sifat biologik IgE dan IgG Carlander 2002; Michael 2010.
Immunoglobulin  Y  merupakan  protein  yang  stabil  dan  lebih  tahan terhadap suhu serta perubahan pH dibandingkan IgG, tapi sangat sensitif terhadap
denaturasi Larsson et al. 1993; Silva dan Tambourgi 2010. Aktivitas IgY dapat dipertahankan  cukup  lama  pada  suhu  37  ºC.  Aktivitas  IgY  masih  baik  sampai
jangka  waktu  6  bulan  dan  bahkan  dapat  dipertahankan  selama  10  tahun  pada penyimpanan suhu 4 ºC Larsson et al. 1993. Aktivitas IgY tidak stabil pada suhu
di  atas  70  ºC  dan  pH  di  bawah  4.  Inkubasi  pada  pH  di  atas  4  masih  dapat ditoleransi  namun pada pH 2 dengan suhu 37 ºC, aktivitas IgY menurun drastis.
Penurunan  aktivitas  tersebut  disebabkan  oleh  perubahan  konformasi  Higgins 1995; Szabo et al. 1998; Michael et al. 2010.
Komponen penyusun  IgY sebagian besar berupa molekul protein. Protein merupakan  makromolekul  amfoter  yaitu  setiap  molekulnya  memiliki  muatan
listrik  positif  dan  negatif.  Perbedaan  ukuran  dan  muatan  listrik  pada  setiap
kelompok  protein  menyebabkan  protein  dapat  dipisahkan  Wilson  dan  Walker 2000.  Ig  Y  lebih  mudah  dipisahkan  dari  protein  lain  dengan  cara  pemisahan
fraksi  yang terlarut pada air. Beberapa metode telah digunakan untuk isolasi dan purifikasi skala besar IgY dari kuning telur. Pada dasarnya tahap pemurnian atau
purifikasi protein terdiri dari dua tahap yaitu tahap pertama yang bertujuan untuk mendapatkan  larutan protein dan tahap kedua  yang bertujuan untuk memisahkan
protein berdasarkan ukuran molekul protein Polson et al. 1980. Immunoglobulin  Y  dapat  dimurnikan  dari  serum  atau  plasma,  namun
sejauh ini kuning telur menjadi sumber utama untuk pemurnian IgY. Kuning telur dapat dikoleksi setiap hari dari induk ayam  yang sama dengan lebih dari 100 mg
IgY  dari  satu  telur  ayam  Silva  dan  Tambourgi  2010.  Berbagai  metode  dapat digunakan  untuk  isolasi  IgY  dari  kuning  telur.  Metode  pemurnian
immunoglobulin terbagi dalam dua tahapan yaitu diferensiasi kelarutan bahan dan kromatografi.  Pemurnian  diferensiasi  kelarutan  bahan  meliputi  garam,  PEG,  dan
presipitasi  asam  kaprilat,  sedangkan  pemurnian  secara  kromatografi  meliputi filtrasi  gel,  pertukaran  ion,  hidroksi  apatit, dan  afinitas. Bhanushali  et  al. 1994
telah  mengenalkan  sebuah  metode  yang  sederhana  dan  tidak  mahal  untuk memurnikan  IgY  melalui  pengenceran  dengan  aqua  destilata  dan  ammonium
sulfat  29.  Selain  metode  tersebut,  IgY  dapat  pula  dimurnikan  dengan  aliran cepat
Q Sepharose
kromatografi untuk
menghilangkan protein
nonimmunoglobulin Silva dan Tambourgi 2010.
2.2 Immunoglobulin G IgG