2.5 Enzime Linked Immunosorbent Assay ELISA
ELISA atau biasa dikenal juga dengan Enzime Immunoassay EIA merupakan salah satu teknik uji serologis yang mulai dikenalkan pada tahun 1971
oleh Engvall dan Perlmann. Prinsip pengujian ini adalah mengukur langsung interaksi antara antigen dan antibodi sehingga termasuk dalam uji pengikatan
primer seperti halnya FAT dan RIA Tizard 2004. Selain uji pengikatan primer, terdapat uji pengikatan sekunder yang mengukur hasil interaksi antigen-antibodi
secara in vitro, yaitu uji AGPT, SAT, dan CFT. Uji pengikatan primer lebih sensitif dibanding uji pengikatan sekunder.
ELISA merupakan uji pengikatan primer yang paling banyak digunakan karena hasilnya sangat akurat terutama untuk imunodiagnostik pada penyakit
parasitik Tizard 2004. ELISA dapat digunakan untuk diagnosis penyakit infeksi misalnya dalam mendeteksi adanya antigen bakteri, virus, parasit atau jamur
atau antibodi. ELISA dapat digunakan untuk mendiagnosa penyakit noninfeksi, seperti evaluasi program vaksinasi, memonitor hormon, obat-obatan, antibiotika,
toksin, pestisida, komponen serum, protein onkofetal, sitokin ataupun penyakit- penyakit autoimun Suwarno 2003.
Ligan dalam reaksi ELISA mengikat antibodi atau antigen yang akan dideteksi oleh antibodi yang telah dikonjugasi dengan enzim. Enzim tersebut akan
menghidrolisis substrat yang ditambahkan ke dalam komplek antigen - antibodi. Hidrolisis substrat biasanya berlangsung dalam waktu tertentu dan reaksi
dihentikan dengan membubuhkan asam atau basa kuat. Enzim akan menginduksi perubahan warna dari substratnya dan kemudian diukur oleh spektrofotometer
ELISA reader secara otomatis. Jenis enzim yang biasa digunakan adalah horseradish peroksidase
, alkalin fosfatase, glukosa oksidase, dan beta galaksidase. Enzim yang digunakan tidak boleh mengurangi sifat imunologik
antigen maupun antibodi Kresno 2001. Jenis substrat yang digunakan harus disesuaikan dengan enzim yang digunakan untuk mengkonjugasi. Kromogen yang
terdapat dalam substrat merupakan indikator warna terjadinya reaksi enzim dengan substrat. Tingkat perubahan warna sebagai indikator reaksi enzim dengan
substrat tersebut merupakan penanda konsentrasi antigen atau antibodi yang
diukur Murtini 2010. Substrat yang paling sering digunakan adalah ortho phenylenediamine OPD dan tetramethylbenzidine TMB Kresno 2001.
Hasil pengujian ELISA dapat dinilai secara kualitatif maupun kuantitatif. Penilaian kualitatif dapat dibaca secara visual melalui perubahan warna yang
terjadi dan dibedakan dari kontrol yang tidak berwarna positif atau negatif. Penilaian secara kuantitatif dilakukan dengan membaca perubahan warna yang
terbentuk menggunakan ELISA reader. Ada beberapa macam konfigurasi ELISA yang penggunaannya disesuaikan dengan kepentingan penelitian yang dilakukan
yaitu ELISA langsung, ELISA tidak langsung, ELISA sandwich, ELISA penangkap antibodi, dan ELISA kompetitif Burgess 1995. Pengujian ELISA
memiliki spesifisitas dan sensitifitas yang tinggi sehingga sangat baik digunakan untuk menetapkan diagnosis secara akurat. ELISA menjadi tes serologis yang
paling banyak digunakan karena sederhana, terpercaya dengan mekanisme yang mudah Awad et al. 2009.
3. METODOLOGI PENELITIAN