akan terjadi diferensiasi menjadi sel Th efektor, sel Tc efektor, sel Th memori dan sel Tc memori atas pengaruh sitokin berada di jaringan perifer. Sel Th efektor
mengaktivasi makrofag. Peran utama dari Th adalah membantu sel limfosit B menghasilkan antibodi Matondang dan Siregar, 2008. Bantuan tersebut berupa
sitokin yang dilepas sel T setelah kontak dengan antigen Imunologi Dasar, 2009. Terdapat dua jenis sel Th yaitu sel Th1 dan sel Th2 yang dapat dibedakan
dengan sitokin yang dihasilkannya dan fungsi efektornya Matondang dan Siregar, 2008. Sel Th1 memperantarai respon imun seluler sedangkan sel Th2
memperbanyak produksi antibody. Sel Th1 menghasilkan IL-2 dan interferon gamma dan sel Th2 menghasilkan IL-4, IL-5, dan IL-10 Bart, 2000.
2.3.3. Pajanan Antigen pada Sel B
Pada antigen TD akan berikatan dengan immunoglobulin permukaan sel B dan dengan bantuan Th akan terjadi aktivasi enzim dalam sel B sehingga terjadi
transformasi blast, proliferasi, dan diferensiasi menjadi sel plasma yang mensekresi antibodi dan membentuk sel B memori. Sedangkan antigen TI dapat
secara langsung mengaktivasi sel B tanpa bantuan sel Th. Antibodi yang disekresi dapat menetralkan antigen sehingga virulensinya hilang ataupun berikatan dengan
antigen sehingga lebih mudah difagositosis oleh makrofag dalam proses opsonisasi Matondang dan Siregar, 2008.
Proses pengikatan antibodi dengan antigen sehingga mempermudah lisis antigen oleh sel Tc disebut antibody dependent cellular mediated cytotoxity
ADCC. Hal yang diharapkan dari imunisasi adalah pembentukan sel memori sebagai hasil akhir dari aktivasi sel B. Sehingga bila kelak tubuh terpajan lagi
dengan antigen serupa maka antibodi akan cepat berproliferasi dan berdiferensiasi melalui respon imun sekunder Matondang dan Siregar, 2008.
Respon imun sekunder terjadi dengan cepat, biasanya 4-5 hari Bart, 2000. Antibodi yang terbentuk pada respon imun sekunder adalah IgG, dengan
titer dan afinitasnya lebih tinggi serta phase lag lebih pendek. Sedangkan antibodi yang terbentuk pada respon imun primer respon imun pada pajanan pertama
kebanyakan adalah IgM dan IgG dengan titer yang lebih rendah dibandingkan
Universitas Sumatera Utara
dengan respon imun sekunder Matondang dan Siregar, 2008. Pada respon imun primer, titer IgM akan turun setelah titer IgG naik selama minggu kedua sesudah
pajanan antigen Bart, 2000.
2.3.4. Imunitas Seluler
Imunitas seluler terdiri dari: - Proses fagositosis yang diperankan oleh sel dalam system
retikuloendotelial. - Kemampuan sel tubuh dalam menolak dan mengeluarkan benda asing.
- Timbulnya reaksi alergi pada kulit - Proses pengenalan antigen yang pernah terpajan sebelumnya dengan cepat
Ilmu Kesehatan Anak, 2005. Respons imun seluler diperankan oleh limfosit T yang dapat langsung
melisis sel yang mengekspresikan antigen spesifik sel Tc = sel T cytotoxic atau mensekresi sitokin yang akan merangsang terjadinya proses inflamasi Th = sel T
helper hipersensivitas tipe lambat. Sel Tc dan sel Th berperan pada mikroorganisme intraselular seperti infeksi virus, parasit, dan beberapa bakteri.
Sel T sitotoksik akan melisis sel yang mengandung virus. Sel Th aktif juga merangsang sel Tc untuk mengenal antigen pada sel target bila berasosiasi pada
molekul MHC kelas I Matondang dan Siregar, 2008.
2.3.5. Imunitas Humoral