Analisis Hubungan Antara Tinggi Pohon Dengan Diameter Pohon

3.4 Perhitungan Volume Pohon Contoh

Volume dolok sortimen kayu sebagai bagian dari volume kayupohon ditentukan dengan rumus-rumus matematik yang telah dikembangkan Spurs 1952, Loetsch et al. 1973 sebagai berikut : Rumus Smallian : V = 0.5 x B + b x L Rumus Newton : V = {B + B 12 x 4 + b} x L x 16 Dimana : V = Volume dolok sortimen kayu atau batang pohon dalam m 3 B = Luas bidang dasar pangkal batang dalam m 2 b = Luas bidang dasar ujung batang pohon dalam m 2 B 12 = Luas bidang dasar bagian tengah batang pohon dalam m 2 D = Diameter pangkal batang pohon dalam meter d = Diameter ujung batang pohon dalam meter L = Panjang batang pohon

3.5 Analisis Hubungan Antara Tinggi Pohon Dengan Diameter Pohon

Hipotesis dalam penyusunan tabel volume pohon lokal adalah terdapatnya hubungan yang erat antara tinggi pohon dengan diameter pohon dan keragaman tinggi pohon pada diameter yang sama rendah. Karena keragaman tingginya yang rendah maka pada suatu tempat tumbuh yang sama, dengan jenis pohon yang tumbuh adalah sama, serta diberikan perlakuan yang sama dalam jangka waktu yang sama, maka akan menghasilkan pertumbuhan yang sama pula. Hubungan ini dapat dilihat dari korelasi antara kedua peubah tersebut, yang ditunjukkan oleh besarnya koefisien korelasinya. Apabila antara tinggi pohon dengan diameter pohon terdapat korelasi yang erat, maka untuk menduga volume pohon dapat hanya menggunakan peubah diameter atau tinggi pohon saja, namun jika hubungan antara tinggi dan diameter tidak terdapat hubungan yang kuat perlu dibuat tabel volume standar, yaitu tabel volume yang disusun berdasarkan pada diameter dan tinggi pohon Sutarahardja 2008. Koefisien korelasi r antara tinggi pohon dengan diameter pohon dapat dihitung dengan rumius : y JK x JK xy JHK r .  ........................................................1 Dalam hal ini, JKx, JKy dan JHKxy dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : JKx = n n i i x n i i x 2 1 1 2      ......................................... 2 JKy = n n i i y n i i y 2 1 1 2      ........................................ 3 JHKxy =           n i n n i i y n i i x i y i x 1 1 1 ........................4 Dimana : r = Koefisien korelasi contoh JK X = Jumlah kuadrat peubah X misal : diameter pohon JKy = Jumlah kuadrat peubah Y misal : tinggi pohon JHKxy = Jumlah hasil kali antara peubah X dengan peubah Y Nilai koefisien korelasi r merupakan penduga tak bias dari koefisien korelasi populasi ρ . Besarnya nilai koefisien korelasi adalah antara - 1 ≤ r  + 1 dimana jika nilai r mendekati – 1 atau + 1, maka hubungan antara kedua peubah itu kuat, artinya terdapat korelasi yang tinggi antara keduanya Walpole 1993.

3.6 Pengujian Koefisien Korelasi Antara Tinggi Dengan Diameter