b Respon Tanaman Kedelai (Glycine Max L.) Terhadap Cekaman Kekeringan Pada Fase Vegetatif Dan Generatif

Gambar 12. Bukaan stomata tanaman kedelai pada berbagai kondisi cekaman. F1= Fase Vegetatif; F2= Fase generatif; I1, I2, I3= Cekaman kekeringan dengan interval penyiraman 2 hari, 5 hari, dan 10 hari. Angka di atas diagram menunjukkan persentase penurunan bukaan stomata dibandingkan dengan cekaman 2 hari. Jumlah stomata meningkat pada fase generatif Gambar 11, namun bukaan stomata justru menurun Gambar 12 jika dibandingkan pada fase vegetatif. Penurunan bukaan stomata pada semua varietas dan tingkat cekaman merupakan respon tanaman dalam memafaatkan air yang tersedia. Media yang digunakan memiliki ukuran yang tetap sehingga air tersedia dalam media akan tetap sama dengan ketersediaan air pada fase vegetatif. Sementara itu, pada saat tanaman memasuki fase generatif, terjadi pembelahan sel yang cepat sehingga terjadi pertumbuhan yang relatif cepat fast growth mulai dari pertambahan tinggi dan jumlah daun hingga tercapai LAI maksimum. Hal ini tentu akan mempengaruhi fisologi tanaman, dimana air tersedia yang pada fase vegetatif masih cukup dimanfaatkan hingga 10 hari akan berbeda pada fase generatif. Tanaman harus melakukan mekanisme adaptasi agar air yang tersedia didalam tanah dapat dimanfaatkan secara maksimal salah satunya dengan mengurangi bukaan stomata untuk mencegah kehilangan air yang lebih besar. Kandungan Klorofil Daun Perlakuan varietas, fase perkembangan, dan cekaman kekeringan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kandungan klorofil dalam daun tanaman kedelai Tabel 15. Varietas Argomulyo memiliki lebih banyak kandungan klorofil berdasarkan hasil pengukuran dengan SPAD, selain itu pengamatan di lapangan juga menunjukkan bahwa daun varietas Argomulyo lebih hijau dibandingkan varietas Dering. Namun daun bagian bawah memiliki kandungan klorofil paling rendah jika dibandingkan dengan varietas Dering Gambar 14. Pemberian cekaman pada fase vegetatif tidak mempengaruhi kandungan klorofil daun tanaman kedelai, sedangkan cekaman kekeringan pada fase generatif mempengaruhi kandungan klorofil dalam daun tanaman kedelai utamanya pada daun tua. Kandungan klorofil menurun dengan meningkatnya periode cekaman. Penurunan kadar klorofil dalam daun paling besar pada varietas Argomulyo Gambar 13. Hasil penelitian Purwanto dan Agustono 2010 juga menunjukkan bahwa kandungan klorofil menurun dengan meningkatnya cekaman. 38 32 49 54 20 39 46 53 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 Dering veg Argomulyo veg Dering gen Argomulyo gen B u k aa n Sto m ata μ m F1I1 F1I2 F1I3 F2I1 F2I2 F2I3 Tabel 15. Pengaruh interaksi antara varietas, fase perkembangan, dan cekaman kekeringan terhadap kandungan klorofil daun tanaman kedelai Rataan Varietas Fase Cekaman Kekeringan 2 hari 5 hari 10 hari V1 F1 39.83 a 40.40 b-a 42.97 a F2 40.50 b-a 36.13 a-b 27.07 a-b-c V2 F1

44.47 a 45.37 a 43.07 a

F2 45.90 a 33.17 a-b 28.10 a-b-c Ket : Huruf yang sama pada masing – masing baris dan kolom menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata berdasarkan uji DMRT pada α = 5 . V1= varietas Dering; V2= varietas Argomulyo; F1= fase vegetatif; F2= fase generatif; Cekaman= Interval penyiraman. Gambar 13. Kandungan klorofil daun tanaman kedelai pada berbagai kondisi cekaman. F1= Fase Vegetatif; F2= Fase generatif; I1, I2, I3= Cekaman kekeringan dengan interval penyiraman 2 hari, 5 hari, dan 10 hari. Angka di atas diagram menunjukkan persentase penurunan klorofil daun dibandingkan dengan cekaman 2 hari. Gambar 14. Perbandingan kandungan klorofil daun bagian pucuk, tengah, dan daun bawah tanaman kedelai pada berbagai kondisi cekaman. V1= vaerietas Dering; V2= varietas Argomulyo; F1= Fase Vegetatif; F2= Fase generatif; I1, I2, I3= Cekaman kekeringan dengan interval penyiraman 2 hari, 5 hari, dan 10 hari. 11 28 33 39 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 Dering veg Argomulyo veg Dering gen Argomulyo gen F1I1 F1I2 F1I3 F2I1 F2I2 F2I3 Pucuk Tengah Bawah Kandungan klorofil sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air, khususnya daun yang berada pada bagian bawah daun tua. Pada kondisi dilapangan, daun tanaman kedelai pada bagian bawah terlihat menguning karena pengaruh cekaman kekeringan. Perlakuan cekaman kekeringan mempercepat proses penuaan daun tanaman kedelai. Klorofil pada daun terbentuk dari nitrogen yang dapat diperoleh tanaman dari pemupukan. Perlakuan cekaman selain menghambat penyerapan air, juga menyebabkan terhambatnya penyerapan hara karena hara dalam tanah dapat diserap tanaman jika dalam bentuk terlarut. Kekurangan air menyebabkan tanaman tidak mampu menyerap hara dengan maksimal sehingga tanaman kekurangan nutrisi. Rendahnya kandungan klorofil pada daun tanaman yang tercekam disebabkan oleh adanya mekanisme adaptasi tanaman membentuk senyawa prolin. Senyawa prolin terbentuk dari senyawa N nitrogen yang berasal dari degradasi protein pada daun Fukai dan Cooper 1995. Kekurangan air akan mempengaruhi kandungan dan organisasi klorofil dalam kloroplas pada jaringan. Di samping itu penyerapan unsur hara dari tanah oleh akar terhambat, sehingga mempengaruhi ketersediaan unsur N dan Mg yang berperan penting dalam sintesis klorofil Syafi 2008. Respon Gerak Melipat Daun Salah satu respon adaptasi tanaman terhadap cekaman yaitu dengan pelipatan daun untuk mengurangi terpaan panas radiasi pada permukaan daun yang dapat mempercepat laju transpirasi. Respon ini terjadi saat tanaman tercekam pada fase generatif. Pada Gambar 15 terlihat perbedaan antara posisi daun tanaman yang tidak tercekam dan tanaman yang tercekam. Tanaman yang tidak tercekam terlihat tumbuh dengan segar dan membuka lebar permukaan daun, sedangkan pada tanaman yang mendapat cekaman kekeringan terlihat layu dan melipat daun. Fukai dan Cooper 1995; Supijatno 2012 menyatakan bahwa tanaman menggulung atau melipat daun untuk mengurangi jerapan panas radiasi dan mengurangi penguapan melalui permukaan daun. Banyak tanaman mempunyai mekanisme dalam daun yang menguntungkan dalam mengurangi transpirasi bila ketersediaan air terbatas. Tanaman jagung akan mengurangi daerah daun yang terbuka dengan cara penggulungan daun. Tanaman berdaun lebar memiliki mekanisme yang lain untuk A B Gambar 15. Respon melipat daun pada tanaman kedelai saat kondisi cekaman kekeringan. A: tidak tercekam; B: tercekam. mengurangi kehilangan air, misalnya pada tanaman kedelai mempunyai kecenderungan membalikkan daunnya keatas sehingga bulu-bulu yang terdapat pada bagian bawah permukaan daun dapat merefleksikan lebih banyak cahaya Gardner et al. 1991. Casteel 2012 menyatakan bahwa pada cekaman yang hebat, tanaman kedelai akan melipat daun. Daun trifoliat akan melipat secara bersamaan untuk mengurangi paparan radiasi dan mengurangi kehilangan air. Membalik dan melipat daun dapat terjadi selama pertumbuhan tanaman, mulai stadia tanaman muda hingga pengisian biji. Komponen Agrometeorologi Suhu Daun dan Suhu Permukaan Tanah Cekaman kekeringan mempengaruhi suhu daun dan suhu permukaan tanah. Pada perlakuan cekaman kekeringan, terlihat tanaman memiliki suhu daun dan suhu permukaan tanah yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak tercekam. Suhu daun dapat digunakan sebagai parameter untuk mendeteksi terjadinya stress air. Penurunan laju transpirasi akan diikuti pengurangan pertukaran panas laten antara daun dengan atmosfer. Pengaruh peningkatan suhu daun dapat diukur dengan menggunakan thermometer inframerah. terdapat perbedaan suhu daun antara tanaman yang diairi dengan tanaman yang tercekam air Jones et al. 1997. Radiasi yang diserap oleh daun memberikan pengaruh terhadap transpirasi, pelepasan panas keluar dari daun, dan simpanan panas di dalam daun. Pada tanaman yang terpapar radiasi tetapi tidak mengalami cekaman air maka perbedaan antara suhu udara dengan suhu daun relatif kecil Chang 1968. Tabel 16. Rata-rata suhu daun dan suhu permukaan tanah pada berbagai kondisi cekaman kekeringan Perlakuan Suhu Daun Suhu Permukaan Tanah Veg Gen Veg Gen V1F1I1 33.9 35.3

34.7 35.3

V1F1I2 34.4 35.4 36.5 35.7 V1F1I3

34.5 35.4

36.7 35.6

V1F2I1 34.0 35.2 34.9 35.4 V1F2I2 34.1 36.5 34.9 37.9 V1F2I3 34.2

37.7 34.8

40.2 V2F1I1 34.3 35.2 34.9 35.4 V2F1I2

34.7 35.3

36.2 35.6

V2F1I3 34.9 35.3 36.7 35.7 V2F2I1 34.5 35.2 34.9 35.6 V2F2I2 34.3

36.6 35.1

37.3 V2F2I3 34.5

37.7 34.7

39.4 Ket : V1= varietas Dering; V2= varietas Argomulyo; F1= cekaman fase vegetatif; V2= cekaman fase generatif; I1,I2,I3= pemberian cekaman dengan interval penyiraman 2 hari, 5 hari, dan 10 hari. Angka yang dicetak tebal merupakan nilai suhu daun dan suhu permukaan tanah pada kondisi cekaman kekeringan. Suhu permukaan tanah sangat dipengaruhi oleh kekurangan air. Pada tanah kering akan lebih cepat mengalami pemanasan dibandingkan tanah basah. Suhu pada permukaan tanah yang mengalami pemanasan akibat radiasi akan perlahan-lahan mempengaruhi suhu tanah dibawah permukaan melalui proses konduksi. Suhu tanah yang tinggi akan mempercepat proses kehilangan air melalui evaporasi. Pada percobaan ini, perlakuan cekaman air tidak menyebabkan perubahan suhu tanah yang sangat besar. Hal ini karena suhu tanah dipengaruhi oleh tekstur tanah. Tekstur tanah untuk media tanam yang digunakan pada percobaan yaitu 3 pasir, 44 debu, dan 53 liat. Tekstur lempung dan liat memiliki kapasitas panas dan konduktivitas panas yang lebih tinggi dibandingkan tanah bertekstur pasir sehingga tanah akan lebih lama panas. Suhu tanah yang tinggi dapat berbahaya bagi akar, selanjutnya jika suhu tanah terlalu rendah akan menganggu penyerapan hara dan air dari dalam tanah. Pertumbuhan akar sangat sensitif terhadap suhu tanah Mavi dan Tupper 2004. Intersepsi Radiasi dan Efisiensi Penggunaan Radiasi Radiasi intersepsi merupakan selisih antara radiasi yang sampai di atas tajuk tanaman dengan radiasi yang di transmisikan radiasi yang diteruskan sampai di bawah tajuk tanaman. Besarnya radiasi yang diintersepsi tanaman semakin meningkat seiring dengan bertambahnya umur tanaman dan kembali menurun menjelang panen Gambar 16. Berdasarkan grafik tersebut diketahui bahwa kedua varietas kedelai yang mendapat cekaman 5 dan 10 hari pada fase generatif mengintersepsi radiasi lebih sedikit jika dibandingkan dengan cekaman 2 hari. Intersepsi radiasi sangat dipengaruhi oleh struktur kanopi tanaman melalui indeks luas daun. Tanaman kedelai yang tercekam memiliki nilai indeks luas daun yang rendah karena tanaman menggugurkan serta menyempitkan daun. Gambar 16. Persentase intersepsi radiasi tanaman kedelai pada berbagai kondisi cekaman. V1= vaerietas Dering; V2= varietas Argomulyo; F1= Fase Vegetatif; F2= Fase generatif; I1, I2, I3= Cekaman kekeringan dengan interval penyiraman 2 hari, 5 hari, dan 10 hari. 10 20 30 40 50 60 70 80 2 4 6 8 10 In ter sep si R ad iasi Minggu Setelah Tanam V1F1I1 V1F1I2 V1F1I3 V1F2I1 V1F2I2 V1F2I3 V2F1I1 V2F1I2 V2F1I3 V2F2I1 V2F2I2 V2F2I3