Faktor Kelonggaran Analisis dan Perbaikan Sistem Kerja Berdasarkan Metode Studi Gerak dan Waktu Pada Lini Produksi Squash Orange di PT. Buanasari

dengan stabil, set up dilaksanakan dengan baik, dan melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan. Tenaga kerja yang memiliki usaha average terdapat pada proses pengeranjangan, pengeringan, dan cartoning. Sedangkan karakter pekerja yang memiliki usaha good antara lain bekerja berirama dan terkoordinasi, saat menganggur sangat sedikit, penuh perhatian terhadap pekerjaannya, kecepatan baik dan dapat dipertahankan sepanjang hari, menggunakan alat-alat yang tepat dan baik, serta memelihara alat dengan baik. Tenaga kerja yang memiliki usaha good terdapat pada proses filling, capping, dan labelling. Yang dimaksud dengan kondisi kerja adalah kondisi fisik lingkungannya seperti keadaan pencahayaan, temperatur, dan kebisingan ruangan. Bila tiga faktor lainnya, yaitu keterampilan, usaha, dan konsisten merupakan apa yang dicerminkan operator, maka kondisi kerja merupakan sesuatu diluar operator yang diterima apa adanya oleh operator tanpa banyak kemampuan merubahnya. Oleh sebab itu, faktor kondisi sering disebut sebagai faktor manajemen, karena pihak inilah yang dapat dan berwenang merubah atau memperbaikinya. Kondisi kerja secara keseluruhan di masing-masing proses good C +0.02, kecuali pada proses labelling yang memiliki nilai average D 0.00. Secara keseluruhan ruangan di bagian produksi dari filling sampai pengeringan memiliki pencahayaan yang cukup untuk berbagai elemen kerja yang dihadapi. Temperatur pada ruangan produksi juga diatur dengan adanya air conditioning sehingga kondisi pekerja tidak terlalu lelah sedangkan untuk faktor kebisingan tidak terlalu mempengaruhi. Pada ruang pelabelan seharusnya diberi sistem pencahayaan yang cukup sehingga mempermudah pekerja dalam melakukan quality control pada botol sirup. Kondisi yang ideal tidak selalu sama bagi setiap pekerjaannya karena berdasarkan karakteristiknya masing-masing pekerjaan membutuhkan kondisi ideal sendiri- sendiri. Konsitensi menunjukkan waktu yang telah diukur pada waktu pengamatan, semakin berbeda berarti semakin tidak konsisten. Faktor ini perlu diperhatikan karena pernyataan bahwa setiap pengukuran waktu angka-angka yang dicatat tidak pernah semuanya sama, waktu penyelesaian pekerja selalu berubah-ubah dari satu siklus ke siklus lainnya. Selama ini masih dalam batas kewajaran masalah tidak timbul, tetapi jika variabilitasnya tinggi maka hal tersebut harus diperhatikan. Konsistensi pekerja di masing-masing proses memiliki konsistensi good C+0.01, kecuali pada proses pengeranjangan yang memiliki konsistensi average D0.00. Hal ini dikarenakan seringkali pekerja pada proses pengeranjangan tidak fokus terhadap pekerjaan tersebut sehingga seringkali terjadi keterlambatan yang menyebabkan terjadinya variabilitas waktu kerja.

2. Faktor Kelonggaran

Kelonggaran diberikan untuk tiga hal, yaitu kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa fatique, dan hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan. Kelonggaran waktu untuk kebutuhan pribadi yang diberikan adalah sebesar 5 untuk wanita dan 2.5 untuk pria, besarnya kelonggaran ini diberikan karena operator bekerja secara terus menerus selama ± 8,5 jam. Nilai-nilai kelonggaran dapat dilihat pada Lampiran 7. Faktor kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatique dilihat dari beberapa faktor yang berpengaruh. Faktor yang pertama adalah tenaga yang dikeluarkan. Untuk aktivitas yang dilakukan pada proses filling, capping, dan pembilasan botol sirup tenaga yang dibutuhkan sangat ringan karena mengangkat beban berkisar 0.5-1.0 kg kerena berat masing-masing botol yang sudah terisi sirup ± 0.5 kg per botol. Pada proses filling hanya mengangkat beban 1 botol sedangkan pada proses pembilasan sebanyak 2 botol sehingga diberikan kelonggaran 6. Untuk aktivitas yang dilakukan pada proses pengeranjangan tenaga yang dibutuhkan sangat besar karena harus mengangkat beban ± 20.50 kg dengan asumsi bahwa satu keranjang berisi 39 botol dengan berat masing-masing botol yang telah terisi sirup ± 0.5 kg, maka aktivitas yang dilakukan termasuk ke dalam aktivitas berat dan diberi kelonggaran sebesar 21. Sedangkan pada proses cartoning diberi kelonggaran 11 karena termasuk kedalam aktivitas yang ringan dengan mengangkat beban ± 6 kg dimana setiap kardus berisi 12 botol sirup. Faktor kedua adalah sikap kerja, nilai yang diberikan untuk tenaga kerja yang bekerja di bagian filling, capping, pembilasan botol sirup, dan pengeringan adalah 2. Angka ini diberikan karena sebagian besar sikap kerja dari pekerjaan tersebut adalah badan tegak dan bertumpu pada kedua kaki. Untuk tenaga kerja yang bekerja di bagian pangeranjangan dan cartoning diberikan nilai 4 karena pada bagian tersebut sebagian besar yang terus dikerjakan adalah posisi kerja membungkuk. Sedangkan pada proses labelling diberikan nilai 0.8 karena pada bagian tersebut sebagian besar yang terus dikerjakan adalah posisi kerja duduk. Faktor ketiga adalah gerakan kerja, pada faktor ini diberikan nilai 0 karena dianggap kerjaan ini masih melakukan gerakan-gerakan kerja yang normal. Faktor keempat adalah kelelahan mata. Untuk tenaga kerja yang bekerja di bagian filling dan labelling diberikan nilai 2 karena pada proses filling dalam sistem pengisian sirup masih bersifat manual sehingga pandangan mata yang digunakan hampir terus menerus. Sedangkan pada proses labelling terdapat elemen kerja quality control sehingga pandangan mata yang digunakan hampir terus menerus untuk memeriksa kecacatan pada botol sirup. Untuk tenaga kerja yang bekerja di bagian capping, pembilasan botol, pengeranjangan, pengeringan, dan cartoning diberikan nilai sebesar 0 karena tenaga keja tidak perlu terus menerus memandang objek. Faktor kelima adalah temperatur, dimana nilai yang diberikan untuk tenaga kerja yang bekerja di bagian produksi dan pengemasan adalah 15 karena rata-rata temperatur pada tempat ini adalah 30-32ºC. Faktor keenam adalah keadaan atmosfer, dimana nilai yang diberikan untuk tenaga kerja yang bekerja di bagian produksi dan pengemasan adalah 5, karena pada tempat kerja belum memiliki ventilasi yang baik dan terdapat bau-bauan berupa flavor sirup yang tidak beracun. Faktor ketujuh adalah keadaan lingkungan, untuk bagian labelling diberikan nilai 4 karena faktor-faktor yang dapat menurunkan kualitas kerjanya adalah pencahayaan yang kurang baik. Sedangkan bagian filling, capping, pengeranjangan, dan pengeringan diberikan nilai 3 karena siklus pekerjaannya berulang-ulang antara 0-5 detik, sementara untuk tenaga kerja yang bertugas melakukan pembilasan botol sirup diberikan nilai kelonggaran sebesar 1 karena siklus pekerjannya dilakukan berulang-ulang antara 5-10 detik. Faktor kelonggaran waktu untuk hambatan-hambatan yang tak terhindarkan diberikan nilai sebesar 2

3. Perhitungan Waktu Baku