Usulan Perbaikan Metode Kerja Dan Fasilitas Dengan Studi Gerak Dan Waktu Pada Bagian Teller Di PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cash Outlet Medan USU

(1)

USULAN PERBAIKAN METODE KERJA DAN FASILITAS DENGAN STUDI GERAK DAN WAKTU PADA BAGIAN TELLER DI PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. CASH OUTLET MEDAN USU

DRAFT TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

WARDONY G.H 030423052

P R O G R A M P E N D I D I K A N S A R J A N A E K S T E N S I

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S

T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N


(2)

USULAN PERBAIKAN METODE KERJA DAN FASILITAS

DENGAN STUDI GERAK DAN WAKTU PADA BAGIAN

TELLER DI PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk

CASH OUTLET MEDAN USU

DRAFT TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

WARDONY G. HUTABARAT 030423052

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Ir. Ukurta Tarigan, MT.) (Aulia Ishak, ST. MT.)

P R O G R A M P E N D I D I K A N S A R J A N A E K S T E N S I

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S

T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk berkat, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini dengan baik. Tugas Sarjana ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Judul Tugas Sarjana ini yaitu “Usulan Perbaikan Metode Kerja dan

Fasilitas dengan Studi Gerak dan Waktu pada Bagian Teller di PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cash Outlet Medan USU”. Adapun tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengevaluasi metode kerja yang dilakukan di bagian

Teller, mengusulkan metode kerja yang baru sesuai dengan prinsip ergonomis,

menambahkan fasilitas yang dianggap perlu pada bagian Teller yang dapat meningkatkan produktivitas kerja dengan berkurangnya waktu penyelesaian pekerjaan dan menentukan waktu normal pekerjaan sehingga diperoleh waktu standar menyelesaikan pekerjaan pada bagian Teller.

Dari penelitian ini dapat diketahui metode kerja dan fasilitas kerja yang tidak efektif sehingga dapat dibuat rancangan metode kerja dan fasilitas kerja yang baru dan waktu pengerjaan standar yang baru pada bagian Teller.

Penulis menyadari bahwa Tugas Sarjana ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk kesempurnaan dan perbaikan Tugas Sarjana ini. Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih. Semoga Tugas Sarjana ini bermanfaat bagi kita semua.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA, Medan Desember 2008


(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penulisan Tugas Sarjana ini penulis banyak mengalami hambatan dan tantangan namun berkat bimbingan, dorongan dan pengertian dari berbagai pihak akhirnya hambatan dan tantangan tersebut dapat teratasi. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah memberikan bantuan, antara lain:

1. Kedua orang tuaku dan Bou Nina, yang telah banyak memberikan

bantuan dan dukungan baik moril maupun materil sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dan penulisan Tugas Sarjana ini. Semoga Tuhan selalu memberi berkat, kesehatan dan umur yang panjang pada mereka

2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT. selaku Dosen Pembimbing I yang

telah banyak memberikan bantuan bimbingan selama penulisan Tugas Sarjana ini

3. Bapak Aulia Ishak, ST, MT. selaku Dosen Pembimbing II

sekaligus sebagai Koordinator Tugas Sarjana, yang telah banyak memberikan bantuan dari awal sampai akhir penelitian dan penulisan Tugas Sarjana ini

4. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT. selaku Ketua Departemen Teknik

Industri Fakultas Teknik USU

5. Seluruh Staff dan Pengajar di Departemen Teknik Industri Fakultas


(5)

6. Pegawai Jurusan Teknik Industri, Bang Bowo, Bang Mijo, Kak Dina yang telah banyak membantu penulis dalam pengurusan administrasi demi kelancaran penyelesaian Tugas Sarjana ini dari awal sampai selesai

7. Pegawai Perpustakaan Jurusan Teknik Industri Bang Kumis dan

Kak Rama yang sudah banyak menolong dalam mencarikan referensi-referensi pendukung bagi penulis selama ini

8. Teman dekat yang kusayangi, Silvy, yang sering memberi

dorongan untuk menyelesaikan Tugas Sarjana ini

9. Teman-teman seperjuanganku, Deny (Kodok) dan Fenkhy yang

telah bersama-sama bekerja keras untuk Penyelesaian Tugas Sarjana ini

10. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membentu penulis selama penyelesaian Tugas Sarjana ini baik secara langsung maupun tidak langsung.


(6)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

ABSTRAK ... xiii I. PENDAHULUAN ... I-1

1.1. Latar Belakang Permasalahan ... I-1 1.2. Perumusan Masalah ... I-2 1.3. Tujuan penelitian ... I-2 1.4. Manfaat Penelitian ... I-2 1.5. Pembatasan Masalah ... I-3 1.6. Asumsi yang Digunakan ... I-3 1.7. Sistematika Penulisan Laporan ... I-4

II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1

2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-3 2.3. Organisasi dan Manajemen ... II-4 2.3.1. Uraian Tugas dan Tanggung jawab ... II-10 2.3.2. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-12


(7)

DAFTAR ISI (lanjutan)

BAB HALAMAN

2.3.2.1. Jumlah Tenaga Kerja ... II-12 2.3.2.2. Jam Kerja ... II-12 2.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya ... II-13 2.4.1. Sistem Pengupahan ... II-13 2.4.2. Insentif dan Fasilitas Tenaga Kerja ... II-14 2.5. Proses Produksi ... II-15 2.5.1. Standar Mutu Produk ... II-15 2.5.2. Bahan yang Digunakan ... II-17 2.5.2.1. Bahan Baku ... II-17 2.5.2.2. Bahan Penolong ... II-18 2.5.2.3. Bahan Tambahan... II-20 2.5.3. Uraian Proses ... II-21 2.5.3.1. ProsesProduksi Fatty Acid ... II-23 2.5.3.2. Proses Produksi Glyserine ... II-30 2.6. Mesin dan Peralatan ... II-31

III. LANDASAN TEORI ... III-1

3.1. Sistem Kerja ... III-1 3.2. Penelitian Gerak (Motion Study) ... III-1 3.3. Produktivitas ... III-2 3.4. Penelitian Waktu ... III-3


(8)

DAFTAR ISI (lanjutan)

BAB HALAMAN

3.5. Pengukuran Waktu (Time Study) ... III-3 3.5.1. Langkah-langkah Sebelum Melakukan

Pengukuran Waktu ... III-4 3.5.2. Pengukuran Waktu Kerja dengan Jam Henti

(Stop Watch) ... III-6 3.5.3. Pembagian Operasi Menjadi Elemen-elemen Kerja ... III-8 3.5.4. Cara Pengukuran dan Pencatatan Waktu Kerja ... III-10 3.6. Menentukan Waktu Standar (WS) ... III-11 3.6.1. Pengujian Keseragaman Data ... III-11 3.6.2. Pengujian Jumlah Data yang Diperlukan ... III-12 3.6.3. Perhitungan Waktu Terpilih ... III-14 3.7. Perbaikan Sistem Kerja dan Fasilitas Kerja ... III-16 3.8. Prosedur Perbaikan Sistem Kerja ... III-17 3.9. Penelitian Waktu ... III-18 3.10. Pengukuran Waktu (Time Study) ... III-19

3.10.1. Langkah-langkah Sebelum Melakukan


(9)

DAFTAR ISI (lanjutan)

BAB HALAMAN

3.10.2. Pengukuran waktu Kerja dengan Jam Henti (stop watch).. III-22 3.10.3. Pembagian Operasi Menjadi Elemen-elemen Kerja ... III-24 3.10.4. Cara Pengukuran dan Pencatatan Waktu Kerja ... III-26 3.11. Menentukan Waktu Standard (WS) ... III-27 3.11.1. Pengujian Keseragaman Data ... III-27 3.11.2. Pengujian Jumlah Data yang Diperlukan ... III-28 3.11.3. Perhitungan Siklus Rata-rata ... III-29 3.11.4. Menentukan Rating Factor ... III-30 3.11.5. Menentukan Allowance (Kelonggaran) ... III-33

IV. METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Objek dan Subjek Penelitian ... IV-1 4.3. Alat Penelitian yang Digunakan ... IV-1 4.4. Pengumpulan Data ... IV-2 4.5. Pengolahan Data ... IV-2 4.6. Analisis dan Evaluasi ... IV-5 4.7. Kesimpulan dan saran ... IV-5

V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1

5.1. Metode Pengumpulan Data ... V-1 5.2. Pengumpulan Data ... V-1


(10)

DAFTAR ISI (lanjutan)

BAB HALAMAN

5.2.1. Pembagian Elemen Kegiatan yang Diamati ... V-2 5.2.2. Fasilitas dan Posisi Fasilitas Tiap-tiap Elemen Kerja

pada Bagian Teller ... V-2 5.2.3. Pengukuran Waktu Siklus Elemen Kegiatan

Pengepakan ... V-4 5.2.4. Jumlah Tenaga Kerja ... V-5 5.2.5. Pemetaan Elemen-elemen Gerakan Kerja

pada Bagian Teller ... V-5 5.3. Pengolahan Data ... V-7

5.3.1. Uji Keseragaman Data ... V-7 5.3.2. Uji Kecukupan Data ... V-9 5.3.3. Menghitung Waktu Standar ... V-11

VI. ANALISA DAN EVALUASI ... VI-1

6.1. Analisa ... VI-1 6.2. Pemecahan Masalah ... VI-2 6.2.1. Fasilitas Kerja dan Posisi Fasilitas Kerja ... VI-2 6.2.2. Pemetaan Elemen-elemen Gerakan ... VI-3 6.2.3. Perhitungan Waktu Standar ... VI-5

VII. KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1


(11)

DAFTAR ISI (lanjutan)

BAB HALAMAN

7.2. Saran ... VII-2

DAFTAR KEPUSTAKAAN LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Rincian Tenaga Kerja di PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

Cash Outlet Medan USU ... II-27

2.2. Jam Kerja PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cash Outlet

Medan USU ... II-28 3.1. Simbol-simbol Therbligh ... III-9

3.2. Penyesuaian Menurut Westinghouse ... III-32 5.1. Waktu Siklus Kegiatan di Bagian Teller (dalam menit) ... V-4 5.2. Tabel Perhitungan Uji Keseragaman Data ... V-8


(13)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk

Hub Medan Balai Kota ... II-8 3.1. Langkah-langkah dalam Kegiatan Methods Analisys ... III-3 3.2 Contoh Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan ... III-7 4.1. Blok Diagram Prosedur Penelitian ... IV-6 5.1. Fasilitas dan Posisi Fasilitas Kerja pada Bagian Teller ... V-3 5.2. Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan untuk Bagian Teller ... V-6 5.3. Peta Kontrol Waktu Siklus Kegiatan Bagian Teller ... V-9 6.1. Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan untuk Bagian Teller ... VI-4


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Tabel Penyesuaian Menurut Westing House ... L-1 2. Tabel Besarnya Kelonggaran Berdasarkan Faktor-faktor

yang berpengaruh ... L-2 3. Gambar Keadaan Tempat Kerja di Bagian Teller ... L-3 4. Peralatan yang Digunakan di Bagian Teller ... L-4


(15)

ABSTRAK

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. adalah salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang perbankan dan merupakan lembaga keuangan BUMN.dalam melayani nasabah, petugas Teller sering mengalami masalah keterlambatan karena setelah dilakukan penelitian pendahuluan, ternyata ada beberapa gerakan kerja yang kurang efisien yang mengakibatkan pemborosan waktu kerja.Keterlambatan juga disebabkan karena pekerja belum bekerja secara efisien dan efektif yang terlihat dari sikap pekerja terhadap aturan yang ada.

Penelitian dilakukan pada bagian Teller dengan melakukan studi gerak dan waktu terhadap elemen kegiatan. Dari hasil yang diperoleh akan dianalisa dari segi waktu, metode dan fasilitas yang digunakan sehingga diperoleh suatu perbaikan metode kerja dan fasilitas kerja yang ergonomis. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa metode kerja dan fasilitas kerja yang saat ini sudah ada di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sudah berjalan dengan cukup baik namun masih terdapat hal-hal yang dapat diperbaiki lagi. Perancangan metode kerja dan fasilitas kerja dilakukan dengan mengatur/menyusun posisi komponen dan peralatan kerja, menambah fasilitas kerja yang dianggap perlu sehingga didapat gerakan kerja yang efektif dan waktu siklus untuk menyelesaikan kegiatan-kegiatan pada bagian Teller dapat dipersingkat.

Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan Waktu Standar untuk elemen kegiatan bagian Teller yaitu 2.07 menit. Setelah dilakukan analisan dan perbaikan metode kerja dan fasilitas kerja, maka gerakan yang tidak produktif dihilangkan dan terdapat alat yang ditambah sehingga diperoleh waktu siklus penyelesaian kerja yang baru (usulan), maka waktu standar untuk kegiatan adalah 1.75 menit.


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi dan meningkatnya keinginan perusahaan untuk dapat menjadi perusahaan yang terbaik di bidangnya telah memberikan dampak yang sangat besar terhadap bagaimana kebijaksanaan perusahaan dalam penerapan fasilitas dan metode kerja.

Secara umum baik dalam memodifikasi atau meredesain stasiun kerja yang sudah ada maupun mendesain stasiun kerja baru, perusahaan sering dibatasi oleh faktor finansial maupun teknologi seperti, keleluasaan modifikasi, ketersediaan ruangan, lingkungan, ukuran frekuensi alat yang digunakan, kesinambungan pekerjaan dan populasi yang menjadi target.

Dengan demikian desain dan redesain stasiun kerja harus selalu berkompromi antara kebutuhan biologis operator dengan kebutuhan stasiun kerja fisik baik ukuran maupun fungsi alat dalam stasiun kerja. Kompromi untuk kesesuaian tersebut perlu mempertimbangkan antropometri dan lokasi elemen mesin terhadap posisi kerja, jangkauan, pandangan, ruang gerak dan interface antara tubuh operator dengan mesin.

PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. adalah salah satu lembaga keuangan BUMN yang mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia pada saat ini. Peranan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. dapat dilihat dengan adanya kepercayaan masyarakat terhadap bank ini. Seiring dengan adanya kepercayaan


(17)

dari masyarakat terhadap PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk., meningkat pula jumlah nasabah yang harus dilayani oleh pihak PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Dalam proses pelayanan itu, petugas Teller yang merupakan petugas yang menangani kegiatan penarikan dan penyimpanan uang di bank sering mengalami masalah keterlambatan karena setelah dilakukan penelitian pendahuluan, ternyata ada beberapa gerakan kerja yang kurang efisien yang mengakibatkan pemborosan waktu kerja. Dari penghitungan Waktu Standard pada metode yang ada sekarang ini, didapat Waktu Standard 2.07 menit. Waktu Standard tersebut masih bisa dipersingkat dengan melakukan studi gerak dan waktu. Keterlambatan juga disebabkan karena pekerja belum bekerja secara efisien dan efektif yang terlihat dari sikap pekerja terhadap aturan yang ada. Salah satu konsekuensinya adalah tempat kerja yang terkesan tidak rapi. Semua itu mengakibatkan terjadinya keterlambatan waktu tiap pelayanan.

Setiap keluhan atau masalah yang timbul akan menjadi informasi dasar dalam perbaikan fasilitas dan metode kerja sehingga diharapkan untuk masa mendatang akan terjadi perbaikan yang signifikan yang memberikan dampak positif terhadap produktivitas tenaga kerja dan kualitas pelayanan di PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cash Outlet Medan USU.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan yang sudah dijabarkan sebelumnya, maka perumusan masalah studi ini adalah kurang optimalnya pekerjaan yang ada di bagian pelayanan nasabah yang merupakan sumber permasalahan yang sering terjadi pada bank, bagaimana mengusulkan suatu


(18)

perbaikan metode kerja dan fasilitas kerja yang ergonomis, yaitu peralatan kerja yang efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien (ENASE) dan cara untuk memperoleh Waktu Standar dalam menyelesaikan pekerjaan.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah :

1. Untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang berkaitan dengan sarana kerja dan metode kerja di bagian Teller

2. Mengevaluasi metode kerja yang dilakukan di bagian Teller

3. Mengevaluasi dan merancang fasilitas kerja yang dianggap perlu pada proses penyetoran uang yang dapat meningkatkan produktivitas kerja dengan berkurangnya waktu penyelesaian pekerjaan pada proses penyetoran uang

4. Menentukan waktu normal pekerjaan sehingga diperoleh Waktu Standar menyelesaikan proses penyetoran uang.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Bagi mahasiswa :

a. Menambah wawasan dan pengalaman pada bidang jasa sehingga dapat memahami dan mengetahui berbagai macam aspek kegiatan perusahaan.

b. Memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan secara langsung


(19)

kerja.

c. Memperoleh pengetahuan yang berguna untuk terjun ke dunia kerja kelak setelah mahasiswa menyelesaikan perkuliahan.

2. Bagi fakultas :

a. Mempererat kerjasama antara Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara dengan Perusahaan.

b. Memperluas pengenalan akan Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara dengan Perusahaan di dunia kerja.

3. Bagi perusahaan :

a. Masukan bagi pimpinan untuk memajukan kinerja front office dan meningkatkan pelayanan di perusahaan.

b. Masukan bagi perusahaan untuk menganalisa dan mengoreksi kembali fasilitas dan metode kerja yang berlangsung di perusahaan.

c. Dapat digunakan sebagai panduan untuk menentukan waktu standar operasi kerja bagi perusahaan.

d. Melihat kondisi perusahaan dari sudut pandang mahasiswa /

pendidikan.

4. Bagi masyarakat umum :

Menambah wawasan bagi yang berminat terhadap permasalahan-permasalahan rancangan fasilitas dan metode kerja di perusahaan.


(20)

1.5. Pembatasan Masalah

Dalam melakukan penelitian ini, terdapat beberapa faktor yang selalu menjadi penghalang dan tidak dapat dihindari yaitu keterbatasan waktu, dana dan fasilitas. Untuk itu dilakukan pembatasan terhadap penelitian yang dilakukan agar hasil yang diperoleh tidak menyimpang dari tujuan yang diinginkan. Adapun batasan-batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian dilakukan pada bagian Teller.

2. Metode pengambilan data yang digunakan adalah dengan menggunakan

stop watch.

3. Perhitungan yang dilakukan adalah dengan mencari nilai rata-rata, nilai maksimum dan minimum, melakukan uji keseragaman dan kecukupan data serta menghitung Waktu Standar.

4. Penelitian ini tidak membahas masalah perubahan biaya akibat dari perbaikan metode kerja yang diusulkan.

1.6. Asumsi yang Digunakan

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Pekerja yang dipilih untuk diamati adalah pekerja normal, yaitu orang-orang yang memiliki kemampuan rata-rata.

2. Peralatan-peralatan yang digunakan dalam keadaan dan fungsi yang baik. 3. Kondisi lingkungan kerja yang baik dan memenuhi persyaratan.

1.7. Sistematika Penulisan Laporan


(21)

sistematika penulisan tugas sarjana ini disusun dalam beberapa bab sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Menjelaskan latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan dan sasaran dilakukannya penelitian, manfaat penelitian, pembatasan masalah, asumsi dan sistematika penulisan laporan.

BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini memaparkan sejarah singkat perusahaan tempat dilakukannya penelitian, yang terdiri dari sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang usaha, serta organisasi dan manajemen.

BAB III : LANDASAN TEORI

Menampilkan dengan jelas kajian kepustakaan yang menimbulkan gagasan atau yang mendasari kegiatan yang akan dilaksanakan, tahapan-tahapan dan formulasi yang mendukung dalam penyelesaian masalah yang dihadapi.

BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN

Mengemukakan langsung secara rinci pelaksanaan penelitian yang meliputi tempat dimana penelitian akan dilakukan, kapan akan dilakukan, bahan yang digunakan, peralatan yang dipakai, rancangan yang digunakan, pelaksanaan kegiatan, vaiabel yang diamati, pengukuran variabel, serta metode analisis atau teknik analisis yang sesuai.


(22)

BAB V : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Memuat datum hasil penelitian yang diperoleh oleh peneliti di lokasi penelitian sebagai bahan untuk melakukan pengolahan data sehingga pemecahan masalah dapat dilaksanakan.

BAB VI : ANALISA DAN EVALUASI

Menganalisa dan mengevaluasi dengan melakukan penelaahan terhadap hasil penelitian yang diperoleh dengan membandingkan data yang diperoleh dengan teori yang mendasari hal tersebut. Selanjutnya dievaluasi bagaimana hasil penelitian yang diperoleh tesebut.

BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN

Penelitian yang dilakukan dengan melakukan analisa dan evaluasi, maka selanjutnya dapat diambil kesimpulan dan saran yang bermanfaat bagi perkembangan perusahaan.


(23)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

Bank Mandiri berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik Pemerintah yaitu, Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia, bergabung menjadi Bank Mandiri. Sejarah keempat Bank tersebut dapat ditelusuri lebih dari 140 tahun yang lalu. Keempat Bank tersebut telah turut membentuk riwayat perkembangan dunia perbankan di Indonesia.

Bank Dagang Negara merupakan salah satu Bank tertua di Indonesia. Sebelumnya Bank Dagang Negara dikenal sebagai Nederlandsch Indische

Escompto Maatschappij yang didirikan di Batavia (Jakarta) pada tahun 1857.

Pada tahun 1949 namanya berubah menjadi Escomptobank NV. Selanjutnya, pada tahun 1960 Escomptobank dinasionalisasi dan berubah nama menjadi Bank Dagang Negara, sebuah Bank pemerintah ynag membiayai sektor industri dan pertambangan.

Bank Bumi Daya didirikan melalui suatu proses panjang yang bermula dari nasionalisasi sebuah perusahaan Belanda De Nationale Handelsbank NV, menjadi Bank Umum Negara pada tahun 1959. Pada tahun 1964, Chartered Bank (sebelumnya adalah Bank milik Inggris) juga dinasionalisasi, dan Bank Umum


(24)

Negara diberi hak untuk melanjutkan operasi Bank tersebut. Pada tahun 1965, bank umum negara digabungkan ke dalam Bank Negara Indonesia dan berganti nama menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV beralih menjadi Bank Bumi Daya.

Sejarah Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) berawal dari perusahaan dagang Belanda N.V.Nederlansche Handels Maatschappij yang didirikan pada tahun 1842 dan mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan pada tahun 1870. Pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan ini pada tahun 1960, dan selanjutnya pada tahun 1965 perusahan ini digabung dengan Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit II. Pada tahun 1968 Bank Negara Indonsia Unit II dipecah menjadi dua unit, salah satunya adalah Bank Negara Indonesia Unit II Divisi Expor – Impor, yang akhirnya menjadi BankExim, bank Pemerintah yang membiayai kegiatan ekspor dan impor.

Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) berawal dari Bank Industri Negara (BIN), sebuah Bank Industri yang didirikan pada tahun1951. Misi Bank Industri Negara adalah mendukung pengembangan sektor – sektor ekonomi tertentu, khususnya perkebunan, industri, dan pertambangan. Bapindo dibentuk sebagai bank milik negara pada tahun 1960 dan BIN kemudian digabung dengan Bank Bapindo. Pada tahun 1970, Bapindo ditugaskan untuk membantu pembangunan nasional melalui pembiayaan jangka menengah dan jangka panjang pada sektor manufaktur, transportasi dan pariwisata.

Kini, Bank Mandiri menjadi penerus suatu tradisi layanan jasa perbankan dan keuangan yang telah berpengalaman selama lebih dari 140 tahun.


(25)

Masing-masing dari empat Bank bergabung memainkan peranan yang penting dalam pembangunan ekonomi.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Untuk memenuhi kebutuhan layanan kepada nasabah PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk. Medan USU adalah melayani nasabahnya dengan berfokus kepada produk-produk dan fasilitas-fasilitas unggulan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. 2.2.1. Produk-produk PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk. Medan USU antara lain : 2.2.1.1. Tabungan Tidak Berjangka

- Tabungan Mandiri, keuntungannya adalah: a. Persyaratan mudah

b. Setoran awal minimal Rp. 500.000 dan setoran berikutnya sekurang kurangnya Rp. 10.000

c. Penarikan dan penyetoran dapat dilakukan di semua cabang Bank Mandiri.

d. Bunga yang kompetitif

e. Bebas biaya transfer pada cabang yang sama. - Tabungan Haji Mandiri, keuntungannya adalah :

a. Diprioritaskan untuk memperoleh porsi sesuai tahun yang

dikehendaki

b. Pembukaan, penyetoran dan penarikan THM dapat dilakukan di seluruh cabang Bank Mandiri

c. Mendapatkan hadiah langsung yang menarik dan bermanfaat di tanah suci


(26)

d. memiliki kesempatan untuk mengikuti program berhadiah Ibadah Umrah

e. Mendapatkan perlindungan asuransi jiwa.

- Tabungan Giro Rupiah Mandiri, keuntungannya adalah : a. Bunga menarik dan kompetitif

b. Dapat dibuka rekening gabungan

c. Fasilitas auto debit untuk pembayaran tagihaan rutin anda

d. Dukungan lebih dari 700 kantor cabang online, lebih dari 2000 ATM Mandiri dan 5000 ATM Link

e. Kemudahan bertransaksi melalui Internet Banking, SMS Banking dan Call Mandiri

f. Penarikan dan penyetoran dapat dilakukan diseluruh Cabang Bank Mandiri.

2.2.1.2. Tabungan Berjangka

- Deposito Rupiah Mandiri, keuntungannya adalah :

a. Bunga yang kompetitif membuat dana anda cepat berkembang b. Fleksibilitas yang tinggi dengan tersedianya berbagai pilihan waktu

yang sesuai dengan kebutuhan; 1, 3, 6, 12 atau 24 bulan

c. Waktu pembayaran bunga leluasa baik di muka pada waktu

pembukaan deposito setiap bulan atau pada saat jatuh tempo d. Bunga dapat dinikmati secara tunai, ditransfer ke rekening maupun


(27)

e. Pembukaan dan pencairan dapat dilakukan di manapun di seluruh cabang Bank Mandiri, Internet Bank Mandiri atau Call Mandiri. - Tabungan Rencana Mandiri

2.2.1.3. Mandiri Investa

2.2.1.4. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) 2.2.1.5. Bancassurance

2.2.1.6. Mandiri Travelers Cheque.

2.2.2. Fasilitas-fasilitas PT.Bank Mandiri antara lain : 2.2.2.1. ATMandiri, keuntungannya adalah :

a. Penarikan tunai melalui ATM Mandiri yang tersebar diseluruh

Indonesia serta ATM yang berada dalam jaringan Link tanpa harus menyita waktu anda

b. Transfer antar rekening

c. Pembayaran tagihan seperti : Telepon/Handphone, Kartu HALO,

Matrix, Pro-XL, dan IM3 Bright, Kartu Kredit (Visa Mandiri) d. Isi Ulang Pulsa : Simpati, Mentari, Pro-XL dan IM3 Smart

e. Pendaftaran e-Banking: SMS Banking, Internet Banking, Call Mandiri f. Layanan lain : Informasi saldo dan perubahan PIN.

2.2.2.2. SMS Banking, keuntungannya adalah :

a. Mudah dan fleksibel : Ketik SMS atau pilih Menu

b. Lebih efisien, biaya transaksi sebesar biaya SMS + Rp.500 c. Memakai semua jenis SIM Card


(28)

2.2.2.3. Internet Banking, keuntungannya adalah dapat mengakses langsung secara real time kepada rekening anda di Bank Maandiri melalui internet. Kapan saja siang ataupun malam dan di mana saja, anda bisa memeriksa saldo, melakukan transfer dana, melakukan pembayaran telepon selulardan lain-lain.

2.2.2.4. Mandiri Fiesta 2.2.2.5. Western Union

2.3. Organisasi dan Manajemen

2.3.1. Struktur Organisasi PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Organisasi dapat diartikan dalam dua macam, yaitu secara statis yang merupakan wadah kerja sama sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam arti dinamis, organisasi merupakan suatu sistem atau kegiatan orang untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam mencapai tujuan perusahaan, perlu dilakukan penyusunan organisasi dan manajemen untuk mempermudah pelaksanaan tugas dan kewajiban serta pendelegasian wewenang dan tanggung jawab dari atasan sampai bawahan. Manajemen merupakan seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan terhadap sumber daya terutama sumber daya manusia untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Perusahaan yang terdiri dari beberapa bagian aktivitas yang berbeda-beda harus dikoordinasikan sedemikian rupa sehingga dapat mencapai target dan sasaran perusahaan dengan kondisi efisiensi yang tinggi.


(29)

dapat mengetahui batas kewajibannya, wewenang serta tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya. Struktur organisasi dapat berguna sebagai titik tolak dari semua aktivitas artinya semua kegiatan usaha dari perusahaan tersebut berdasarkan batasan-batasan yang tertera dalam struktur organisasi.

Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Hub Medan Balai Kota adalah struktur organisasi garis karena terdapat pembagian tugas, dimana pembagian unit-unit organisasi didasarkan pada spesialisasi tugas. Di samping itu, wewenang dari pimpinan dilimpahkan pada unit-unit organisasi di bawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu secara langsung. Struktur organisasi PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Hub Medan Balai Kota dapat dilihat pada Gambar 2.1.


(30)

(31)

2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Untuk menggerakkan suatu organisasi, dibutuhkan orang-orang yang memegang jabatan tertentu dalam organisasi dimana masing-masing melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang sesuai dengan jabatannya. Uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing unit kerja di PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Area Medan Balai Kota adalah sebagai berikut:

2.3.2.1.Area Manager

Fungsi Area Manager adalah :

a. Memimpin, mengelola,mengawasi dan mengembangkan kegiatan dan mengembangkan kegiatan serta mendayagunakan sarana organisasi

Area untuk mencapai tingkat serta volume operasional yang optimal, efektif, dan efisien sesuai dengan target yang telah ditentukan bersama antara Kepala Wilayah dan Area Manager

b. Mewakili Kepala Wilayah ke luar dan ke dalam yang berhubungan langsung dengan hubnya.

Wewenang dan Tanggung Jawabnya adalah :

a. Terlaksananya Service Standard pada cabang-cabang di Area sesuai standar yang telah ditentukan Bank Mandiri

b. Terlaksananya kegiatan operasional Area serta cabang-cabang di Area sesuai ketentuan yang berlaku dalam mencapai target yang telah ditentukan bersama antara Kepala Wilayah dan Area Manager

c.Terlaksananya kegiatan bisnis di semua cabang dalam Area d.Bertanggung jawab atas rugi laba dan neraca di Area


(32)

e. Mengusulkan Cash Outlet Manager dan/atau salah satu Spoke

Manager ke Kepala Wilayah sebagai pengganti apabila Area Manager

berhalangan/cuti dengan wewenang dan tanggung jawab penuh sebagai Area Manager

f. Melakukan verifikasi serta memutuskan atas aplikasi kredit yang diajukan oleh cabang-cabang Area sesuai batas kewenangan yang diberikan

g. Mempertahankan dan mengembangkan posisi volume transaksi

keuntungan dan nama baik cabang-cabang di Area

h. Pembinaan sumber daya manusia, pengelolaan,dan pendayagunaan

sarana organisasi secara efisien dan efektif

i. Keamanan dan keutuhan aset Area serta cabang-cabang di Area

j. Pengambilan kebijakan di luar ketentuan setelah memperoleh

persetujuan dari Kantor Wilayah atau Devisi terkait di Kantor Pusat k. Melaksanakan tugas-tugas khusus yang diberikan oleh Direksi, Kantor

Wilayah maupun Kantor Pusat

l. Memberikan kebijakan dalam penanganan pelayanan kepada nasabah pada cabang-cabang di Area agar tetap sesuai standar yang ditentukan m.Memberikan kebijakan atas kurs transaksi kepada nasabah tertentu

sesuai dengan kewenangan yang ditentukan Kantor Pusat

n. Mendayagunakan seluruh aset Area untuk tercapainya target yang

telah ditentukan


(33)

yang berhubungan dengan transaksi yang ada di Area p. Menindaklanjuti hasil audit dari auditor intern/ekstern. 2.3.2.2.Cash Outlet Manager

Fungsi Cash Outlet Manager adalah :

a. Memimpin, mengelola, mengawasi dan mengembangkan kegiatan

serta mendayagunakan sarana organisasi Outlet untuk mencapai tingkat serta volume operasional yang optimal, efektif dan efisien sesuai dengan target yang telah ditentukan bersama antara Area Manager dengan Cash Outlet Manager

b. Mewakili Hub Manager dalam rangka dinas baik dengan pihak ketiga maupun dengan intern Bank Mandiri.

Wewenang dan Tanggung Jawabnya adalah:

a.Menjamin terlaksananya Service Standart sesuai standar yang telah ditentukan Bank Mandiri

b.Memastikan terlaksananya kegiatan operasional Outlet sesuai ketentuan yang berlaku untuk mencapai target yang telah ditentukan bersama antara Area Manager dengan Cash Outlet Manager

c.Menjamin tercapainya kegiatan funding dan pemasaran jasa perbankan bagi outlet

d.Menjamin kebenaran data dan laporan yang disampaikan ke Kantor Wilayah, Kantor Pusat dan pihak lainnya

e.Mempertahankan dan mengembangkan posisi volume transaksi,


(34)

f. Melaksanakan pembinaan sumber daya manusia, pengelolaan dan pendayagunaan sarana organisasi secara efisien dan efektif di

outletnya

g.Menjamin keamanan dan keutuhan asset

h.Menjamin terlaksananya kontinuitas kerja dan operasi

i. Menjaga kerahasian password dan tidak diperkenankan untuk sharing

password dengan pegawai lainnya

j. Melakukan pengambilan kebijakan di luar ketentuan setelah mendapat persetujuan dari Area Manager atau Group terkait di Kantor Pusat k.Meyakini bahwa seluruh transaksi dilaksanakan outlet telah benar. l. Melaksanakan tugas-tugas khusus yang diberikan oleh Area Manager. 2.3.2.3.Customer Service Officer (CSO)

Fungsi CSO adalah :

a.Melaksanakan standar pelayanan di front office sesuai dengan yang ditentukan Bank Mandiri

b.Melaksanakan fungsi pemasaran/promosi produk dana dan jasa Bank Mandiri antara lain produk tabungan, giro, deposito, payment point dan produk/jasa lainnya

c.Melaksanakan fungsi pemasaran Consumer Loan

d.Melaksanakan fungsi Money Changer yakni memelihara dan

membangun jaringan dengan pelaku pasar dan melaksanakan terjadinya transaksi jual beli bank notes sesuai target yang ditetapkan


(35)

e.Memberikan penjelasan kepada nasabah dan menyelesaikan keluhan nasabah

f. Melaksanakan pelayanan rekening dana

g.Melaksanakan tugas-tugas administrasi customer service. Wewenang dan Tanggung Jawabnya adalah :

a. Menjamin pelayanan di front office dilaksanakan sesuai standar pelayanan yang ditentukan Bank Mandiri

b. Memastikan kebenaran dan memberikan penjelasan, informasi dan menyelesaikan keluhan nasabah sesuai ketentuan yang berlaku

c. Menjaga kerahasiaan password milik sendiri dan tidak melakukan sharing password dengan pegawai lainnya

d. Menjaga nama baik dan reputasi Bank Mandiri

e. Memastikan bahwa surat-surat berharga yang berada di Cash Outlet telah diadministrasikan dan dikelola dengan baik sesuai dengan ketentuan

f. Mengambil keputusan atas pelayanan yang tidak sesuai dengan buku pedoman dan ketentuan lainnya

g. Melaksanakan tugas-tugas khusus yang diberikan oleh Cash Outlet

Manager

h. Mengatur pelayanan front office agar sesuai standar pelayanan yang ditentukan Bank Mandiri


(36)

i. Menerima, memproses, mengakses, dan memberi keputusan permohonan pembukaan, pemeliharaan dan penutupan rekening nasabah

j. Memberikan jalan keluar atas keluhan nasabah. 2.3.2.4.Customer Service Representative (CSR)/Greeter

Fungsi Customer Service Representative/Greeter adalah :

a. Melaksanakan standar pelayanan di front office sesuai standar yang ditentukan Bank Mandiri

b. Melaksanakan fungsi pemasaran dan promosi produk dan jasa Bank Mandiri

c. Memberikan penjelasan kepada nasabah dan menangani keluhan

nasabah

d. Melaksanakan pelayanan rekening

e. Melaksanakan tugas-tugas administrasi customer service. Wewenang dan Tanggung Jawab adalah :

a. Menerima permohonan pembukaan dan penutupan rekening Tabungan,

Deposito, Giro Mandiri, ATMandiri serta jasa-jasa Bank Mandiri lainnya

b. Memberikan informasi dan penjelasan kepada nasabah sesuai dengan

kewenangan dan ketentuan yang berlaku

c. Meneruskan permohonan nasabah ke CSO

d.Kebenaran membuat dan memasukkan data ke dalam komputer


(37)

sharing password dengan pegawai lainnya f. Menjaga nama baik dan reputasi Bank Mandiri

g. Mengadministrasikan dan mengelola surat-surat berharga dengan baik sesuai dengan ketentuan

h. Melaksanakan tugas-tugas khusus yang diberikan CSO i. Melakukan hubungan baik dengan Kantor Pusat. 2.3.2.5.Head Teller

Fungsi Head Teller adalah :

a.Mengkoordinasikan, mengarahkan dan mengawasi aktivitas Teller dan memberikan persetujuan pembayaran untuk jumlah penarikan di atas wewenang Teller serta menandatangani slip pemindahan kas untuk penyetoran/pengambilan uang kas ke/dari/vault/kluis/khasanah maupun ke/dari Cabang Koordinator/Community/Spoke lainnya b.Mengelola kas dan surat-surat berharga.

Wewenang dan Tanggung Jawab adalah :

a. Menjamin terlaksananya Standar Pelayanan Teller sesuai standar yang ditentukan Bank Mandiri

b. Menjamin ketepatan waktu pembukaan dan penutupan kluis/khasanah

c. Mengamankan/menyimpan kunci kluis/khasanah yang menjadi

wewenangnya

d. Menjamin keamanan dan kerapihan ruang kluis/khasanah e. Menyakini kebenaran dalam memeriksa kegiatan kas


(38)

dengan laporan-laporan Teller

g. Memberikan persetujuan penarikan (otorisasi) diatas wewenang Teller h. Menjamin kebenaran dan ketelitian pelaksanaan cash opname

i. Menjamin kerahasiaan password milik sendiri dan tidak melakukan

sharing password dengan pegawai lain

j. Menjamin keamanan atas penyimpanan blanko warkat berharga (cek, bilyet giro, bilyet deposito, buku tabungan)

k. Mengatur saldo kas di cabang pada saat operasi

l. Memastikan tersedianya uang tunai di Cash Outlet sesuai limit yang ditentukan

m.Melakukan verifikasi atas transaksi yang dilakukan Teller. 2.3.2.6.Teller

Fungsi Teller adalah :

a. Melayani kegiatan penyetoran dan penarikan uang tunai (Rupiah dan valuta asing)

b. Pengambilan/penyetoran non tunai c. Pengelolaan surat-surat berharga Wewenang dan Tanggung Jawab adalah :

a. Memberikan pelayanan yang baik, cepat dan tepat kepada nasabah sesuai Standar Pelayanan Teller

b. Memproses transaksi tunai dan non tunai sesuai dengan batas kewenangannya


(39)

d. Menyakini kesesuaian jumlah fisik uang dengan warkat transaksi e. Menyakini kebenaran pembukuan dan validasi

f. Memberikan informasi kepada nasabah

g. Menjamin kerahasian password milik sendiri dan tidak melakukan

sharing password dengan pegawai lainnya

h. Menjaga keamanan dan kebersihan serta ketertiban pemakaian

terminal komputer

i. Menjaga kerapihan dan kebersihan counter teller

j. Menjamin keamanan teller box dan kewenangan memegang kunci box k. Melaksanakan transaksi pembayaran tunai dan non tunai termasuk

warkat-warkat sesuai batas wewenangnya

l. Melakukan verifikasi dan menandatangani warkat transaksi

m.Melaksanakan pengambilaan dan pengantaran uang ke cabang

koordinator atau nasabah. 2.3.2.7.Verifikator

Fungsi Verifikator adalah:

Melaporkan kepada Cash Outlet Manager dan melaksanakan berbagai kegiatan/tugas verifikasi, pelaporan, dan komputer.

Wewenang dan Tanggung Jawabnya adalah :

a. Bertanggung jawab atas terlaksananya verifikasi transaksi-transaksi di Hub sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan

b. Memantau dan mengklarifikasikan rekening antar kantor, rekening-rekening perantara (rekening-rekening sementara)


(40)

c. Melaporkan dan memantau posisi likuiditas harian

d. Membuat,memproses dan mencetak laporan-laporan internal dan

eksternal yang dibutuhkan oleh Area

e. Mengoperasikan, melaporkan dan memelihara dan memperbaiki

sistem komputer serta pendukung perangkat lainnya sesuai kewenangan

f. Melaksanakan penyusunan laporan kepada pihak eksternal g. Melaksanakan pengelolaan sistem komputer

h. Melaksanakan tugas-tugas khusus yang diberikan oleh Area Manager. 2.3.2.8.Security

Fungsi Security adalah menjaga keamanan dan ketertiban serta memastikan terlaksananya kegiatan operasional Outlet sesuai ketentuan yang berlaku

Wewenang dan Tanggung Jawabnya adalah :

a. Menjaga keselamatan dan kenyamanan kegiatan pelayanan nasabah b. Mengatur ketertiban dengan mengatur antrian dan bekerja sama

dengan Teller untuk mengatur antrian c. Menjaga dan mengatur tempat parkir

d. Mengarahkan nasabah sesuai kebutuhannya nasabah

e. Terlaksananya Service Standard pada cabang-cabang di Area sesuai standar yang telah ditentukan Bank Mandiri

f. Melaksanakan tugas-tugas khusus yang diberikan oleh Area Manager dan Cash Outlet Manager


(41)

2.3.3Tenaga Kerja dan Jam Kerja

Bank Mandiri menyadari bahwa manusia merupakan faktor yang utama dalam manajemen. Dengan kata lain manajemen tidak ada jika manusia tidak ada. Kedudukan manusia dalam manajemen ada dua macam, yaitu sebagai pemimpin dan yang dipimpin. Kerja sama antara keduanya inilah yang sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan organisasi.

PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cash Outlet Medan USU memiliki pegawai sebanyak 14 (empat belas) orang dengan perincian pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Rincian Tenaga Kerja di PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cash Outlet Medan USU

No. Jabatan Jlh

(org) Keterangan

1 Cash Outlet Manager 1 Pegawai Tetap

2 Customer Service Representative (CSR) 1 Pegawai Tetap 3 Customer Service Officer (CSO) 1 Pegawai Tetap

4 AXA Mandiri 1 Pegawai Kontrak

5 Teller 3 Pegawai Tetap

6 Verifikator 1 Pegawai Tetap

7 Security 2 Pegawai Tetap

8 Pramubakti 1 Pegawai Kontrak

9 Driver 1 Pegawai Kontrak

10 Jaga malam 1 Pegawai Kontrak

11 Cleaning Service 1 Pegawai Kontrak

Jumlah 14

Sumber: PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cash Outlet Medan USU

Sistem pengaturan jam kerja PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cash Outlet Medan USU adalah Senin sampai dengan Jumat dan dapat dilihat pada Tabel 2.2


(42)

Tabel 2.2. Jam Kerja PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cash Outlet Medan USU

Hari Jam Kerja (WIB) Keterangan

Senin - Kamis

07.30 - 12.00 12.00 - 13.00 13.00 - 16.30

Kerja Istirahat

Kerja

Jumat

07.30 - 12.00 12.00 - 13.30 13.30 - 16.30

Kerja Istirahat Kerja

Sumber: PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cash Outlet Medan USU

Dengan waktu pelayanan transaksi setiap hari jam kerja, jam 07.30 - 15.00 WIB.

2.4. Teknologi yang Digunakan

PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. merupakan perusahaan jasa yang dalam proses bisnisnya sangat mengandalkan kecanggihan teknologi untuk memenuhi tuntutan pelanggannya yang sangat dinamis.

Teknologi merupakan faktor pendorong utama dalam bisnis jasa keuangan dan merupakan faktor penentu sukses tidaknya suatu perbankan sehingga teknologilah yang mendorong/menentukan pasar dan bukan sebaliknya. Dengan strategi pemasaran yang baik serta didukung dengan kecanggihan teknologi maka pasar didikte dengan citra masa depan. Sehingga secara sadar atau tidak perusahaan dicitrakan sebagai bukan dari bagian masa depan jika tidak menggunakan teknologi mutakhir yang dipromosikan.


(43)

Perkembangan teknologi perbankan sangat mendukung dalam pelayanan kepada nasabah. Teknologi yang digunakan antara lain :

a. Internet Banking Mandiri memberi akses langsung secara real time

kepada rekening anda yang ada di Bank Mandiri melalui Internet, kapan saja siang maupun malam dan dimana saja. Transaksi yang dapat anda lakukan di Internet Banking Mandiri adalah transfer dana, pembayaran, informasi rekening, aktivitas transaksi, fasilitas cek, dan lain-lain.

b. SMS Banking, keuntungannya adalah mudah dan fleksibel: Ketik SMS atau pilih Menu, lebih efisien karena bisa langsung melakukan transaksi antara lain cek saldo dan transfer dana di mana saja dan kapan saja, biaya transaksi sebesar biaya SMS + Rp.500, memakai semua jenis SIM Card, bisa di semua Ponsel.


(44)

BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Latar Belakang Sejarah dan Perkembangan Studi Penelitian Kerja1)

Penelitian mengenai metode kerja dan gerakan kerja yang dikembangkan oleh Frank B. Gilberth dilaksanakan dengan mempelajari gerakan-gerakan tubuh manusia yang dipergunakan untuk melaksanakan operasi kerja. Tujuan dari studi gerakan/metode kerja ini adalah untuk memperbaiki pelaksanaan operasi kerja dengan menghilangkan gerakan-gerakan kerja yang tidak efektif dan tidak diperlukan, menyederhanakan gerakan-gerakan kerja serta menetapkan gerakan dan urutan kerja yang paling efektif guna mencapai tingkat kerja yang optimal.

Aktivitas penelitian kerja yang tediri dari penelitian metode atau gerakan kerja (motion study) dan pengukuran waktu kerja (time study atau work

measurement) dalam perkembangannya tidaklah dapat terlepas dari dua buah

nama yaitu Frederick W. Taylor dan Frank B. Gilberth. Aktivitas pengukuran waktu kerja diperkenalkan pertama kali oleh Taylor terutama sekali dipergunakan untuk menentukan waktu baku untuk penyelasaian kerja. Dengan adanya waktu ini, maka sistem pengaturan upah ataupun intensif kerja akan dapat dibuat berdasarkan konsep “a fair day’s pay for a fair day’s work”. Begitu pula dengan mengetahui waktu baku ini maka estimasi akan output kerja yang dihasilkan serta jadwal perencanaan kerja bisa dibuat secara lebih akurat.

1)


(45)

Penelitian yang dilakukan oleh Taylor dan Gilberth walaupun tidak dilakukan bersama-sama, tetapi berlangsung pada periode waktu yang hampir bersamaan. Pada awalnya, aktivitas lebih ditekankan untuk mengikuti apa-apa yang sebelumnya ditulis oleh Taylor sampai pada akhirnya timbul kesadaran untuk terlebih dahulu melaksanakan studi kerja dengan tujuan untuk memperoleh metode kerja yang lebih baik dan sederhana sebelum akhirnya waktu baku untuk penyelesaian kerja tersebut diukur dan ditetapkan. Kedua aktivitas penelitian metode/gerakan kerja dan pengukuran waktu kerja harus digabungkan menjadi satu kesatuan aktivitas yang terpadu dan dikenal sebagai Studi Gerak dan Pengukuran Waktu (Motion and Time Study).

3.2. Analisis Metode Kerja

Teknik tata cara kerja merupakan suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan rancangan (design) terbaik dari sistem kerja. Teknik-teknik dan prinsip-prinsip ini digunakan untuk mengatur komponen-komponen sistem kerja yang terdiri dari manusia dengan sifat dan kemampuan-kemampuannya, bahan, perlengkapan dan peralatan kerja serta lingkungan kerja sehingga dicapai tingkat efisiensi dan produktivitas yang tinggi yang diukur dengan waktu yang dihabiskan, tenaga yang dipakai serta akibat-akibat psikologis dan sosiologis yang ditimbulkannya.2)

1. Faktor-faktor individual, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri pekerja, Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil kerja antara lain adalah:

2)

Sutalaksana, Teknik Tata Cara Kerja (Bandung: Departemen Teknik Industri ITB,1979), hal. 6&57


(46)

SISTEMATIKA KERJA Pekerja

Material

Mesin&peralatan Lingkungan Fisik

Kerja Pemilihan Alternatif Sistem Kerja Terbaik Efektif Efisien BEBERAPA ALTERNATIF SISTEM KERJA ANALISIS METODE KERJA

Gambar 3.1. Langkah-langkah dalam Kegiatan Methods Analisys

seperti pendidikan, sifat, motivasi, usia, jenis kelamin dan pengalaman. 2. Faktor-faktor situasional, yaitu faktor yang berasal dari luar diri si pekerja,

baik faktor fisik pekerja maupun sosial keorganisasian seperti mesin, peralatan, bahan, lingkungan fisik, lingkungan sosial dan pengupahan.

Telaah metode kerja atau istilah bahasa asingnya adalah methods analisys adalah kegiatan pencatatan secara sistematis dan pemeriksaan dengan seksama mengenai cara-cara yang berlaku atau diusulkan untuk melaksanakan kerja. Sasaran pokok dari efektivitas ini adalah mencari, mengembangkan dan menerapkan metode kerja yang lebih efektif dan efisien dengan tujuan akhir adalah waktu penyelesaian pekerjaan akan bisa lebih singkat/cepat dalam suatu sistem kerja.3)

3)

Sritomo, op.cit, hal 91&100

penelitian kerja ini dimaksudkan untuk mempelajari prinsip-prinsip dan teknk-teknik pengaturan kerja yang optimal dalam suatu sistem kerja. Yang dimaksudkan sistem kerja disini ialah suatu sistem dimana komponen-komponen kerja seperti manusia (operator), mesin dan/atau fasilitas kerja lainnya, material serta lingkungan kerja fisik akan berinteraksi. Hal ini secara sistematis dapat diperlihatkan dalam Gambar 3.1.


(47)

Proses penelitian kerja pada prinsipnya akan menitikberatkan pada studi tentang gerakan kerja yang dilakukan oleh pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan. Dari hasil studi ini diharapkan akan dihasilkan gerakan-gerakan standar untuk penyelesaian pekerjaan yaitu rangkaian kerja yang efektif dan efisien. Untuk mencapai maksud ini maka terlebih dahulu haruslah diperoleh kondisi pekerjaan yang memungkinkan dilakukannya gerakan-gerakan secara ekonomis. Hal ini disebut studi gerakan. Untuk mendapatkan kondisi kerja yang baik yaitu memungkinkan dilakukan gerakan ekonomis maka perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi, yaitu:

1. Penggunaan badan/anggota tubuh manusia serta gerakan-gerakannya. 2. Pengaturan letak area kerja.

3. Perancangan alat-alat dan perlengkapan kerja.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pokok dari kegiatan analisis metode kerja adalah sebagai berikut:

1. Perbaikan tata letak fasilitas yang lebih ekomis dari kondisi awal.

2. Perbaikan urutan kerja atau tata cara kerja pelaksanaan penyelesaian pekerjaan.

3. Pendayagunaan usaha manusia dan pengurangan keletihan yang tidak perlu dengan memperhatikan posisi pekerja pada kondisi awal.


(48)

3.3. Peta Kerja4)

1. Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisa kegiatan kerja

keseluruhan, meliputi:

Peta merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan semua fakta dan mengkomunikasikannnya kepada orang lain secara sistematis dan jelas. Untuk dapat menyajikan peta dengan baik, maka perlu dilakukan peninjauan secara makro maupun mikro. Peninjauan secara makro berarti fakta-fakta yang ada ditinjau secara menyeluruh sedabgkan peninjauan secara mikro berarati fakta-fakta tersebut ditinjau secara terperinci di setiap stasiun kerjanya.

Bila dilakukan studi secara seksama mengenai suatu peta kerja, maka pekerjaan dalam usaha memperbaiki metode kerja dari suatu proses produksi menjadi lebih mudah dilakukan. Perbaikan yang mungkin dilakukan antara lain: dengan dihilangkannya proses yang tidak perlu, menggabungkan suatu proses operasi dengan operasi lainnya., menemukan suatu urutan kerja proses produksi yang lebih baik, menentukan mesin yang lebih ekonomois, menghilangkan waktu menunggu antara operasi, dan sebagainya. Pada dasarnya semua perbaikan tersebut dilakukan untuk mengurangi biaya produksi secara keseluruhan. Dengan demikian peta kerja merupakan alat yang baik untuk menganalisa suatu pekerjaan sehingga mempermudah dalam perencanaan perbaikan kerja.

Pada dasarnya peta-peta kerja yang ada sekarang ini terbagi dalam dua kelompok besar berdasarkan kegiatannya, yaitu:

a. Peta Rakitan

4)


(49)

b.Peta Proses Produksi c. Peta Aliran Proses

d.Peta Proses Kelompok Kerja e. Diagram Aliran

2. Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisa kegiatan kerja setempat, yaitu:

a. Peta Pekerja dan Mesin

b.Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan (Left and Right Hand Chart) atau Peta Operator (Operator Process Chart)

Peta tangan kiri dan tangan kanan dalam hal ini lebih dikenal sebagai peta operator (Operator Process Chart) adalah peta kerja setempat yang bermanfaat untuk menganalisa gerakan tangan manusia di dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat manual.5)

Dengan menganalisa semua gerakan yang terjadi, maka langkah-langkah perbaikan dapat diusulkan. Dari analisa yang dibuat maka pola gerakan tangan yang dianggap tidak efisien dan bertentangan dengan prinsip-prinsip ekonomi gerakan (motion economy) dapat diusulkan untuk diperbaiki. Demikian pula

Peta ini menggambarkan semua gerakan atau waktu menganggur yang terjadi yang dilakukan oleh tangan kanan maupun tangan kiri secara lengkap dengan elemen-elemen Therbligh yang membentuk gerakan tersebut.

5)


(50)

diharapkan akan terjadi keseimbangan gerakan yang dilakukan oleh tangan kanan dan tangan kiri sehingga siklus kerja akan berlangsung dengan lancar dalam ritme gerakan yang lebih baik yang akhirnya mampu memberikan waktu menganggur maupun kelelahan operator yang minimum.

Meskipun Frank dan Lilian Gilberth telah menyatakan bahwa gerakan-gerakan kerja manusia dilakukan dengan mengikuti 17 elemen dasar Therbligh dan atau kombinasi dari elemen-elemen therbligh tersebut, akan tetapi di dalam peta operator akan lebih efektif kalau hanya 8 elemen gerakan Therbligh berikut ini yang digunakan, yaitu:

- Reach (RE) - Use (U) - Grasp (G) - Release (RL)

- Move (M) - Delay

- Posotion (P) - Hold (H)

Setelah semua gerakan tangan kanan dan tangan kiri selesai dipetakan untuk satu siklus kerja, maka satu kesimpulan umum (summary) perlu dibuat pada bagian terbawah dari peta kerja ini, yaitu yang menunjukkan total siklus waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kerja, jumlah produk per siklus untuk tangan kanan dan tangan kiri haruslah sama. Pokok permasalahannya di sini adalah apakah siklus waktu yang ada tersebut dipergunakan untuk kegiatan yang produktif atau tidak. Fungsi dari penggambaran peta ini akan melihat kesimbangan kerja yang dilakukan tangan kiri dan tangan kanan pada saat penyelesaian kerja.


(51)

dipergunakan telah selesai dibuat, selanjutnya adalah menganalisa perbaikan-perbaikan yang bagaimana yang bisa dilakukan agar gerakan kerja yang berlangsung bisa lebih efektif dan efisien lagi. Di sini analisa akan ditujukan terutama untuk kondisi-kondisi dimana tangan terlalu banyak melakukan gerakan “delay” atau “hold”.

Pada dasarnya, Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri berguna untuk memperbaiki suatu sistem kerja. Sebagaimana peta-peta yang lain, peta inipun mempunyai kegunaan yang lebih khusus, antara lain:6)

1. Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan

2. Menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efisien dan tidak produktif, sehingga tentunya akan mempersingkat waktu kerja

3. Sebagai alat untuk menganalisa tata letak stasiun kerja

4. Sebagai alat untuk melatih pekerjaan baru, dengan cara yang ideal.

3.4. Studi Gerakan7)

6)

Sutalaksana, op.cit, hal. 46-47

7)

Ibid, hal. 91-106

Salah satu faktor pembentuk suatu sistem kerja adalah gerakan-gerakan kerja dari manusia. Gerakan-gerakan kerja tersebut dipelajari dalam suatu ilmu yang disebut Studi Gerak.

Studi gerak ini adalah analisa yang dilakukan terhadap gerakan beberapa bagian tubuh pekerja (manusia) dalam menyelesaikan pekerjaannya, sehingga diharapkan gerakan-gerakan yang tidak efektif dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan, dengan demikian akan diperoleh aktivitas kerja yang tinggi.


(52)

Dalam melakukan penganalisaan gerakan kerja, maka gerakan kerja tersebut diuraikan secara mendetail menjadi elemen-elemen gerakan yang lebih kecil. Seorang tokoh yang telah meneliti gerakan dasar secara mendalam adalah Frank B. Gilberth beserta istrinya. Ia menguraikan gerakan dalam 17 elemen gerakan yang disebut peta tangan kiri dan tangan kanan.

Peta tangan kiri dan tangan kanan menggambarkan semua gerakan pada saat bekerja maupun menganggur oleh tangan kiri dan tangan kanan, juga menunjukkan perbandingan tugas yang dibebankan di antara keduanya. Peta ini menunjukkan pola gerakan-gerakan yang tidak efisien, ataupun melihat adanya penyimpangan/pelanggaran terhadap prinsip-prinsip ekonomi gerakan yang terjadi pada saat pekerjaan manual tersebut dilakukan. Therbligh Chart menggunakan simbol-simbol tertentu untuk masing-masing elemen gerakan. Simbol-simbol elemen gerakan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Simbol-simbol Therbligh

Nama Therbligh Lambang Therbligh

Mencari (Search) SH

Memilih (Select) ST

Memegang (Grasp) G

Menjangkau (Reach) RE

Membawa (Move) M

Memegang untuk Memakai (Hold) H

Melepas (Release Load) RL

Pengarahan (Position) P


(53)

Tabel 3.1. Simbol-simbol Therbligh (Lanjutan)

Memeriksa (Inspection) I

Merakit (Assemble) A

Lepas Rakit (Desassemble) DA

Memakai (Use) U

Kelambatan yang tidak dapat dihindarkan UD

Kelambatan yang bisa dihindarkan (avoidable Delay) AD

Merencanakan (Plan) Pn

Istirahat untuk menghilangkan fatique R

Sumber: I.Z Sutalaksana, Teknik Tata Cara Kerja (Bandung: Departemen Teknik Industri ITB, 1982)

Secara garis besar, Therbligh tersebut didefenisikan sebagai berikut: 1. Mencari (Search)

Mencari adalah elemen gerakan dasar dari pekerjaan untuk menemukan lokasi objek. Dalam hal ini yang bekerja adalah mata. Mencari merupakan gerakan yang tidak efektif dan masih dapat dihindarkan, misalnya dengan menyimpan peralatan atau bahan-bahan pada tempat yang tetap sehingga proses mencari dapat dihilangkan.

2. Memilih (Select)

Memilih adalah gerakan untuk menemukan suatu objek yang tercampur. Tangan dan mata adalah dua bagian badan yang digunakan untuk melakukan gerakan ini. Gerakan memilih merupakan gerakan yang tidak efektif, sehingga sedapat mungkin elemen gerakan ini harus dihindarkan.

3. Memegang (Grasp)


(54)

oleh gerakan menjangkau dan dilanjutkan oleh gerakan membawa. Memegang merupakan gerakan yang efektif dari suatu pekerjaan dan meskipun sulit untuk dihilangkan, dalam beberapa pekerjaan masih dapat dikurangi.

4. Menjangkau (Reach)

Adalah gerakan tangan berpindah tempat tanpa beban, baik gerakan mendekati atau menjauhi objek.

5. Membawa (Move)

Merupakan gerakan berpindah tempat, hanya dalam gerakan ini tangan dalam keadaan dibebani.

6. Memegang untuk memakai (Hold)

Yaitu memegang tanpa menggerakkan objek yang dipegang. Perbedaannya dengan memegang terlebih dahulu adalah perlakuan terhadap objek yang dipegang. Pada memegang, pemegang dilanjutkan dengan gerakan membawa, sedangkan memegang untuk memakai tidaklah demikian.

7. Melepas (Release)

Yaitu apabila seseorang melepas objek yang dipegangnya. Dimulai pada saat pekerja mulai melepas tangannya dai objek hingga seluruh jarinya sudah tidak menyentuh objek lagi.

8. Mengarahkan (Position)

Merupakan gerakan mengarahkan suatu objek pada lokasi tertentu. 9. Mengarahkan sementara (Pre Position)

Merupakan elemen gerakan mengarahkan pada suatu tempat sementara yang bertujuan untuk memudahkan pemegangan bila objek tersebut dibutuhkan


(55)

kembali.

10.Pemeriksaan (Inspection)

Yaitu pekerjaan memeriksa objek untuk mengetahui apakah objek telah memenuhi syarat-syarat tertentu.

11.Perakitan (assembly)

Adalah gerakan untuk menggabungkan satu objek dengan objek lain hingga menjadi satu kesatuan.

12.Lepas Rakit (Diassembly)

Gerakan memisahkan dua bagian objek dari satu kesatuan. 13.Memakai (Use)

Adalah bila satu tangan atau kedua-duanya dipakai untuk menggunakan alat 14.Kelambatan yang tak terhindarkan (Unavoidable Delay)

Yaitu kelambatan yang diakibatkan oleh hal-hal yang terjadi di luar kemampuan pengendalian pekerja.

15.Kelambatan yang dapat dihindarkan (Avoidable Delay)

Kelambatan ini disebabkan oleh hal-hal yang ditimbulkan sepanjang waktu kerja oleh pekerja itu sendiri, baik sengaja maupun tidak disengaja.

16.Merancanakan (Plan)

Merupakan proses mental, operator berpikir untuk menentukan tindakan yang akan diambil selanjutnya.

17.Istirahat untuk menghilangkan fatique (Rest to Overcome Fatique)

Hal ini tidak terjadi pada setiap siklus kerja tapi secara periodik. Waktu untuk memulihkan lagi kondisi badan yang lelah sebagai akibat kerja berbeda-beda,


(56)

tidaj saja karena jenis pekerjaannya tetapi juga karena individu itu sendiri.

3.5. Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan

Dalam menganalisa dan mengevaluasi metode kerja guna memperoleh metode kerja yang efisien, maka perlu mempertimbangkan prinsip-prinsip ekonomi gerakan (the principles of motion economy).8) prinsip-prinsip ekonomi

gerakan ini digunakan untuk menganalisa gerakan-gerakan kerja yang terjadi pada suatu stasiun kerja dan bisa juga untuk kegiatan-kegiatan kerja yang berlangsung secara menyeluruh dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja yang lainnya. Prinsip-prinsip ini dapat dihubungkan dengan beberapa hal, yaitu:9)

1. Prinsip-prinsip ekonomi gerakan yang dihubungkan dengan tubuh manusia dan gerakannya, yang terdiri dari:

a. Kedua tangan sebaiknya memulai dan mengakhiri gerakan pada saat yang sama.

b. Kedua tangan sebaiknya tidak menganggur pada saat yang sama kecuali pada saat istirahat.

c. Gerakan kedua tangan akan lebih mudah jika satu terhadap yang lainnya saling simetris dan berlawanan arah.

d. Gerakan tangan atau badan sebaiknya dihemat, yaitu hanya

menggerakkan tangan atau bagian tubuh yang diperlukan saja untuk melakukan pekerjaan sebaik-baiknya.

e. Gerakan yang patah-patah, banyak perubahan arah akan

8)

Sritomo, op.cit, hal. 101

9)


(57)

memperlambat gerakan.

2. Prinsip ekonomi gerakan yang dihubungkan dengan pengaturan tata letak tempat kerja, yang terdiri dari:

a. Sebaiknya diusahakan agar badan dan peralatan mempunyai tempat yang tetap.

b. Tempatkan bahan-bahan dan peralatan di tempat yang mudah dijangkau.

c. Tempat penyimpanan bahan yang akan dikerjakan sebaiknya

memanfaatkan prinsip gaya berat sehingga bahan yang akan dipakai selalu tersedia di tempat yang dekat untuk diambil.

d. Sebaiknya untuk menyalurkan objek yang sudah selesai dirancang

mekanisme yang baik.

e. Tinggi tempat kerja dan kursi sebaiknya sedemikian rupa sehingga alternatif berdiri atau duduk dalam menghadapi pekerjaan merupakan salah satu hal yang menyenangkan.

f. Tata letak peralatan dan pencahayaan sebaiknya diatur sedemikian rupa sehingga dapat membentuk kondisi yang baik untuk penglihatan.

3. Prinsip-prinsip ekonomi gerakan yang dihubungkan dengan perancangan peralatan, terdiri dari:

a. Sebaiknya tangan dibebaskan dari semua pekerjaan bila

penggunaan perkakas pembantu atau alat yang dapat digerakkan dengan kaki dapat ditingkatkan.

b. Sebaiknya peralatan dirancang sedemikian rupa agar mempunyai lebih dari satu kegunaan.


(58)

c. Peralatan sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam memegang dan menyimpan.

d. Bila setiap jari tangan melakukan gerakan sendiri-sendiri, misalnya seperti gerakan mengetik, maka beban yang didistribusikan pada jari harus sesuai dengan kekuatan masing-masing jari.

e. Roda tangan, palang dan peralatan yang sejenis dengan itu

sebaiknya diatur sedemikian rupa sehingga beban dapat melayaninya dengan posisi yang baik, dan dengan tenaga yang minimum.

3.6. Sistem Kerja

Sistem kerja adalah suatu sistem dimana komponen-komponen kerja seperti manusia (operator), mesin dan/atau fasilitas kerja lainnya, material serta lingkungan kerja fisik akan berinteraksi.

Mendapatkan sistem kerja yang lebih baik dari sistem kerja yang telah ada atau memiliki suatu sistem kerja yang diajukan merupakan salah satu hal yang ingin dicapai dengan mempelajari teknik tata cara kerja. Kemampuan untuk membentuk atau menciptakan cara-cara kerja yang baik merupakan kebutuhan utama dalam kegiatan di atas, yaitu mencari satu sistem kerja yang baik dari yang lainnya, karena dari alternatif-alternatif cara-cara kerja yang baiklah diadakan pemilihan tersebut dan bukan dari cara kerja yang dibentuk dari sembarangan.

3.7. Perbaikan Sistem Kerja dan Fasilitas Kerja


(59)

mendapatkan perbaikan sistem kerja yang efektif dan efisien serta sistem kerja yang baik, seorang perancang kerja harus dapat menguasai dan mengendalikan faktor-faktor yang membentuk suatu sistem kerja. Faktor-faktor tersebut bila dilihat dalam kelompok besarnya terdiri atas pekerja, peralatan dan mesin, serta lingkungannya. Dengan demikian diharapkan para perancang kerja dapat menyusun suatu sistem kerja yang antara lain terdiri dari gerakan-gerakan yang baik yaitu gerakan yang memberikan hasil kerja yang lebih baik, misalnya gerakan yang dapat mengakibatkan waktu pengerjaan yang singkat. Sedangkan ekonomi gerakan berisi prinsip-prinsip yang harus dipertimbangkan dalam sistem kerja yang baik.

Dari hal di atas jelas bahwa di dalam memperbaiki suatu sistem kerja dan fasilitas kerja ada empat macam komponen sistem kerja yang harus dipelajari guna memperoleh sistem kerja yang sebaik-baiknya meliputi:10)

a. Komponen Material : Bagaimana menempatkan material, jenis material yang mudah diproses, dan lain-lain.

b. Komponen Manusia : Bagaimana sebaiknya postur orang pada saat bekerja agar mampu memberikan gerakan-gerakan kerja yang efektif dan efisien. c. Komponen Mesin : Bagaimana desain dari mesin/peralatan kerja.

d. Komponen Lingkungan Kerja Fisik : Bagaimana kondisi lingkungan kerja fisik tempat operasi kerja tersebut dilaksanakan.

3.8. Prosedur Perbaikan Sistem Kerja

Dalam melaksanakan perbaikan sistem kerja, ada langkah-langkah yang

10)


(60)

ditempuh guna memperoleh hasil analisis yang sebaik-baiknya, yaitu:

a. Identifikasi operasi kerja yang harus diamati dan dipelajari. Kumpulkan semua data dan fakta yang ada terutama yang berkaitan dengan komponen-komponen yang terlibat di dalam sistem kerja tersebut.

b. Apabila diperlukan, maka dapatkan input data dari pekerja maupun penyelia atau supervisor langsung, terutama untuk pekerjaan yang telah berlangsung lama (dalam hal ini metode kerja tersebut perlu ditelaah lagi sebab dianggap tidak efektif dan efisien).

c. Dokumentasikan metode kerja yang sesuai dengan langkah-langkah urutan kerja yang sistematis dan logis. Untuk penggambaran prosedur kerja ini, maka direkomendasikan untuk menggunakan bantuan peta proses (process

chart) atau peta kerja lainnya.

d. Buat usulan metode kerja yang baru yang dianggap lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan metode kerja sebelumnya.

e. Buat alternatif untuk ini dan pilih alternatif yang terbaik yaitu alternatif metode kerja yang mampu memberikan kesederhanaan prosedur yang harus ditempuh (work simplification), kemudahan dan kenyamanan pelaksanaan kerja, serta waktu yang lebih singkat.

f. Terapkan metode kerja yang baru dan ikuti terus pelaksanaannya sampai akhirnya benar terbukti bahwa perbaikan metode kerja yang diinginkan tercapai.

3.9. Penelitian Waktu11)

11)

Barnes, R.M., Motion and Time Study: Design and Measurement of Work, Jhon Willey & Sons, New York, 7th Edition, p. 257 & 265


(61)

Penelitian waktu didefenisikan sebagai analisa tentang penentuan unsur kerja beserta urutan-urutan, serta waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut secara efektif.

Penelitian waktu sebaiknya digunakan untuk menentukan upah atau sering dikaitkan dengan persoalan upah standar buruh langsung, buruh tidak langsung dan sebagainya. Tetapi di samping itu dapat juga digunakan sebagai cara untuk menentukan efektivitas mesin, jumlah mesin yang dapat dilayani oleh seorang operator, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam suatu kelompok kerja dan sebagai pembantu dalam penyeimbangan lintasan assembly.

Biasanya pelaksanaan dari penelitian waktu terdiri dari beberapa aspek, yaitu:

1. Memecahkan operasi menjadi unsur-unsur

2. Melakukan pengamatan waktu dan mencatat setiap pembacaan waktu dari “stop watch”

3. Menentukan jumlah pengamatan

4. Menentukan factor rating dari pekerja yang sedang diamati 5. Menetapkan kelonggaran waktu

6. Menentukan waktu standar operasi

7. Menguji kecukupan dan mutu data pengamatan waktu.

Pelaksanaan operasi diperlukan untuk mendapatkan keseragaman dari metode kerja, peralatan, jam kerja, kondisi, tempat kerja serta aturan-aturan yang berlaku sebelum penyelesaian kerja dilakukan.


(62)

3.10. Pengukuran Waktu (Time Study)12)

1. Teknik pengukuran waktu kerja secara langsung

Teknik pengukuran kerja dimaksudkan untuk menunjukkan isi kerja dari suatu pekerjaan. Isi kerja biasanya diukur dalam satuan waktu. Waktu yang diambil sebagai dasar pertimbangan adalah waktu yang secara normal diperlukan oleh seorang pekerja untuk menyelesaikan satu siklus pekerjaan dengan metode kerja terbaik. Waktu ini biasanya disebut dengan waktu baku. Secara garis besar, teknik pengukuran waktu dibagi dalam dua bagian, yaitu:

Pengukuran dilakukan secara langsung di tempat dimana pekerjaan yang bersangkutan dilakukan. Ada dua cara yang termasuk ke dalam teknik ini, yaitu jam henti (stop watch time study) dan sampling kerja (work

sampling).

2. Teknik pengukuran waktu kerja secara tidak langsung

Pengukuran waktu kerja dilakukan tanpa si pengamat harus berada di tempat dimana pekerjaan dilaksanakan, yaitu dengan cara membaca tabel-tabel waktu yang tersedia asalkan mengetahui jalannya pekerjaan melalui eleman-eleman gerakan. Yang termasuk dalam teknik ini adalah data waktu baku dan data waktu gerakan.

3.10.1. Langkah-langkah Sebelum Melakukan Pengukuran Waktu

Ada beberapa aturan pengukuran yang perlu dijalankan untuk mendapatkan hasil yang baik. Aturan-aturan tersebut akan dijelaskan dalam

12)


(63)

langkah-langkah berikut:13)

1. Penetapan tujuan pengukuran

Dalam melakukan pengukuran waktu, hal-hal penting yang harus diketahui dan ditetapkan adalah untuk apa hasil pengukuran digunakan, berapa tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang diinginkan dari hasil pengukuran tersebut. Misalnya jika waktu standard yang akan diperoleh dimaksudkan untuk dipakai sebagai dasar upah perangsang, maka ketelitian dan keyakinan tentang hasil pengukuran harus tinggi karena menyangkut prestasi dan pendapatan buruh disamping keuntungan bagi perusahaan itu sendiri.

2. Melakukan penelitian pendahuluan

Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk memperoleh waktu yang wajar dan memenuhi tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang diinginkan yang selanjutnya menjadi dasar bagi perhitungan berikutnya.

3. Memilih operator

Operator yang melakukan pekerjaan harus memenuhi persyaratan tertentu agar pengukuran dapat berjalan baik. Syarat-syarat tersebut adalah berkemampuan normal dan dapat diajak bekerja sama. Operator yang dipilih adalah pekerja yang pada saat pengukuran dilakukan dapat bekerja secara wajar dan operator mampu bekerja sama dengan pengamat. Hal ini dimaksud karena operator mungkin akan mencurigai maksud-maksud dari pengukuran tersebut, sehingga operator bekerja tidak wajar. Operator harus dapat bekerja secara wajar tanpa canggung walaupun dirinya sedang diukur dan pengukur berada di dekatnya.

13)


(64)

4. Melatih operator

Walaupun operator yang baik telah didapat, kadang-kadang masih diperlukan latihan bagi operator tersebut, terutama jika kondisi dan cara kerja yang digunakan tidak sama dengan yang biasa dijalankan operator. Hal ini terjadi jika pada saat penelitian kondisi kerja atau cara kerja sudah mengalami perubahan. Dalam keadaan ini operator harus dilatih terlebih dahulu karena sebelum diukur harus terbiasa dengan kondisi dan cara kerja yang telah ditetapkan.

5. Menguraikan pekerjaan atas elemen pekerjaan

Untuk memudahkan pengamatan, pengukuran, dan analisa dapat dilakukan pemecahan siklus kerja atau operasi menjadi bagian-bagian yang terperinci, yang dalam hal ini disebut dengan elemen-elemen kerja. Elemen-elemen kerja ini akan diukur masing-masing waktunya. Selanjutnya akan diperoleh jumlah dari waktu setiap elemen yang disebut sebagai waktu siklus.

6. Menyiapkan alat-alat pengukuran

Setelah langkah-langkah di atas dijalankan, maka pada langkah terakhir sebelum melakukan pengukuran dilakukan menyiapkan alat-alat yang diperlukan. Alat-alat tersebut adalah :

a. Jam henti (Stop watch) b. Lembar pengamatan

c. Alat-alat tulis seperti pena, pensil dan penghapus d. Alat-alat lain yang mendukung pengukuran


(65)

3.10.2. Pengukuran waktu Kerja dengan Jam Henti (stop watch)14)

Pengukuran waktu kerja dengan jam henti (stop watch time study) diperkenalkan pertama kali oleh Frederick W. Taylor sekitar abad 19 yang lalu. Metode ini terutama sekali baik diaplikasikan untuk pekerjaan-pekerjaan yang berlangsung singkat dan berulang-ulang (repetitive). Dari hasil pengukuran maka akan diperoleh waktu baku untuk menyelesaikan suatu siklus pekerjaan; dan waktu ini akan dipergunakan sebagai standard penyelesaian pekerjaan bagi semua pekerja yang akan melaksanakan pekerjaan yang sama seperti itu. Secara garis besar, langkah-langkah untuk pelaksanaan pengukuran waktu kerja dengan jam henti ini dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Defenisi pekerjaan yang akan diteliti untuk diukur waktunya dan diberitahukan maksud dan tujuan pengukuran ini kepdada pekerja yang dipilih untuk diamati dan supervisor yang ada.

b. Catat semua informasi yang berkaitan erat dengan penyelesaian pekerjaan, seperti layout, karakteristik/spesifikasi mesin atau peralatan kerja lain yang digunakan, dan lain-lain.

c. Bagi operasi kerja dalam elemen-elemen kerja sedetail-detailnya tapi masih dalam batas kemudahan untuk pengukuran waktunya.

d. Amati, ukur dan catat waktu yang dibutuhkan oleh operator untuk

menyelesaikan elemen-elemen kerja tersebut.

e. Tetapkan jumlah siklus kerja yang harus diukur dan dicatat. Teliti apakah jumlah siklus kerja yang dilaksanakan ini sudah memenuhi syarat atau tetapkan

14)


(66)

rate of performance dari operator saat melaksanakan aktivitas kerja yang

diukur dan dicatat waktunya tersebut. Rate of performance ini ditetapkan untuk setiap elemen kerja yang ada dan hanya ditujukan untuk performance operator. Untuk elemen kerja yang secara penuh dilakukan oleh mesin, maka

performance dianggap normal (100%).

f. Sesuaikan waktu pengamatan berdasarkan performance kerja yang ditunjukkan oleh operator tersebut sehingga akhirnya akan diperoleh waktu kerja normal. g. Tetapkan waktu longgar (allowance time) guna memberikan fleksibilitas.

Waktu longgar yang akan diberikan ini berguna untuk menghadapi kondisi-kondisi seperti kebutuhan personil yang bersifat pribadi, faktor kelelahan, keterlambatan material, dan lain-lainnya.

h. Tetapkan waktu kerja baku (standard time) yaitu jumlah total antara waktu normal dan waktu longgar.

Aktivitas pengukuran waktu kerja dengan jam henti (stop watch) umumnya diaplikasikan pada industri manufaktur yang memiliki karakteristik kerja yang berulang-ulang, terspesifikasi jelas dan menghasilkan output yang relatif sama. Meskipun demikian, aktivitas ini bisa diaplikasikan untuk pekerjaan-pekerjaan non manufaktur seperti yang bisa dijumpai dalam aktivitas kantor, gudang atau jasa pelayanan lainnya asalkan kriteria-kriteria tersebut bisa terpenuhi.

3.10.3. Pembagian Operasi Menjadi Elemen-elemen Kerja15)

15)


(67)

Mengukur waktu kerja sekaligus dari saat awal persiapan sampai akhir pekerjaan tersebut selesai dilakukan adalah satu hal yang tidak dibenarkan. Umumnya dalam pelaksanaan pengukuran kerja, dilakukan terlebih dahulu dengan membagi operasi menjadi elemen-elemen kerja tersebut. Pemecahan operasi menjadi elemen-elemen kerja perlu dilakukan dengan alasan-alasan sebagai berikut:

a. Cara terbaik untuk menggambarkan suatu operasi adalah dengan membagi ke dalam elemen-elemen kerja yang lebih detail dan mampu untuk diukur dengan mudah secara terpisah. Elemen-elemen yang terjadi secara regular biasanya dicatat terlebih dahulu di lembar pengamatan dan kemudian elemen-elemen lainnya yang juga merupakan bagian dari pekerjaan tetapi tidak akan terjadi siklus kerja secara berulang-ulang. Awal dan akhir dari elemen-elemen kerja ini harus bisa diindikasikan secara jelas sehingga bisa mempermudah pengukuran/pencatatan waktunya.

b. Besarnya waktu baku ditetapkan berdasarkan elemen-elemen pekerjaan yang ada. Dengan mengetahui waktu baku untuk elemen-elemen kerja, dalam hal ini dikenal sebagai elemen waktu baku atau standard data, maka memungkinkan untuk menetapkan total waktu baku untuk suatu operasi kerja.

c. Dengan membagi ke dalam elemen-elemen kerja, maka dapat dianalisa waktu -

waktu yang berlebihan untuk tiap-tiap elemen yang ada atau waktu yang terlalu singkat untuk elemen kerja yang lain.


(68)

d. Seorang operator bisa jadi akan bekerja pada tempo yang berbeda-beda setiap siklus kerja berlangsung. Dengan membagi operasi kerja ini ke dalam elemen-elemen kerja, maka performance rating untuk setiap elemen-elemen kerja ini akan bisa diaplikasikan.

Semua pekerjaan manual pada dasarnya bisa dibagi ke dalam elemen-elemen dasar gerakan-gerakan tangan atau Therblig. Masalah utamanya adalah pembagian suatu operasi ke dalam elemen-elemen gerakan Therblig ini terlalu singkat untuk diukur dengan stop watch. Langkah untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mengelompokkan beberapa elemen Therblig ini menjadi suatu elemen kerja yang cukup besar untuk bisa diukur waktunya dengan stop watch. Disini ada tiga aturan yang harus diikuti untuk membagi suatu operasi kerja ke dalam elemen-elemen kerja, yaitu sebagai berikut:

a. Elemen-elemen kerja dibuat sedetail dan sependek mungkin akan tetapi masih mudah untuk diukur waktunya dengan teliti.

b. Handling time seperti loading dan unloading harus dipisahkan dari machine time. Handling ini biasanya merupakan pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan

secara manual oleh operator dan aktivitas pengukuran kerja mutlak berkonsentrasi di sini karena nantinya akan bersangkut paut dengan masalah

performance rating.

c. Elemen-elemen kerja yang konstan harus dipisahkan dengan elemen kerja yang variabel. Elemen kerja yang konstan di sini adalah elemen-elemen yang bebas dari pengaruh ukuran, berat, panjang ataupun bentuk dari benda kerja yang


(69)

dibuat.

3.10.4. Cara Pengukuran dan Pencatatan Waktu Kerja

Ada tiga metode yang umum digunakan untuk mengukur elemen-elemen kerja dengan menggunakan jam henti (stop watch), yaitu:16)

3.11. Menentukan Waktu Standard (WS)

pengukuran waktu secara terus-menerus (continuous timing), pengukuran waktu secara berulang (repetitive timing), dan pengukuran waktu secara penjumlahan (accumulativie

timing).

Pengukuran waktu secara terus-menerus (continuous timing), pengamat kerja akan menekan tombol stop watch pada saat elemen kerja pertama dimulai dan membiarkan jarum penunjuk stop watch berjalan terus menerus sampai periode atau siklus kerja selesai berlangsung. Di sini pengamat kerja terus mengamati jalannya jarum stop watch dan mencatat pembacaan waktu yang ditunjukkan setiap akhir dari elemen-elemen kerja pada lembar pengamatan. Waktu sebenarnya dari masing-masing elemen diperoleh dari pengurangan pada saat pengukuran waktu selesai dilaksanakan.

Waktu standard didefenisikan sebagai waktu yang paling dibutuhkan untuk menyelesaikan satu siklus pekerjaan yang dilakukan menurut metode kerja tertentu pada kecepatan normal dengan mempertimbangkan faktor-faktor keletihan dan kelonggaran untuk kebutuhan pribadi. Langkah-langkah yang

16)


(70)

dilakukan dalam penentuan waktu standard adalah:

3.11.1. Pengujian Keseragaman Data

Dari hasil pengukuran pendahuluan, diadakan pengujian keseragaman data. Pengujian keseragaman data dilakukan dengan menetapkan Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah (BKB) dari sebaran data tersebut. Penentuan batas kontrol atas dan batas kontrol bawah tergantung pada tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang telah ditetapkan.

Apabila dalam satu pengukuran terdapat satu atau lebih data tidak seragam, maka data tersebut akan langsung ditolak dan dilakukan revisi data tidak seragam dengan cara membuang data yang berada di luar batas kontrol tersebut dan melakukan perhitungan kembali.

Untuk menguji keseragaman data digunakan peta kontrol dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian 5% dengan persamaan berikut:

BKA = x + 2 σ BKB = x - 2 σ

Jika Xmin > BKB dan Xmax < BKA maka Data Seragam

Jika Xmin < BKB dan Xmax > BKA maka Data Tidak Seragam


(71)

Tahap selanjutnya adalah menguji jumlah data yang dibutuhkan untuk mengukur agar memenuhi tingkat keyakinan dan tingkat ketelitian yang telah ditetapkan.

Untuk mengetahui berapa kali pengukuran harus dilakukan beberapa tahap pengukuran pendahuluan sebagai berikut:17)

1. Pengukuran pendahuluan tahap pertama, yang akan diikuti oleh pengujian keseragaman data, perhitungan jumlah pengamatan yang diperlukan dan bila pengamatan belum mencukupi maka dilanjutkan dengan pengukuran lanjutan. 2. Pengukuran pendahuluan tahap kedua, yang merupakan pengukuran lanjutan

dari yang pertama. Kegiatan ini juga akan diikuti dengan pengujian keseragaman data, perhitungan jumlah pengamatan yang diperlukan dan bila data belum cukup maka dilanjutkan pada tahap selanjutnya.

3. Pengukuran tahap dilakukan berulang kali sampai diperoleh jumlah data yang dibutuhkan sesuai dengan tingkat kepercayaan dan ketelitian yang ditetapkan.

Jumlah pengamatan yang diperlukan pada tingkat kepercayaan 95% dan derajat ketelitian 5%, digunakan rumus:

( )

2 2 2 ' 40           =

i i i x x x N N Dimana:

N’ = Jumlah pengukuran yang sebenarnya diperlukan N = Jumlah data setelah dilakukan uji keseragaman data

17)


(1)

Wardony G. H : Usulan Perbaikan Metode Kerja Dan Fasilitas Dengan Studi Gerak Dan Waktu Pada Bagian

Teller Di PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cash Outlet Medan USU, 2008.

USU Repository © 2009

F. Keadaan Atmosfer***)

1. Baik Ruang yang berventilasi baik, udara segar

0

2. Cukup Ventilasi kurang baik, ada bau-bauan (tidak

berbahaya) 0 – 5

3. Kurang Baik Adanya debu-debu beracun, atau tidak beracun

tetapi banyak 5 – 10

4. Buruk Adanya bau-bauan berbahaya yang mengharuskan

menggunakan

alat-alat pernafasan 10 – 20

Besarnya Kelonggaran Berdasarkan Faktor-Faktor yang Berpengaruh (Lanjutan)

Faktor

Kelonggaran (%)

G. Keadaan Lingkungan yang baik

1. Bersih, sehat, cerah dengan kebisingan rendah 0

2. Siklus kerja berulang-ulang antara 5 – 10 detik 0 – 1

3. Siklus kerja berulang-ulang antara 0 – 5 detik 1 – 3

4. Sangat bising

0 – 5

5. Jika faktor-faktor yang berpengaruh dapat menurunkan kwalitas 0 – 5

6. Terasa adanya getaran lantai 5 – 10

7. Keadaan-keadaan yang luar biasa (bunyi, kebersihan,dll) 5 – 15

*) Kontras antara warna hendaknya diperhatikan **) Tergantung juga pada keadaan ventilasi

***) Dipengaruhi juga oleh ketinggian tempat kerja dari permukaan laut dan keadaan iklim

Catatan Pelengkap : Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi bagi : Pria = 0 – 2,5 %

Wanita = 2 – 5,0 %


(2)

Wardony G. H : Usulan Perbaikan Metode Kerja Dan Fasilitas Dengan Studi Gerak Dan Waktu Pada Bagian

Teller Di PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cash Outlet Medan USU, 2008.


(3)

Wardony G. H : Usulan Perbaikan Metode Kerja Dan Fasilitas Dengan Studi Gerak Dan Waktu Pada Bagian

Teller Di PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cash Outlet Medan USU, 2008.

USU Repository © 2009

Nasabah yang Sedang Mengantri


(4)

Wardony G. H : Usulan Perbaikan Metode Kerja Dan Fasilitas Dengan Studi Gerak Dan Waktu Pada Bagian

Teller Di PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cash Outlet Medan USU, 2008.

USU Repository © 2009

Peralatan yang Digunakan di Bagian Teller


(5)

Wardony G. H : Usulan Perbaikan Metode Kerja Dan Fasilitas Dengan Studi Gerak Dan Waktu Pada Bagian Teller Di PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cash Outlet Medan USU, 2008.

USU Repository © 2009


(6)

Wardony G. H : Usulan Perbaikan Metode Kerja Dan Fasilitas Dengan Studi Gerak Dan Waktu Pada Bagian

Teller Di PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cash Outlet Medan USU, 2008.