Menganggur Delay Analisis dan Perbaikan Sistem Kerja Berdasarkan Metode Studi Gerak dan Waktu Pada Lini Produksi Squash Orange di PT. Buanasari

dengan pengecekan secara rutin oleh operator selama proses kerja berlangsung. Elemen dapat berupa gerakan melihat seperti memeriksa warna, meraba seperti memeriksa kehalusan permukaan benda kerja dan lain-lain aktivitas yang prinsipnya memeriksa obyek kerja untuk dibandingkan dengan standar yang ada. Untuk memperbaiki gerakan memeriksa dapat dilakukan dengan cara penambahan cahaya dan jarak obyek yang tepat dengan mata. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa pada proses capping tipe crown cork sesekali tutup kurang kencang sehingga operator harus memeriksa terlebih dahulu apakah penutupan sudah kencang atau belum selama 0.53 detik. Gerakan memeriksa tersebut kurang efektif sehingga perlu dihilangkan. Pada proses pembilasan terdapat elemen kerja memeriksa apakah botol terlihat kusam atau tidak selama 0.30 detik. Apabila terlihat kusam maka botol harus dilakukan penyikatan secara manual oleh pekerja. Pada proses pengeringan botol operator memeriksa apakah tutup botol masih basah akibat dari proses pencucian botol kemudian dilakukan pengeringan menggunakan kain lap sebelum dilakukan penutupan botol plastik selama 1.14 detik. Gerakan memeriksa tersebut merupakan gerakan yang tidak efektif dan harus dihilangkan. Pada proses pelabelan dimana terdapat elemen kerja untuk memeriksa apakah botol mengalami kecacatan fisik atau tidak selama 1.67 detik. Berdasarkan definisi ini, pada proses labelling dilakukan terlebih dahulu quality control gerakan ini dimulai ketika tangan dan mata mulai bergerak memilih botol sirup di genggaman tangan dan berakhir saat botol sirup diletakkan di lantai untuk menunggu label kering terlebih dahulu dan siap untuk cartoning. Gerakan ini merupakan gerakan tidak efektif sehingga perlu dihilangkan. Kegiatan memeriksa dapat dihapuskan jika kualitas botol sirup yang masuk ke bagian produksi sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan perusahaan. Namun di bagian pencucian botol sering melewatkan botol yang kurang memenuhi standar, terkadang botol yang sudah memenuhi standar menjadi rusak karena proses pendistribusian botol dari bagian pencucian botol ke bagian produksi. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi bahkan menghilangkan kegiatan memilih ini adalah adanya pekerja yang memeriksa atau memilih botol saat tiba di ruang produksi. Setelah dipilih dan diperiksa botol yang sudah memenuhi standar diletakkan di tempat tersendiri dengan perlakuan yang baik dan tidak ditumpuk-tumpuk untuk menghindari terjadinya kerusakan. Perusahaan sekarang ini sudah mulai untuk menggunakan botol baru dalam proses produksi sehingga kegiatan memilih ini bisa dihilangkan.

8. Menganggur Delay

Gerakan menganggur yang dimaksud adalah gerakan menganggur yang dilakukan pekerja selama bekerja. Gerakan ini termasuk ke dalam elemen-elemen kelambatan yang tidak dapat dihindarkan UD, kelambatan yang dapat dihindarkan AD dan istirahat untuk menghilangkan lelah R. Ada beberapa kegiatan yang sering dilakukan oleh para pekerja di bagian preparasi dan pengemasan pada gerakan ini, yaitu berdiri diam, membersihkan kotoran pada baju seragam, menyapu membersihkan ruangan kerja, bercanda dengan teman dan mengobrol. Gerakan menganggur ini merupakan gerakan yang dipengaruhi oleh motivasi dari pekerja dan juga stamina yang ia miliki. Dapat dilihat dari data yang telah diambil bahwa pekerja lebih banyak melakukan gerakan menganggur pada akhir shift dibanding dengan awal shift. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi dan stamina pekerja di akhir shift memang sudah jauh berkurang dibandingkan dengan motivasi dan stamina di awal shift. Stamina dari pekerja sudah jauh berkurang karena pekerjaan yang ia lakukan merupakan pekerjaan yang dilakukan secara cepat dan berulang-ulang selama 8 jam. Tabel 3.3 Rangkaian gerak produksi dan pengemasan sirup Buanasari setelah perbaikan No Langkah Gerakan Therblig Waktu detik 1 Proses pengisian sirup filling Menjangkau botol dari keranjang kayu Memegang botol Melakukan pengisian botol sirup Membawa botol sirup Meletakkan botol sirup yang sudah diisi ke meja produksi Menjangkau Memegang Memakai Membawa Melepas 0.56 0.23 0.37 0.23 0.21 2 Proses penutupan botol capping Menjangkau botol sirup yang sudah diisi Memegang botol sirup yang sudah diisi Mengarahkan botol sirup ke alat capping Menjangkau tutup crown cork Memegang tutup crown cork Mengarahkan crown cork ke magnet alat capping Melakukan penutupan botol dengan alat capping Membawa botol sirup Meletakkan botol sirup setelah ke meja Menjangkau Memegang Mengarahkan Menjangkau Memegang Mengarahkan Memaka Membawa Melepas 0.43 0.33 0.43 0.22 0.21 0.27 1.00 1.47 0.21 3 Pengeranjangan Membawa keranjang kosong Meletakkan keranjang kosong Menjangkau botol sirup Memegang botol sirup Meletakkan botol ke dalam keranjang Membawa keranjang berisi botol sirup Meletakkan keranjang berisi botol sirup Membawa Melepas Menjangkau Memegang Melepas Membawa Melepas 2.20 0.10 0.34 0.21 0.56 1.03 0.10 4 Proses labelling Menjangkau botol sirup Memegang botol sirup Melakukan penempelan label Meletakkan botol sirup ke lantai Menjangkau Memegang Memakai Melepas 0.53 0.40 5.00 0.87 5 Pengkardusan cartoning Membawa karton Meletakkan karton Memakai karton Menjangkau botol sirup Memegang botol sirup Meletakkan botol sirup ke karton Membawa selotip Menutup karton dengan selotip Membawa karton berisi sirup ke pallet Membawa Melepas Memakai Menjangkau Memegang Melepas Membawa Memakai Membawa 2.11 0.40 0.11 0.30 0.22 0.30 1.90 0.17 0.333 Total 23.37 Pada Tabel 3.3 menunjukkan perbaikan elemen kerja untuk masing- masing stasiun kerja. Bahkan terdapat stasiun kerja yang dihilangkan, yaitu pada proses pembilasan dan pengeringan botol karena pada proses pengisian sirup sudah terkendali dengan membuat mesin filling termodifikasi. Pada proses caping diharapkan tidak ada lagi masalah proses penutupan botol sirup yang kurang kencang karena hal ini termasuk gerakan yang tidak efisien. Pada proses labelling dilakukan perbaikan dengan cara menghilangkan elemen kerja quality control. Untuk menghilangkan elemen kerja tersebut perusahaan sudah menyediakan botol baru sehingga pekerja tidak perlu melakukan quality control yang tidak efisien. Perhitungan pada Tabel 3.2 dan Tabel 3.3, merupakan waktu yang dibutuhkan dalam melakukan proses pembuatan sirup di bagian produksi dan pengemasan berdasarkan hasil perhitungan waktu per botol sirup. Sehingga dari saran perubahan gerak bagian produksi sirup didapatkan hasil waktu yang diperlukan untuk proses produksi per satu botol sirup adalah 23.37 detikbotol. Dibandingkan dengan hasil pada Tabel 3.2, waktu yang dibutuhkan dalam proses produksi per botol sirup sebesar 36.21 detikbotol. Hal tersebut menunjukkan adanya penghematan waktu sebesar 12.94 detikbotol. Studi Waktu Pada Proses Produksi Sirup Waktu siklus adalah waktu yang didapat dari hasil pengamatan secara langsung dengan pengukuran jam henti stopwatch. Waktu siklus pada proses produksi sirup yang meliputi proses pengisian filling sampai pengeringan botol, sedangkan waktu siklus untuk proses pengemasan yang terdiri dari labelling dan cartoning. Seorang operator dianggap bekerja secara wajar jika operator dianggap berpengalaman bekerja tanpa usaha yang berlebihan sepanjang hari kerja, menguasai cara kerja yang ditetapkan, dan menunjukkan kewajaran dalam menjalankan pekerjaannya. Teknik yang dipakai dalam kegiatan magang ini adalah cara Westinghouse. Waktu siklus rata-rata yang telah didapatkan harus melewati 2 faktor pertimbangan terlebih dahulu, yaitu faktor penyesuaian dan faktor kelonggaran. Gambar 3.15 Skema penentuan waktu baku Sebelum mendapatkan waktu baku, terlebih dahulu diperoleh waktu normal yang perhitungannya melibatkan faktor penyesuaian. Setelah itu barulah dapat diperoleh waktu baku yang perhitungannya melibatkan faktor kelonggaran. Untuk dapat membentuk data waktu baku yang baik, maka pembentukannya pun harus mengikuti langkah-langkah teratur. Untuk mendapatkan hasil yang baik maka dapat dilakukan dengan pengukuran waktu dengan metode jam henti stopwatch. Waktu yang ditetapkan dapat berfungsi sebagai perencanaan jumlah pekerja yang harus dipekerjakan pada bagian atau proses-proses tertentu agar produktivitas perusahaan meningkat. Hal ini diharapkan dapat memberikan Waktu Siklus Waktu Baku Waktu Normal Sistem Kerja Time Study Faktor Penyesuaian Faktor Kelonggaran keuntungan lebih pada perusahaan karena semua sumber daya manusia dialokasikan ke tempat yang tepat dan melakukan kegiatan kerja yang efektif.

1. Faktor Penyesuaian