Pola permukiman terpusat Pola permukiman linier

untuk mewujudkan integrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Saat ini undang-undang Tata Ruang yang terbaru adalah UU No. 26 tahun 2007.

2.1.2 Elemen-Elemen Tata Ruang dan Pola Permukiman Desa

Unsur permukiman terdiri dari unsur Wisma tempat tinggal, karya tempat berkarya, suka tempat rekreasibersantauhiburan dan penyempurna peribadatan, pendidikan, kesehatan dan utilitas umum atau berintegrasi didalam suatu lingkungan dan hubungan satu sama lain oleh unsure marga Jaringan Jalan . Pola permukiman umumnya diartikan sebagai susunan sifat persebaran permukiman dan sifat hubungan antara faktor – faktor yang menentukan terjadinya sifat persebaran permukiman tersebut. Pola permukiman penduduk desa merupakan salah satu aspek yang dapat menggambarkan keterkaitan antara struktur fisik desa dengan pola kehidupan internal masyarakatnya. Karakteristik permukiman penduduk desa secara umum ditandai oleh permukiman yang cenderung berkelompok membentuk suatu perkampungan. Ada 6 pola desa menurut Bintaro dalam Daldjoeni 1998 yaitu: 1. Pola memanjang jalan 2. Pola memanjang sungai 3. Pola radial 4. Pola tersebar 5. Pola memanjang pantai 6. Pola memanjang pantai dan sejajar jalan kereta api Pola permukiman dipedesaan dibagi menjadi 3 menurut Johara antara lain: 1. Pola permukiman menyebar disseminated rural settlement a. Farmstead : rumah petani terpencil yang dilengkapi gudang alat mesin, penggilingan gandum, lumbung dan kandang ternak. b. Homestead : rumah terpencil c. Road site : bangunan terpencil ditepi jalan restoran, pompa bensin, motel, dan lain – lain Ciri – cirri dari pola permukiman ini adalah jarak antara permukiman penduduk yang satu dengan yang lain relative jauh. Hal ini menyebabkan tipe permukiman pola menyebar tidak kondusif lagi bagi perhubungan desa dan dapat menggangu evolusi dari desa yang baru terbentuk menjadi komunitas fungsional.

1. Pola permukiman terpusat

Pola permukiman terpusat, yakni pola permukiman yang rumahnya mengelompok agglomerated rural settlement, dan merupakan dusun hamlet yang terdiri atas kurang dari 40 rumah dan kampung village yang terdiri atas 40 rumah atau lebih. Disekitar kampong dan dusun terdapat tanah pertanian, perikanan, peternakan, pertambangan, kehutanan, dan tempat bekerja sehari – hari. Pola permukiman ini terdapat didaerah pegunungan. Pada umumnya, warganya masih satu kerabat. Pemusatan tempat tinggal tersebut didorong oleh adanya rasa kegotong royongan. Jika jumlah penduduk bertambah, pemekaran permukiman mengarah kesegala arah dan tanpa adanya rencana. Sementara itu, pusat – pusat kegiatan penduduk dapat bergeser mengikuti pemekaran. Ciri – cirri permukiman terpusat adalah : a. Plot rumah saling berhubungan b. Jarak rumah penduduk dengan lahan pertanian mereka agak jauh c. Areal pertanian pribadi dapat tersebar luas.

2. Pola permukiman linier

Permukiman penduduk didataran rendah umumnya membentuk pola permukiman linier, dengan rentangan jalan raya yang menembus desa. Jika terjadi pemekaran, tanah pertanian menjadi permukiman baru. Ada kalanya pemekaran menuju kearah pedalaman. Untuk memudahkan transportasi dibuatkan jalan baru mengelilingi desa, semacam ring road. Ada lima unsur ekistik pembentuk pola permukiman, antara lain : 1. Nature fisik alam, meliputi tanahgeologi, kelerengan, ketinggian, iklim hidrologisumberdaya air, vegetasitanaman dan hewan 2. Man manusia, meliputi kebutuhan ruang kegiatan manusia, sensasi dan persepsi, kebutuhan emosional dan nilai – nilai moral. 3. Society, meliputi komposisi dan kepadatan penduduk, stratifikasi masyarakat, bentuk – bentuk kebudayaan masyarakat, pertumbuhan ekonomi, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan kesejahteraan serta hukum dan administrasi. 4. Shell, meliputi rumah, pelayanan masyarakat, pusat perdagangan dan pasar, fasilitas rekreasi, masyarakat dan pusat kegiatan, sector industri, dan pusat pergerakan. 5. Network, meliputi sistem jaringan air, sistem jaringan listrik, sistem transportasi, sistem komunikasi, sistem pembuangan dan drainase, dan bentuk fisik. Secara kronologis kelima elemen ekistik tersebut membentuk lingkungan permukiman. Nature unsur alami merupakan “wadah” manusia sebagai individu man berada didalamnya dan membentuk kelompok – kelompok social yang berfungsi sebagai suatu masyarakat society. Kelompok social tersebut membutuhkan perlindungan sebagai tempat untuk dapat melaksanakan kehidupannya, maka mereka menciptakan shell. Shell berkembang menjadi bertambah besar dan semakin kompleks, sehingga membutuhkan network untuk menunjang berfungsinya lingkungan permukiman tersebut. Berdasarkan pengertian terdiri dari “isi” content berupa manusia baik secara individual maupun dalam masyarakat dan “wadah” container berupa lingkungan fisik permukiman.

2.1.3 Elemen-Elemen Pembangunan Perdesaan