xc
Tinggi B1 Sedang B2
Rendah B3 Q
u an
tu m
L ea
rn in
g d
en g
an S
o ftw
are CA
S 70,8387
70,2951 60,0000
69,5517 A1
S tru
k tu
ra lis
tik 68,5000
63,4706 56,3214
61,9316 A2
Rataan Marginal 70,5714
66,3219 60,7884
B1 B2
B3
1. Hipotesis Pertama
Dari hasil uji analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama, terlihat bahwa H
0A
ditolak. Jadi terdapat perbedaan hasil belajar matematika pada pokok bahasan tigonometri antara siswa yang belajar menggunakan model
pembelajaran Quantum Learning dengan Software Algebraic System dengan model pembelajaran strukturalistik. Dari Tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa
rataan marginal hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Quantum Learning dengan Software Algebraic System lebih tinggi
dibandingkan dengan rataan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran stukturalistik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Quantum Learning dengan software
Computer Algebraic System lebih baik dari pada prestasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran strukturalistik.
xci
2. Hipotesis Kedua
Dari hasil analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama, terlihat bahwa H
0B
ditolak. Jadi terdapat perbedaan hasil belajar matematika pokok bahasan trigonometri antara siswa yang mempunyai motivasi tinggi, sedang
dan rendah. Ini berarti motivasi belajar siswa berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dari Tabel 4.6 di atas rangkuman analisis komparasi ganda
dengan metode Schefee diperoleh untuk F.
1-.2
Ho tidak berada di daerah kritik, berarti mempunyai beda rataan yang tidak signifikan. Untuk F.
1-.3
dan F.
2-.3
Ho berada di daerah kritik. Ini berarti bahwa masing-masing mempunyai beda rataan yang signifikan. Sehingga dapat diartikan bahwa
prestasi belajar siswa pada motivasi tinggi sama dengan motivasi sedang, sedangkan motivasi tinggi lebih baik daripada motivasi rendah, dan untuk
motivasi sedang lebih baik daripada motivasi rendah pada masing-masing model pembelajaran.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa yang mempunyai motivasi tinggi lebih baik dari pada prestasi belajar siswa yang
motivasi sedang atau rendah dan prestasi belajar siswa yang mempunyai motivasi sedang lebih baik dari pada prestasi belajar siswa yang mempunyai
motivasi rendah.
3. Hipotesis Ketiga