Keuangan Syariah Landasan Teori a. Sistem Ekonomi Islam

12 masalah rusaknya distribusi kekayaan di tengah masyarakat. Dengan kata lain, komitmen Islam yang demikian mendalam terhadap persaudaraan dan keadilan menyebabkan konsep kesejahteraan falah bagi semua umat manusia sebagai suatu tujuan pokok Islam Chapra, 2000. Kesejahteraan ini meliputi kepuaasan fisik, kedamaian mental, dan kebahagiaan yang hanya dapat dicapai melalui realisasi yang seimbang antara kebutuhan materi dan rohani dari personalitas manusia. Karena itu, memaksimumkan output total semata-mata tidak menjadi tujuan masyarakat Muslim. 11

b. Keuangan Syariah

Keuangan syariah adalah bentuk keuangan yang didasarkan pada syariah atau bangunan hukum Islam. Syariah, yang berarti “jalan menuju sumber air”, dipenuhi dengan tujuan moral dan pelajaran tentang kebenaran. Karena itu, syariah lebih dari sekedar seperangkat aturan-aturan hukum. Sejatinya, syariah mewakili gagasan bahwa hukum. Ini adalah satu istilah yang meringkaskan cara hidup yang diajarkan Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya dan mencakup segala sesuatu mulai dari kontrak bisnis dan pernikahan hingga azab dan ibadah. Umum untuk menggunakan istilah “sesuai dengan syariah” dalam menggambarkan segala sesuatu yang dibolehkan oleh hukum Islam. Tidak seperti keuangan konvensional, yang telah dikenal oleh sebagian besar kita, keuanga syariah memiliki satu persyaratan utama untuk setiap transaksi keuangan yang harus sesuai 11 Veithzal Rivai dan Antoni Nizar Usman, Islamic Economic Finance, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2012, h. 63. 13 dengan syariah. Untuk menjamin kepatuhan terhadap syariah, terdapat lima prinsip utama yang harus diikuti secara ketat lihat Gambar 2.1 : 12 Gambar 2.1 : Prinsip-prinsip Kunci Keuangan Syariah Sumber : Daud Vicary Abdullah dan Keon Chee, Buku Pintar Keuangan Syariah 1 Kenyakinan pada Tuntunan Ilahi Perintah-perintah Allah tidak dibatasi pada ibadah dan ritual keagamaan semata. Melainkan, mencakup bidang penting dari nyaris setiap aspek kehidupan, termasuk transaksi ekonomi dan keuangan. Manusia membutuhkan tuntunan Ilahi karena dia tidak memiliki kekuatan sendiri untuk mencapai kebenaran. Manusia bukan sekedar tak sempurna, melainkan juga memiliki ‘rasio’ yang kerap dikacaukan dengan ‘hawa nafsu’. Setiap muslim memiliki keyakinan kuat bahwa perintah-perintah 12 Daud Vicary Abdullah dan Keon Chee, Buku Pintar Keuangan Syariah, Jakarta : Zaman,2012, Cet. 1, h. 20-21. 14 yang diberikan oleh Allah SWT dan sunnah Rasul haruslah diikuti secara harfiah dan substansial. 2 Tidak ada Bunga Yaitu, tidak boleh menerima bunga dari satu pinjaman atau diminta untuk membayar bunga atas suatu pinjaman. 3 Tidak ada Investasi Haram Uang harus diinvestasikan pada tujuan yang baik, sementara perusahaan- perusahaan yang memproduksi barang-barang haram seperti lakohol, tembakau, senjata atau pornografi dihindari. 4 Berbagi Risiko dianjurkan Gagasan tentang berbagi risiko secara sadar didorong dan dipraktikkan secara rutin diantara mitra bisnis, seperti antara nasabah dan lembaga keuangan. 5 Pembiayaan Didasarkan pada Asset Riil Pembiayaan yang disalurkan lewat produk-produk syariah hanya bisa meningkat seiring meningkatnya perekonomian riil dan, dengan demikian, membantu menangkal spekulasi dan ekspansi kredit berlebihan. 13 Menurut Andri Soemitra sistem keuangan syariah merupakan sistem keuangan yang menjembatani antara pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang memiliki kelebihan dana melalui produk dana jasa keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Seluruh transaksi yang terjadi dalam kegiatan keuangan syariah harus dilaksanakan 13 Daud Vicary Abdullah dan Keon Chee, Buku Pintar Keuangan Syariah, Jakarta : Zaman,2012, Cet. 1, h. 21-23. 15 berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Prinsip syariah adalah prinsip yang didasarkan kepada ajaran Al-Qur’an dan Sunnah. Dalam konteks Indonesia, prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam, dalam kegiatan perbankan dan keuangan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah. 14 Sasaran dan fungsi sistem keuangan syariah dan konvensional pada prinsipnya adalah sama, yang membedakannya adalah sasaran dan fungsi sistem keuangan syariah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ideologi keislaman yang didasarkan kepada ajaran Islam Al-Qur’an dan Sunnah. Dilihat dari sasarannya, sistem keuangan syariah diharapkan mampu mencapai tujuan- tujuan pemenuhan kebutuhan dasar, pertumbuhan ekonomi yang optimum, perluasan kesempatan kerja, pemerataan distribusi pendapatan, dan stabilitas ekonomi. Sistem keuangan syariah diharapkan memberi dampak yang kuat terhadap kesehatan perekonomian. Dalam praktiknya, sistem keuangan syariah menggunakan instrument yang bervariasi dalam melakukan pengendalian pencapaian sasaran keuangan, dan instrumen-instrumen itu memiliki komitmen yang tinggi kepada nilai-nilai spiritual, keadilan sosio- ekonomi, dan solidaritas sesama manusia. 15

c. BPRS sebagai Lembaga Keuangan Syariah