Manajemen Risiko Pembiayaan Landasan Teori a. Sistem Ekonomi Islam

22 pembiayaan murabahah di bank syariah 25 . Jadi dapat kita ketahui dari penelitian sebelumnya bahwa penetapan margin dalam pembiayaan murabahah belumlah memiliki standar yang pasti mengenai besarannya melainkan masih ditentukan oleh bank maupun kesepakatan antara kedua pihak yang melakukan transaksi, dalam penelitian ini peneliti ingin memastikan dan melihat bagaimana suatu lembaga keuangan perbankan syariah dalam hal ini PT BPRS Fajar Sejahtera Bali menentukan besaran margin dalam transaksi murabahah dan kesesuaian terhadap besaran pembiayaan yang dilakukan.

e. Manajemen Risiko Pembiayaan

Seperti yang telah dijelaskan dalam batasan istilah sebelumnya manajemen risiko adalah serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank. Hal ini terkait dengan definisi umum risiko, yaitu pada setiap usahakegiatan selalu terdapat kemungkinan tidak tercapainya suatu tujuan atau selalu terdapat ketidakpastian atas keputusan apapun yang telah diambil. 26 Studi tentang bagaimana mengelola risiko telah dilakukan pada paruh kedua dari abad terakhir. Makrowitz’s 1959 dalam tulisannya, mengemukakan bahwa seleksi portofolio merupakan masalah bagi upaya maksimalisasi return yang diharapkan dan upaya meminimalkan risiko. Sharpe 1964, dalam Capital Asset Pricing Model CAPM, mengenalkan 25 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta : UPP AMP YKPN, h. 143. 26 Veithzal Rivai, Rifki Ismail, Islamic Risk Management For Islamic Bank, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2013, h. 63-64. 23 konsep risiko sistematik dan residual, model ini lebih lanjut meliputi Single Factor Models dari risiko yang menghhitung beta dari aset. Abitrage Pricing Theory APT yang dikenalkan oleh Ross 1976, mengemukakan bahwa tingkat return yang diharapkan dari satu aset dipengaruhi oleh berbagai faktor, implikasi dari Multiple Factor Model ini adalah, bahwa total risiko merupakan penjumlahan dari berbagai faktor risiko dan risiko residual sehingga satu kelipatan dari premi risiko risk premia dapat dihubungkan dengan satu aset dengan faktor beta tertentu 27 . Dari risiko yang biasa dihadapi bank syariah, risiko mark-up menempati peringkat paling tinggi, kemudian diikuti oleh risiko operasionalnya. 28 Eddi Cade menyatakan bahwa definisi risiko berbeda-beda, tergantung pada tujuannya. Definisi risiko yang tepat dilihat dari sudut pandang bank adalah, exposure terhadap ketidakpastian pendapatan. Sedangkan Philip Best menyatakan bahwa risiko adalah kerugian secara financial, baik secara langsung maupun tidak langsung. Risiko bank adalah keterbukaan terhadap kemungkinan rugi exposure to the change of loss. 29 Dalam Al-Qur’an juga telah memperkenalkan kita tentang risiko yang harus kita tanggung dalam suatu tindakan yang kita lakukan. 27 Tariqullah Khan, Habib Ahmed, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah, terj Ikhwan Abidin Basri, Jakarta : Bumi Aksara, 2008, Cet. 1, h. 14-15. 28 Ibid., Cet. 1, h. 84. 29 Veithzal Rivai, Rifki Ismail, Islamic Risk Management For Islamic Bank, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2013, h. 65. 24 Lalu setan memperdayakan keduanya dari surga sehingga keduanya dikeluarkan dari segala kenikmatan ketika keduanya di sana surga. Dan Kami berfirman, “Turunlah kamu Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain. Dan bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan. Quran : Al Baqarah : 36 30 Dari surat di atas, tampak bahwa manusia pertama Nabi Adam as dan isterinya Siti Hawa, tampak menanggung risiko karena melanggar larangan Allah SWT., yang disebabkan bujuk rayu dan diperdaya oleh setan. 31 Sehubungan dengan fungsi bank syariah sebagai lembaga intermediary dalam kaitannya dengan penyaluran dana masyarakat atau fasilitas pembiayaan berdasarkan prinsip syariah tersebut, bank syariah menaggung risiko kredit atau risiko pembiayaan. Hal tersebut dijelaskan kembali dalam Pasal 37 ayat 1 UU Perbankan Syariah yang menyatakan bahwa penyaluran dana berdasarkan prinsip syariah oleh bank syariah dan UUS mengandung risiko kegagalan atau kemacetan dalam pelunasannya sehingga dapat berpengaruh terhadap kesehatan bank syariah dan UUS. 30 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta : CV Darus Sunnah, 2002, h. 7. 31 Veithzal Rivai, Rifki Ismail, Islamic Risk Management For Islamic Bank, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2013, h. 5. 25 Mengingat bahwa penyaluran dana yang dimaksud bersumber dari dana masyarakat yang disimpan pada bank syariah dan UUS, risiko yang dihadapi bank syariah dan UUS dapat berpengaruh pula kepada keamanan dana masyarakat tersebut. Risiko bagi bank syariah dalam pemberian fasilitias pembiayaan adalah tidak kembalinya pokok pembiayaan dan tidak mendapat imbalan, ujrah, atau bagi hasil sebagaimana telah disepakati dalam akad pembiayaan antara bank syariah dan nasabah penerima fasilitas. 32 Risiko kredit atau pembiayaan adalah kerugian penting yang dihadapi oleh bank, sebab hal ini bisa memicu likuiditas, tingkat suku bunga, penurunan dan timbulnya risiko atau kerugian lainnya 33 , karena itu senior manajemen bank bertanggung jawab untuk melaksanakan strategi manajemen risiko kredit yang telah ditetapkan oleh dewan direksi, yaitu dengan mengembangkan prosedur-prosedur tertulis yang merefleksikan keseluruhan strategi serta meyakinkan pelaksanaannya 34 , dimana bank memerlukan informasi tetang berbagai faktor terkait dengan nasabah yang diberikan fasilitas kredit atau pembiayaan, yang diantaranya adalah tujuan fasilitas kredit atau pembiayaan dan sumber pengembalian, profil risiko nasabah dan sensitivitasnya terhadap kondisi ekonomi dan perubahan pasar, reputasi dan kapasitas nasabah untuk pengembalian pembiayaan, serta 32 A. Wangsawidjaja Z., Pembiayaan Bank Syariah, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2012, h. 89. 33 Veithzal Rivai, Rifki Ismail, Islamic Risk Management For Islamic Bank, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2013, h. 605. 34 Tariqullah Khan, Habib Ahmed, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah, terj Ikhwan Abidin Basri, Jakarta : Bumi Aksara, 2008, Cet. 1, h. 21. 26 kemampuan nasabah dalam memberikan jaminan 35 . Menurut Trisadini P. Usanti dan Abdul Shomad, risiko pembiayaan adalah risiko timbulnya kerugian akibat kegagalanketidakmampuan nasabah dalam memenuhi kewajiban sesuai akad atau perjanjian yang telah ditetapkan antara bank syariah dan nasabah. Risiko pembiayaan umumnya bersumber dari karakter nasabah, kemampuan nasabah dan siklus bisnis. Risiko tersebut dapat berdampak lebih besar bagi bank syariah, sehingga risiko pembiayaan harus diidentifikasi, diukur, dipantau, dan dikendalikan. 36 Adiwarman Karim mengatakan sasaran kebijakan manajemen risiko adalah mengindentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan jalannya kegiatan usaha bank dengan tingkat risiko yang wajar secara terarah, terintegrasi, dan berkesinambungan sehingga manajemen risiko berfungsi sebagai filter atau pemberi peringatan dini early warning system terhadap kegiatan usaha bank. Tujuan manajemen risiko itu sendiri adalah sebagai berikut : 1 Menyediakan informasi tentang risiko kepada regulator 2 Memastikan bank tidak mengalami kerugian yang bersifat unaccepteble. 3 Meminimalisasi kerugian dari berbagai resiko yang bersifat uncontrolled. 35 Tariqullah Khan, Habib Ahmed, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah, terj Ikhwan Abidin Basri, Jakarta : Bumi Aksara, 2008, Cet. 1, h. 22. 36 Trisadini P. Usanti dan Abd. Shomad, Transaksi Bank Syariah, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2013, Cet. 1, h. 85. 27 4 Mengukur eksposur dan pemusatan risiko. 5 Mengalokasikan modal dan membatasi risiko. Manajemen risiko dalam bank Islam mempunyai karakter yang berbeda dengan bank konvensional, terutama karena adanya jenis-jenis risiko yang khas melekat yang hanya ada pada bank syariah. Perbedaan mendasar antara bank Islam dan bank konvensional bukan terletak pada bagaimana cara mengukur how to measure, melainkan pada apa yang dinilai what to measure. 37 Dapat kita lihat bahwa penelitian terdahulu, masih lebih condong mengacu pada penerapan manajemen risiko secara konvensional, dan masih sangat minim pada transaksi pembiayaan syariah dimana disini terkait dengan manajemen risiko kredit, melalui penelitian ini peneliti ingin memaparkan bagaimana penerapan manajemen risiko terutama dalam pembiayaan murabahah yang sesuai dengan perbankan syariah dalam lingkup di PT BPRS Fajar Sejahtera Bali.

f. Pembiayaan Murabahah