13
F. POLIETILEN PE
Polietilen atau polyethene paling banyak digunakan sebagai plastik kemasan kantong plastik belanja, dengan produksi tahunan sekitar 80 juta metrik ton.
Polietilen dibuat melalui proses polimerisasi etilen dan dapat diproduksi melalui polimerisasi radikal, polimerisasi adisi anionik, dan polimerisasi adisi kationik.
Proses-proses tersebut dilakukan karena etilen tidak mempunyai kelompok pensubtitusi yang dapat mempengaruhi stabilitas dari perambatan kepala polimer.
Polietilen diklasifikasikan menjadi beberapa kategori yang berbeda berdasarkan pada umumnya kepadatan dan percabangan rantainya. Sifat mekanis dari polietilen
bergantung pada variabel seperti luas dan jenis percabangan, struktur kristal dan berat molekul. Jenis poletilen tersebut antara lain adalah Piringer dan Baner, 2008:
Ultra high molecular weight polyethylene UHMWPE Ultra low molecular weight polyethylene ULMWPE or PE-WAX
High molecular weight polyethylene HMWPE High density polyethylene HDPE
High density cross-linked polyethylene HDXLPE Cross-linked polyethylene PEX or XLPE
Medium density polyethylene MDPE Low density polyethylene LDPE
Linear low density polyethylene LLDPE Very low density polyethylene VLDPE
HDPE memiliki cabang yang pendek sehingga membuatnya mempunyai daya intermolekul dan kuat tarik yang lebih kuat daripada LDPE. HDPE juga mempunyai
karakter yang lebih keras dan opak, serta dapat bertahan pada suhu yang lebih tinggi 120°C248°F untuk periode singkat, 110°C230°F untuk periode lama. Kekurangan
dari sifatnya yang mempunyai cabang yang pendek harus disesuaikan dengan pilihan katalisator misalnya Ziegler-Natta katalis dan kondisi reaksi. HDPE mengandung
unsur kimia karbon dan hidrogen. HDPE digunakan dalam produk dan kemasan seperti susu juga, botol deterjen, margarine tubs, kontainer sampah dan pipa air
Harper, 1975.
14
HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. HDPE biasa dipakai untuk botol kosmestik, botol obat, botol
minuman, botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat, jerigen, pelumas, dan lain-lain. Walaupun demikian HDPE hanya
direkomendasikan untuk sekali pakai, karena pelepasan senyawa SbO
3
Antimon Trioksida terus meningkat seiring waktu. Bahan HDPE bila ditekan tidak kembali
kebentuk semula Sidney dan Dubois, 1977. Tabel 6. Karakteristik HDPE dan LLDPE
Karakteristik Nilai LLDPE
Nilai HDPE
Density gcm
3
0,92 0,96
Surface hardness SD48
SD68 Tensile strength MPa
20 32
Flexural modulus GPa 0,35
1,25 Notched izod kJm
1,06+ 0,15
Linear expansion °C x 10
-5
20 12
Elongation at break 500
150 Strain at yield
20 15
Max. operating temp. °C 50
55 Water absorption
0,01 0,02
Oxygen index 17
17 Flammability UL94
HB HB
Volume resistivity log ohm.cm 16
17 Dielectric strength MVm
25 22
Dissipation factor 1kHz 909090
0,0005 Dielectric constant 1kHz
2,3 2,3
HDT 0.45 MPa °C 45
75 HDT 1.80 MPa °C
37 46
Material. drying hrs °C NA
NA Melting temp. range °C
120 to 160 220-310
Mould shrinkage 3
3 Mould temp. range °C
20 to 60 30-70
Sumber: Harper 1975 LLDPE adalah polimer linear substansial polietilen, dengan sejumlah
cabang-cabang pendek, biasanya terbuat dari kopolimerisasi dari etilen dengan rantai olefins yang lebih panjang. Secara umum, LLDPE diproduksi pada suhu dan tekanan
yang rendah dengan kopolimerisasi etilen dan alpha olefins yang lebih tinggi seperti butana, heksana atau oktana. Proses kopolimerisasi yang menghasilkan suatu LLDPE
polimer yang memiliki distribusi berat molekul yang lebih kecil dari LDPE konvensional dan kombinasi dengan struktur linear akan berbeda signifikan pada
15
sifat rheologinya Sidney dan Dubois, 1977. LLDPE telah merambah hampir semua pasar tradisional polietilen dan biasa digunakan untuk kantong plastik dan lembaran
di tempat yang memungkinkan dengan ketebalan lebih rendah dibandingkan LDPE, bungkus plastik, plastik wrap, mainan, pipa, ember dan kontainer, serta meliputi
kabel, geomembranes, dan terutama sistem pipa-pipa yang fleksibel Harper, 1975. Pemilihan bahan baku plastik sintetis HDPE dan LLDPE disebabkan karena
intensitas pemakaian kedua bahan polietilen tersebut yang tinggi dalam produksi sebagai plastik komersial. Karakteristik kedua bahan tersebut dapat dilihat pada
Tabel 6.
G. BAHAN ADITIF