PATI SAGU TINJAUAN PUSTAKA

10 Dalam SNI, nilai pH tapioka tidak dipersyaratkan. Namun demikian, beberapa institusi mensyaratkan nilai pH untuk mengetahui mutu tapioka berkaitan dengan proses pengolahan. Salah satu proses pengolahan tapioka yang berkaitan dengan pH adalah proses pembentukan pasta. Menurut Winarno 1991, pembentukan gel optimum terjadi pada pH 4-7. Kehalusan tepung juga penting untuk menentukan mutu tapioka. Tapioka yang baik adalah tepung yang tidak menggumpal dan memiliki kehalusan yang baik. Dalam SNI, tidak dipersyaratkan mengenai kehalusan tapioka. Salah satu institusi yang mensyaratkan kehalusan tapioka adalah The Tapioca Institute of America TIA, yang membagi tapioka menjadi tiga kelas berdasarkan kehalusannya yaitu tingkat A, B, dan C dengan masing-masing ukuran ayakan sebesar 140 mesh 99 lolos ayakan, 80 mesh 99 lolos ayakan, dan 60 mesh 95 lolos ayakan Radley, 1976. Tapioka dibuat dengan mengekstrak bagian umbi ubi kayu. Proses ekstraksi umbi kayu relatif mudah karena kandungan protein dan lemaknya rendah. Jika proses pembuatannya dilakukan dengan baik, pati yang dihasilkan akan berwarna putih bersih Mardipana dan Rony, 2004. Berdasarkan derajat keputihan, maka semakin putih tapioka mutunya juga semakin baik. Hal ini terdapat dalam SNI 01-3451-1994 yang membagi tapioka menjadi tiga kelas mutu berdasarkan derajat keputihan seperti yang tercantum pada Tabel 4.

D. PATI SAGU

Pati sagu dihasilkan dari tanaman sagu Metroxylon sp. yang dapat ditemukan hampir di seluruh wilayah Indonesia. Pati sagu diperoleh dari proses ekstraksi batang tanaman sagu, yang berupa granula berwarna putih, tidak berasa, dan tidak berbau. Bentuk granula adalah bulat dengan permukaan datar dan ukuran granula bervariasi antara 20-60 µm. Granula pati tidak larut dalam air dingin. Kadar air pati sagu sekitar 11 dan pH suspensi adalah 6,0. Granula pati terdiri dari dua komponen mayor utama yakni amilosa 20-30 dan amilopektin 70-80, yang keduanya mer upakan unit polimer α-D-glukosa dalam konformasi 4 C 1 Wurzburg, 1989. Granula pati sagu terdapat pada bagian empulur batang sagu dalam bentuk sel-sel . Pertumbuhan batang sagu dapat dihitung berdasarkan jumlah ruas-ruas bekas 11 daun. Periode pertumbuhan pohon sagu diperkirakan 135-141 bulan atau 11,25-11,75 tahun, dengan jumlah ruas bekas daun diperkirakan 207 ruas Flach, 1993. Granula pati sagu berbentuk oval seperti telur atau oval truncated dan ukurannya relatif besar, berkisar 5-65 µm, dengan ukuran rata-rata 30,0 µm Swinkels, 1985 di dalam Van Beynum dan Roels, 1985. Menurut Takahashi et al. 1995, ukuran granula pati berkisar antara 10-65 µm, dengan ukuran rata-rata 31,0 µm. Tabel 5 menyajikan syarat mutu pati sagu. Tabel 5. Syarat mutu pati sagu menurut SNI 01-3729-1995 No. Jenis Uji Satuan Persyaratan 1 1.1 1.2 1.3 1.4 Keadaan Bentuk Bau Warna Rasa - - - - Serbuk halus Normal bebas dari bau asing Putih, khas sagu normal 2 Benda asing - Tidak ada 3 Serangga dalam semua bentuk stadia dan potongan- potongannya yang tampak - Tidak ada 4 Jenis pati lain selain pati sagu - Tidak ada 5 Kehalusan, lolos ayakan 80 mesh bb Min. 95 6 Kadar air bb Maks. 13 7 Kadar abu bb Maks. 0,5 8 Kadar pati Min. 65 9 Kadar serat kasar bb Maks. O,1 10 Derajat asam ml NaOH 1 N100 g Maks. 4,0 11 Residu SO2 mgkg Maks. 30 12 12.1 12.2 12.3 Cemaran logam Timbal Pb Tembaga Cu Raksa Hg mgkg mgkg mgkg Maks.1,00 Maks. 10,0 Maks. 0,05 13 Cemaran arsen As mgkg Maks. 0,50 14 14.1 14.2 14.3 Cemaran mikroba Angka lempeng total Eschericia coli Kapang kolonig APMg kolonig Maks. 10 6 Maks. 10 Maks. 10 4 12

E. PATI TERMOPLASTIS