14 memegang peranan yang penting dalam penyediaan pakan dan telah umum
digunakan oleh peternak dalam jumlah besar. Dilihat dari cara tumbuhnya rumput dapat digolongkan menjadi dua, yaitu rumput alami atau rumput liar dan rumput
budi daya atau rumput pertanian. Untuk memelihara kontinuitas hijauan pakan ternak sering dilakukan
integrasi pakan hijauan dengan tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, pagar
hidup, lahan tidur, padang rumput dan lahan kritis. Menurut Nitis 1995, ada beberapa sistem integrasi hijauan pakan ternak, yaitu sistem tanaman sela, sistem
lorong, sistem teras bangku, sistem taongya, sistem sorjan, sistem kebun pakan hijauan intensif, sistem pastura unggul, sistem bank pakan, sistem pekarangan dan
sistem tiga strata.
2.4. Evaluasi Sumberdaya Lahan untuk Peternakan Ruminansia
Lahan adalah bagian dari bentang alam landscape yang mencakup pengertian lingkungan fisik termasuk iklim, topografirelief, hidrologi dan
keadaan vegetasi alami natural vegetation yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan FAO 1976.
Usaha peternakan sangat berkaitan erat dengan lahan, seperti ternak sapi potong yang sangat tergantung dari bahan dan kualitas pakannya, kualitas pakan
hijauan makanan ternak sangat ditentukan oleh kondisi kesuburan tanahnya. Menurut Suratman et al. 1998, berdasarkan kebutuhan lahan, usaha peternakan
dapat dibedakan atas dua, yaitu usaha peternakan yang berbasis lahan land based agriculture
dan usaha peternakan yang tidak berbasis lahan non land based agriculture
. Khusus untuk usaha peternakan yang berbasis lahan yaitu ternak dengan komponen pakannya sebagian besar terdiri atas tanaman hijauan rumput
dan leguminosae, lahan merupakan faktor penting sebagai lingkungan hidup dan pendukung pakan.
Menurut Sri Kuning 1999, dalam usaha peternakan, lahan merupakan basis atau merupakan faktor produksi sebagai sumber makanan pokok ternak
berupa rumput, limbah maupun produk utama pertanian. Sebenarnya kebutuhan lahan untuk peternakan tidak menuntut lahan terbaik subur atau sangat subur,
namun usaha ternak dapat dikembangkan pada lahan dengan kelas kemampuan V,
15 VI dan VII, yang biasanya berupa lahan kering dan pada umumnya kurang cocok
untuk subsektor pertanian yang lain seperti tanaman pangan dan perkebunan. Walaupun demikian, pengembangan usaha ternak akan lebih baik dan
menguntungkan jika dilakukan pada lahan-lahan subur Suparini 1999. Sumberdaya lahan yang dapat dimanfaatkan oleh peternak antara lain :
lahan sawah, padang penggembalaan, lahan perkebunan dan hutan rakyat, dengan tingkat kepadatan tergantung pada keragaman dan intensitas tanaman,
ketersediaan air dan jenis sapi potong yang dipelihara. Luasnya lahan sawah, kebun, dan hutan tersebut memungkinkan pengembangan pola integrasi ternak-
tanaman yang merupakan proses saling menunjang dan saling menguntungkan, melalui pemanfaatan tenaga sapi untuk mengolah tanah dan kotoran sapi sebagai
pupuk organik. Sementara lahan sawah dan lahan tanaman pangan menghasilkan jerami padi dan hasil sampingan tanaman yang dapat diolah sebagai makanan
sapi. Sedangkan kebun dan hutan memberikan sumbangan berupa rumput alam dan jenis tanaman lain. Pemanfaatan pola integrasi diharapkan dapat
meningkatkan ketersediaan pakan ternak sepanjang tahun, sehingga dapat meningkatkan produksi dan produktivitas ternak Riady 2004.
Evaluasi lahan merupakan suatu proses dalam menduga kelas kesesuaian lahan dan potensi lahan untuk penggunaan tertentu, baik untuk pertanian maupun
non pertanian. Kelas kesesuaian lahan suatu wilayah untuk suatu pengembangan pertanian pada dasarnya ditentukan oleh kecocokan antara sifat fisik lingkungan
yang mencakup iklim, tanah, terrain yang mencakup lereng, topografirelief, batuan di permukaan dan di dalam penampang tanah serta singkapan batuan,
hidrologi dan persyaratan penggunaan lahan atau persyaratan tumbuh tanaman Djaenudin et al. 2003.
Menurut Sitorus 1998, pada dasarnya evaluasi sumberdaya lahan membutuhkan keterangan-keterangan dari tiga aspek utama, yaitu lahan,
penggunaan lahan dan faktor ekonomis. Data tentang lahan dapat diperoleh dari survei sumberdaya alam, termasuk survei tanah. Keterangan-keterangan tentang
syarat-syarat atau kebutuhan ekologik dan teknik dari berbagai jenis penggunaan lahan diperoleh dari keterangan-keterangan agronomis, kehutanan, dan disiplin
ilmu lainnya yang terkait.