adalah nol. Metode koreksi hamburan dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut Bell 2010
3 dimana:
aλ = adalah koefisien absorpsi hasil koreksi scattering correction a
m
λ = adalah koefisien absorpsi hasil koreksi nilai air murni a
m
λ
ref
= adalah koefisien absorpsi hasil koreksi nilai air murni panjang gelombang near infrared 715 nm
2.4.3 Koreksi Waktu
Data pengukuran Ac-9 adalah dengan menggunakan format waktu local time, kemudian dikonversi ke Greenwich Mean Time GMT. Dari hasil konversi
waktu Ac-9 disamakan dengan waktu dari hasil perekaman alat conductivity and temperature Sea-Bird sensors. Waktu perekaman Sea-Bird sensors dengan
rentang range waktu 2 menit sedangkan pengukuran data dengan menggunakan alat Ac-9 dengan rentang range waktu 5 detik. Pada kedua data waktu yang
berbeda disamakan dengan mengikuti waktu pengukuran dari Sea-Bird sensors. Hal ini dilakukan karena data pengukuran mengunakan Sea-Bird sensors secara
otomatis merekam data koordinat atau posisi pada saat cruise. Hasil pengurangan dirata ratakan per 24 data untuk memperoleh data setiap titik
pengukuran. 2.4.4
Total Hamburan Scattering
Data koefisien absorpsi dan koefisien atenuasi yang diperoleh, kemudian dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai hamburan setiap panjang
gelombang λ karena fungsi dari koefisien atenuasi dan koefisien absorpsi yang terukur akan mendapatkan nilai koefisien total hamburan. Metode perhitungan
untuk menghitung nilai koefisien total hamburan b dilakukan sebagai berikutMobley 1994:
dimana: b = koefisien hamburan scattering
c = koefisien atenuasi a = koefisien absorpsi
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui nilai hamburan cahaya dari air laut setiap panjan
g gelombang λ atau band dari hasil pengukuran absorpsi dan atenuasi yang menggunakan alat Ac-9.
Data tersebut kemudian divisualisasi menggunakan surfer 9 dengan metode interpolasi kriging. Metode tersebut digunakan untuk menginterpolasi
seluruh data hamburan dari hasil analisis sehingga memudahkan dalam mengiterpertasi distribusi koefisien hamburan setiap panjang gelombang λ.
Selain dari itu data total hamburan juga dilakukan analisis uji statistik Kruskal- Wallis untuk mengetahui nilai perbedaan hamburan antar musim pada setiap
panjang gelombang λ. Uji statistik ini menguji hipotesis nol H yaitu
hamburan masing-masing musim pada setiap panjang gelombang λ adalah sama
dan H
1
dimana paling tidak ada satu pasang antar musim rata-rata koefisien total hamburan tidak sama Walpole 1992. Tingkat signifikansi taraf nyata yang
digunakan adalah 5 - 1 α = 0,05 dan 0.01. Persamaan uji Kruskal-Wallis
yang digunakan sebagai berikut:
∑ dimana
H adalah nilai uji Kruskal-Wallis
n adalah jumlah sampel
c adalah jumlah kelas
R adalah jumlah rangking pada sampel ke-i
Hamburan masing-masing musim pada setiap panjang gelombang λ berbeda
nyata jika nilai H nilai kritis dari chi-khuadrat x
2
=9.488 dan x
2
=13.277.