Prosedur Pengukuran Sampel Air Laut

2.4.1 Filter Data Air Murni Milli-Q

Proses filtering data air murni Milli-Q dilakukan secara manual dengan menggunakan Ms Excel, sebelum melakukan filtering nilai koefisien absorpsi dan koefisien atenuasi hasil pengukuran Milli-Q dirata-ratakan dan mencari standar deviasi dari data tersebut, kemudian mencari nilai batas atas ba dan nilai batas bawah bb. Nilai batas atas ba diperoleh dari hasil rata-rata ditambah nilai standar deviasi dan nilai batas bawah bb diperoleh dari rata-rata dikurangi nilai standar deviasi. Filtering yang dilakukan dengan menggunakan fungsi logika IF, prinsip ini dilakukan agar dapat menghilangkan nilai yang dianggap ekstrimmenjauhi nilai pada sebaran normal atau nilai sebenarnya dari data air murni Milli-Q. Formula yang digunakan untuk memfilter data ini sebagai berikut: [ ] [ ] dan 1 dimana : bb = batas bawah ba = batas atas Nilai dari hasil filter yang diperoleh untuk masing-masing panjang gelombang dengan menggunakan fungsi logika di atas menjadi referensi sebagai faktor koreksi data pengukuran sampel air laut.

2.4.2 Koreksi Data Pengukuran

Koreksi data yang dimaksud di sini adalah koreksi data pengukuran sampel dengan mengunakan data Milli-Q dari hasil filter. Proses koreksi data dilakukan untuk mengurangi data yang dianggap ekstrim dari hasil pengukuran. Koreksi data sebagaimana biasanya yaitu nilai absorpsi a dan atenuasi c dari hasil pengukuran pada masing-masing panjang gelombang dikurangi dengan data Milli-Q hasil fiter. Persamaan yang digunakan untuk koreksi data pengkuran sebagai berikut: 2a 2b dimana: a m dan c m adalah koefisien absopsi dan koefisien atenuasi hasil koreksi a t dan c t adalah koefisien total absorpsi dan koefisien total atenuasi sampel a wr dan c wr adalah koefisien absorpsi dan koefisien atenuasi dari air murni Hasil koreksi data pengukuran kemudian dilakukan koreksi hamburan cahaya setiap panjang gelombang, karena pada umumnya hamburan cahaya dari sumbernya tidak semua terdeteksi oleh sensor absorpsi. Hamburan cahaya yang tidak dapat terdeteksi disebut scattering error. Metode yang sering digunakan dalam koreksi scattering error adalah pengurangan data pada panjang gelombang yang menjadi referensi. Pada metode ini panjang gelombang near infrared yang menjadi refensi dengan asumsi bahwa absorpsi pada kisaran gelombang tersebut