Gambar 5. Distribusi koefisien total hamburan scattering pada gelombang biru, hijau, dan merah saat musim panas 1999 di wilayah perairan NEGOM
Gambar 6. Distribusi koefisien total hamburan scattering pada gelombang biru, hijau, dan merah saat musim panas 2000 di wilayah perairan NEGOM
3.2.3
Musim Gugur 1999
Hasil analisis data distribusi koefisien total hamburan pada musim gugur 1999 Fa 99 relatif lebih tinggi ditemukan di muara sungai Mississippi hingga ke
bagian Utara dari muara Mississippi Gambar 7. Tingginya koefisien total hamburan lebih dominan di wilayah pesisir, jika dibandingkan dengan perairan
terbuka offshore, kondisi pada musim ini disebabkan oleh debit air sungai Mississippi yang lebih tinggi di wilayah perairan NEGOM Nababan et al. 2011.
Selain itu secara spasial terlihat bahwa koefisien total hamburan yang terdistribusi ke bagian Utara muara Mississippi akibat tekanan masa air di wilayah pesisir dari
bagian Selatan, maka bahan atau materi serta nutrient yang tinggi terdistribusi di wilayah perairan sekitar muara Mississippi dan bagian Utara dari Mississippi
Gambar 7. Distribusi koefisien total hamburan scattering pada gelombang biru, hijau, dan merah saat musim gugur 1999 di wilayah perairan NEGOM
3.3 Variabilitas antar Musim
Secara umum hasil analisis rata-rata variabilitas antar musim menunjukan bahwa koefisien total hamburan yang diperoleh pada musim semi, panas dan
gugur 1999 di perairan NEGOM mempunyai pola yang mirip dan ketiga musim tersebut mempunyai pucak hamburan yang lebih tinggi di musim panas. Hal yang
yang sama juga diperoleh pada musim semi dan panas 2000 Sp 00 dan Su 00, dimana puncak koefisien total hamburan lebih tinggi di musim panas 2000 Su
00. Kemiripan pola koefisien total hamburan tersebut terindikasi adanya bahan atau materi yang tinggi di perairan dan pengaruh intensitas cahaya yang maksimal
terkecuali pada musim gugur yang diperoleh sedikit menurun Gambar 8. Perbedaan variabilitas koefisien total hamburan diperairan disebabkan oleh bahan
atau materi di kolom air serta intensitas cahaya Mobley, 1994; Kirk, 1994. Pada saat musim semi dan panas 2000 Sp 00 dan Su 00 terlihat bahwa puncak
koefisien total hamburan terdapat di kisaran gelombang biru dan kemudian kisaran gelombang hijau dan merah terlihat lebih rendah. Kondisi yang sama
ditemukan oleh Nababan et al. 2011.
Gambar 8. Variabilitas koefisien total hamburan pada berbagai musim di perairan NEGOM
Berdasarkan perhitungan statistik dengan menggunakan uji beda nyata menunjukan bahwa variabilitas distribusi koefisien total hamburan yang diperoleh
di masing- masing musim berbeda nyata berbeda sangat nyata pada α 0.01
Lampiran 1. Perbedaan tersebut juga ditemukan pada masing-masing wilayah perairan, meskipun dalam kondisi musim yang sama Lampiran 2-9 Hasil juga
menunjukan bahwa nilai rata-rata koefisien total hamburan di musim semi 1999 lebih tinggi di perairan Mississippi, semi 2000 lebih tinggi di perairan Mobile,
musim panas 1999 lebih tinggi di perairan Choctawhatche, panas 2000 lebih tinggi di perairan Mississippi dan musim gugur 1999 lebih tinggi di perairan
Mississippi Gambar 9. Kondisi ini terlihat bahwa secara umum lebih tinggi di perairan pesisir dibandingkan dengan perairan offshore Gambar 9. Hal ini
dikarenakan nutrient, bahan organik dan bahan tersuspensi lebih besar terdistribusi di perairan pesisir Newall dan Fisher 2002; Chami et al. 2005;
Nababan 2005; Son et al. 2012. Selain itu adanya Fenomena El Nino Southern Oscillation ENSO, dan pengarauh arus Loop yang mempunyai perananan
penting dalam variabilitas bio-optik dalam perairan NEGOM, maka distribusi bahan maupun material lebih terkosentrasi di perairan pesisir Nababan 2005;
Babin et al. 2003; Sulivan et al. 2005. Fenomena ENSO menyebabkan meningkatnya curah hujan di perairan NEGOM dan wilayah bagian barat Florida
Schmidt et al. 2000