Prestasi Hasil Belajar Kajian Teori

56 56

7. Prestasi Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan suatu hal yang penting dalam proses belajar mengajar, karena dapat untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam belajarnya. Prestasi belajar yang diperoleh seorang siswa dapat dijadikan sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dikuasai oleh siswa. Menurut Syaiful Bahri Djamarah 1994 : 23, pengertian prestasi belajar adalah: “Hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil aktivitas belajar”. Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai siswa, yang berupa seperangkat pengetahuan atau keterampilan, setelah siswa tersebut mengalami proses belajar. Prestasi belajar siswa dapat dikelompokkan dalam 3 kemampuan, yaitu kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Kemampuan tersebut bertingkat dari yang paling rendah sampai yng paling kompleks, antara lain : a. Tujuan instruksional kognitif berdasarkan hafalan, pikiran, pemecahan persoalan dan kemampuan intelektual. b. Tujuan instruksional afektif berdasarkan rasa tertarik, kesediaan untuk melakukan, memikir dan perkembangan kelakuan serta norma-norma kehidupan. c. Tujuan instruksional psikomotorik berdasarkan kemampuan motoris atau gerak badan siswa. Faktor kognitif disamakan dengan aspek penalaran. Sedangkan dalam KBBI disebutkan bahwa : “Kognitif maksudnya sesuatu yang berhubungan dengan atau melibatkan kognisi dan berdasar kepada itu pengetahuan faktual yang empiris” Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1991 : 511. 57 57 Cara penalaran kognitif seseorang terhadap sesuatu obyek selalu berbeda-beda dengan orang lain. Artinya obyek sama mungkin akan mendapat penalaran berbeda pula dalam kepribadian, maka terjadilah perbedaan individu. Sebagai akibat perbedaan kognitif individu. Aspek kognitif ini secara garis besar meliputi jenjang-jenjang yang dikembangkan oleh Bloom, diantaranya adalah sebagai berikut : a. Pengetahuan Knowledge, yaitu mengenali kembali hal-hal yang umum dan khas, mengenali kembali metode dan proses, mengenali kembali pola, struktur dan perangkat. b. Pematangan Comprehension, mencakup kemampuan untuk menangkap makna, memahami dan arti bahan yang dipelajari. c. Penerapan Application, merupakan kemampuan menggunakan abstraksi di dalam situasi, situasi konkrit. d. Analisis Analysis, adalah menjabarkan sesuatu ke dalam unsur-unsur, bagian-bagian atau komponen-komponen sedemikian rupa sehingga tampak jelas susunan dan hirarkis gagasan yang ada di dalamnya, atau tampak jelas hubungan antara berbagai gagasan yang dinyatakan dalam sesuatu komunikasi. e. Sintesa Synthesis, merupakan kemampuan untuk menetapkan nilai atau harga diri suatu bahan atau metode komunikasi untuk tujuan tertentu. Kemampuan afektif secara garis besar meliputi jenjang-jenjang yang dikembangkan oleh Bloom yang dikutip dari Roestiyah NK 1986 : 122, antara lain sebagai berikut: a Penerimaan Receiving Adalah kemampuan seseorang agar peka terhadap eksistensi fenomena atau rangsangan tertentu, bahwa dia akan menerima atau mendengarkan. b Respon Responding Adalah kemampuan yang berhubungan dengan respon- respon yang terjadi karena fenomena atau tungkah laku. c Nilai Valuing 58 58 Adalah kemampuan yang digunakan ole guru untuk menyatakan tujuan- tujuan. d Organisasi Organitation Adalah kemampuan mengorganisasi nilai-nilai yang relevan ke dalam suatu sistem, menetapkan interelasi antar nilai-nilai, dan menemukan mana yang dominan dan yang kurang dominan. e Karakterisasi Adalah suatu nilai atau sistem nilai yang mempunyai suatu tempat pada hirarki nilai-nilai individu, telah digorganisasikan ke dalam jenis sistem internal yang konsisten dan juga mengontrol tingkah laku individu untuk waktu yang cukup. Kemampuan psikomotorik secara garis besar meliputi jenjang-jenjang yang dikembangkan oleh Bloom yang dikutip dari Roestiyah NK 1986 : 122, antara lain sebagai berikut: a Gerakan refleks Adalah kemampuan basis semua perilaku bergerak, responsi terhadap stimulus tanpa sadar. b Gerakan dasar Adalah kemampuan yang muncul tanpa latihan teapi dapat diperhalus melalui praktek, gerakan ini terpola dan dapat ditebak. c Gerakan persepsi Adalah gerakan yang sudah lebih meningkat karena dibantu kemampuan perceptual. d Gerakan kemampuan fisik Adalah gerakan yang lebih efisien, yang berkembang melalui kematangan dan belajar. e Gerakan terampil Adalah gerakan yang dapat mengontrol berbagai tingkatan gerak, terampil, tangkas, cekatan melakukan gerakan yang sulit dan kompleks. f Gerakan indah dan kreatif Adalah gerakan mengkomunikasikan perasaan melalui gerakan. 59 59 Prestasi belajar siswa dapat digambarkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru kepada siswa. Menurut Drs. Amir DoienNarakusuma yang dikutip Rini Budiharti bahwa : “Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan obyektif untuk memperoleh data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat” Rini Budiharti, 2000 : 32 – 33. Dilihat dari segi kegunaan untuk mengukur kemapuan siswa, maka dibedakan tiga macam tes yaitu : 1 Tes Diagnostik Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan- kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat. 2 Tes Formatif Tes formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti suatu program tertentu. 3 Tes Sumatif Tes Sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program atau suatu program yang lebih besar.

8. Kesulitan Belajar

Dokumen yang terkait

REMIDIASI PENGAJARAN FISIKA MELALUI PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES POKOK BAHASAN GERAK ROTASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKAUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA DI SMA TAHUN AJARAN 2006 2007

0 5 73

Penggunaan pendekatan konstruktivisme melalui metode eksperimen dan demonstrasi pada pokok bahasan elastisitas ditinjau dari kemampuan matematika siswa di SMA

0 17 191

Pembelajaran fisika dengan pendekatan induktif melalui metode eksperimen dan demonstrasi pada pokok bahasan kalor ditinjau dari kemampuan awal siswa SMA kelas x

0 12 126

Pembelajaran fisika dengan pendekatan ketrampilan proses ditinjau dari penguasaan alat laboratorium pada pokok bahasan suhu dan kalor untuk siswa SMA

0 4 66

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF PADA SISWA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR FISIKA SISWA

0 7 79

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING DAN KETRAMPILAN PROSES DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP

1 14 115

Penggunaan model quantum teaching melalui metode permainan dan simulasi pada pembelajaran fisika pokok bahasan gerak lurus ditinjau dari keaktifan siswa

0 5 69

Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri melalui Metode Eksperimen dan Metode Demonstrasi ditinjau dari Kreativitas dan Motivasi Berprestasi Siswa.

0 0 17

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES DITINJAU DARI TINGKAT KEMAMPUAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR PADA MATERI POKOK ELASTISITAS DI SMA TAHUN AJARAN 2005/2006.

0 0 49

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN CTL MELALUI METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KEMAMPUAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR DAN SIKAP ILMIAH | - | Inkuiri 5020 10979 1 SM

0 0 10