PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kajian Kriteria Panen dan Penundaan Pengeringan Terhadap Mutu Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L)

1

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Jarak pagar Jatropha curcas L merupakan salah satu tanaman terpilih yang digunakan sebagai sumber bahan baku biodisel. Beberapa keunggulan jarak pagar untuk tujuan tersebut antara lain 1 tanaman ini dapat tumbuh dan beradaptasi luas, dapat dikembangkan di daerah lahan kering dan marginal, tidak memiskinkan unsur hara dan tidak menghabiskan air tanah, 2 minyak jarak tidak termasuk katagori minyak makan sehingga dalam penggunaanya tidak menimbulkan kompetisi dengan bahan pangan, 3 kemampuan produksi biji dapat mencapai 7,5 – 10 tonhatahun tergantung dari kualitas benih, agroklimat, tingkat kesuburan tanah dan pemeliharaan dan 4 kandungan minyak cukup tinggi 25–35 berat kering biji Hambali et al., 2007. Selain memiliki keunggulan untuk dijadikan biodiesel, jarak pagar memiliki kelemahan dilihat dari aspek penanganan pasca panen, antara lain 1 dalam satu tandan buah memiliki kemasakan tidak seragam dan 2 mudah mengalami kerusakan tingkat keasaman atau Alb yang tinggi. Salah satu permasalahan dalam pengolahan biodiesel dengan bahan baku bjji jarak pagar adalah tingginya tingkat keasaman Alb minyak jarak pagar. Sudrajat et al. 2006 menyatakan bahwa hasil ekplorasi minyak biji jarak pada beberapa tempat di Indonesia ditemukan rata-rata bilangan asam 10 Alb 5, dimana bila penyimpanan tidak tepat bilangan asam akan terus meningkat mencapai 80 – 100. Tingginya nilai bilangan asam tersebut erat kaitannya dengan sifat fisik dan kimia biji jarak pagar serta teknis penanganan pasca panen yang belum tepat. Jika minyak jarak pagar memiliki bilangan asam yang tinggi maka akan mempengaruhi dalam proses pengolahan menjadi biodiesel. Goebitz et al. 1999 menyatakan bahwa minyak dengan tingkat keasaman tinggi lebih dari 1 umumnya tidak dapat diolah menggunakan prosedur standar transesterifikasi sehingga harus dilakukan dengan dua tahap esterifikasi transesterifikasi. Tingkat keasaman yang tinggi berhubungan erat dengan dengan tingginya jumlah asam lemak bebas. Asam lemak bebas yang tinggi dalam minyak akan menyebabkan terjadinya hambatan reaksi pembentukan metil ester biodiesel 2 yaitu dengan reaksi pembentukan sabun sehingga metanol tidak dapat bereaksi dengan trigliserida. Konsekuensi dari prosedur tersebut adalah terjadinya peningkatan kebutuhan metanol dan katalis serta terjadinya penurunan rendemen biodiesel. Setiap tandan buah jarak pagar terdapat 10-20 buah dengan tingkat kemasakan atau keragaman warna yang berbeda-beda. Kandungan minyak buah jarak dengan warna hijau, hijau kekuningan, kuning, kuning kehitaman dan hitam masing-masing adalah 10,93; 26,98; 29,38; 22,83 dan 23,68 Yeyen dan Joko, 2006. Waktu yang diperlukan untuk mencapai buah masak dihitung dari pembuahan adalah 40-50 hari. Keterlambatan panen warna buah hitam akan menyebabkan mutu biji menjadi sangat rendah, sebaliknya jika panen dilakukan belum mencapai masak fisiologis warna buah hijau rendemen minyak yang dih asilkan masih rendah. Hal lain yang menjadi faktor penyebab penurunan mutu biji jarak pagar adalah penundaan pengeringan yang disebabkan oleh cuaca hujan yang kurang mendukung, keterbatasan tenaga kerja dan keterbatasan sarana penunjang alat pengering. Informasi mengenai karakteristik mutu biji jarak belum banyak diketahui karena masih sedikit yang melakukan penelitian penanganan pasca panen biji jarak Atas dasar hal tersebut maka dilakukan penelitian metode kriteria panen dan penundaan pengeringan guna mendapatkan informasi karakteristik mutu biji jarak pagar.

1.2. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian adalah menghasilkan biji jarak bermutu melalui penentuan kr iteria panen dan penanganan pasca panen. Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai adalah 1 menentukan kriteria panen untuk menghasilkan biji jarak pagar bermutu 2 menghasilkan metode penundaan penanganan pasca panen untuk mempertahankan mutu biji jarak pagar dengan cara mempelajari perubahan sifat fisik, kimia dan mikrobiologi akibat kriteria panen dan metode penundaan pengeringan dan 3 mengetahui pengaruh desinfektan selama penundaan pengeringan terhadap mutu biji jarak pagar 3

1.3. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai alternatif dalam memecahkan masalah rendahnya mutu biji jarak pagar untuk pemenuhan industri melalui introduksi penanganan biji jarak pagar sejak panen hingga penyimpanan . 4

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Jarak Pagar