Uji Kesesuaian Sistem Uji Spesifisitas

19

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Metode ekstraksi kolesterol yang dilakukan pada penelitian ini merupakan metode yang tercantum dalam AOAC 976.26. Pertama-tama dengan dilakukan ekstraksi menggunakan asam HCl 4:1, yang kemudian dilakukan tahap saponifikasi menggunakan KOH 2 seperti pada sub bab 3.4.

4.1. Uji Kesesuaian Sistem

Hasil uji kesesuaian sistem dapat dilihat pada Tabel 9. berikut. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa luas area yang didapat adalah 50,9489 mV.s dengan RSD sebesar 2,23. Waktu retensi yang diperoleh adalah rata-rata berkisar 1,52 menit dengan nilai RSD sebesar 0,59. Tabel 9. Hasil uji kesesuaian sistem analisis kolesterol menggunakan instrumen HPLC - ELSD. Ulangan Konsentrasi Kolesterol Standar μgmL Luas Area mV.s Waktu Retensi menit 1 50 50,1387 1,527 2 50 51,8594 1,520 3 50 52,2730 1,520 4 50 50,0535 1,527 5 50 51,4215 1,540 6 50 51,6683 1,513 7 50 49,2280 1,533 Rata-Rata 50,9489 1,526 SD 1,14 0,01 RSD 2,23 0,59 Waktu retensi yang dihasilkan memiliki sedikit perbedaan untuk setiap ulangan, hal ini dikarenakan alat HPLC yang digunakan belum secara otomatis dapat mendeteksi sempel setelah diinjeksikan kedalam kolom.

4.2. Uji Spesifisitas

Uji spesifisitas dilakukan dengan membandingkan waktu retensi antara standar kolesterol, sampel telur dan sampel telur yang diberi tambahan standar kolesterol. Berikut adalah gambar hasil injeksi standar kolesterol pada konsentrasi 1014 µgmL Gambar 9.. Diketahui bahwa kolesterol terdeteksi dan memiliki waktu retensi pada menit ke 1,53. 20 Gambar 9. Hasil injeksi standar kolesterol 1014 µgmL. Spesifisitas analisis kolesterol menggunakan instrumen HPLC-ELSD dilakukan dengan mengukur pada sampel telur dan sampel telur yang ditambahkan standar kolesterol. Pengujian sampel telur tanpa penambahan standar kolesterol Gambar 10. dan sampel telur dengan penambahan 507 µgmL kolesterol standar Gambar 11., diketahui bahwa pada menit ke 1,5 terbentuk peak. Hal tersebut menunjukkan bahwa kolesterol yang ditandai dengan kemunculan peak yang sama dengan standar kolesterol pada menit ke 1,5. Peak yang terbentuk memiliki baseline yang tidak merata, dimungkinkan karena adanya komponen sterol lain yang ikut seperti fosfatidiletanolamin, fosfatidilserin,. fosfatidilkolin dan spingomielin. Gambar 10. Hasil injeksi sampel tanpa penambahan kolesterol standar. 21 Gambar 11. Hasil injeksi sampel yang ditambahkan kolesterol standar 507 µgmL.

4.3. Linieritas Metode