Pengertian Klasifikasi Karies PREPARASI SECARA KIMIA-MEKANIS

BAB 3 PREPARASI SECARA KIMIA-MEKANIS

Ide untuk preparasi kimia-mekanis atau dikenal sebagai Chemo-Mechanical Caries Removal CMCR ditemukan oleh Goldman 1975 seorang ahli endodonti. Saat itu beliau menggunakan larutan natrium hipoklorit NaOCl untuk menyingkirkan bahan organik di dalam saluran akar. Natrium hipoklorit mampu menghancurkan karies dentin dan sejak itu timbul ide penyingkiran karies dengan bahan kimia. 6,8 Natrium hipoklorit biasanya digunakan sebagai bahan desinfektan, sifat anti mikrobanya efektif dalam menyingkirkan bakteri kariogenik dan digunakan dalam bahan metode penyingkiran karies kimia. 13

3.1 Pengertian

Preparasi kimia-mekanis adalah tindakan penyingkiran jaringan karies gigi yang non-invasif dengan cara melunakkan jaringan menggunakan bahan kimia kemudian diikuti dengan tindakan ekskavasi jaringan yang rusak. Metode ini menyingkirkan karies dentin berdasarkan pelunakan dissolution, metode ini selektif dan tidak menyingkirkan jaringan dentin yang sehat. 8,14,15 Pada beberapa kasus, metode kimia - mekanis dibantu dengan pengeboran untuk akses aplikasi sebelum menyingkirkan struktur karies lunak menggunakan bahan kimia karena kurangnya visibilitas ke karies dentin. 7,16 Universitas Sumatera Utara

3.2 Klasifikasi Karies

Klasifikasi karies berguna untuk mengidentifikasi karies dari tahap awal ke tahap akhir, membantu menentukan perawatan yang akan dilakukan preventif, remineralisasi, konservatif dan memilih bahan restorasi yang sesuai. 7 Pada mulanya, klasifikasi karies ditemukan oleh G.V Black yang mengklasifikasikan kavitas atas lima klas, berdasarkan permukaan yang terkena karies. 1 Sejalan dengan perkembangan bahan restorasi adhesif, klasifikasi Black tidak dapat digunakan, karena untuk bahan adhesif digunakan prinsip preparasi kavitas yang minimal. 17 J. Mount 1998 di Australia membuat klasifikasi baru bagi karies untuk menggantikan klasifikasi karies dari Black. 9,17 Tujuannya adalah untuk untuk mengidentifikasi perluasan dan kompleksitas kavitas serta melakukan pendekatan konservatif. Berguna untuk mempertahankan struktur gigi yang sehat dan juga untuk meningkatkan potensi remineralisasi yang ada pada dentin dan enamel. 17 Preparasi kavitas kimia mekanis berdasarkan lokasi dan ukuran karies dari klasifikasi J Mount. Klasifikasi J Mount adalah: Lokasi • Lokasi 1 - Pit, fisur, kelainan enamel pada oklusal gigi posterior atau pit pada cingulum gigi anterior. • Lokasi 2 - Permukaan proksimal enamel yang berada di bawah area kontak dengan gigi tetangga. Universitas Sumatera Utara • Lokasi 3 - Area servikal pada 13 mahkota atau pada akar yang terbuka karena resesi gingiva. Ukuran • Ukuran 0 – Karies awal yang diidentifikasi sebagai tahap inisial dari demineralisasi. • Ukuran 1 – Permukaan karies kecil dengan keterlibatan dentin yang sedikit, hanya memerlukan perawatan yang bertujuan untuk remineralisasi. Sebagian kasus diperlukan restorasi untuk mempertahankan permukaan gigi dan menghindari dari akumulasi plak. • Ukuran 2 – Melibatkan dentin dengan ukuran lesi sedang. Jaringan gigi yang sisa cukup kuat untuk menahan restorasi. • Ukuran 3 - Lesi sudah besar sehingga struktur gigi yang sisa tidak kuat atau tepi insisal pecah jika terkena beban oklusal. • Ukuran 4 – Lesi kehilangan sebagian besar struktur gigi dan mendekati pulpa. Gambar 5. Mahkota bikuspid yang menunjukkan 3 lokasi lesi. Terdapat lesi karies aktif pada kontak area dan servikal gigi. 17 Universitas Sumatera Utara A B Lokasi 1 ukuran 0 mewakili fisur pada oklusal gigi yang baru erupsi atau kelainan pada permukaan lain yang bukan karies. Dianjurkan dirawat untuk mencegah demineralisasi. Lesi yang sudah mencapai ukuran 1, harus direstorasi karena jika karies tersebut adalah karies fisur, dikuatirkan tidak dapat menahan beban oklusal dan sulit untuk menghindari akumulasi plak. Lokasi 2 dan 3 dengan ukuran 0, biasanya tidak memerlukan perawatan restorasi karena tidak terdapat beban oklusal. 9 Ukuran 1 dan 2 disetiap lokasi, pada beberapa kasus dapat dirawat dengan desain kavitas yang konservatif dan bahan restorasi yang adhesif. Karies ukuran 3 dan 4, memerlukan bahan restorasi yang lebih kuat. Pada lokasi 1 dan 2, berapapun ukurannya kecuali ukuran 0, cusp harus dipertahankan yang dikenali sebagai teknik restorasi kompleks. 9 Ukuran 0 adalah karies baru yang mungkin sulit untuk diidentifikasi. Perawatan yang dianjurkan adalah pencegahan yang bertujuan membentuk remineralisasi. Ukuran 2, 3 dan 4 adalah karies yang berkembang karena pasien tidak Gambar 6. Karies pada lokasi 2 ukuran 2. 17 A Karies pada distal proksimal gigi premolar 1 atas B Karies pada distal proksimal gigi anterior atas. Universitas Sumatera Utara merawat giginya. 9 Klasifikasi karies dapat dilihat pada tabel 1. 7 Indikasi lesi yang dapat dirawat secara kimia mekanis adalah karies dentin yang kurang dari satu per tiga luar dentin yaitu karies dengan ukuran 2, 3 dan 4. 18 Metode preparasi kimia mekanis ini sesuai untuk karies pada permukaan akar gigi dan karies dengan kavitas yang besar pada mahkota. 19 Tabel 1. Lima tahapan karies menurut ukuran dan lokasi. 7 Ukuran Kriteria diagnostik Pendekatan terapi Demineralisasi tidak ada kavitas Remineralisasi dan perawatan non-invasif 1 Karies dentin awal 13 luar dentin dengan kavitasi mikro enamel dan perubahan sub permukaan dentin Sisa permukaan gigi cukup kuat sehingga dapat dirawat dengan restorasi adhesi direk direct adhesive restoration setelah preparasi secara 2 Karies dentin yang sedang 23 dentin dengan kavitas pada enamel. minimal. 3 Karies dentin yang besar 13 dalam dentin yang meluas dan dengan kavitas yang jelas. Struktur gigi yang tertinggal tidak cukup kuat sehingga memerlukan restorasi adhesif yang adekuat 4 Karies dentin yang dalam mendekati pulpa dengan kavitas yang besar dan meluas sehingga satu atau lebih cusp terlibat. sandwich, inlay, onlay

3.3 Mekanisme dan kerja bahan