1. 3. 1. 4 Neo‐Klasik Solow ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI KAWASAN CIAYUMAJAKUNING (CIREBON, INDRAMAYU, MAJALENGKA, KUNINGAN) 2000-2007 - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

keadaan ini tidak berlaku pertumbuhan ekonomi akan mengalami perlambatan dan mungkin akan menghadapi resesi. Inti dari teori Harrod‐Domar adalah agar bisa tumbuh dengan pesat, maka setiap perekonomian haruslah menabung dan menginvestasikan sebanyak mungkin dari GDP ‐nya. Semakin banyak yang dapat ditabung dan kemudian diinvestasikan, maka laju pertumbuhan itu akan semakin cepat Todaro, 1998.

2. 1. 3. 1. 4 Neo‐Klasik Solow

Teori pertumbuhan ekonomi Neo‐Klasik berkembang sejak tahun 1950‐an. Teori ini berkembang berdasarkan analisis‐analisis mengenai pertumbuhan ekonomi menurut pandangan ekonomi Klasik. Ekonom yang menjadi perintis dalam mengembangkan teori tersebut adalah Robert Solow Massuchussets Institute of Technology. Pada intinya, model ini merupakan pengembangan dari formulasi Harrod‐ Domar, dengan menambah faktor ke dua, yakni tenaga kerja, serta memperkenalkan variabel independen ketiga, yakni teknologi, kedalam persamaan pertumbuhan growth equation Todaro, 2000. Dalam analisis Neo-Klasik diyakini bahwa perkembangan faktor-faktor produksi dan kemajuan teknologi merupakan faktor utama yang menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi pada suatu masa tertentu dan perkembangannya dari satu waktu ke waktu lainnya. Dengan demikian, pada hakekatnya ia tidak berbeda dengan pandangan ahli-ahli ekonomi klasik yang juga berpendapat bahwa perkembangan faktor-faktor produksi, terutama tenaga kerja dan modal, dan perkembangan teknologi merupakan faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi. Menurut teori ini, faktor kemajuan teknologi ditetapkan sebagai faktor residu untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang, dan tinggi-rendahnya pertumbuhan itu sendiri oleh solow maupun para teoritis lainnya diasumsikan bersifat eksogen, atau selalu dipengaruhi oleh berbagai macam faktor Todaro, 2000. Residual tersebut juga disebut dengan total factor productivity, yaitu tingkat pertumbuhan produktivitas, faktor produksi yang tidak dapat lagi dikelompokkan sebagai kontribusi dari modal atau tenaga kerja. Meskipun namanya terkesan remeh, yakni residu atau “sisa”, namun peningkatan GNP residu ini menyumbang 50 persen pertumbuhan ekonomi sepanjang sejarah negara-negara industri maju. Dalam ungkapan kalimat yang lebih longgar, teori Neo-Klasik berpendapat bahwasannya sebagian besar pertumbuhan ekonomi tersebut bersumber dari hal-hal yang bersifat “eksogen” atau proses-proses kemajuan teknologi yang sepenuhnya independen Todaro, 1998. Usaha untuk memperbaiki kekurangan model pertumbuhan solow, dinyatakan dengan memecah total factor productivity tersebut dengan memasukkan variabel lain, dimana variabel ini dapat menjelaskan pertumbuhan yang terjadi. Model pertumbuhan yang demikian disebut dengan model pertumbuhan endogen Endogenous Growth Model. 2. 1. 4 Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi 2. 1. 4. 1 Tenaga Kerja