Bau-Bau, yakni: “Terwujudnya Kota Bau-Bau Sebagai Pintu Gerbang Ekonomi dan Parawisata di Sulawesi Tenggara dengan didukung oleh tersedianya sarana
dan prasarana kota yang memadai serta adanya kehidupan masyarakat modern dengan tetap berlandaskan pada agama, adat dan budaya lokal”. Penanganan
kekumuhan, merupakan salah satu sasaran utama pemerintah Kota Bau- Bau dalam pencapaian Visi Kota, yang diejawantahkan pada Misi I, Peningkatan
Sarana Prasarana dan Pengembangan Kota Berbasis Water Front City, khususnya pada sasaran ketiga yakni tersedianya kawasan permukiman baru yang
layak huni, nyaman, aman serta indah. Untuk memperbaiki kondisi lingkungan dikawasan bantaran sungai, maka
pada tahun 2006 Pemerintah Kota Bau-Bau mulai melakukan penataan pada kawasan tersebut. Program penataan yang dilaksanakan oleh pemerintah adalah
pengerukan Sungai Bau-Bau dan peningkatan Jalan Inspeksi.Dengan adanya penataan kawasan bantaran sungai, maka diharapkan akan membuat lingkungan
hunian masyarakat menjadi lebih baik. Pemerintah Kota juga mengharapkan dengan tertatanya kawasan bantaran sungai tersebut, maka akan membuat
masyarakat menjadikan sungai sebagai halaman depan rumahnya dan dengan sendirinya akan berupaya memperbaiki huniannya menjadi lebih baik.
Hingga saat ini kegiataan penataan kawasan bantaran sungai Bau-Bau masih terus berlangsung. Salah satu kegiatan penataan yang masih dilaksanakan
hingga saat ini adalah pemasangan jaringan lampu jalan di kawasan tersebut. Namun kegiatan pengerukan sungai dan peningkatan jalan inspeksi telah selesai
dilaksanakan pada akhir tahun 2007. Untuk itu penelitian ini bermaksud melihat pengaruh penataan bantaran sungai pasca pengerukan sungai dan peningkatan
jalan inspeksi terhadap pola hunian masyarakat
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan perumahan di kawasan bantaran sungai belum tertata dengan baik. Sungai belum dijadikan sebagai bagian depan rumah masyarakat.
Hal ini disebabkan perilaku masyarakat yang membuang sampah rumah tangganya di bantaran atau di badan sungai sehingga lingkungan sekitar bantaran
sungai menjadi tidak nyaman.
Setelah diadakannya penataan bantaran sungai dengan kegiatan pengerukan sungai serta peningkatan jalan inspeksi diharapkan ada perubahan
kondisi lingkungan. Hingga saat ini kegiatan penataan tersebut masih berlangsung dengan program pemasangan lampu penerang jalan di sekitar bantaran sungai.
Namun kegiatan pengerukan sungai dan peningkatan jalan inspeksi di daerah bantaran sungai telah selesai dilaksanakan pada tahun 2007 lalu.
Melihat rumusan permasalahan diatas, maka penulis mengangkat sebuah
pertanyaan penelitian Research Question yaitu: Bagaimana pengaruh penataan bantaran Sungai Bau-Bau terhadap pola hunian masyarakat di Kelurahan
Tomba dan Bataraguru Kota Bau-Bau Propinsi Sulawesi Tenggara”.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penataan bantaran Sungai Bau-Bau terhadap pola hunian
masyarakat di Kelurahan Tomba dan Bataraguru Kota Bau-Bau Propinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini akan melihat pengaruh pasca peningkatan jalan inspeksi
di tahun 2007 terhadap pola hunian masyarakat yang ada di kawasan tersebut.
1.4 Sasaran yang ingin dicapai
Untuk mencapai tujuan penelitian ini, maka terlebih dahulu ditetapkan sasaran penelitian. Adapun sasaran penelitian ini adalah:
1. Menganalisis karakteristik masyarakat yang bermukim di sekitar
kawasan bantaran Sungai Bau-Bau di Kelurahan Tomba dan Bataraguru. 2.
Menganalisis kegiatan penataan bantaran Sungai Bau-Bau. 3.
Mengidentifikasi dan analisis perubahan pola hunian sesudah adanya kegiatan penataan bantaran Sungai Bau-Bau di Kelurahan Tomba dan
Bataraguru 4.
Menganalisis perubahan aktivitas masyarakat sebelum dan sesudah penataan bantaran Sungai Bau-Bau di Kelurahan Tomba dan Bataraguru
5. Merumuskan kesimpulan dan rekomendasi.
1.5 Manfaat Penelitian