HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN
Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan April2016 sampai dengan bulan Mei 2016 pada siswa kelas V semester genap SD Negeri 6 Penyaringan tahun pelajaran 20152016 untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token.
A. Hasil Penelitian
1. Pada Prasiklus
Data hasil belajar pada prasiklus diambil dari nilai ulangan siswa pada semester genap tahun ajaran 20152016. Setelah data terkumpul, yang dalam hal ini berupa skor hasil belajar IPA, setelah dilakukan analisis data diketahui bahwa dari 23 siswa yang memperoleh nilai sesuai KKM sebanya 7 siswa dan 16 siswa masih dibawah KKM. Nilai rata-rata kelas (M) 60.87 dan Ketuntasan Belajar (KB) 30.43 jika di bandingkan dengan keriteria keberhasilan masih belum memenuhi. Berikut ini peneliti sajikan analisis data pra siklus kedalam bentuk tabel. Tabel 4.1 Analisi Hasil Belajar Ipa Siswa Pada Prasiklus.
NILAI
NO
FREKUENSI JUMLAHNILAI
NO ABSEN SISWA
KET
TES
BT
BT
BT
T
T 6 75 1 75 17 T 7 80 1 80 3 T
N
∑X
Rata-rata
Ketuntasan
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan maka dapat direfleksi bahwa nili hasil belajar matetmatika siswa masih tergolong rendah dilihat dari analisi data nilai ulangan harian sebelumnya diketahui rata- rata kelas 60.87, dan ketuntasan belajar secara kelasikal 30.43, jika dibandingkan dengan keriteria yang ditentukan masih belum memenuhi yaitu rata-rata kelas sesuai KKM harus ≥ 65 , daya serap dan ketuntasan belajra ≥ 80.. Maka dari hasil observasi awal ini nilai hasil belajar IPA harus ditingkatkan lagi agar memenuhi keriteria yang ditentukan. Untuk memperbaiki hasil belajar ini maka perlu perbaikan yang dilakukan pada siklus selanjutnya.
Untuk memperbaiki hasil belajar IPA siswa maka peneliti akan mencoba mengunakan metode yang belum pernah peneliti gunakan. Melihat dari observasi awal bahwa peneliti merasa dalam pembelajaran sebelumnya hanya mengunakan metode ceramah dan jarang mengunakan media pembelajaran sehinga siswa kurang aktif. Jadi dalam perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya peneliti akan menerapkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token. Dengan harapan siswa akan lebih aktif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Pada Siklus I
Pembicaraan pada siklus I, pelaksanaanya dibagi menjadi 4 tahapan, yakni tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan pengukuran, dan tahap refleksi. Masing-masing tahapan ini, akan dibahas secara rinci pada bagian berikut.
a. Tahap perencanaan.
Perencanaan pembelajaran pada siklus I menggunakan dasar analisis hasil pengukuran bidang studi IPApada prasiklus. Peneliti mengkaji-ulang (review) mengenai RPP pada prasiklus dan skor hasil belajar IPAsiswa. Hasil review peneliti terhadap RPP yang dikaitkan dengan jumlah siswa yang memperoleh skor di bawah KKM menunjukkan bahwa metode ceramah yang diterapkan pada prasiklus kurang cocok untuk mengomunikasikan materi ajar yang menuntut pemahaman konsep secara konkret. Metode ceramah lebih banyak berperan untuk memahami konsep secara abstrak. Padahal pemahaman konsep secara konkret merupakan base philosophy untuk memahami konsep secara abstrak. Hal inilah yang menyebabkan kebanyakan siswa mengalami miskonsepsi (misconception). Indikator dari siswa mengalami miskonsepsi adalah sebanyak 16 siswa memperoleh skor IPAdi bawah KKM.
Berpijak atas analisis RPP dan skor hasil belajar IPApada prasiklus, peneliti merancang skenario pembelajaran dalam bentuk RPP untuk diimplementasikan pada siklus I. Metode ceramah diganti dengan metode pembelajaran kooperatif tipe time token. Mengenai perencanaan pembelajaran dalam bentuk RPP pada siklus I dapat dikaji secara lengkap pada Lampiran 4b.
b. Tahap pelaksanaan tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan disesuaikan dengan perencanaan yang telah disusun. Sesuai dengan jadwal yang telah disusun, penelitian tindakan siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Pada pertemuan ketiga dilaksanakan tes siklus untuk memperoleh data hasil belajar siswa. Pelaksanaan tindakan pada tiap pertemuan disajikan dalam tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2: Pemetaan Kompetensi Dasar pada Siklus I
Pertemuan
Setandar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat 6.1.1Memahami peta konsep cahaya
tentang cahaya 6.1.2Menyebutkan sifat cahaya
2 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat
6.1.3 Memahami sifat cermin
cahaya
datar, cermin cekung dan cermin cembung.
6.1.4 6.1.4 Memahami bayangan yang terjadi pada cermin datar, cermin cekung, cermin cembung.
3 UJIAN SIKLUS I
Fokus pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe time token adalah siswa aktif membangun pengetahuannya (student centered). Hal ini dapat disaksikan pada aktivitas siswa saat mengerjakan tugas pada kelompok. Melalui metode kooperatif tipe time token ini, dimaksudkan dapat mengurangi miskonsepsi siswa, menambah aktivitas siswa dalam pembelajaran, meningkatkan hubungan sosial, dan meningkatkan pemahaman konsep secara holistik.
c. Tahap pengamatan dan pengukuran.
Pengamatan (observation) terhadap pelaksanaan pembelajaran difokuskan pada aktivitas siswa saat mengerjakan tugas pada kelompok dan keterampilan siswa saat menyampaikan hasil tugasnya (peer teaching) pada kelompok. Hasil amatan peneliti saat siswa mengerjakan tugas di kelompok masih terlihat dominasi siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan rendah cenderung hanya mengadopsi pendapat dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi. Saat menyampaikan hasil tugas pada kelompok, pihak yang menyajikan cenderung masih gugup, tidak percaya diri, dan ada nuansa keragu-raguan terhadap apa yang Pengamatan (observation) terhadap pelaksanaan pembelajaran difokuskan pada aktivitas siswa saat mengerjakan tugas pada kelompok dan keterampilan siswa saat menyampaikan hasil tugasnya (peer teaching) pada kelompok. Hasil amatan peneliti saat siswa mengerjakan tugas di kelompok masih terlihat dominasi siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan rendah cenderung hanya mengadopsi pendapat dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi. Saat menyampaikan hasil tugas pada kelompok, pihak yang menyajikan cenderung masih gugup, tidak percaya diri, dan ada nuansa keragu-raguan terhadap apa yang
Berdasarkan Tahapan pelaksanaan yang telah peneliti lakukan dari evaluasi pembelajaran Siklus I, penulis dapat mengobservasi nilai hasil belajar IPA yang diperoleh oleh masing-masing siswa. Hasil pengumpulan dan analisis data siklus I peneliti paparkan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.3: Analisi Data Prestasi Belajar IPA Siklus I
NILAI
NO
FREKUENSI JUMLAHNILAI
NO ABSEN SISWA
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan analisis data dari tahap observasi diatas tampak bahwa nilai rata- rata kelas siklus I 69.35 sudah memenuhi keriteria. Itu artinya sebagian kecil pada Berdasarkan analisis data dari tahap observasi diatas tampak bahwa nilai rata- rata kelas siklus I 69.35 sudah memenuhi keriteria. Itu artinya sebagian kecil pada
Dari perbandingan skor pada prasiklus dan siklus I dapat dikatakan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe time token dapat meningkatkan hasil belajar IPAsiswa. Namun demikian, karena indikator keberhasilan belum terpenuhi maka penelitian tindakan kelas ini dilanjutkan pada siklus II. Tidak terpenuhinya indikator keberhasilan pada siklus I disebabkan oleh dua hal, yakni masih didominasinya pelaksanaan diskusi pada kelompok oleh siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan siswa saat menyampaikan hasil tugasnya pada kelompok tidak percaya diri.
3. Pada Siklus II
Pembicaraan pada siklus II, pertelaannya dibagi menjadi 4 tahapan, yakni tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan pengukuran, dan tahap refleksi. Masing-masing tahapan ini, akan dibahas secara rinci pada bagian berikut.
a. Tahap perencanaan
Perencanaan pembelajaran pada siklus II menggunakan dasar analisis hasil pengukuran bidang studi IPA pada siklus I. Peneliti yang juga guru IPAkelas VSD Negeri 6 Penyaringan mengkaji-ulang (review) mengenai RPP pada siklus I, pelaksanaan tindakan, tahap refleksi, dan skor hasil belajar IPA siswa. Hasil review peneliti terhadap RPP yang dikaitkan dengan jumlah siswa yang memperoleh skor di Perencanaan pembelajaran pada siklus II menggunakan dasar analisis hasil pengukuran bidang studi IPA pada siklus I. Peneliti yang juga guru IPAkelas VSD Negeri 6 Penyaringan mengkaji-ulang (review) mengenai RPP pada siklus I, pelaksanaan tindakan, tahap refleksi, dan skor hasil belajar IPA siswa. Hasil review peneliti terhadap RPP yang dikaitkan dengan jumlah siswa yang memperoleh skor di
Berpijak atas analisis RPP, pelaksanaan tindakan, tahap refleksi, dan skor hasil belajar IPA pada siklus I, peneliti merancang skenario pembelajaran dalam bentuk RPP untuk diimplementasikan pada siklus II. Metode pembelajaran kooperatif tipe time token tetap digunakan, aktivitas siswa saat mengerjakan tugas pada kelompok yang menuntut penggunaan media dan penggunaan literatur yang sudah dirujuk sebelumnya ditekankan, dan peningkatan kepercayaan diri saat menyampaikan hasil tugas pada kelompok. Penggunaan media sebagai konkretisasi konsep dan penggunaan buku-buku yang dirujuk berperan sebagai abstraksi konsep. Mengenai perencanaan pembelajaran dalam bentuk RPP pada siklus II dapat dikaji secara lengkap pada Lampiran 7.
b. Tahap pelaksanaan tindakan
Tindakan siklus II dilaksnanakan dalam 3x Pertemuan. . Materi ajar yang dikomunikasikan adalah menggunakan sifat operasi hitung dengan berpatokan pada RPP yang sudah disiapkan pada tahap perencanaan. Pelaksanaan tindakan pada tiap pertemuan disajikan dalam tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Pemetaan Kompetensi Dasar IPA pada Siklus II
Pertemuan
Setandar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1 6.1 Mendeskripsikan sifat-
6.1.5 Memahami
istilah dari
sifat cahaya
pemantulkan
teratur, bayangan semu, bayangan nyata, pembiasan, medium, garis normal, spektrum.
6.1.6 Menyebutkan
contoh peristiwa penguraian cahaya dalam kehidupan sehari-hari.
2 6.1 Mendeskripsikan sifat-
6.1.7 Memahami bahwa benda
sifat cahaya
terlihat oleh mata karena benda memantulkan cahaya
6.1.8 Memahami bahwa mata tidak dapat melihat benda yang sangat kecil.
6.1.9 Mengetahui cara menjaga
mata agar tidak rusak
6.1.10 Mengetahui cacat mata
6.1.11 Menyebutkan alat-alat optik yang lain
3 UJIAN SIKLUS II
Fokus pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe time token adalah masing-masing siswa berani berbicara, mengungkapkan pendapat, jawaban, pertanyaan, dalam pembelajaran.. Melalui metode kooperatif tipe time token ini, dimaksudkan dapat mengurangi miskonsepsi siswa, menambah aktivitas siswa dalam pembelajaran, meningkatkan hubungan sosial, dan meningkatkan memahami konsep secara holistik.
Peneliti melakukan pengawasan saat siswa melakukan diskusi pada kelompok dan saat menyampaikan hasil tugas pada kelompok. Melalui perhatian dan pengawasan yang lebih ketat, siswa melakukan aktivitas belajar secara intens.
c. Tahap pengamatan dan pengukuran.
Pengamatan (observation) terhadap pelaksanaan pembelajaran
difokuskan pada aktivitas siswa saat mengerjakan tugas pada kelompok dan keterampilan siswa saat menyampaikan hasil tugasnya (peer teaching) di kelompok. Hasil amatan peneliti saat siswa mengerjakan tugas di kelompok sudah kelihatan semua siswa berkontribusi terhadap tugas yang menjadi tanggungjawabnya, dan saat menyampaikan hasil tugas pada kelompok, pihak yang menyajikan sudah tampak percaya diri terhadap apa yang menjadi tanggungjawabnya. Dua hal inilah yang menjadi indikator awal dari prediksi bahwa siswa yang belum berhasil meningkatan kemampuan di dalam memahami konsep IPA pada siklus II dapat ditekan.Metode pembelajaran yang diterapkan pada siklus II adalah metode pembelajaran kooperatif tipe.
Berdasarkan Tahapan pelaksanaan yang telah peneliti lakukan dari evaluasi pembelajaran Siklus II, penulis dapat mengobservasi nilai hasil belajar matematika yang diperoleh oleh masing-masing siswa. Hasil pengumpulan dan analisis data Siklus II peneliti paparkan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.5: Analisi Data Hasil Belajar IPA Siklus II
NILAI
NO
FREKUENSI JUMLAHNILAI
NO ABSEN SISWA
d. Tahap refleksi.
Tampak pada analisis data hasil belajar siklus II di atas siswa adanya peningkatan yang sangat baik, bisa dilihat siswa yang memperoleh nilai tuntassesuai KKM sebanyak 19 orang dan yang belum tuntas 4 orang. Dilihat dari rata-rata kelas siklus II 74,13 dan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 82.61 sudah memenuhi kreteria yang ditentukan.
Setelah permasalahan utama pada perbaikan pembelajaran pada siklus I dan
II dilaksanakan, penulis merasa puas dengan meningkatnya nilai siswa pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus ke II dilihat ketuntasan belajar secara kelasikal siswa yang sudah memenuhi KKM sebanyak 19 orang walu ada 4 siswa belum tuntas namun secara umum sudah mengalami peningkatan hasil belajar yang signifikan.
B. Analisis Data
Oleh karena rumusan hipotesis tindakan pada Bab II menyatakan perbandingan peningkatan skor hasil belajar IPA, maka analisis data dalam PTK ini menggunakan analisis statistik deskriptif kuantitatif. Adapun rumusan hipotesis
tindakan alternatif (H 1 ) adalah: penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe time
token dapat meningkatkan hasil belajar IPAsiswa.
Agar bisa dilakukan analisis data dengan statistik deskriptif kuantitatif, maka
hipotesis tindakan alternatif (H 1 ) diubah menjadi hipotesis tindakan nol (H o ). Adapun
rumusan hipotesis tindakan nol (H o ) adalah: penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe time token tidak dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa.
Adapun hasil analisis statistik deskriptif kuantitatif, yakni melalui perbandingan rerata skor hasil belajar IPA pada prasiklus, siklus I, dan siklus II, dapat dikaji pada Tabel 4.6. Tabel 4.6: Perbandingan Rerata Skor Hasil Blajar IPAdari Prasiklus, Siklus I, dan
Siklus II
Nomor
Perbandingan
Rerata Skor
Poin Peningkatan
Rerata dari:
1. Prasiklus ke Siklus I
60.87 - 69.35
8.48 poin
2. Siklus I ke Siklus II
69.35 - 74.14
4.79 poin
Dari perbandingan rerata (yakni dari prasiklus ke siklus I, dan dari siklus I ke siklus II) ternyata terjadi peningkatan skor hasil belajar IPA, secara berurut sebesar
8.48 poin, dan 4.79 poin. Oleh karena ketiga perbandingan rerata skor hasil belajar IPA siswa terjadi peningkatan maka hipotesis tindakan nol (H o ) ditolak. Dengan kata
lain, hipotesis tindakan alternatif (H 1 ) diterima. Hal ini berarti penerapan metode
pembelajaran kooperatif tipe time token dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa.